Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA)


SLB AR-ROSYADIYAH”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Inklusif


Dosen Pengampu: Hanrezi Dhania, S.Pd.,M.Si

Disusun oleh:
Desti Agustin F.2010216 Siti Nuraisyah F.2010053 Muhammad Ryan F.2010490
Dhea Amalia Novia F.2010148 Bangkit Maulana F.2010181

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Walau pun dalam penyelesaiannya banyak sekali mendapat hambatan – hambatan, namun pada
akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi. Tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk mengenali dan memahami anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam penglihatan (Tunanetra),

Kami menyadari, bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan kami dalam penyusunan makalah ini,
dirasakan masih jauh dari sempurna, maka untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi perbaikan penulisan makalah ini.

Mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Sukabumi, 13 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ii


Daftar Isi-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2
C. Tujuan Penulisan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2
D. Manfaat Penulisan-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus -------------------------------------------------------------------------------------------------------4
B. Definisi Anak Tunanetra ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4
C. Karakteristik Anak Dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)----------------------------------------------------------------------------5
D. Klasifikasi Tunanetra -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5
E. Layanan Pendidikan Tunanetra--------------------------------------------------------------------------------------------------------------6
F. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Tunanetra --------------------------------------------------------------------------------------------6
G. Fasilitas Atau Alat-alat Yang Diperlukan Dalam Belajar Anak Tunanetra -----------------------------------------------------------8

3
H. Hasil Observasi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------10
I. Rencana Program Pembelajaran -----------------------------------------------------------------------------------------------------------38
J. Rencana Pembelajaran Individual ---------------------------------------------------------------------------------------------------------43
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------48
B. Saran ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------49
C. Dokumentasi -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------49
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------54

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan observasi ini merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Inklusi di Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak-anak yang
berkebutuhan khusus, terutama anak yang mengalami tunanetra. Dengan mata kuliah ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa sebagai calon guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu adanya identifikasi bagi anak didik berkebutuhan khusus agar
keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya diberikan program pelayanan
sesuai kebutuhan masing-masing yang kemudian sebagai acuan untuk pemberian layanan Pendidikan Khusus secara inklusif. 
Berdasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya yang diselenggarakan secara inklusif.
Yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.

1|Pendidikan Inklusif
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa (gifted and talented).
Pada kesempatan ini dilakukan observasi ke Sekolah Khusus SLB Ar-rosyadiyah yang merupakan salah satu sekolah
bagi anak berkebutuhan khusus.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar anak tunanetra?
2. Sebutkan apa saja karakteristik anak yang tunanetra?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunanetra?
4. Bagaimana bentuk layanan pendidikan yang diberikan pada anak tunanetra?

C. Tujuan Observasi
Tujuan observasi yaitu :
1. Untuk mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan belajar mengajar anak mengalami gangguan penglihatan
(tunanetra).
2. Untuk mengetahui karakteristik anak yang tunanetra.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunanetra.
4. Untuk mengetahui layanan pendidikan yang sesuai untuk anak tunanetra

2|Pendidikan Inklusif
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni untuk memberikan informasi dan pemahaman konseptual mengenai anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan penglihatan (Tunanetra) di Sekolah Khusus SLB Ar-rosyadiyah.

3|Pendidikan Inklusif
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada
umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain:
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik
dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan
dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan
tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus
adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis
Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara
khusus belum tersedia.

B. Definisi Anak Tunanetra


Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Definisi Tunanetra menurut Kaufman &
Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau

4|Pendidikan Inklusif
tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran
menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah
media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda
model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah perekam suara dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu
tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih
(tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).

C. Karakteristik Anak dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)


Karakteristik Anak dengan Kebutuhan Khusus (Tunanetra)
Setiap anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik (ciri-ciri) tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Berikut ini ciri-ciri yang menonjol dari anak dengan kebutuhan khusus (tunanetra).
Ciri-ciri tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan adalah sebagai berikut, tidak mampu melihat, tidak
mampu mengenali orang pada jarak 6 meter, kerusakan nyata pada kedua bola mata, sering meraba-raba/tersandung waktu
berjalan, mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, bagian bola mata yang hitam berwarna
keruh/besisik/kering, peradangan hebat pada kedua bola mata, mata bergoyang terus

D. Klasifikasi Tunanetra
Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Totally Blind) dan low vision.
1) Kelompok yang mengalami keterbatasan penglihatan:
 Mengenal bentuk atau obyek dari berbagai jarak
 Menghitung jari dari berbagai jarak
 Tidak mengenal tangan yang digerakkan
2) Kelompok yang Mengalami Keterbatasan Penglihatan yang Berat (Buta) :

5|Pendidikan Inklusif
 Yang tergolong mempunyai persepsi cahaya (light perception)
 Yang tergolong tidak memiliki persepsi cahaya (no light perception)

E. Layanan Pendidikan Tunanetra


Layanan Pendidikan Tunanetra Dikelompokkan Menjadi:
 Mereka mampu membaca cetakan standart
 Mampu membaca cetakan standart dengan menggunakan kaca pembesar
 Mampu membaca cetakan besar (ukuran huruf:18)
 Mampu membaca cetakan kombinasi cetakan reguler dan catakan besar
 Membaca cetakan besar dengan kaca pembesar
 Menggunakan Braille tetapi masih bisa melihat cahaya (sangat berguna untuk mobilitas)
 Menggunakan Braille tetapi tidak punya persepsi cahaya

F. Prinsip – prinsip pembelajaran anak Tunanetra


Dalam pembelajaran anak tunanetra, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Prinsip Individual
Prinsip individual adalah prinsip umum dalam pembelajaran manapun (PLB maupun pendidikan umum) guru dituntut
untuk memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu. Pada siswa yang mengalami ketunanetraan harus ada
beberapa perbedaan layanan pendidikan antara anak low vision dengan anak yang buta total. Prinsip layanan individu ini
lebih jauh mengisyaratkan perlunya guru untuk merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan anak.
Inilah alasan dasar terhadap perlunya (Individual Education Program – IEP).

2) Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan


Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus memungkinkan anak tunanetra mendapatkan pengalaman secara
nyata dari apa yang dipelajarinya. Strategi pembelajaran harus memungkinkan adanya akses langsung terhadap objek,

6|Pendidikan Inklusif
atau situasi. Anak tunanetra harus dibimbing untuk meraba, mendengar, mencium, mengecap, mengalami situasi secara
langsung dan juga melihat bagi anak low vision. Prinsip ini sangat erat kaitannya dengan komponen alat/media dan
lingkungan pembelajaran. Untuk memenuhi prinsip kekonkritan, perlu tersedia alat atau media pembelajaran yang
mendukung dan relevan.

3) Prinsip totalitas
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru haruslah memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman objek
maupun situasi secara utuh dapat terjadi apabila guru mendorong siswa untuk melibatkan semua pengalaman
penginderaannya secara terpadu dalam memahami sebuah konsep. Dalam bahasa Bower (1986) gagasan ini disebut
sebagai multisensory approach, yaitu penggunaan semua alat indera yang masih berfungsi secara menyeluruh mengenai
suatu objek.

4) Prinsip aktivitas mandiri (selfactivity)


Strategi pembelajaran haruslah memungkinkan atau mendorong anak tunanetra belajar secara aktif dan mandiri. Anak
belajar mencari dan menemukan, sementara guru adalah fasilitator yang membantu memudahkan siswa untuk belajar
dan motivator yang membangkitkan keinginannya untuk belajar. Prinsip ini pun mengisyaratkan bahwa strategi
pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan mendengar dan mencatat. Keharusan ini
memiliki implikasi terhadap perlunya siswa mengetahui, menguasai, dan menjalani proses dalam memperoleh fakta atau
konsep. Isi pelajaran (fakta, konsep) adalah penting bagi anak, tetapi akan lebih penting lagi bila anak menguasai dan
mengalami guna mendapatkan isi pelajaran tersebut.
Pola Pembelajaran
Permasalahan pembelajaran dalam pendidikan tunanetra adalah masalah penyesuaian. Penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran pada anak tunanetra lebih banyak berorientasi pada pendidikan umum, terutama menyangkut tujuan dan
muatan kurikulum. Dalam strategi pembelajaran, tugas guru adalah mencermati setiap bagian dari kurikulum, mana

7|Pendidikan Inklusif
yang bisa disampaikan secara utuh tanpa harus mengalami perubahan, mana yang harus dimodifikasi, dan mana yang
harus dihilangkan sama sekali.

G. Fasilitas atau Alat-alat yang Diperlukan dalam Belajar AnakTunanetra


Alat pendidikan bagi tunanetra dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu alat pendidikan khusus, alat bantu dan alat peraga.
a. Alat pendidikan khusus anak tunanetra antara lain:
1. Reglet dan pena atau stilus
2. Mesin tik Braille
3. Komputer dengan program Braille
4. Printer Braille
5. Abacus
6. Calculator bicara
7. Kertas braille
8. Penggaris Braille
9. Kompas bicara
10. Tongkat putih
11. Tongkat Laser (Laser Cane)
12. Sonic Guide (Penuntun Bersuara).

b. Alat Peraga. Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran. Alat
peraga tersebut antara lain:
1. benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan
2. benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan
3. benda asli yang dikeringkan
4. benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan.

8|Pendidikan Inklusif
Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak tunanetra secara umum sama dengan anak normal, hanya memerlukan
penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat dilihat, harus disampaikan dengan media perabaan atau
pendengaran. Fasilitas fisik yang berkaitan dengan gedung, seharusnyajumlah parit yang sedikit dan variasi tinggi rendah
lantainya, menghindari dinding yang mempunyai sudut lancip dankeras. Perabot sekolah sedapat mungkin memiliki sudut
yang tumpul.
menurut Anastasia Widjajanti dan Immanuel Hitipeuw (1995) adalah Braille dan peralatan orientasi dan mobilitas,
serta media pelajaran yang memungkinkan anak untuk memanfaatkan fungsi peraba dengan optimal
Fasilitas pendidikan bagi anak tunanetra antara lain adalah :
a. Huruf Braille
Huruf Braille merupakan fasilitas utama penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan
pertama kali oleh Louis Braille. Cara membaca huruf Braille sama seperti pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan.
Sedangkan untuk menulis, prinsip kerjanya berbeda dengan membaca. Cara menulis huruf Braille tidak seperti pada
umumnya yaitu mulai dari kanan ke kiri, biasanya sering disebut dengan menulis secara negatif. Jadi menulis Braille
secara negatif akan menghasilkan tulisan secara timbul positif, yang dibaca adalah tulisan timbulnya.
Ada tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan :
1) reglet dan pen atau stilus,
2) mesin tik Braille, dan
3) computer yang dilengkapi dengan printer Braille. Media yang digunakan berupa kertas tebal yang tahan lama
(manila, atau yang lain). Kertas standar untuk Braille adalah kertas braillon.

b. Tongkat putih
Tongkat putih merupakan fasilitas pendukung anak tunanetra untuk orientasi dan mobilitas. Dengan tongkat putih anak
tunanetra berjalan untuk mengenali lingkungannya. Berbagai media alat bantu mobilitas dapat berupa tongkat putih,
anjing penuntun, kacamata elektronik, tongkat elektronik.

