Anda di halaman 1dari 14

Sosialisasi Pentingnya Membaca Buku di Sekolah Dasar Desa Lakatong Kecamatan

Mangarabombang
Kabupaten Takalar

Socialization The Importance of Reading Books at Elementary Schools in Lakatong


Village, Mangarabombang District, Takalar Regency

Andi Muh Yusuf Abdullah*1, Andi Haris Muhammad2


*1
Departemen Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin
2
Departemen Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin;

Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Tamalanrea Makassar


e-mail: *1andimuhyusufabdullah@gmail.com, 2andi_haris@ft.unhas.ac.id

Abstrak

Membaca merupakan jalan menuju kesuksesan oleh karena itu membaca sangat di wajibkan
bagi siapa saja.Terbukti bahwa orang yang memiliki kebiasaan membaca yang tinggi pasti
memiliki wawasan yang luas, membaca dapat juga membuat seseorang mengenal,
mengetahui serta memahami apa yang belum dikenal, diketahui dan dipahami. Perlu disadari
bahwa kegiatan membaca buku merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua
orang. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam kehidupan, jika seseorang rajin membaca
buku. Di dunia pendidikan, menjadikan kegiatan membaca salah satu kebiasaan pelajar dan
ini merupakan harapan bagi semua orang tua dan tenaga pengajar disekolah. Namun yang
menjadi permasalahannya ialah banyak siswa atau siswi yang tergiur akan dunia modern
sehingga waktunya habis di depan layar kaca dan tak membaca buku sama sekali. Selain itu
faktor lingkungan juga mempengaruhi minat baca pelajar sekolah dasar mulai dari dukungan
orang tua terhadap Gerakan literasi yang kurang serta tidak tersedianya media untuk
menyalurkan minat baca seperti kurangnya buku bacaan dan tidak adanya perpustakan mini
dirumah maupun perpustakaan umum untuk didesa. Oleh karena itu hadirlah program kerja
pengabdian ini untuk membangkitkan kembali jiwa gemar membaca buku sejak dini untuk
pelajar di sekolah dasar di Desa lakatong, Kecamatan Mangarabombang. Berdasarkan
pelaksanaan kegiatan pengabdian diketahui bahwa sebanyak 80 peserta dari pelajar sekolah
dasar di Desa lakatong mengikuti kegiatan sosialisasi dengan hasil semua peserta sangat
paham terhadap pemaparan materi sosialisasi dan tertarik dalam meningkatkan minat
literasinya dengan buku bacaan yang telah di bagikan sehingga ini menunjukkan
perkembangan yang baik pada pelajar sekolah dasar di Desa Lakatong untuk lebih giat
membaca buku.

Kata kunci: sosialisasi, pelajar, literasi,membaca buku, pengabdian masyarakat.

Abstract
Reading is the path to success, therefore reading is very mandatory for anyone. It is proven
that people who have high reading habits must have broad insight, reading can also make
someone know, know and understand what is not known, known and understood. It should be
realized that reading a book is an activity that is very beneficial for everyone. Many things
can be obtained in life, if one is diligent in reading books. In the world of education, making

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
reading one of the habits of students and this is the hope for all parents and teaching staff at
school. However, the problem is that many students are tempted by the modern world so that
their time runs out in front of the screen and does not read books at all. In addition,
environmental factors also affect the reading interest of elementary school students starting
from parental support for the literacy movement which is lacking and the unavailability of
media to channel reading interest such as the lack of reading books and the absence of mini
libraries at home and public libraries for the village. Therefore, this service work program is
here to revive the spirit of reading books from an early age for students in elementary
schools in Lakatong Village, Mangarabombang District. Based on the implementation of
service activities, it is known that as many as 80 participants from elementary school students
in Lakatong Village participated in the socialization activity with the results that all
participants were very understanding of the presentation of the socialization material and
were interested in increasing their literacy interest with reading books that had been
distributed so that this showed good development for students. elementary school in Lakatong
Village to read books more actively.

Keywords: socialization, training, aquaponic cultivation system, community service


.

