Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan


membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan
reflektif. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum
mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik
pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah
belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai
pembelajar sepanjang hayat.

Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana


dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.
Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku
nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat
dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus
dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah,
pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan
menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.

Berdasarkan hal tersebut, SMP Negeri 2 Ngancar mengembangkan gerakan literasi


sekolah (GLS) yang melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat
merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas


1
(Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor
5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan
komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,
produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38


Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengolahan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
8. Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Pendidikan;
9. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar.

C.Tujuan Dan Sasaran

 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
 Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
 Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
 Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar
warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

2
 Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.

 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di SMP
Negeri 2 Ngancar adalah sebagaimana berikut :
a) Sebelum pembelajaran di mulai pada hari Selasa sampai Kamis setiap hari seluruh
siswa diminta membaca buku, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 menit
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah atau buku yang
sudah disiapkan di setiap pojok Kelas.
d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang
bersifat tagihan/penilaian.
f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal
tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik
bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan
tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang dan nyaman untuk membaca, poster-
poster tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku
selama 15 menit.

D.Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2
Ngancar ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap,
yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
1. Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi);
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah)
dalam melaksanakan kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Ngancar;
3. Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan
oleh seluruh warga sekolah).

3
E. Sasaran

Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Ngancar ini ditujukan bagi guru
sebagai pendidik dan pustakawan sebagai tenaga kependidikan untuk membantu mereka
melaksanakan kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Ngancar , selain itu, kepala sekolah perlu
mengetahui isi panduan ini guna memfasilitasi guru dan pustakawan untuk menjalankan
peran mereka dalam kegiatan literasi sekolah.
F. Visi Misi SMP Negeri 2 Ngancar

Untuk menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang,
maka dirumuskan visi sekolah. Adapun visi UPTD SMP Negeri 2 Ngancar adalah
sebagai berikut :

” BERIMAN dan BERTAQWA, BERPRESTASI, BERBUDI PEKERTI


LUHUR, MANDIRI ”

Indikator :

1. Unggul dalam kompetensi lulusan


2. Unggul dalam pengembangan kurikulum
3. Unggul dalam proses pembelajaran
4. Unggul dalam pendidik dan tenaga kependidikan
5. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan
6. Unggul dalam pengelolaan/ managemen sekolah
7. Unggul dalam pemanfaatan pembiayaan
8. Unggul dalam penilaian

Misi Sekolah

Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah
ditetapkan. Misi UPTD SMP Negeri 2 Ngancar dalam mewujudkan visi tersebut antara
lain:

1. Unggul dalam kompetensi kelulusan


a. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang akademik dalam rangka
pencapaian kompetensi lulusan
b. Melaksanakan pengebangan kegiatan bidang Olahraga
c. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang Kesenian
4
d. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang Kepramukaan
e. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang UKS/PMR
f. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang Keagamaan
2. Unggul dalam pengembangan kurikulum
a. Melaksanakan kurikulum nasional secara optimal
b. Melaksanakan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )
c. Melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran ( silabus )
d. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
e. Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal
3. Unggul dalam proses pembelajaran
a. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran menuju pembelajaran
yang efektif dan efisien
b. Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran
4. Unggul dalam pendidik dan tenaga kependidikan
a. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan ( pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial )
b. Melaksanakan peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
5. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan
a. Melaksanakan pengembangan media pembelajaran
b. Melaksanakan pengembangan sarana pendidikan
c. Melaksanakan pengembangan prasarana pendidikan
6. Unggul dalam pengelolaan/ managemen
a. Mengimplementasikan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan
akuntabilitas
b. Melaksanakan pengembangan pengelolaan sekolah ( kurikulum, administrasi,
proses pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, kesiswaan,
sarpras dan pembiayaan ).
c. Mengembangkan berbagai pedoman pengelolaan sekolah.
7. Unggul dalam pemanfaatan pembiayaan
a. Melaksanakan optimalisasi pemanfaatan pembiayaan pendidikan
b. Melaksanakan penggalangan dana dari berbagai sumber
8. Unggul dalam penilaian

5
a. Melaksanakan pengembangan pola penilaian hasil belajar
b. Melaksanakan berbagai jenis penilaian sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan
9. Unggul dalam budaya/karakter bangsa dan lingkungan sekolah
a. Pengembangan budaya bersih.
b. Pengembangan budaya disiplin.
c. Penciptaan budaya tata krama “ in action”
d. Penciptaan tamanisasi.
e. Menumbuhkan budaya tertib
f. Pengembangan lomba-lomba kebersihan.
g. Mengintensifkan pembiasaan untuk mengembangkan nilai karakter bangsa.

