Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

FILSAFAT ILMU
Konsep Learning By Doing Sebagai Induk Lahirnya Pendidikan
Vokasi/Kejuruan

AYU TRI WARDANI

PPS Universitas Negeri Makassar


2014

1. Buat konsep learning by doing sebagai induk lahirnya pendidikan vokasi/kejuruan.


Jawab:
Berangkat dari refleksi model pendidikan tradisional yang bersifat dogmatis
yang hanya mewariskan segala pengetahuan terhadap generasi baru tanpa didasarkan
pada pengujian kritis terhadap prinsip-prinsip fundamentalnya, John Dewey
memberikan pemikiran bahwa pendidikan harus mempunyai perubahan orientasi,
yaitu pendidikan gaya baru yang menekankan kebebasan pelajar. Alasan tersebut
didasarkan pada pandangan terhadap pendidikan gaya lama yang lebih memaksakan
pengetahuan dan jauh dari nilai penunjukan bagi pengalaman pribadi.
John Dewey mengemukakan bahwa persoalan pokok pendidikan adalah
pengalaman, dimana pengalaman sekarang harus berpengaruh kreatif dan produktif
dalam

seluruh

pengalaman

berikutnya. Sehingga

mampu

memberikan

arah

positif terhadap berbagai materi dan metode pendidikan yang cocok. Dengan
demikian belajar merupakan proses yang tidak bertujuan mengembangkan secara
spontan

segala

potensi

bawaan,

melainkan

bertujuan

merangsang

proses

perkembangan yang berlangsung melalui suatu urutan tahap yang tetap, dengan cara
menyajikan berbagai masalah dan konflik yang nyata, yang dapat diatasi atau
diselesaikan oleh anak secara aktif "by doing it".
Interaksi edukatif selayaknya dibangun guru berdasarkan penerapan aktivitas
anak didik, yaitu belajar sambil melakukan (Learning by doing). Melakukan aktivitas
atau bekerja adalah bentuk pernyataan bahwa pada hakekatnya belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman.
Penyajian pembelajaran dalam hal ini lebih menekankan pada aspek
pemahaman dan pelaksanaan materi pelajaran dengan tidak mengesampingkan aspek
memorisasi. Karena peserta didik diarahkan pada eksplorasi pengalaman, dan
mencoba mengalami pengalaman yang sama sekali baru. Beberapa pendekatannya
adalah praktek di Laboratorium, di Bengkel, di Kebun/lapangan yang merupakan
kegiatan dalam rangka terlaksananya "Learning by doing".
Pendidik mengusahakan anak didik untuk mampu berpartisipasi aktif dalam
kegiatan fisik dan segala macam gerakan atau aktifitas. Dengan serta merta anak didik
mampu mengikuti proses pendidikan dan sekaligus mengembangkan minatnya dalam

bidang lain. Usaha memunculkan minat dalam hal intelektual adalah dengan
menyelesaiakan masalah, menemukan hal baru dan menggambarkan atau menjelaskan
bagaimana sesuatu hal berlangsung, sedangkan minat yang bersifat sosial terdapat
dalam hubungan interpersonal.
Lebih lanjut guru memposisikan sebagai penunjuk jalan saja, pengamat
tingkah laku anak, dengan pengamatanya tersebut ia dapat menentukan masalah yang
akan dijadikan pusat minat anak. Anak harus bersama-sama, menyelidiki dan
mengamati sendiri, berfikir dan menarik kesimpulan sendiri, membangun dan
menghiasi sendiri sesuai dengan insting yang ada padanya. Tampaklah disini anak
belajar sambil bekerja dan bekerja sambil belajar. Inilah makna istilah Learning by
doing yang dikehendaki oleh Dewey dalam do school.
Dari pemahaman tersebut dapat dilihat bahwa konsep Learning by doing telah
menjadi induk lahirnya pendidikan vokasi/kejuruan atau awalnya biasa disebut
sekolah kerja. Yang dimaksud dengan sekolah kerja ialah sekolah yang pusatnya
terletak pada keaktifan pribadi anak, jasmani maupun rohani dan dasar sekolah kerja
pada umumnya bertentangan dengan dasar sekolah lama yaitu konfensional,
Sedangkan dasar-dasar sekolah kerja diantaranya:
1. Dalam sekolah kerja anak harus aktif berbuat. mengamati sendiri, mencari jalan
pemecahan sendiri dalam kesukaran, memikirkan, dan memecahkan sendiri yang
dihadapi dan berinisiatif.
2. Pangkal dan tujuan usaha pendidikan dan pengajaran harus terletak pada anak itu
sendiri, tidak pada metode, bahan pengajaran atau guru.
3. Sekolah kerja mendidik murid agar menjadi suatu kepribadian yang berani berdiri
sendiri, bertanggung jawab untuk menjadi anggota yang baik dari suatu
masyarakat. Inilah segi sosialnya.
4. Bahan pengajaran tidak diberikan terpisah-pisah melainkan sebagai suatu
keseluruhan atai totalitas dengan suatu masalah hidup sebagai pusat.
5. Sekolah kerja tidak menginginkan pengetahuan sedia yang sebanyak-banyaknya
yang diperoleh dengan hafalan dan menirukan, tetapi menghendaki pengetahuan
dan keprigelan.
6. Sekolah kerja menganggap bahwa pendidikan fikir tidak ada gunanya. tetapi anak
harus dididik berfikir dengan mengalami sendiri proses berfikir secara kanakkanak.