1. PENDAHULUAN

Di era pendidikan 4.0, minat baca siswa khususnya siswa di level sekolah dasar perlu
ditingkatkan (Wulanjani & Anggraeni, 2019). Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan
menuntut setiap siswa memiliki kemampuan baca dan tulis yang lebih, dengan tujuan agar
siswa memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk dapat bersaing dan mengikuti
perkembangan zaman. Kemampuan membaca memiliki andil dan merupakan salah satu
penentu sukses tidaknya seseorang, hal ini disebabkan karena semua akses informasi dan
ilmu pengetahuan yang dimiliki selalu berkaitan dengan kegiatan membaca (Rohman, 2017).
Hasil survey di permulaan tahun 2000 yang telah dilakukan oleh IEA (International
Education Achievement) memperlihatkan bahwa anak – anak Indonesia memiliki kualitas
membaca yang berada pada peringkat ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika,
Eropa dan Amerika (Rohman, 2017). Sehingga tidak heran jika indeks kualitas sumber daya
manusia Indonesia masih di bawah dibandingkan dengan negara tetangga lainnya seperti
Malaysia, Singapura, atau Thailand.
Berdasarkan hasil PISA 2009 dinyatakan bahwa siswa Indonesia ada pada peringkat
ke 57 dengan perolehan skor 396 dimana skor rata – rata OECD 493, sedangkan hasil PISA
2012 memperlihatkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat ke 64 dengan skor 396
dimana skor rata-rata OECD 496 dengan jumlah negara yang berpartisipasi dalam pisa 2009
dan 2012 sebanyak 65 negara (Hidayah, 2017). Dengan berdasar pada data tersebut dapat
dinyatakan bahwa praktik pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia belum
menunjukkan bahwa sekolah berfungsi menjadi sebuah organisasi belajar yang berusaha
mewujudkan tujuan agar semua warga sekolah terampil membaca guna mendukung untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dengan melihat kondisi tersebut maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan sebuah gerakan membaca dalam wadah Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
yang melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan. GLS yang ditetappkan
melalui Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2013 ini bertujuan agar membantu siswa dalam
meningkatkan budaya membaca dan menulis di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara
menyeluruh dan berkesinambungan serta berkelanjutan guna mewujudkan sekolah menjadi
organisasi pembelajar yang memiliki warga literat sepanjang hayat dengan melibatkan
masyarakat (Sadli & Saadati, 2019). Salah satu tujuan daris gerakan literasi sekolah ini adalah
meningkatkan kesadaran siswa bahwa membaca itu sangat penting serta membawa wawasan
yang lebih luas (Dharma, 2013).
Pemerintah menetapkan gerakan literasi sekolah sejak tahun 2016. GLS dapat menjadi
sarana untuk mengenal, memahami, dan ilmu yang diperoleh siswa di sekolah. Melalui
gerakan literasi siswa juga dapat mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan sehari - hari.
Program gerakan literasi ini juga mampu menguatkan gerakan penumbuhan budi pekerti
seperti tertuang dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Program kegiatan tersebut
salah satunya adalah kegiatan 15 menit membaca buku yang bukan merupakan buku
pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Materi bacaan berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa
kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perekembangan siswa.
Pelaksanaan GLS di sekolah dasar dilakukan secara bertahap. Hal ini
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi dan kesiapan sekolah. Kesiapan ini meliputi kesiapan
fisik sekolah berupa sarana prasarana literasi dan kesiapan warga sekolah yang terdiri dari
guru, orang tua, siswa serta masyarakat. Kesiapan juga dapat berupa kesiapan system
pendukung seperti partisipasi masyarakat, dukungan lembaga, dan perangkat kebiijakan yang
relevan. Pelaksanaan gerakan literasi sekolah terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap pembiasaan,
tahap pengembangan dan tahap pembelajaran (Dharma, 2013). Tahap pembiasaan,
merupakan tahap penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca. Pada tahap
ini sekolah dapat menyiapkan
buku – buku dongeng atau cerita rakyat yang dapat meningkatkan minat baca siswa di
sekolah. Tahap pengembangan, merupakan tahap peningkatan kemampuan literasi melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan proses
kecakapan dalam literasi misalnya membaca buku bacaan dengan intonasi yang tepat,
menulis cerita dan mendiskusikan suatu bahan cerita. Tahap pembelajaran yaitu tahap
meningkatkan kemampuan literasi pada setiap mata pelajaran melalui penggunaan buku
pengayaan dan strategi membaca untuk setiap mata pelajaran. Pada tahap ini, sekolah
menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan serta
mempertahankan minat baca siswa melalui buku-buku pelajaran misalnya seperti
mengadakan kegiatan permainan dalam pembelajaran yang kaya akan teks yang berguna agar
siswa mampu mempertahankan minat bacannya.
Minat merupakan kecenderungan untuk dan menyukai beberapa kegiatan, jika
seseorang berminat terhadap suatu kegiatan maka dia akan memperhatikan dan mengikuti
kegiatan tersebut dengan senang (Hendrayanti, 2018). Minat membaca adalah kekuatan yang
mendorong anak agar mereka tertarik, memperhatikan dan senang pada kegiatan membaca
sehingga mereka mau melakukan kegiatan membaca atas kemauan sendiri (Hendrayanti,
2018).
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bertanggung jawab mewujudkan budaya
baca yang merupakan bagian penting dalam kegiatan belajar. sekolah harus bisa
memfasilitasi berbagai sarana yang dapat meningkatkan minat baca siswa yaitu dengan
memanfaatkan perpustakaan sekolah. Melalui membaca peserta didik dapat memperluas
wawasan, mempertajam gagasan, dan meningkatkan kreativitas (Salma & Mudzanatun,
2019).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca pada anak, anatara lain
keluarga dan lingkungan di luar (Pradana, 2020). Rendahnya minat baca disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku dan terbatasnya fasilitas terpustakaan
(Pradana, 2020).