9|Pendidikan Inklusif
Program latihan orientasi dan mobilitas meliputi jalan dengan pendamping awas, jalan mandiri, dan latihan bantu diri
(latihan di kamar mandi dan WC, latihan di ruang makan, latihan di kamar tidur, latihan di dapur, latihan di kamar tamu)
dan latihan orientasi sekolah.

c. Laser cane (tongkat laser)


Tongkat laser adalah tongkat penuntun berjalan yang menggunakan sinar inframerah untuk mendeteksi rintangan yang
ada pada jalan yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan (suara), serta dapat juga menggunakan alat bantu yang
lainnya yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan.

H. Hasil Observasi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TERPADU/INKLUSI

DIREKTORAT PENDIDIKAN LUAR BIASA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2004

FORM 1

INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK 

10 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(Diisi Oleh Orang Tua)

Petunjuk : 

Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan
kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah

A. Identitas Anak
1. Nama : Attallah Hilqi Rahman
2. Tempat dan tanggal lahir : Bekasi, 08 september 2008
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Status Anak : Anak Kandung
6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari 1 bersaudara
7. Nama sekolah : SLB Al-ROSYADIYAH
8. Kelas : 5 SD
9. Alamat rumah : Jl.Raya siliwangi kp.bangkongreang, Gg.roda RT.03/RW.04, desa.Benda
kec.cicurug, kab.sukabumi

B. Riwayat Kelahiran

11 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1. Perkembangan masa kehamilan : Tidak ada Keluhan
2. Penyakit pada masa kehamilan : Tidak ada
3. Usia kandungan : 9 Bulan
4. Riwayat proses kelahiran : Normal
5. Tempat kelahiran : Rs. Karya medika
6. Penolong proses kelahiran : dokter Lilis
7. Gangguan pada saat bayi lahir : seluruh badan nya tidak bergerak/kaku
8. Berat badan bayi lahir : 3.9
9. Panjang badan bayi lahir : 49 cm
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : Tidak menangis

C. Perkembangan Masa Balita

1. Menyusui ibunya hingga umur : 2 Tahun


2. Minum susu formula hingga umur : 4 Tahun
3. Imunisasi (lengkap/tidak) : Lengkap
4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tidak: Rutin
5. Kualitas makanan : Baik

12 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
6. Kuantitas makanan : Baik
7. Kesulitan makan (Ya/Tidak) : Ya

D. Perkembangan Fisik

1. Dapat berdiri umur : 1.5 Tahun


2. Dapat berjalan pada umur : 1.8 Tahun
3. Naik sepeda roda tiga pada umur : 3 Tahun
4. Naik sepeda roda dua pada umur : 3 Tahun
5. Bicara dengan kalimat lengkap pada umur : 3 Tahun
6. Kesulitan gerakan yang dialami : Berjalan
7. Status gizi balita (baik/kurang) : Baik
8. Riwayat kesehatan (baik/kurang) : Kurang

E. Perkembangan Sosial

1. Hubungan dengan saudara : Baik

13 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Hubungan degan teman : Kurang Bersosialisasi
3. Hubungan dengan orangtua : Baik
4. Hobi : bermain piano dan membaca Al-quran
5. Minat : Menjadi Hafidz quran

F. Perkembangan Pendidikan

1. Masuk TK umur : 5 Tahun


2. Lama pendidikan di TK : 2 Tahun
3. Kesulitan selama di TK : Menulis, Membaca dan Mewarnai
4. Masuk SD umur : 7 tahun
5. Kesulitan selama di SD : menulis, berhitung dan beradaptasi
6. Pernah tidak naik kelas :-
7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: Terapi dan kursus
8. Prestasi belajara yang pernah dicapai : Tidak Ada
9. Mata pelajaran yang dirasa paling sulit : Matematika
10. Mata pelajaran yang paling disenangi : IPS, B.indonesia, IPA, B.sunda

14 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
11. Keterangan lain yang dianggap perlu : cepat dalam menghafal al-quran dan gemar sekali mendengarkan
murotal quran melalui youtube.

Selasa, 02 november 2021

Orangtua,

(Nusan Abdurrahman)

FORM II

DATA ORANGTUA/ WALI SISWA

(Diisi orangtua/wali siswa)

A. Identitas Orangtua/wali

Ayah

15 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1. Nama ayah : Nusan Abdurrahman

2. Tempat tanggal lahir : Bekasi, 04 April 1990

3. Agama : Islam

4. Status ayah : Menikah

5. Pendidikan tertinggi : SMK

6. Pekerjaan pokok : Montir

7. Alamat tinggal : Kp.Cijulang

Ibu

1. Nama ibu : Sri Suriyawati

2. Tempat tanggal lahir : Tegal, 12 Desember 1995

3. Agama : Islam

4. Status ibu : Menikah

5. Pendidikan tertinggi : SMA

6. Pekerjaan pokok : Ibu Rumah Tangga

16 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
7. Alamat tinggal : Kp.Cijulang

B. Hubungan Orangtua-anak

1. Kedua orangtua satu rumah : Ya


2. Anak satu rumah dengan kedua orangtua : Ya
3. Anak diasuh oleh salah satu orangtua saja : Ya
4. Anak diasuh wali/saudara : Tidak

