SEKOLAH
KELAS IX F
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas asung kertawara nugraha-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan program tim pendamping literasi sekolah. Program ini
dibuat dengan tujuan agar adanya acuan dalam melaksanakan gerakan literasi
sekolah. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ialah gerakan literasi yang dilaksanakan
pada satuan pendidikan/sekolah dengan melibatkan siswa, guru serta tenaga
kependidikan, termasuk orang tua/wali. GLS dilaksanakan dengan praktik-praktik
baik tentang literasi dengan menjadikan kebiasaan serta membudayakan pada
lingkungan sekolah. Selain itu, GLS adalah sebuah gerakan dalam upaya
menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya
membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................ 3
1.3 Manfaat.......................................................................................... 3
1.4 Dasar Hukum................................................................................. 3
1.5 Prinsip Literasi Sekolah................................................................. 3
1.6 Komponen Literasi Sekolah........................................................... 3
LAMPIRAN
1. Kegiatan Literasi Sekolah
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan, kecakapan keterampilan dan sikap-sikap dasar yang diperlukan untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi yang utuh. Pelaksanaan pendidikan nasional harus
menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar
warga Indonesia menjadi manusia yang cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam
pergaulan lokal, nasional, maupun internasional. Oleh karena itu, seluruh komponen
pendidikan di sekolah harus berusaha meningkatkan diri guna mendukung kemajuan
pendidikan itu sendiri.
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat
melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, kegiatan literasi
menjadi salah satu strategi yang tepat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran disekolah, sehingga bukan hal yang salah apabila setiap sekolah
menerapkan kegiatan literasi di lingkungannya. Literasi tidak terpisahkan dari dunia
pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan
menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan
kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya. Pengertian
Literasi Sekolah dalam konteks GLS merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini merupakan sebuah inovasi baru dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2015 dengan memiliki tujuan
untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang literat melalui budaya membaca dan
menulis. Hal tersebut dilandasi karena faktor kemampuan membaca dan menulis masyarakat
Indonesia masih kurang, hal tersebut dibuktikan dengan hasil survey Programme for
International Student Assesment (PISA) dan dari Progress in International Reading Literacy
study PIRLS. Rassol dalam Januarsidi (2014: 6) menyatakan bahwa, literasi merupakan
sebuah aktivitas kognitif yang terdiri dari kegiatan membaca dan menulis serta diukur dalam
bentuk akuisisi keterampilan dari sesorang yang literat dibutuhkan kerjasama antara
keluarga, pihak sekolah dan lingkungan sekitar agar terjalin ekosistem literasi agar
membantu proses belajar anak menjadi lebih efektif dan produktif.
1
Sebagaimana dituangkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2015 bahwa GLS dicanangkan untuk memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti.
Kegiatan GLS dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik untuk menguasai
pengetahuan dengan baik dengan melibatkan kolaborasi warga sekolah dan peserta didik.
Hal ini selaras dengan Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah yakni, GLS merupakan suatu
usaha/kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (guru, kepala
sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid
peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat
merepresentasikan keteladanan, dunia usaha dll.), dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Dalam Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP menjelaskan pengertian
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
Dari paparan tersebut GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkan berupa pembiasaan membaca
peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Ketika
pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan
pembelajaran. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan
reseptif maupun produktif.
1.2 Tujuan
Dijelaskan dalam Desain Induk GLS memiliki dua tujuan yakni secara khusus dan
umum. Tujuan secara umum yakni menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah sedangkan tujuan khusus memiliki
beberapa poin diantaranya; menumbuhkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan
kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman
belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan, serta menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan gerakan literasi sekolah adalah sebagai
berikut :
1. Memperkaya pengetahuan kosa kata.
2. Meningkatkan pemahaman mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Menambah informasi dan wawasan baru.
4. Meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menulis dan menyusun kata-kata.
5. Mengasah daya ingat melalui membaca.
6. Meningkatkan kepekaan terhadap informasi yang muncul di media.
3
8.Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor:5748/D/BS/2018tentang Pembentukan
Satuan Tugas Gerakan Litersai Sekolah di Provinsi/Kabupaten Kota;
4
5. Komponen literasi media
Arus informasi yang disampaikan melalui media tidak bisa diterima mentah-mentah
begitu saja. Seringkali, Bapak/Ibu mendapatkan berita hoax yang menyesatkan. Oleh
karena itu, komponen literasi media ini harus melibatkan pendidikan formal, keluarga,
dan lingkungan sosial.