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Dampak negatif dari perkembangan teknologi gadget dapat mengurangi kebersamaan
dan interaksi serta komunikasi secara langsung antar individu. Peserta didik lebih tertarik
untuk bermain game online melalui gadgetdaripada membaca buku. Hal ini dapat
menyebabkan rendahnya minat peserta didik untuk membaca (Pradana, 2020).
Hasil observasi penulis di sekolah dasar diperoleh fakta bahwa rendahnya minat baca
siswa juga dipengaruhi oleh rendahnya minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Hal
ini disebabkan karena siswa tidak ada waktu untuk sekedar membaca buku. Saat istirahat,
siswa cenderung bermain di kelas bersama teman – temannya dibandingkan meluangkan
waktu untuk pergi ke perpustakaan. Tetapi pada kenyataannya kegiatan membaca masyarakat
di Indonesia khususnya para peserta didik masih membutuhkan pembinaan lebih. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hadi (2003) yang menyatakan bahwa kegiatan membaca masyarakat
Indonesia masih rendah dan belum dijadikan sebuah kebiasaan.
Banyak hal yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah minat baca setiap
individu, khususnya siswa. Jika setiap siswa memiliki minat baca yang tinggi tentu kegiatan
membaca akan lebih sering dilakukan siswa dimanapun ia berada, baik di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Penyebab kondisi rendahnya minat membaca siswa dipaparkan
dalam penelitian Erna MS (2007) yang menyatakan rendahnya minat baca di kalangan anak
dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-
anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu,
kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanaknya. Hal
ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua.
Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat
membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya
sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari
lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih
memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku. Dan terakhir,
ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk membaca.
Berdasarkan uraian di atas, maka muncul upaya dalam meningkatkan minat membaca bagi
siswa sekolah dasar melalui program sosialisasi pentingnya membaca buku. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran literasi, hambatan serta usaha yang
dilakukan sekolah dalam peningkatan minat baca siswa sekolah dasar.
Pada program pengabdian ini mengambil tempat di Kabupaten Takalar Kecamatan
Mangarabombang khususnya di Desa Lakatong dimana Berdasarkan data Badan Pusat

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Statistik Kabupaten Takalar tahun 2020 peringkat IPM ( Indeks Pembangunan Manusia )
Kabupaten Takalar menduduki urutan peringkat ke-22 dari 24 kabupaten/kota se-Sulawesi
Selatan, namun seiring dengan meningkatnya komponen pembentuk IPM, maka angka IPM
ini tetap menunjukan adanya pertumbuhan meskipun relatif kecil. Peningkatan ini merupakan
suatu kemajuan bagi Kabupaten Takalar.