C. Sosial ekonomi Orangtua

1. Jabatan formal ayah di kantor (bila ada) :-


2. Jabatan formal ibu di kantor (bila ada) :-
3. Jabatan informal ayah di kantor (bila ada) :-
4. Rata-rata penghasilan (kedua rangtua)/bulan : 1.0000.000

D. Tanggungan dan Tanggapan Keluarga

1. Jumlah anak :1

17 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Yang bersangkutan anak nomor berapa :1
3. Persepsi orangtua ke anak :
 Mendukung segala aktivitas yang dilakukan Oleh anak selagi itu baik dan Positif
 Selalu memberikan arahan dan motivasi kepada anak dengan cara yang baik dan sesuai dengan keadaan anak
 Mengajarinya pengetahuan-pengetahuan yang baru dengan cara yang menarik
 Selalu berusaha mendampingi anak dalam segala aktivitasnya
 Selalu mengajari anak berfikir positif dalam menjalani kehidupan
4. Kesulitan orangtua terhadap anak : Mengajarkan belajar menulis
5. Harapan orangtua terhadap pendidikan anak :
 Bisa terus sekolah sampai ke jenjang yang lebih Tinggi
 Menjadi anak yang selalu dapat membanggakan orang tua dengan cara terus berusaha belajar semaksimal mungkin
 Selalu menjadi anak yang haus akan ilmu dan pengetahuan
6. Bantuan yang diaharapkan orangtua untuk anak :
 Pemerintah Daerah sebaiknya lebih memperhatikan Sekolah-sekolah SLB di Kampung
 Untuk segenap guru dan sekolah yang mendapatkan bagian dalam mengajari anak berkebutuhan khusus semoga
selalu diberikan kesabaran dalam mengajari mereka.

Selasa, 02 november 2021

Orangtua/wali

18 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(Sri Suruyawati)

FORM 3

ALAT IDENTIFIKASI ANAK LUAR BIASA (AI- ALB) 

NAMA SEKOLAH : SLB AL-ROSYADIYAH

KELAS : 5 SD

DIISI TANGGAL : 2 November 2021

NAMA PEMERIKSA :

 Desti Agustin F.2010216


 Dhea Amalia Novia F.2010148
 Siti Nuraisyah F.2010053
 Bangkit Maulana F.2010181
 Muhammad Ryan F.2010490
GURU KELAS :

 Nusan Abdurrahman

19 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Sri Suriyawati

GEJALA YANG DIAMATI Attallah Hilqi


Rahman

1.Tunanetra/anak yang mengalami gangguan pengelihatan

a. Tidak mampu melihat ✔️

b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter ✔️

c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata ✔️

d. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan ✔️

e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya ✔️

f. Bagian bola mata yang hitam berwarna ✔️


keruh/besisik/kering,
g. Peradangan hebat pada kedua bola mata, ✔️

h. Mata bergoyang terus

Nb : Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b ✔️

20 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.

2. tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran

a. Tidak mampu mendengar

b. Terlambat perkembangan Bahasa

c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi

d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara

e. Ucapan kata tidak jelas

f. Kualitas suara aneh/monoton

g. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar

h. Banyak perhatian terhadap getaran

i. Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga

Nb : Nilai Standar : 6 (di luar a), maksudnya jika a terpenuhi, maka


berikutnya tidak perlu dihitung.

21 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
3.tunadaksa/anak yang mengalami kelainan anggota
tubuh/Gerakan

a. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh

b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak ✔️


lentur/tidak 
terkendali),

c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak


sempurna/lebih kecil dari biasa,
d. Terdapat cacat pada alat gerak

e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, ✔️

f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan


menunjukkan sikap tubuh tidak normal

g. Hiperaktif/tidak dapat tenang.

Nb : Nilai Standar : 5 2

4. Anak Berbakat/ memiliki kemampuan dan kecerdasan luar


biasa

22 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
a. Membaca pada usia lebih muda

b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak

c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas ✔️

d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat ✔️

e. Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang


dewasa

f. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri, ✔️

g. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan ✔️


verbal,

h. Memberi jawaban-jawaban yang baik ✔️

i. Dapat memberikan banyak gagasan ✔️

j. Luwes dalam berpikir ✔️

k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan ✔️

23 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
l. Mempunyai pengamatan yang tajam

m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama ✔️


terhadap tugas atau bidang yang diminati,

n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri ✔️

o. Senang mencoba hal-hal baru, ✔️

p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis


yang tinggi
q. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan- ✔️
pemecahan masalah

r. Cepat menangkap hubungan sebab akibat,

s. Berperilaku terarah pada tujuan, ✔️

t. Mempunyai daya imajinasi yang kuat

u. Mempunyai banyak kegemaran (hobi), ✔️

v. Mempunyai daya ingat yang kuat ✔️

24 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
w. Tidak cepat puas dengan prestasinya

x. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),

y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan Tindakan

Nb : nilai standar : 18 16

5. tunagrahita

a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu


kecil/ besar

b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,

c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat

d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan


(pandangan kosong),

e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak


terkendali),

25 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
f. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

Nb : nilai standar : 6

6. anak lamban belajar

a. Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6)

b. Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering


terlambat dibandingkan teman-teman seusianya
c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat

d. Pernah tidak naik kelas.

