BAB I
PENDAHULUAN
tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan
pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
B. Dasar Hukum
Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Sasaran
Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di
SMP Negeri 2 Sukagumiwang adalah sebagaimana berikut :
a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta
membaca buku, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-
tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi
informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan
peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam
suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat
dibangun melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang
dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut
membaca buku selama 15 menit.
D. Ruang Lingkup
E. Sasaran
Moto Juang
PROGRESIF ( PROGRAM RELIGIUS INOVATIF ):
Berarti Program Peningkatan Mutu SMP Negeri 2 Sukagumiwang Berdasarkan
Nilai Religius,Yang Berkembang Secara Inovatif Dalam Mewujudkan Peserta Didik
Cerdas Dan Kompetitif.
Visi
Tercapainya Prestasi Siswa Smp Negeri 2 Sukagumiwang Berkompetensi Amat
Baik Melalui Proses Pembelajaran “PROGRESIF”.
Misi
(SAPTA KARYA INOVATIF)
1) Membangun Kultur Budaya Sekolah Berkarakter Religius
STRATEGI
1. Perencanaan
a. Menyusun hasil Analis SWOT fungsi-fungsi Sistem SMP Negeri 2
Sukagumiwang
b. Menetapkan target periodik prestasi sekolah
c. Mengesahkan regulasi penjaminan mutu edukatif dan administratif
sekolah
d. Menyusun program visioner inovatif pendidikan yang religius
e. Menyusun Skudel SUPMONEV Personal Untuk Mencapai Motivasi Kerja
Optimal
2. Pelaksanaan
a. Menemukan data permasalahan substansi kekuatan, peluang,hambatan
dan ancaman sekolah berstandar nasional
b. Melaksanakan proses, arah tindakan dan langkah-langkah operasional
kerja
c. Menata, merawat, memodernisasi dan menambah kebutuhan sarana
prasarana sekolah
d. Menerapkan profesionalisme pelayanan publik dengan integritas pribadi
mapan
e. Mengefektifkan serta mengefisiensikan dana, waktu dan daya yang telah
di siapkan
3. Pengevaluasian
a. Tingkat ketercapaian program-program renstra, renop dan kurikuluim
sekolah
TUJUAN
1. Umum
a. Mewujudkan komitmen SMP Negeri 2 Sukagumiwang berprestasi maju
dengan sistem dan kultur yang berdasarkan hukum, sosialetik dan
religius
b. Menciptakan sekolah bercitra disiplin bersikap anti PEKAT, berspirit
belajar dan rasa bahagia
c. Menumbuhkan produktifitas dan integritas personal di dalam komitmen
organisasi
d. Memiliki sarana prasarana pendidikan yang baik,modern dan cukup
e. Memeiliki tenaga Guru, Staf TU dan penjaga yang kompeten dan
berdaya saing tinggi
2. Khusus
a. Tercapainya angka KKM semua mata pelajaran oleh setiap siswa
minimal 85 ( delapan puluh lima )
b. Tercapainya tingkat kehadiran individu dalam pembelajaran efektif
minimal 98% ( sembilan puluh delapan persen )
c. Tercapainya kondisi kesiapan fungsi-fungsi sekolah berstandar nasional
pendidikan
d. Tercapainya proses pembelajaran multidimensi, bermakna dan berbasis
kompetensi
e. Tercapainya angka kenaikan kelas, kelulusan dan melanjutkan 100%
(seratus persen)
G. Sistematka
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Dasar Hukum
C. Tujuan dan Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Sasaran
F. Moto Juang. Visi, Misi SMP Negeri 2 Sukagumiwang
G. Sistematika
BAB II : Organigram
BAB IV : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
ORGANIGRAM
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) yang dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan,
yaitu :
C. Jurnal Pelaksanaan
Nama : ................................................
Kelas : ................................................
Nama : ................................................
Kelas : ................................................
JUDUL/
JUDUL GENRE KOMENTAR SAYA
PENGARANG
D. Komponen Literasi
Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks
Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap
selanjutnya.
a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang
dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman
cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,
memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah
tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipapar tiap Bab, maka kami mengambil kesimpulan
sebagaimana berikut :
Dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 2
Sukagumiwang ini diharapkan dapat memberikan fondasi dan petunjuk praktis
untuk memahami bagaimana sebaiknya gerakan literasi dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Sukagumiwang
Program ini terbuka untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh warga
SMP Negeri 2 Sukagumiwang agar Gerakan Literasi Sekolah dapat mencapai
hasil yang diharapkan. Dan dapat memberikan informasi yang jelas kepada
semua pihak, khususnya warga SMP Negeri 2 Sukagumiwang untuk untuk ikut
berperan aktif dalam menyukseskan GLS.
B. Saran
Kami mohon kepada semua pihak agar membantu pelaksanaan program ini,
karena pendidikan budi pekerti bukanlah tugas sekolah semata, melainkan tugas kita
bersama.
Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) ini tak akan terlaksana dengan maksimal, akhirnya kami hanya
merencanakan, namun Allah jualah yang menentukannya.