Oleh :
Dra. LIEN DAHLYANA ARY
Kepala SMA Budi Utomo Prambon
1
KATA PENGANTAR
Penyusun,
2
ABSTRAK
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik
berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung
pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan
reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini belum
mampu mewujudkan hal tersebut. Pada tingkat sekolah menengah
(usia 15 tahun) pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain
matematika dan sains) diuji oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (OECD—Organization for Economic
Cooperation and Development) dalam Programme for International
Student Assessment(PISA).
PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493),
sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada
pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor ratarata OECD 496)
(OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009
dan 2012. Dari kedua hasil ini dapat dikatakan bahwa praktik
pendidikan yang dilaksanakan di sekolah belum memperlihatkan
fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya
menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca untuk
mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Berdasarkan hal tersebut, SMA Budi Utomo Prambon
mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) yang melibatkan
semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.
B. Dasar Hukum
5
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah
“kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu
belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca
agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi
nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global
yang disampaikan esuai tahap perkembangan peserta didik.
C. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
1. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar
literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan
dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
D. Sasaran
Sasaran utama GLS ini adalah peserta didik, pendidik, dan
pustakawan sebagai tenaga kependidikan,
6
BAB II
TAHAPAN GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH
A. Komponen Literasi
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan
bahwa komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.
Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
7
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
8
elektronik teknologi
(komputasi,
searching, dan
share)
dalam
mengolah,
menyaji,
melaporkan
hasil kegiatan/
laporan
Pelaksanaan
a. Membaca Selama 15 Menit setiap hari melalui kegiatan:
1) guru membacakan kutipan buku dengan nyaring dan
mendiskusikannya,
2) peserta didik membaca mandiri.
Tujuan kegiatan ini adalah:
2)
1) menunjukkan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang
menyenangkan;
2) memperkaya kosakata (dalam bahasa tulisan);
3) menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru;
4) mengajarkan strategi membaca;
5) guru sebagai teladan membaca (reading role mode)
6) memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa membaca;
9
LITERASI PERPUSTAKAAN
LITERASI DI KELAS
10