Teori belajar kognitif ini lebih menekankan arti penting proses internal,
mental mansia. Dalam pandangan para ahli kognitif tingkah laku manusia
yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses
mental, seperti: motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya. Dalam
perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristiwa
mmental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah) meskipun
hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap
peristiwa belajar siswa.
Jadi Pada dasarnya, teori belajar kognitif lebih menekankan pada bagaimana
prosesnya daripada hasilnya, ketika diimplikasikan pada belajar, maka yang
terjadi adalah, bagaimana proses belajar itu sendiri, dari pada hasil dari
belajar. Artinya proes belajar itu bukanlah suatu hal yang sederhana akan
tetapi kompleks, bisa meliputi proses, bagaimana seseorang itu memperoleh
suatu pengetahuan, bagaimana rasa, kejiwannya dan respon yang
ditimbulkan dari kegiatan belajar.
Psikologi kognitif ini dikembangkan oleh beberapa ahli, seperti Jean Piaget,
Jerome S. Bruner, Ausubel, Gagne. Selanjutnya mengenai pembahasan teori
belajar psikologi kognitif menurut Bruner. Dalam pandangannya Belajar
yang terpenting adalah cara bagaimana orang memilih, mempertahankan,
dan menstranformasi informasi secara efektif. Bruner memusatkan
perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi
yang diterimanya dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh
informasi yang diskret itu mencapai pemahaman yang memberikan
kemampuan padanya.
Salah satu model intruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model
dari Jerome Bruner yang dikenal dengan nama belajar penemuan. Dasar
dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak
harus berperan aktif saat belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan
menemukan discovery learning. Bruner menganggap bahwa belajar
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia
dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang benar-benar
bermakna. Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui
partisipasi secara aktif dengan konsep dan prisnsip-prinsip agar memperoleh
pengalaman dan melakukan eksperimen yang mengiinkan mereka untuk
menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
aturan (termasuk konsep, teori, definisi dan sebagainya) melalui contoh-
contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya. Siswa
dibimbing secara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum. Lawan
dari pendekatan ini disebut belajar ekspositori (belajar dengan cara
menjelaskan). Dalam hal ini siswa diberi informasi umum untuk diminta
menjelaskan informasi tersebut melalui contoh-contoh khusus dan konkret.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan
beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau lama
diingat bila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-
cara lain. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang
lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep
dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seorang lebih mudah
diterapkan pada situasi yang baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar
penemuan meningktkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir
secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih ketrampilan kognitif
siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah masalah tanpa
pertolongan orang lain. Belajar penemuan juga dapat membangkitkan
keingin tahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai
menemukan jawaban-jawaban lagi, mengajarkan ketrampilan memecahkan
masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk
menganalisis dan memanipulasi informasi, tidak hanya menerima saja. Pada
dasarnya belajar penemuan sarat akan makna, dengan belajar penemuan
mendorong siswa untuk aktif dan memberikan moivasi dalam belajar
sehingga melatih kemampuan kognitifnya untuk memecahkan suatu
permasalahan.
Scaffolding