1. Tujuan Pendidikan
Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Dengan mengacu pada Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan untuk


Pendidikan Dasar tersebut, maka UPTD SMP Negeri 2 Ngancar menetapkan tujuan
sekolah sebagai berikut :

1. Meningkatnya nilai rata-rata akademis dan peningkatan prestasi akademis sesuai


dengan target yang telah ditetapkan.
2. Meningkatnya prestasi non akademis sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
3. Tersusunnya KTSP dan perangkat-perangkat pembelajaran
Terlaksananya KBM yang parsitipatif, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan.

4. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berkwalitas yang


mampu melaksanakan dan mengembangkan 8 standar nasional pendidikan
5. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran standar nasional
6. Terwujudnya MBS secara optimal.
7. Terkelolanya sumber dana secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
8. Terwujudnya pelaksanaan dan pengembangan penilaian berstandar nasional
9. Terwujudnya budaya sekolah yang dapat memotivasi dan menunjang pembelajaran.
6
10. Berkembangnya nilai-nilai karakter bangsa pada setiap warga sekolah.
11. Terwujudnya lingkungan sekolah yang sejuk dan rindang untuk mendukung
kegiatan pembelajaran yang nyaman, sehingga mencapai 8 Standar Nasional
Pendidikan ( SNP ) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

7
BAB II
ORGANIGRAM

Organisasi Gerakan Literasi Sekolah

1. Penanggung Jawab : BAGUS DWIDJADJANTO, S.Pd., M.Si


2. Wakil Penanggung Jawab : DERISTA DIANAWATI,S.Pd
( Wakil Kepala Sekolah )
3. Koordinator Umum : SAIFUDIN ALWI ARIFIN,S.Pd
(Kepala Perpustakaan)
4. Wakil Koordinator Umum : BUDI SANTOSO,S.Pd., M.Si.
5. Sekretaris Umum : PURWANTI
(Tata Usaha Pengelolah Perpustakaan)
6. Koordinator Kelas VII : INDAH HARYATI, S.Psi (Guru)
7. Koordinator Kelas VIII : SHUNNII MILLATI, S.Psi (Guru)
8. Koordinator Kelas IX : YUHANA LIMASARI, S.Pd (Guru)

Ngancar , 15 Juli 2019


Kepala UPTD SMPN 2 Ngancar

BAGUS DWIDJAJANTO, S.Pd., M.Si


NIP. 19630730 198512 1 001

8
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM

A. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah

Program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar diharapkan
mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk
bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting
dalam kehidupan. Adapun program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk tahun
pelajaran 2019/2020 ini adalah sebagaimana berikut :

PEMBIASAAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN


 15 menit membaca  15 menit membaca  15 menit membaca
 Jurnal membaca Harian  Jam membaca mandiri  Pemanfaatan berbagai
 Penataan sarana Literasi untuk kegiatan kurikuler/ strategi literasi dalam
 Menciptakan lingkungan kokurikuler (bila pembelajaran lintas disiplin
kaya teks memungkinkan)  Pemanfaatan berbagai
 Memilih buku bacaan  Menanggapi bacaan secara organizers untuk
lisan dan tulisan pemahaman dan produksi
 Penilaian non-akademik berbagai jenis teks
 Pemanfaatan berbagai  Penilaian akademik
graphic organizers untuk  Pengembangan lingkungan
portofolio membaca fisik, sosial, afektif, dan
 Pengembangan lingkungan akademik
fisik, sosial dan afektif

Tabel 1. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah SMPN 2 NGANCAR

B. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu :

9
Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya
diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang,
Orang tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada
keperluan yang penting,
Peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di
pintu gerbang.
Peserta didik membaca sebelum pelajaran dimulai

Gambar 1. Aktivitas siswa membaca dan belajar kelompok

10
Gambar 1. Aktivitas Bersalaman Dengan Guru Sebelum Masuk Ke Sekolah

Nilai sopan santun pada siswa-siswi SMP Negeri 2 Ngancar, dikembangkan melalui
kegiatan pembiasaan mengucapkan salam kepada Bapak/ibu guru, sementara untuk
mengembangkan nilai kemandirian orang tua mengantar anak hanya sampai pintu
gerbang.

Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal dalam Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik di SMP Negeri 2
Ngancar meliputi tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni membaca dalam
hati dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan membaca memiliki
tujuan, antara lain:
Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Adapun kegiatan sebelum pembelajaran dimulai peserta didik berbaris di depan kelas
untuk menyanyikan lagi Indonesia raya dan lagu wajib nasional dan dilanjutkan dengan
tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni ;
1. Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai.

11
Gambar 2. Aktivitas membaca Asmaul Husna Sebelum KBM Dimulai

Kegiatan Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan secara
rutin setiap hari, hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2. Membaca dalam hati buku nonpelajaran 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di
mulai, Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam
suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun
melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca dan dilakukan setiap
hari setelah selesai membaca Al-Quran.