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Takalar

Sejalan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai salah satu
indikator pencapaiaan pembangunan di suatu negara, maka perlu dilakukan pemanfaatan
potensi wilayah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi
pentingnya membaca buku disetiap desa terkhususnya di Desa lakatong, Kecamatan
Mangarabombang.

Pendidikan sebagai tanjakan awal mencapai kemajuan tidak dapat berfungsi


sebagaimana mestinya jika tidak diikuti kesadaran akan pentingnya membaca dan menulis.
Bangsa ini sekarang tengah dilanda bencana darurat pendidikan. Orientasi anak muda
sekarang yang cenderung menganggap membaca dan menulis sebagai hal sepele membuat
Indonesia menghadapi berbagai krisis, baik krisis kepemimpinan, krisis moral, dan krisis
generasi penerus bangsa. Budaya membaca dan menulis masyarakat Indonesia masih sangat
rendah, masyarakat cenderung lebih suka mendengar dan menyimak ketimbang membaca
dan menulis, ini menandakan bahwa masyarakat kita belum dapat dikatakan sebagai
masyarakat yang maju (Sudarsana, 2014).

Kurangnya kesadaran akan pentingnya peran membaca dan menulis dalam kehidupan
menjadi faktor utama mengapa generasi saat ini kurang tertarik dengan membaca dan
menulis. Mudahnya budaya dan konten luar yang masuk ke dalam negeri membuat generasi
saat ini menjadi penikmat konten saja dan membuat menjadi tidak acuh akan pentingnya
membaca dan menulis.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Membaca ditengarai sebagai faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Jika suatu bangsa
memiliki minat membaca yang tinggi, maka kunci gudang pengetahuan sudah ada di tangan
bangsa tersebut. Ini adalah peran kita semua untuk menyadarkan seluruh masyarakat di
sekitar kita tentang betapa pentingnya peran membaca dalam meningkatkan kemajuan
bangsa.

2. METODE PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan 3 hari di Desa Lakatong Kecamatan
Mangarabombang, Kabupaten Takalar yaitu pada tanggal 18 Januari 2022 di SDN
231 Kapungrengan, pada tanggal 19 Januari 2022 di SDN Pagannakang, dan terakhir
pada tanggal 21 Januari 2022 di SDN Cikoang Lakatong.

2.2. Khalayak Sasaran


Sasaran dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini pada umumnya adalah siswa
sekolah dasar di Desa Lakatong dan pada khususnya siswa kelas 5 dan 6 sekolah
dasar di Desa Lakatong.

2.3. Metode Pengabdian


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu observasi
awal, identifikasi masalah, dan pelaksanaan program kerja. Hasil identifikasi masalah
diimplementasikan dalam bentuk pelaksanaan program kerja. Program kerja
pengabdian menggunakan metode sosialisasi pentingnya membaca buku. Adapun
tahapan pelaksanaan program kerja ini yaitu :
a. Sosialisasi dalam bentuk presentasi tentang pentingnya membaca buku
b. Nonton flm nasional “ the Jungle school”
c. Evaluasi pelaksanaan program kerja yang dilakukan dengan pengisian
kuisioner dan wawancara langsung.

2.4. Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan kegiatan pengabdian ini adalah hasil pengisian kuisioner
peserta kegiatan mengenai pemahaman pemaparan materi sosialisasi pentingnya
membaca buku

2.5. Metode Evaluasi


Metode evaluasi kegiatan pengabdian dilakukan dengan pengisian kuisioner
tentang pemahaman masyarakat terhadap sosialisasi sosialisasi pentingnya membaca
buku.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keberhasilan
Dalam kegiatan pengabdian terlebih dahulu dilakukan persiapan sebelum
pelaksanaan sosialisasi seperti mempersiapkan alat dan bahan yaitu buku, proyektor,
speaker, dan layar Proyektor yang nantinya akan di gunakan untuk sosialisasi materi .