Nb : nilai standar : 4

1. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik

• Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

a. Perkembangan kemampuan membaca terlambat,

b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah,

26 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
c. Kalau membaca sering banyak kesalahan

Nilai standarnya 3

• Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)

a. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, ✔️

b. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v ✔️


dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,

c. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, ✔️

d. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,

e. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris. ✔️

Nilai standarnya 4. ✔️

27 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
• Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)

a. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = ✔️

b. Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, ✔️

c. Sering salah membilang dengan urut,

d. Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71,


2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya,
e. Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

Nilai standarnya 4. 2

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi

a. Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain,

b. Tidak lancar dalam berbicaraa/mengemukakan ide,

c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,

d. Kalau berbicara sering gagap/gugup,

e. Suaranya parau/aneh,

f. Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu/celat/cadel,

28 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
g. Organ bicaranya tidak normal/sumbing.

Nilai standarnya 5

9. Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan


perilaku).

a. Bersikap membangkang,

b. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah

c. Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu

d. Sering bertindak melanggar norma social/norma


susila/hukum.
Nilai standarnya 4.

Alat Identifikasi Autisme

Berikut adalah alat identifikasi ASD (Autism Spectrum Disorder) berdasarkan DSM V

NO GEJALA AD TIDAK
A

29 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1 Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang bersifat menetap pada berbagai konteks (baik yang terjadi
sekarang ataupun ada riwayat sebelumnya).

a. Kekurangan dalam kemampuan komunikasi sosial dan emosional. Contohnya : pendekatan


sosial yang tidak normal dan kegagalan untuk melakukan komunikasi dua arah; kegagalan
untuk berinisiatif atau merespon pada interaksi sosial. 

b. Terganggunya perilaku komunikasi non-verbal yang digunakan untuk interaksi sosial. ✔️


Contohnya :  Integrasi komunikasi verbal dan non-verbal yang sangat parah, hilangnya
kontak mata, bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

c. Kekurangan dalam mengembangkan, mempertahankan hubungan. Contohnya kesulitan


menyesuaikan perilaku pada berbagai konteks sosial, kesulitan dalam bermain imajinatif
atau berteman, tidak adanya ketertarikan terhadap teman sebaya

2 Perilaku yang terbatas, repetitive, ketertarikan, atau aktifitas yang terwujud minimal dua dari perilaku
berikut: Pergerakan motor repetitif atau stereotype, penggunaan objek-objek atau bahasa, ontohnya :
perilaku stereotype yang sederhana, membariskan mainan-mainan atau membalikkan objek.

a. Perhatian yang berlebihan pada kesamaan, rutinitas yang kaku atau pola perilaku verbal atau
non-verbal yang diritualkan, contohnya stress ekstrim pada suatu perubahan yang kecil,
kesulitan pada saat adanya proses perubahan, pola pikir yang kaku. 

b. Kelekatan dan pembatasan diri yang tinggi pada suatu ketertarikan yang abnormal. Contoh:
kelekatan yang kuat atau preokupasi pada objek-objek yang tidak biasa, pembatasan yang

30 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
berlebihan 
c. Hiperaktivitas/hipoaktivitas pada input sensori atau ketertarikan yang tidak biasa pada aspek
sensori pada lingkungan. Contoh: sikap tidak peduli pada rasa sakit atau temperature udara,
respon yang berlawanan pada suara atau teksture tertentu, penciuman yang berlebihan atau
sentuhan dari objek, kekaguman visual pada cahaya atau gerakan

 Gejala-gejala harus muncul pada periode perkembangan awal (tapi mungkin tidak termanifestasi secara penuh sampai
tuntutan sosial melebihi kapasitas yang terbatas, atau mungkin tertutupi dengan strategi belajar dalam kehidupannya). 
  Gejala-gejala menyebabkan perusakan yang signifikan pada kehidupan sosial, pekerjaan atau setting penting lain dalam
kehidupan. 
 Gangguan-gangguan ini lebih baik tidak dijelaskan dengan istilah ketidakmampuan intelektual (intellectual disability) atau
gangguan perkembangan intelektual atau keterlambatan perkembangan secara global

Alat Identifikasi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas)

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) (Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga
geiala utama, yaitu :

NO JENIS GEJALA

1 Inatensivitas : kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang a. Gagal menyimak hal yang rinci. 

31 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
sedang dihadapinya b. Kesulitan bertahan pada satu
aktivitas. 
c. Tidak mendengarkan sewaktu
diajak berbicara
d. Sering tidak mengikuti instruksi
e. Kesulitan mengatur jadwal tugas
dan kegiatan
f. Sering menghindar dari tugas
yang memerlukan perhatian lama
g. Sering kehilangan barang yang
dibutuhkan untuk tugas
h. Sering beralih perhatian oleh
stimulus dari luar. 
i. Sering pelupa dalam kegiatan
sehari-hari.
2 Impulsivitas : Ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku dan lebih a. Sering memberi jawaban
mengutamakan rnenuruti dorongan hati. Impulsif dapat berupa impulsif motorik sebelum pertanyaan selesai
dan impulsif verbal atau kognitif
b. Sering mengalami kesulitan
menunggu giliran. 
c. Sering memotong atau menyela

32 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
orang lain
d. Sering melakukan tindakan
berbahaya tanpa pikir paniang
e. Sering berteriak di kelas
f. Tidak sabaran
g. Suka mengganggu siswa lain
h. Permintaannya harus segera
dipenuhi
i. Mudah frustrasi dan putus asa
3 Hiperaktivitas : Kecenderungan berperilaku berlebihan, baik motorik maupun 1. Sering menggerakkan kaki atau
verbal tangan dan sering menggeliat
2. Sering meninggalkan tempat
duduk di kelas
3. Sering berlari dan memanjat
4. Mengalami kesulitan melakukan
kegiatan dengan tenang.
5. Sering bergerak seolah diatur
oleh motor penggerak. 
6. Sering berbicara berlebihan.