7. Pendidikan akhlak merupakan suatu segi penting dalam pendidikan sosial. maka
sekolah kerja harus merupakan suatu masyarakat, tempat mendapatkan latihan dan
pengalaman yang amat penting artinya untuk pendidikan sosial, watak dan
kecerdasan.
8. Sekolah kerja mendidik anak melalui berbagai ketrampilan agar suka bekerja
produktif sesuai dengan bakatnya.
Keterangan-keterangan diatas merupakan gambaran tentang sekolah kerja.
Sekolah kerja menurut John Dewey umumnya disebut pengajaran proyek atau metode
learning by doing. John Dewey yang menanamkan benih-benihnya tetapi yang
menumbuhkan dasar itu menjadi suatu sistem pengajaran proyek atau metode
(problem) ialah W.H. Kilpatrick.
Pendidikan menurut Dewey ialah memberikan kesempatan untuk hidup.
Hidup ini menyesuaikan diri dengan menyesuaikan diri dengan masyarakat,
kesempatan diberikan dengan jalan berbuat secara individual maupun rombongan
untuk mendapatkan pengalaman sebagai suatu modal berharga dalam berfikir kritis
serta produktif dengan berbuat susila. Dan sekolah yang dikehendaki oleh John
Dewey adalah sekolah kerja dimana masyarakat harus menyediakan segala sesuatu
yan dibutuhkan oleh warganya unutk pendidikan agar tidak tergantung kepada dogma,
melainkan pada cara berfikir bebas, berdisiplin, obyektif, kreatif dan dinamis.
Disamping itu betapa pentingnya arti bekerja menurut Dewey, karena bekerja
memberikan pengalaman dan pengalaman menuntun berfikir seseorang sehingga
orang tersebut dapat bertindak benar dan bijaksana, pengalaman juga mempengaruhi
budi pekerti seseorang, pengalaman itu sendiri terbagi menjadi pengalaman positif
dan negatif.
Kedua aspek inilah yang telah mendasari konsep sekolah kerja menurut john
dewey yang pada dasarnya sekolah kerja menurutnya berdasarkan atas dua segi yaitu
segi psikologis dan segi sosiologis.

REFERENSI:
Alieve.

2009.
John
Dewey
dan
demokrasi pendidikan,
(On
Line),
(http://alieve.wordpress.com/2009/08/07/john-dewey-dan-demokrasi-pendidikan/,
diakses 25 September 2014).

Anonim.

2011.
filsafat
pendidikan
progressivisme,
(http://cahayamamak.blogspot.com/2011/05/filsafat-pendidikanprogressivisme.html, diakses 25 September 2014).

(On

Line),

Lembaga Bimbingan Belajar KSC. 2011. BAB I : Implementasi Pembelajarn Learning By


Doing, (On Line), (http://miftahuddin86.blogspot.com/2011/02/bab-i-implementasipembelajarn-learning.html, diakses 25 September 2014).
Miefta Arief. 2013. Dasar-dasar sekolah dalam pendidikan john dewey, (On Line),
(http://ariefdotcom.blogspot.com/2013/09/dasar-dasar-sekolah-dalampendidikan.html, diakses 25 September 2014).
Sciena College Semarang. 2010. MODEL PEMBELAJARAN LEARNING BY DOING, (On
Line), (http://scienacollege.blogspot.com/2010/07/model-pembelajaran-learning-bydoing.html, diakses 25 September 2014).

Anda mungkin juga menyukai