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Gambar 1. Persiapan Alat dan Bahan Sebelum Pelaksanaan Sosialisasi
Pentingnya Membaca Buku

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan 3 hari di Desa Lakatong Kecamatan


Mangarabombang, Kabupaten Takalar yaitu pada tanggal 18 Januari 2022 di SDN
231 Kapungrengan yang di hadiri 39 siswa/siswi dan pada sosialisasi tanggal 19
Januari 2022 di SDN Pagannakang di hadiri oleh 23 siswa/siswi, dan terakhir
sosialisasi pada tanggal 21 Januari 2022 di SDN Cikoang Lakatong di hadiro oleh 18
siswa/siswi jadi total siswa dan siswi yang terlibat pada kegiatan ada 8 orang.

Gambar 2. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Pentingnya Membaca Buku

Setelah kegiatan sosialisasi berlangsung, kemudian dilakukan evaluasi


mengenai pemahaman siswa tentang materi pentingnya membaca buku yang telah
disampaikan. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner, maka diperoleh jawaban dari
peserta kegiatan sosialisasi sebanyak 80 responden dengan hasil sebagai berikut.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Diagram Kelas Peserta Kegiatan Sosialisasi

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa peserta yang mengikuti kegiatan


sosialisasi pentingnya membaca buku diketahui sedang menduduki jenjang
Pendidikan kelas 5 sekolah dasa dasar dengan presentasi 51,2% yaitu 41 orang dan
yang sedang menduduki jenjang Pendidikan kelas 6 sekolah dasar dengan pesentasi
48,8% yaitu 39 orang siswa dan siswi.

AKTIVITAS MEMBACA BUKU

Diagram aktivitas membaca buku Peserta Kegiatan Sosialisasi

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa peserta kegiatan sosialisasi


pentingnya membaca buku ada 80% dalam sehari yang pernah membaca buku dan
hanya 20% peserta yang tidak pernah membaca buku dalam sehari. Ini menandakan
bahwa ada 11 dari 80 orang yang belum pernah membaca buku dalam sehari di
karenakan oleh beberapa faktor seperti tidak adanya buku yang dapat iya baca dan
lingkungan aktivitas yang padat sehingga tidak ada waktu untuk membaca buku.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
BUKU YANG DI GEMARI

Diagram Jenis Buku yang di Gemari Peserta

Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa hasil pengisian kuisioner peserta


kegiatan sosialisasi pentingnya membaca buku menunjukkan sebagian besar peserta atau
52,2% (41 siswa) peserta suka membaca buku komik atau cerita dan ada 43,5% (34 siswa )
dan 4,3% (3 siswa ) suka membaca buku tentang seni dan lain lain.

Tidak
Ya

Diagram Ketertarikan Peserta Kegiatan dalam Pengembangan minat baca

Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa keseluruhan peserta kegiatan


sosialisasi pentingnya membaca buku dengan persentase 100% atau sebanyak 80
responden memiliki ketertarikan dalam pengembangan minat membaca buku
terkhususnya di Desa Lakatong setelah dilakukannya sosialisasi. Berdasarkan hasil
pengisian kuisioner diketahui bahwa ketertarikan peserta dalam menumbuhkan minat
membaca buku dikarenakan adanya cita cita yang ingin di gapai oleh responden
dimana solusi untuk menggapainya adalah memperbanyak bacaan .

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Untuk menambah pemahaman peserta kegiatan sosialisasi, maka dilakukan
presentasi langsung materi tentang pentingnya membaca buku.

Gambar 3. Presentasi Materi di Kelas Pentingnya Membaca buku

Setelah presentasi materi kemudian kami melakukan kegiatan nonton film


Bersama yang bertema Pendidikan yaitu flm The Jungle School. Sehingga hal ini
mempermudah siswa untuk lebih memahami betapa pentingnya membaca buku.