33 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas)

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) (Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga
geiala utama, yaitu :

NO JENIS GEJALA GEJALA TEMPAT GEJALA TERJADI


MUNCUL

1 Inatensivitas : 1) Gagal menyimak Jarang Sekolah


halyang rinci
Kesulitan dalam memutuskan
perhatian terhadap sesuatu
yang sedang dihadapinya 2) Kesulitan Sering Rumah
mengatur jadwal
tugas dan
kegiatan

3) Sering kehilangan Sering Sekolah dan rumah


barang yang
dibutuhkan untuk
tugas

34 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
4) Sering pelupa Jarang Rumah dan sekolah
dalam kegiatan
sehari-hari

Nb : untuk keterangan gejala-gejala yang terjadi

1. Terkadang anak gagal menyimak hal yang rinci di sekolah menurut para guru yang mengajar di sekolah
2. Ketika ada jadwal tugas dan ada kegiatan dari sekolah terkadang anak sulit mengaturnya menurut orang tua
dirumah
3. Terkadang anak sering kehilangan barang yang di butuhkan untuk tugas baik disekolah maupun rumah menurut
guru dan orang tua
4. Ketika melakukan kegiatan sehari-hari anak sering lupa menurut para guru dan orang tua di rumah dan sekolah

Waktu Observasi

Kegiatan observasi dilakukan di Sekolah SLB Rosyadiyah, yang dilaksanakan pada hari Selasa, 02 November 2021. Mulai pukul
11.00 hingga pukul 15.30 WIB. Bertempatan di daerah Jl.Raya siliwangi kp.bangkongreang, Gg.roda RT.03/RW.04, desa.Benda
kec.cicurug, kab.sukabumi. Di sebuah sekolah LB AR-ROSYADIYAH .

Hasil Observasi

35 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Berdasakan hasil observasi yang telah kami lakukan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan (Tuna
Netra) di Sekolah SLB AR-ROSYADIYAH, di Sekolah tersebut terdapat 12 orang siswa yang mengalami gangguan penglihatan dari
berbagai kalangan usia dan tingkatan kelas mulai dari tingkatan SD sampai SMP. Di Sekolah Khusus tersebut hanya menerima siswa
yang mengalami ketunaan, atau tunanetra. Dalam kelas ini proses pembelajaran dilaksanakan secara umum seperti pada
Sokalah reguler lainnya, namun ada perbedaan bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan. Metode yang digunakan adalah
metode ceramah yang dipadukan dengan alat peraga supaya siswa mengetahui konsep yang sebenarnya. Misalnya, pada pelajaran IPS
guru menyediakan peta dan globe timbul dan mata pelajaran Matematika menggunakan peraga geometri seperti bangun ruang (kubus,
bola, balok, kerucut, prisma dll).

Kurikulum yang digunakan di SLB Ar-Rosyadiyah adalah KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Pada jenjang pendidikan dasar
(SD) masih menggunakan KTSP dan pada jenjang pendidikan menengah (SMP) menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang ada di yang digunakan sama seperti sekolah pada umumnya, hanya memerlukan
modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Nama siswa berkebutuhan khusus yang telah kita wawancarai bernama Attallah Hilqi Rahman dia menglami hambatan dalam
penglihatan/tunanetra sejak lahir, dia berasal dari Bekasi dan pindah ke Sekolah Ar-rosyadiyah pada tahun 2015. Saat pindah ke SLB
Ar-Rosyadiyah Attallah belum bisa membaca dan menulis huruf braile sehingga ia diturunkan level pembelajarannya yang lebih
rendah, ini dilakukan agar Attallah belajar sesuai dengan kemampuannya.

Tahapan dalam mengajarkan membaca dan menulis dimulai dari memperkenalkan  angka, tanda baca dan huruf-huruf braile.
Mengenalkan posisi buku dimana letak tepi kanan-kiri maupun atas-bawah sehingga memudahkan dalam membaca (orientasi atas-
bawah). Kemudian memperkenalkan kalimat dalam satu baris, dan bagaimana cara membaca pada baris berikutnya (pindah baris)
yaitu dengan berpindah baris dengan cara zig-zag. Dalam memperkenalkan huruf-huruf braile awalnya menggunakan alat yang
disebut dengan papan braile. Salah satu bentuk kegiatan belajar yang dilakukan Tita yaitu menyusun kalimat yang ditulis
menggunakan huruf braile serta menemukan kata-kata yang sulit dipahami.

36 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Ada yang special attallah memiliki kemampuan daya ingat yang kuat dengan mahir memainkan alat music seperti piano dan
juga mengahfal Al-qlur’an di usianya yang ke 13 tahun ini attallah sudah Hafal 2 Juz dengan menggunakan metode mengahafal dari
mendengar langsung bacaan yang ia dengar di youtobe.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Khusus SLB AR-ROSYADIYAH berlangsung selama 5 hari dari hari senin-
jumat dari pukul 07.30-11.00 WIB, di SLB Ar-rosyadiyah juga di ajarkan orietantasi mobilitas seperti :

