PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus
dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah,
pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan
menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
B. Dasar Hukum
Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar
warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
2
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Sasaran
Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di SMP
Negeri 2 Ngancar adalah sebagaimana berikut :
a) Sebelum pembelajaran di mulai pada hari Selasa sampai Kamis setiap hari seluruh
siswa diminta membaca buku, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 menit
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah atau buku yang
sudah disiapkan di setiap pojok Kelas.
d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang
bersifat tagihan/penilaian.
f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal
tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik
bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan
tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang dan nyaman untuk membaca, poster-
poster tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku
selama 15 menit.
D.Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2
Ngancar ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap,
yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
1. Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi);
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah)
dalam melaksanakan kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Ngancar;
3. Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan
oleh seluruh warga sekolah).
3
E. Sasaran
Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 2 Ngancar ini ditujukan bagi guru
sebagai pendidik dan pustakawan sebagai tenaga kependidikan untuk membantu mereka
melaksanakan kegiatan literasi di SMP Negeri 2 Ngancar , selain itu, kepala sekolah perlu
mengetahui isi panduan ini guna memfasilitasi guru dan pustakawan untuk menjalankan
peran mereka dalam kegiatan literasi sekolah.
F. Visi Misi SMP Negeri 2 Ngancar
Untuk menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang,
maka dirumuskan visi sekolah. Adapun visi UPTD SMP Negeri 2 Ngancar adalah
sebagai berikut :
Indikator :
Misi Sekolah
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah
ditetapkan. Misi UPTD SMP Negeri 2 Ngancar dalam mewujudkan visi tersebut antara
lain:
5
a. Melaksanakan pengembangan pola penilaian hasil belajar
b. Melaksanakan berbagai jenis penilaian sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan
9. Unggul dalam budaya/karakter bangsa dan lingkungan sekolah
a. Pengembangan budaya bersih.
b. Pengembangan budaya disiplin.
c. Penciptaan budaya tata krama “ in action”
d. Penciptaan tamanisasi.
e. Menumbuhkan budaya tertib
f. Pengembangan lomba-lomba kebersihan.
g. Mengintensifkan pembiasaan untuk mengembangkan nilai karakter bangsa.
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
7
BAB II
ORGANIGRAM
8
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM
Program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar diharapkan
mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk
bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting
dalam kehidupan. Adapun program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk tahun
pelajaran 2019/2020 ini adalah sebagaimana berikut :
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu :
9
Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya
diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang,
Orang tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada
keperluan yang penting,
Peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di
pintu gerbang.
Peserta didik membaca sebelum pelajaran dimulai
10
Gambar 1. Aktivitas Bersalaman Dengan Guru Sebelum Masuk Ke Sekolah
Nilai sopan santun pada siswa-siswi SMP Negeri 2 Ngancar, dikembangkan melalui
kegiatan pembiasaan mengucapkan salam kepada Bapak/ibu guru, sementara untuk
mengembangkan nilai kemandirian orang tua mengantar anak hanya sampai pintu
gerbang.
Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal dalam Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik di SMP Negeri 2
Ngancar meliputi tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni membaca dalam
hati dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan membaca memiliki
tujuan, antara lain:
Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Adapun kegiatan sebelum pembelajaran dimulai peserta didik berbaris di depan kelas
untuk menyanyikan lagi Indonesia raya dan lagu wajib nasional dan dilanjutkan dengan
tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni ;
1. Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai.
11
Gambar 2. Aktivitas membaca Asmaul Husna Sebelum KBM Dimulai
Kegiatan Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan secara
rutin setiap hari, hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2. Membaca dalam hati buku nonpelajaran 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di
mulai, Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam
suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun
melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca dan dilakukan setiap
hari setelah selesai membaca Al-Quran.
12
Gambar 3. Aktivitas membaca di perpustakaan
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
Sebelum a) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin
Membaca dibaca dari sudut baca kelas.
b) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
memilih buku sesuai dengan minat dan kesenangannya.
c) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan
membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun
waktu tertentu, bergantung ketebalan buku.
d) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku
dianggap kurang menarik atau terlalu sulit.
e) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya
untuk membaca.
Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku
masing-masing dengan tenang selama 15 menit.
Setelah Membaca a) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku, serta
jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca harian.
b) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan
membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya.
c) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca
Kelas.
13
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
d) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hari itu.
e) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik
tentang membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan,
secara berkala guru dapat bercerita singkat tentang isi
buku yang telah dibaca guru dan menyampaikan
mengapa suka dengan buku itu.
f) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, sesekali
guru dapat bertanya kepada mereka tentang buku yang
dibaca.
C. Jurnal Pelaksanaan
Dengan adanya Jurnal membaca harian diharapkan dapat membantu peserta didik dan
guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit,
terutama membaca dalam hati.
14
Peserta didik mengisi sendiri jurnal hariannya, dengan menyebutkan judul buku,
pengarang, genre, dan jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki.
Jurnal membaca dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas dalam portofolio kegiatan
membaca. Guru dapat memeriksa jurnal membaca secara berkala, misalnya 1-2 minggu
sekali.
Adapun jurnal secara berkala peserta didik membaca setiap hari di SMP Negeri 2
Ngancar sebagai berikut :
JURNAL MEMBACA SECARA BERKALA
SMP NEGERI 2 NGANCAR
Hari/Tanggal :…………………………………
Ringkasan :
__________________________________________________________________--
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Tabel 4. Jurnal Membaca Secara Berkala
Dari kegiatan literasi SMP Negeri 2 Ngancar dapat melakukan evaluasi diri untuk
mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di SMP Negeri 2 Ngancar
Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk rujukan SMP Negeri
2 Ngancar untuk meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap pembiasaan ke tahap
pengembangan.
15
semester.
3 Peserta didik memiliki jurnal membaca harian
Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi
4 model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut
membaca selama kegiatan berlangsung.
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang
5
nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran
Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor,
6
dan/atau area lain di sekolah
7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang
8 bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang
pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah
Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan
9 elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi
sekolah
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan
10
mendukung gerakan literasi sekolah
D. Komponen Literasi
Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya.
a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta
didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi
dasar.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
16
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman
dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar dapat
diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu
menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama
memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam
kehidupan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
Dari uraian yang telah dipapar tiap Bab, maka kami mengambil kesimpulan
sebagaimana berikut :
Dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2 Ngancar ini
diharapkan dapat memberikan fondasi dan petunjuk praktis untuk memahami bagaimana
sebaiknya gerakan literasi dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngancar
Program ini terbuka untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh warga SMP
Negeri 2 Ngancar agar Gerakan Literasi Sekolah dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Dan dapat memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak, khususnya warga SMP
Negeri 2 Ngancar untuk untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan GLS.
B. Saran
Kami mohon kepada semua pihak agar membantu pelaksanaan program ini, karena
pendidikan budi pekerti bukanlah tugas sekolah semata, melainkan tugas kita bersama.
Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) ini tak akan terlaksana dengan maksimal, akhirnya kami hanya merencanakan, namun
Allah jualah yang menentukannya.
19