Penyusun,
Chorry Sari Mutilawati, S.Pd.
BAB 1
PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dibangun dengan bermodalkan kekayaan alam
yang melimpah, maupun pengelolaan tata negara yang mapan, melainkan berawal dari
peradaban buku atau penguasaan literasi yang berkelanjutan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Namun, yang terjadi saat ini, budaya literasi sudah semakin ditinggalkan oleh
generasi muda Indonesia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi,
khususnya di bidang digital. Kegiatan masyarakat, khususnya kaum muda, menggunakan
internet lebih banyak sebagai sarana hiburan. Padahal, pendidikan berbasis budaya literasi,
termasuk literasi digital, merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan di
sekolah guna memupuk minat dan bakat yang terpendam dalam diri mereka. Walaupun
demikian, penguasaan literasi yang tinggi tentunya tidak boleh mengabaikan aspek
sosiokultural, karena literasi merupakan bagian dari kultur atau budaya manusia.
Siswa SMK yang terlahir di era teknologi informasi (digital natives) membaca dan
menulis dilakukan dengan cara yang berbeda dari generasi sebelum mereka. Kecakapan ini
harus terakomodasi di ruang kelas maupun di lingkungan SMK, sehingga harus dimanfaatkan
secara maksimal untuk meningkatkan kecakapan kognitif, sosial, bahasa, visual, dan spiritual.
A.
Gerakan literasi adalah salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur tersebut.
Guru memiliki peran penting dalam merangsang siswa untuk belajar, sehingga dalam
melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan pendekatan yang komprehensif serta
progresif agar bisa memotivasi rasa ingin tahu siswa dan memicu mereka untuk berpikir
kritis. Hal ini akan berhasil jika guru mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan
potensi siswa seutuhnya. Dalam pengembangan pembelajaran, guru juga harus mampu
memilih dan memanfaatkan bahan ajar, seperti mendorong siswa untuk membaca buku-buku
yang berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan
siswa untuk kreatif dan berdaya cipta.
Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistik. Selain guru di
sekolah, orang tua, perpustakaan, pemerintah, dan pihak swasta pun harus bersama-sama
mendukung mewujudkan gerakan literasi.
BAB II
LITERASI DI SMK KARYA PEMBANGUNAN PADALARANG
6. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benarbenar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.