 Berpindah tempat ( contohnya: mengajarkan cara duduk yang benar dan rapih,  menghafal tata letak benda yang ada didalam
ruangan)
 Bina diri ( mengenal bagian tubuhnya sendiri dan memperhatikan batasan-batasan bagian tubuh mana  yang boleh di sentuh
dan tidak boleh di sentuh oleh orang lain)
 ·Melatih kemandirian siswa ( seperti mencuci, mandi, memasak, mengambil benda milik pribadi seperti tongkat dan alat tulis
nya sendiri)
 Alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya: peraga geometri, mesin ketik Braile, Reglet, kertas
Braille, papan braille dan lain sebagainya. Dalam penulisan huruf Braille, jika terdapat kesalahan penulisan cukup dengan
menekan huruf yang salah sampai tidak teraba lagi titik-titik huruf Braille tersebut.
Kelemahan dalam proses pembelajaran yang terjadi di SLB Ar-rosyadiyah ini adalah:

a) Keterbatasan tenaga pengajar, sehingga satu guru dapat mengajar dua jenjang kelas dengan jenis kelainan yang sama
b) Sulit menyesuaikan materi pelajaran antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Karena semua siswa tunanetra ditempatkan
di satu kelas yang sama. Sedangkan tenaga pengajar dikelas tersebut hanya satu guru. Hal ini memperlambat proses belajar
karena hanya satu guru yang menangani lima siswa bahkan yang berbeda jenjang pendidikannya.
c) Evaluasi pembelajaran hampir sama dengan sekolah normal hanya saja saat Ujian menggunakan huruf Braile.

I. Rencana Program Pembelajaran

37 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

A. NAMA SEKOLAH :SLB ALROSYADIYAH

B. TEMA :SELAMATKAN MAKHLUK HIDUP

C. SUB TEMA :LESTARIKAN HEWAN DAN TUMBUHAN

C. KELAS/SEMESTER :6/1

D. ALOKASI WAKTU :1 PERTEMUAN (6 X 30 MENIT)

E. KOMPETENSI INTI :

PROFIL PESERTA DIDIK

1. Siswa sudah Mampu mendengarkan dengan cukup baik ketika guru atau temannya berbicara
2. Siswa sudah Mampu Mengulang Kalimat dengan baik ketika guru menyuruhnya mengulang apa yang di sampaikan
3. Siswa sudah mampu Berbicara cukup fasih lancar dan lugas
4. Siswa memiliki daya ingat yang kuat
5. Siswa sudah mampu disiplin dengan cukup baik
6. Siswa sudah mampu menghitung angka baik itu perkalian maupun pembagian dan pengurangan
7. Belum bisa Menulis dengan cukup baik

38 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Alokasi Waktu Sumber Belajar
Pembelajaran

Bahasa Indonesia

3.2 Mengenal teks cerita narasi 3.2 1 Siswa Belajar Siswa


tentang Hewan dan Tumbuhan Membaca Puisi Mengamati
sebagai salah satu contoh dari tentang bagaimana
Makhluk Hidup, baik lisan Pentingnya Perbedaan
maupun tulis (braille). Melestarikan Hewan dan
Hewan dan Tumbuhan
Tumbuhan

Matematika

4.10. Menghitung keliling


4.10 1 Siswa
persegi dan segitiga Siswa
Belajar
menggunakan bantuan benda Menyimak
menghitung luas
konkrit pembelajaran
Persegi dan
Menggunakan
segitiga
Audio Visual

IPA

3.1. Mengidentifikasi berbagai


tempat hidup makhluk
3.1 1 Siswa
Siswa
Menjelaskan
mengamati
tentang apa itu
Makhuk hidup
Hewan dan
di lingkungan
Tumbuhan
sekitar (tempat
39 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f tinggal)
TUJUAN PEMBELAJARAN

 Melalaui Kegiatan Mengidentifikasi Siswa Mengetahui Bagaimana Perbedaan Hewan dan Tumbuhan
 Melalui Kegiatan Membaca Puisi Siswa Menjadi Berani untuk tampil di depan
 Melalui Kegiatan Mengamati Siswa menjadi faham seperti apa itu manfaat melestarikan Hewan dan tumbuhan

MATERI PEMBELAJARAN

 Teks Mengamati tentang “Melestarikan Hewan dan Tumbuhan “


 Menghitung Luas Persegi dan Segitiga

METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

 Pendekatan Scientific

 Metode : Ceramah ,Tanya Jawab ,Penugasan dan Praktek

MEDIA/ALAT BELAJAR /SUMBER BELAJAR

 Radio/Laptop
 Audio/Microfon
 Braille

Kegiatan Pendahuluan

1. mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

40 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

3. Menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan sebelum berangkat sekolah.

4. Guru menyampaikan Sub Tema yang akan dibahas yaitu tentang “Melestarikan Hewan dan TUmbuhan

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.Inti(190 menit)

6. Siswa mendengarkan teks narasi tentang “Manfaat Melestraikan Hewan dan Tumbuhan” yang dibacakan oleh guru.

7. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa Pentingnya kita Menyayangi Makhluk HIdup

8. Siswa memahami bahwa sebagai Manusia pentingnya Menjaga dan Melestarikan Makluk Hidup

9. Guru memandu siswa untuk membuat pertanyaan

10. Siswa membuat pertanyaan berkaitan dengan sub tema “Perbedaan Hewan dan Tumbuhan”:.

11. Guru meminta siswa mencari bentuk segitiga dan persegi pada bagian gambar tempat ibadah.

12. Guru meminta siswa menyebutkan perbedaan segitiga dan persegi.

13 Siswa menunjukkan bentuk segitiga dan persegi kemudian menghitung keliling bangun datar tersebut.

14. Siswa menunjukkan bentuk segitiga dan persegi kemudian menghitung luas bangun datar tersebut.

15 Guru memberikan hasil pekerjaan siswa

16 Siswa menceritakan kembali inti dari teks Melestarikan Hewan dan Tumbuhan

Penutup

41 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(10 menit)

17.Guru menyimpulkanbersama siswa bahwa Sebagai Sesama Makhluk Hidup kita harus saying antar sesama