12
Gambar 3. Aktivitas membaca di perpustakaan
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
Sebelum a) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin
Membaca dibaca dari sudut baca kelas.
b) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
memilih buku sesuai dengan minat dan kesenangannya.
c) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan
membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun
waktu tertentu, bergantung ketebalan buku.
d) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku
dianggap kurang menarik atau terlalu sulit.
e) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya
untuk membaca.
Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku
masing-masing dengan tenang selama 15 menit.
Setelah Membaca a) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku, serta
jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca harian.
b) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan
membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya.
c) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca
Kelas.
13
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
d) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hari itu.
e) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik
tentang membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan,
secara berkala guru dapat bercerita singkat tentang isi
buku yang telah dibaca guru dan menyampaikan
mengapa suka dengan buku itu.
f) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, sesekali
guru dapat bertanya kepada mereka tentang buku yang
dibaca.

Tabel 2. Langkah-langkah Membaca

C. Jurnal Pelaksanaan

Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.


Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar tahap
perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu
sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai
kebutuhan perkembangan mereka. Oleh karena itu setiap tahapan dalam membaca dibuat
jurnal sebagai berikut
JURNAL MEMBACA HARIAN
SMP NEGERI 2 NGANCAR
Nama : ................................................
Kelas : ................................................

JUDUL/ HALAMAN YANG HARI KE


HARI/TANGGAL
PENGARANG DIBACA BERAPA

Tabel 3. Jurnal Membaca Harian

Dengan adanya Jurnal membaca harian diharapkan dapat membantu peserta didik dan
guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit,
terutama membaca dalam hati.
14
Peserta didik mengisi sendiri jurnal hariannya, dengan menyebutkan judul buku,
pengarang, genre, dan jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki.
Jurnal membaca dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas dalam portofolio kegiatan
membaca. Guru dapat memeriksa jurnal membaca secara berkala, misalnya 1-2 minggu
sekali.
Adapun jurnal secara berkala peserta didik membaca setiap hari di SMP Negeri 2
Ngancar sebagai berikut :
JURNAL MEMBACA SECARA BERKALA
SMP NEGERI 2 NGANCAR
Hari/Tanggal :…………………………………

Judul Buku :…………………………………

Pengarang & Penerbit :…………………………………

Jumlah Halaman :…………………………………

Ringkasan :

__________________________________________________________________--
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Tabel 4. Jurnal Membaca Secara Berkala
Dari kegiatan literasi SMP Negeri 2 Ngancar dapat melakukan evaluasi diri untuk
mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di SMP Negeri 2 Ngancar
Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk rujukan SMP Negeri
2 Ngancar untuk meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap pembiasaan ke tahap
pengembangan.

No INDIKATOR BELUM SUDAH


Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati,
1 membacakan nyaring) yang dilakukan setiap hari (di awal, 
tengah, atau menjelang akhir pelajaran).
2 Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama minimal 1 

15
semester.
3 Peserta didik memiliki jurnal membaca harian 
Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi
4 model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut 
membaca selama kegiatan berlangsung.
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang
5 
nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran
Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor,
6 
dan/atau area lain di sekolah
7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas 
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang
8 bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang 
pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah
Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan
9 elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi 
sekolah
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan
10 
mendukung gerakan literasi sekolah

Tabel 5. Indikator Ketercapaian GLS Tahap Pembiasaan di


SMP Negeri 2 Ngancar

D. Komponen Literasi

Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya.
a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta
didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi
dasar.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
16
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman
dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

Gambar 4. Aktivitas Membaca Di Perpustakaan


d. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta
etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
Dalam prak- tiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang
di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan
mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman
yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
f. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun
17
digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.
Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu
disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar dapat
diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu
menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama
memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam
kehidupan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Dari uraian yang telah dipapar tiap Bab, maka kami mengambil kesimpulan
sebagaimana berikut :
Dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar ini
diharapkan dapat memberikan fondasi dan petunjuk praktis untuk memahami bagaimana
sebaiknya gerakan literasi dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngancar
Program ini terbuka untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh warga SMP
Negeri 2 Ngancar agar Gerakan Literasi Sekolah dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Dan dapat memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak, khususnya warga SMP
Negeri 2 Ngancar untuk untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan GLS.

B. Saran

Kami mohon kepada semua pihak agar membantu pelaksanaan program ini, karena
pendidikan budi pekerti bukanlah tugas sekolah semata, melainkan tugas kita bersama.
Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) ini tak akan terlaksana dengan maksimal, akhirnya kami hanya merencanakan, namun
Allah jualah yang menentukannya.

19

Anda mungkin juga menyukai