6. Literasi visual
Komponen literasi visual membutuhkan peran aktif pendidikan formal dan lingkungan
sosial.Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam literasi terdapat 6 kemampuan yang
berbeda dari setiap komponen literasi. Seperti yang dijelaskan oleh Wulandari (2017)
bahwa, komponen dari literasi terdiri dari 6 kemampuan yang berbeda, seperti literasi
media yang menuntut agar siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, berbeda dengan literasi viusal yang menghendaki
pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
C. Mengupayakan Sekolah Sebagai Lingkungan Akademik.
Lingkungan akademik berkaitan erat dengan perencanaan dan pelaksanaan gerakan
literasi di sekolah. Salah satunya yakni pihak sekolah memberikan alokasi waktu yang cukup
banyak untuk pembelajaran literasi seperti menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru
membacakan dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung.
A. Tahap Pembiasaan
Kegiatan literasi pada tahap pembiasaan meliputi dua jenis kegiatan membaca untuk
kesenangan, yakni membaca dalam hati dan membacakan nyaring oleh guru. Pada tahap pembiasaan
memiliki beberapa poin penjelasan sebagai berikut:
1) Tujuan
Secara umum, kedua kegiatan membaca tersebut memiliki tujuan, antara lain;
meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran, meningkatkan kemampuan memahami
bacaan, meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik, dan menumbuhkembangkan
penggunaan berbagai sumber bacaan.
2) Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip pada tahap pembiasaan membaca sebagai berikut;
d) Buku yang dibaca/dibacakan merupakan pilihan dari peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya
7
e) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat
tagihan/penilaian
f) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang
buku yang dibaca
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama
15 menit.
3) Jenis Kegiatan
Pada tahap pembiasaan terbagi menjadi dua jenis kegiatan, yang akan dipaparkan pada
tabel berikut:
b) Membaca Nyaring
Berikut adalah langkah – langkah yang dilakukan guru pada saat melaksanakan kegiatan
membaca nyaring dalam tahap pembiasaan :
8
Tahap Membaca Kegiatan
1) Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan
Sebelum membaca menarik untuk dibacakan karena kandungan nilai
moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi
Tahap sebelum membaca anak dll.
penting dilakukan untuk; 2) Apabila buku yang akan dibaca cukup tebal, guru dapat
mengenali teks yang akan mengalokasikan beberapa pertemuan untuk membacakan
dibaca, membangun makna, buku tersebut sampai selesai. Alternatif lain, guru dapat
menggali informasi tersirat, dan memilih bagian dari sebuah buku untuk dibacakan.
untuk menebak isi. 3) Guru sudah membaca buku yang akan dibacakan
sebelumnya agar dapat mengidentifikasi proses dan
strategi yang akan digunakan dalam membaca nyaring.
Guru dapat menandai bagian yang perlu diberi penekanan
dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya dll.
4) Guru membuka percakapan tentang bahan bacaan.
5) Guru menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan
cerita yang akan dibaca melalui tanya jawab singkat
1) Guru membacakan teks dengan pengucapan dan
Saat membaca intonasi yang jelas, dan tidak terlalu cepat.
2) Guru mengajukan pertanyaan diantara kalimat untuk
menggugah tanggapan peserta didik.
Guru melakukan kegiatan bincang buku dengan bertanya
Setelah membaca kepada pesera didik tentang tanggapan mereka terhadap
buku yang baru
selesai dibaca.