Gambar 4. Nonton film Bersama

Sebagai bentuk improvisasi kegiatan sosialisasi pentingnya membaca buku


maka dilakukan kegiatan nonton film bersama sebagai percontohan tentang apa yang
ada di film dan yang belum ada di Desa Lakatong. Setelah melakukan bedah film
sehingga siswa sekolah dasar dapat mengerti dan paham bagaimana pentingnya dunia
Pendidikan dan betapa berharganya literasi itu sehingga kelak mereka yang akan
meneruskan pejuangan Gerakan liteasi.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Gambar 5. Penyerahan Buku Bacaan Kepada Peserta Sosialisasi

Setelah kegiatan Sosialisasi terlaksana maka dilakukan pendampingan pada peserta


kegiatan dengan membagikan buku bacaan sebagai tambahan bahan bacaan dirumah.
Diharapkan ini mampu menjadi motivasi untuk siswa / siswi untuk rajin membaca.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian dalam bentuk program
kerja Sosialisasi Pentingnya Membaca Buku di Desan Lakatong, Kecamatan
Mangarabombang, Kabupaten Takalar dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini diikuti
oleh siswa sekolah dasar di Desa Lakatong sebanyak 80 orang dengan jumlah peserta
berjenis kelas 5 sebanyak 41 orang dan kelas 6 sebanyak 39 orang dengan latar
belakang sekolah dasar yaitu 39 siswa/i dari SDN 231 Kapungrengan, 23 siswa/i dari
SDN Pagannakang dan 18 siswa/i dari SDN 114 Cikoang Lakatong. Keseluruhan
peserta kegiatan sosialisasi tertarik dalam meningkatkan minat membaca pada
individunya setelah dilakukannya kegiatan sosialisasi ini. Berdasarkan hasil
pengisian kuisioner juga diketahui bahwa sebagian besar peserta telah memahami
materi sosialisasi pentingnya membaca buku.
Pemahaman peserta sosialisasi tentang pentingnya membaca buku kurang
banyak sehingga kebanyakan 80% peserta lebih menggunakan waktu luangnya untuk
bermain game,olahraga dan berwisata dibandingkan harus membaca buku. Dan yang
menjadi pengaruh rendahnya minat baca di kalangan siswa/i dapat disebabkan oleh
kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang
tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu,
kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak
anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan
dipahami orang tua. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan
bacaan di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca
karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah dan hanya

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
90% peserta sosialisasi yang memiliki pepustakaan dirumah atau koleksi buku yang
layak. Berdasarkan uraian di atas, maka muncul upaya dalam meningkatkan minat
membaca bagi siswa sekolah dasar melalui program sosialisasi pentingnya membaca
buku. Oleh karena itu program kerja mempekokoh lagi paradigma siswa sekolah dasa
untuk lebih giat lagi dalam membaca buku.

4.2. Saran
Kegiatan pengabdian dalam bentuk program kerja Sosialisasi Pentingnya
Membaca Buku di Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar
diharapkan dapat menambah wawasan siswa/i sekolah dasar desa lakatong. Dan
sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam menumbuhkan minat
membaca di desa diharapkan pemerintah desa membangun perpustakaan desa yang
akan menjadi pemicu berkembangnya budaya literasi di desa yang tidak hanya
mencakup kaum pelajar saja tapi juga seluruh masyarakat di desa. Sehingga ini dapat
meningkatkan IPM yang ada didesa.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan pengabdian KKN Tematik Unhas Gelombang 107 Takalar 4.
Penulis pun menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak,
pelaksanaan kegiatan pengabdian dan penulisan jurnal ilmiah ini tidak akan terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan program pengabdian hingga penulisan jurnal
ilmiah dengan baik.
2. Bapak Andi Haris Muhammad, ST., MT., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing KKN
Tematik Universitas Hasanuddin Gelombang 107 Wilayah Takalar 4
Mangarabombang atas bimbingan, arahan, dan pendampingan selama pelaksanaan
kegiatan KKN.
3. Beasiswa Unggulan Kemdikbud yang telah memberikan dana bantuan dalam
pelaksanaan pengabdian dalam bentuk program kerja KKN Tematik.
4. Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) Unhas yang telah memberikan
dana bantuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk kegiatan KKN
Tematik
5. Keluarga KKN Tematik Unhas Gel. 107 yang telah banyak memberikan bantuan dan
dukungan dalam pelaksanaan program kerja dan penyelesaian penulisan jurnal ilmiah
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan jurnal ilmiah hasil kegiatan pengabdian dalam
bentuk pelaksanaan program kerja masih terlampau dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalah dan kekurangan dalam penulisan jurnal ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat menerima dan membutuhkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga jurnal ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak. Terima kasih