18. Guru menyarankan agar apa yang telah dipelajari hari ini dapat di ingat dan dilaksanakan oleh siswa di rumah

19. Sebelum pulang guru mengajak siswa untuk berdoa.

J. Rencana Pembelajaran Individual

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

A. Identitas Siswa:

Nama : Attallah Hilqi Rahman

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 08 September 2008

Usia : 13 Tahun

Kelas : 5 SD

Sekolah : SLB AL-ROSYADIYAH

42 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Nama Orangtua

Ayah : Nusan Abdurrahman

Ibu : Sri Suriyawati

Alamat : Bekasi

B. Tujuan Jangka Panjang

1) Membaca al quran khusus dengan benar


2) Rutin mengulang bacaan al quran tersebut
3) mendengarakan lantunan ayat al quran melalui youtube atau media lainnya

C. Tujuan Jangka Pendek

1) Mengambil wudhu sebelum melakukan pembelajaran tahfidz


2) Mempersiapkan al quran masing-masing
3) Membuka surat yang akan di baca
4) Membaca surat Bersama-sama
5) Membaca surat satu persatu
6) Mengulang bacaan masing-masing
7) Menghafalkan surat yang telah dibaca
8) Menyetorkan hafalan surat kepada guru

43 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
D. Program Pembelajaran Individual

Sekolah : SLB AL-ROSYADIYAH

Kelas : 5 SD

Semester : II

Nama Siswa : Atthallah Hilqi Rahman

Kondisi Siswa : Anak Tunanetra

Mata Pelajaran : Tahfidz Al-Quran

Evaluasi Tanggal
Mata Kemampuan Siswa Kondisi Yang Ditetapkan Indikator
Pelajaran Saat Ini Guru Keberhasilan 3 2 1 0

44 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Tahfidz 15 Desember 2021
Al-Quran 1. Sudah Bisa 90 %
1. Anak Bisa Berjalan
Membaca Al-
Menuju Tempat Wudhu
Quran Dengan
Tanpa Perlu Dituntun
Benar Dan 17 Desember 2021
Lancar
       

2. Mampu 2. Anak Bisa


Mengingat Mempersiapkan Al-
80 % 18 Desember 2021
Ayat Al- Qurannya Dengan
Quran Dengan Mandiri
Cepat
       

3. Mampu 3. Anak Bisa Membuka Al-


Menghafal Quran Sesuai Dengan
80 % 20 Desember 2021
Ayat Al- Surat Yang Akan Dibaca
Quran Hanya Dengan Benar
Dengan
Mendengarkan
4. Anak Bisa Mengikuti         22 Desember 2021
Lantunan Ayat
Bacaan Surat Bersama- 90 %  
Melalui
Sama Dengan Baik
Youtube.

45 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
90 % 24 Desember 2021
5. Anak Bisa Melafadzkan
Bacaan Al-Quran
Dengan Lancar.
       

6. Anak Bisa Mengikuti


Arahan Saat Disuruh 25 Desember 2021
Membaca Ulang Surat
Yang Telah Dibaca.
80 %        

7. Anak Bisa Mengikuti 90 % 27 Desember 2021


Arahan Untuk
Menghafalkan Surat
Yang Telah Dibaca.

46 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
8. Anak Mampu
Menyetorkan Hafalan
Suratnya Dengan Lancar 90 % 29 Desember 2021
Dan Baik

Keterangan:

Evaluasi (rubrik penilaian):

 Skor 3 (Bisa) : anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan baik dan benar secara mandiri
 Skor 2 (Bisa dengan sedikit bantuan) : anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan benar dengan sedikit bantuan guru
 Skor 1 (Bisa dengan banyak bantuan): anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan benar dengan banyak bantuan guru
 Skor 0 (Tidak bisa) : anak tidak bisa melakukan pembelajaran tersebut

Penilaian:

Jumlah skor + 2 = Nilai 2


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari laporan observasi yang telah kami buat ini ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil, seperti:

47 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta
didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-
sama dengan peserta didik pada umumnya

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.

Hal-hal yang menjadi acuan sebagai pengetahuan kita dalam mengenal anak-anak yang berkebutuhan khusus terlebih
kepada anak yang mengalami tunanetra yaitu: bagaimana karakteristik anak dengan kebutuhan khusus terlebih kepada anak
yang mengalami tunanetra, dan juga klasifikasi, layanan Pendidikan, prinsip-prinsip pembelajran dan fasilitas atau alat-alat
yang di perlukan dalam belajar bagi anak tunanetra.

Adapun hasil dari observasi yang dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah tersebut, dan mewawancarai salah satu
guru dan murid serta mewawancarai wali dari murid yang diwawancarai.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para pembaca tidak hanya berpegangan dengan
makalah ini. Karena pemakalah menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih
baik.

48 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
C. Dokumentasi :

 Nama Yayasan

 Sesi wawancara

 Foto anak dan orangtua sekaligus guru Yayasan

49 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Wawancara orang tua sekaligus guru

 Sesi foto Bersama

50 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
 Pemberian bingkisan kepada anak yang bersangkutan

 Foto kegiatan anak-anak ABK

51 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
52 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
DAFTAR PUSTAKA

www.berpendidikan.com/2020/04/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra

https://www.paud.id/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus-abk/

https://meenta.net/program-pembelajaran-individual-ppi-abk/

https://docs.google.com/presentation/d/1vrWhFagKuHDIM0P5hm1GN7_Sjed9qENB1POr9QBfQKM/mobilepresent?
slide=id.p2

53 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f

Anda mungkin juga menyukai