(Sumber: Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP)
B. Tahap Pengembangan
Menurut Anderson dan Kratthwol (2001) dalam buku Desain Induk GLS menyatakan
bahwa, kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,
dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan
pengayaan. Sebuah kegiatan lanjutan dari tahap pembiasaan membaca 15 menit di awal sebelum
memulai pelajaran.
1) Tujuan
Sebagai tindak lanjut dari tahap pembiasaan, kegiatan 15 menit membaca di tahap
pengembangan diperkuat oleh berbagai kegiatan tindak lanjut yang memiliki tujuan sebagai
berikut; a) Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan secara lisan
dan tulisan; b) Membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru
tentang buku yang dibaca; c) Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis,
9
kreatif dan inovatif; dan d) Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara
buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
2) Prinsip-prinsip
Retnanungdyah dkk (2016) menjelaskan, dalam melaksanakan kegiatan tindak lanjut,
terdapat beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan yakni; a) Buku yang dibaca adalah buku
selain buku teks pelajaran; b) Kegiatan membaca buku pada tahap ini dapat diikuti oleh tugas-
tugas presentasi singkat, menulis sederhana, presentasi sederhana, kriya, atau seni peran untuk
menanggapi bacaan yang sesuai dengan jenjang kemampuan peserta didik; c) Tugas-tugas
presentasi, menulis, kriya dinilai secara non akademik dengan fokus pada sikap peserta didik
selama kegiatan; d) Kegiatan membaca buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan;
serta e) Terbentuknya Tim Literasi sekolah (TLS).
3) Jenis Kegiatan
Kegiatan tindak lanjut dari tahap pembiasaan dijelaskan pada buku Panduan GLS di SMP
sebagai berikut; a) Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca
harian; b) Menanggapi isi buku secara lisan maupun tulisan; c) Membuat jurnal tanggapan
terhadap buku; d) Menggunakan graphic organizers sebagai alat menulis tanggapan; dan e)
Menggunakan iklim literasi sekolah. Berikut contoh dari tabel jurnal membaca harian:
C. Tahap Pembelajaran
Dalam Panduan Gerakan Literasi Sekolah dijelaskan bahwa pada tahap pembelajaran
terdapat tagihan yang sifatnya akademis. Kegiatan membaca pada tahap ini bertujuan untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku
nonteks yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, teks
10
multimodal. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali
kelas.
1) Tujuan
Dalam buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP terdapat beberapa tujuan sebagai
berikut; a) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkan dengan pengalaman
pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat; b) mengembangkan kemampuan
berpikir kritis; dan c) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal,
tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran.
2) Prinsip-prinsip
Tahap ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan
peserta didik membaca buku nonteks pelajaran. Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan,
antara lain; a) buku yang dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat
khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak
12 buku bagi siswa SMP; b) ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).
3) Jenis Kegiatan
Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan dapat dilakukan, antara lain; a) lima
belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku
dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti
kegiatan lain dengan tagihan non akademik atau akademik; b) melaksanakan berbagai strategi
untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran; c) menggunakan lingkungan fisik, sosial dan
afektif, akademik disertai beragam bacaan cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di
luar buku teks pelajaran.
2.3 Langkah Literasi dalam Pembelajaran
Seperti pembahasan sebelumnya, langkah literasi dalam pembelajaran meliputi sebelum,
selama, dan setelah membaca.
A. Sebelum
Sebelum membaca, peserta didik akan diberi buku bacaan dan mereka diminta untuk
memahami tujuan membaca buku tersebut. Pada tahap ini, peserta didik juga harus mampu
memperkirakan isi buku yang akan dibaca.
B. Selama
Selama membaca, peserta didik harus bisa mengidentifikasi informasi relevan yang
terkandung di dalam bacaan, mencari kata kunci, dan menemukan kosakata baru.
11
C. Setelah
Setelah membaca, peserta didik harus bisa menyimpulkan teks yang sudah dibaca, baik
secara lisan dan tulisan.