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
6. DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Takalar


[Internet]. 2020. [cited 30 January 2022]. Available from:
https://takalarkab.bps.go.id/publication/download
2. Budiharto, Triyono, & Suparman. (2018). Literasi Sekolah Sebagai Upaya
Penciptaan Masyarakat Pebelajar Yang Berdampak Pada Peningkatan Kualitas
Pendidikan. Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan Kependidikan, 5(1), 153–166.
3. Dharma, K. B. (2013). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam
Menumbuhkan Minat Membaca SIswa di Sekolah Dasar. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
4. Hastuti, S., & Lestari, N. A. (2018). Gerakan Literasi Sekolah: Implementasi
Tahap Pembiasaan Dan Pengembangan Literasi Di Sd Sukorejo Kediri. Jurnal
Basataka (JBT), 1(2), 29–34. https://doi.org/10.36277/basataka.v1i2.34
5. Hendrayanti, A. (2018). Peningkatan Minat Baca Dan Kemampuan Membaca
Peserta Didik Kelas Rendah Melalui Penggunaan Reading Corner. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 17(3), 235–248.
6. Hidayah, A. (2017). Jurnal Penelitian dan Penalaran ( THE INFORMATION
LITERACY ) TIPE THE BIG6. Pena, 4, 623–635. Kasiyun, S. (2015). Jurnal
Pena Indonesia (JPI) Jurnal Bahasa Indonesia, Sastra, dan Pengajarannya. Jurnal
Pena Indonesia, 1(1), 80–95. Retrieved from asean
7. Maharani, O. D., Laksono, K., & Sukartiningsih, W. (2017). Minat Baca Anak-
Anak Di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review Pendidikan Dasar :
Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 3(1), 320.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v3n1.p320-328
8. Mutia, P., Atmazaki, & Nursaid. (2018). Implementasi aktivitas literasi di sma
negeri batusangkar. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(3), 257–
266.
9. Pradana, F. A. P. (2020). Pengaruh Budaya Literasi Sekolah Melalui
Pemanfaatan Sudut Baca Terhadap Minat Membaca Siswa di Sekolah Dasar.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING, 1(2).
10. Rohman, S. (2017). Membangun Budaya Membaca Pada Anak Melalui Program
Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 4(1),
151–174.
11. Ruslan, & Wibayanti, S. H. (2019). Pentingnya Meningkatkan Minat Baca
Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang 12 JANUARI 2019, 767–775.
12. Sadli, M., & Saadati, B. A. (2019). Analisis Pengembangan Budaya Literasi
Dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa Di Sekolah Dasar. TERAMPIL:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 6(2), 151–164.
https://doi.org/10.24042/terampil.v6i2.4829
13. Salma, A., & Mudzanatun. (2019). Analisis Gerakan Literasi Sekolah Terhadap
Minat Baca Siswa Siswa Sekolah Dasar. MIMBAR PGSD Undiksha, 122–127.
Retrieved from http://www.mendeley.com/research/analisisgerakan-literasi-
sekolah-terhadap-minat-bacasiswa-siswa-sekolah-dasar
14. Suyono, Harsiati, T., & Wulandari, I. S. (2017). Implementasi gerakan literasi
sekolah pada pembelajaran tematik di sekolah dasar. Suyono Titik Harsiati Ika
Sari Wulandari Universitas, 26(2), 116–123.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :


Maret
Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020 :
Maret

Anda mungkin juga menyukai