Kegiatan literasi sekolah bisa diisi secara bervariasi, bergantung pada kreativitas peserta didik.
Lalu, apa saja kegiatan literasi sekolah?
1) Kegiatan wajib kunjungan ke perpustakaan
2) Pembuatan mading kelas atau sekolah setiap minggu/bulan.
3) Membaca buku non pelajaran sebelum dimulai pembelajaran.
4) Membuat pohon literasi di setiap mading kelas.
5) Kegiatan menghafal kosa kata baru dan menuliskannya dalam bentuk kalimat.
6) Mengadakan perlombaan karya literasi setiap satu semester.
7) Membuat perpustakaan mini di dalam kelas beserta spot membaca yang nyaman .
12
No. Kegiatan September Oktober November
19 21 10 12 17 19 24 26 31 2 7 9 14 16 21 23
1. Membaca senyap dan membuat
pohon literasi (menulis judul buku,
nama penulis, nama penerbit,
sinopsis buku, dan jumlah
halaman)
2. Mendengarkan cerita
(menceritakan kembali isi cerita
dalam bentuk tulisan)
3. Review buku (menulis identitas
buku, apa kelebihan dan
kekurangan dari buku, memberi
kesimpulan dan penilaian)
4. Menulis Karya Sabusaka (cerpen,
opini, puisi, dan kutipan motivasi)
5. Lomba Karya terbaik
6. Mading Kelas
7. Membuat perpustakaan mini
8. Memilih Duta Literasi
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gerakan literasi sekolah adalah gerakan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah
sebagai tempat untuk belajar (membaca dan menulis) agar warganya bisa selalu literat sepanjang
hidup dengan melibatkan peran publik. Gerakan literasi sekolah ini wajib digalakkan karena
minat membaca dan menulis masyarakat Indonesia masih tergolong minim. Program literasi
sekolah ini diharapkan mampu membangkitkan minat membaca dan menulis sejak dini.
Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah menumbuhkan dan mengembangkan budi
pekerti para peserta didik agar menjadi insan literat sepanjang hidup melalui ekosistem literasi
yang dibangun dalam gerakan literasi sekolah. Dalam penerapannya, GLS memiliki beberapa
tahap yang harus ditempuh, yaitu : pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Mengingat
kondisi masih dalam situasi pandemi dan pembelajaran masih terealisasikan secara terbatas
maka pelaksanaan GLS tetap memerhatikan protokol kesehatan yang ketat.
3.2 Saran-saran
Kritik dan saran dari berbagai pihak diperlukan demi terlaksananya program ini,
sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Sebagai panduan khusus dalam melaksanakan kegiatan gerakan literasi sekolah (GLS)
2. Bagi Guru
Dalam pelaksanaan GLS, guru dapat memanfaatkan program ini sebagai acuan dalam
menyiapkan pembelajaran di kelas/luar kelas
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat memanfaatkan program ini sebagai acuan penting dalam mengikuti
GLS di sekolah.
Mengetahui,
Kepala Satuan Pendidikan Formal Negara, 10 Juli 2023
SMP Negeri 2 Negara Wali Kelas IX F
1
Lampiran 01.
Kegiatan literasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Negara dalam konteks GLS telah
direncanakan pelaksanaannya secara rutin dalam kurun waktu masa berlaku tahun pelajaran
2023/2024. Segala bentuk pelaksanaan yang telah dirancang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekolah. Adapaun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap
minggunya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Penanggung
No. Hari Nama Kegiatan Sasaran Waktu Ket.
Jawab
Tahap Pembiasaan :
2
Penanggung
No. Hari Nama Kegiatan Sasaran Waktu Ket.
Jawab
d) Menggunakan graphic organizers
sebagai alat menulis tanggapan;
dan
e) Menggunakan iklim literasi
sekolah.
Mengetahui,
Kepala Satuan Pendidikan Formal Negara, 10 Juli 2023
SMP Negeri 2 Negara Wali Kelas IX F