Disusun oleh:
Desti Agustin F.2010216 Siti Nuraisyah F.2010053 Muhammad Ryan F.2010490
Dhea Amalia Novia F.2010148 Bangkit Maulana F.2010181
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Walau pun dalam penyelesaiannya banyak sekali mendapat hambatan – hambatan, namun pada
akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi. Tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk mengenali dan memahami anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam penglihatan (Tunanetra),
Kami menyadari, bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan kami dalam penyusunan makalah ini,
dirasakan masih jauh dari sempurna, maka untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi perbaikan penulisan makalah ini.
Mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
H. Hasil Observasi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------10
I. Rencana Program Pembelajaran -----------------------------------------------------------------------------------------------------------38
J. Rencana Pembelajaran Individual ---------------------------------------------------------------------------------------------------------43
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------48
B. Saran ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------49
C. Dokumentasi -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------49
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------54
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan observasi ini merupakan kegiatan pembelajaran mata kuliah Pendidikan Inklusi di Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam. Kegiatan observasi ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengenal secara langsung anak-anak yang
berkebutuhan khusus, terutama anak yang mengalami tunanetra. Dengan mata kuliah ini diharapkan dapat membantu para
mahasiswa sebagai calon guru dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, perlu adanya identifikasi bagi anak didik berkebutuhan khusus agar
keberadaan mereka dapat diketahui sedini mungkin. Setelah dilakukan identifikasi, selanjutnya diberikan program pelayanan
sesuai kebutuhan masing-masing yang kemudian sebagai acuan untuk pemberian layanan Pendidikan Khusus secara inklusif.
Berdasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya yang diselenggarakan secara inklusif.
Yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada semua peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
1|Pendidikan Inklusif
Klasifikasi anak berkebutuhan khusus diantaranya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras,anak autis, anak lamban belajar dan anak dengan kecerdasan istimewa (gifted and talented).
Pada kesempatan ini dilakukan observasi ke Sekolah Khusus SLB Ar-rosyadiyah yang merupakan salah satu sekolah
bagi anak berkebutuhan khusus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar anak tunanetra?
2. Sebutkan apa saja karakteristik anak yang tunanetra?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunanetra?
4. Bagaimana bentuk layanan pendidikan yang diberikan pada anak tunanetra?
C. Tujuan Observasi
Tujuan observasi yaitu :
1. Untuk mengetahui secara langsung bagaimana kegiatan belajar mengajar anak mengalami gangguan penglihatan
(tunanetra).
2. Untuk mengetahui karakteristik anak yang tunanetra.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengajar anak tunanetra.
4. Untuk mengetahui layanan pendidikan yang sesuai untuk anak tunanetra
2|Pendidikan Inklusif
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yakni untuk memberikan informasi dan pemahaman konseptual mengenai anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan penglihatan (Tunanetra) di Sekolah Khusus SLB Ar-rosyadiyah.
3|Pendidikan Inklusif
BAB II
KAJIAN TEORI
4|Pendidikan Inklusif
tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran
menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah
media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda
model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah perekam suara dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu
tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih
(tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).
D. Klasifikasi Tunanetra
Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Totally Blind) dan low vision.
1) Kelompok yang mengalami keterbatasan penglihatan:
Mengenal bentuk atau obyek dari berbagai jarak
Menghitung jari dari berbagai jarak
Tidak mengenal tangan yang digerakkan
2) Kelompok yang Mengalami Keterbatasan Penglihatan yang Berat (Buta) :
5|Pendidikan Inklusif
Yang tergolong mempunyai persepsi cahaya (light perception)
Yang tergolong tidak memiliki persepsi cahaya (no light perception)
6|Pendidikan Inklusif
atau situasi. Anak tunanetra harus dibimbing untuk meraba, mendengar, mencium, mengecap, mengalami situasi secara
langsung dan juga melihat bagi anak low vision. Prinsip ini sangat erat kaitannya dengan komponen alat/media dan
lingkungan pembelajaran. Untuk memenuhi prinsip kekonkritan, perlu tersedia alat atau media pembelajaran yang
mendukung dan relevan.
3) Prinsip totalitas
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru haruslah memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman objek
maupun situasi secara utuh dapat terjadi apabila guru mendorong siswa untuk melibatkan semua pengalaman
penginderaannya secara terpadu dalam memahami sebuah konsep. Dalam bahasa Bower (1986) gagasan ini disebut
sebagai multisensory approach, yaitu penggunaan semua alat indera yang masih berfungsi secara menyeluruh mengenai
suatu objek.
7|Pendidikan Inklusif
yang bisa disampaikan secara utuh tanpa harus mengalami perubahan, mana yang harus dimodifikasi, dan mana yang
harus dihilangkan sama sekali.
b. Alat Peraga. Alat peraga tactual atau audio yaitu alat peraga yang dapat diamati melalui perabaan atau pendengaran. Alat
peraga tersebut antara lain:
1. benda asli : makanan, minuman, binatang peliharaan
2. benda asli yang diawetkan : binatang liar/buas atau yang sulit di dapatkan
3. benda asli yang dikeringkan
4. benda/model tiruan; model kerangka manusia, model alat pernafasan.
8|Pendidikan Inklusif
Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak tunanetra secara umum sama dengan anak normal, hanya memerlukan
penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat dilihat, harus disampaikan dengan media perabaan atau
pendengaran. Fasilitas fisik yang berkaitan dengan gedung, seharusnyajumlah parit yang sedikit dan variasi tinggi rendah
lantainya, menghindari dinding yang mempunyai sudut lancip dankeras. Perabot sekolah sedapat mungkin memiliki sudut
yang tumpul.
menurut Anastasia Widjajanti dan Immanuel Hitipeuw (1995) adalah Braille dan peralatan orientasi dan mobilitas,
serta media pelajaran yang memungkinkan anak untuk memanfaatkan fungsi peraba dengan optimal
Fasilitas pendidikan bagi anak tunanetra antara lain adalah :
a. Huruf Braille
Huruf Braille merupakan fasilitas utama penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan
pertama kali oleh Louis Braille. Cara membaca huruf Braille sama seperti pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan.
Sedangkan untuk menulis, prinsip kerjanya berbeda dengan membaca. Cara menulis huruf Braille tidak seperti pada
umumnya yaitu mulai dari kanan ke kiri, biasanya sering disebut dengan menulis secara negatif. Jadi menulis Braille
secara negatif akan menghasilkan tulisan secara timbul positif, yang dibaca adalah tulisan timbulnya.
Ada tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan :
1) reglet dan pen atau stilus,
2) mesin tik Braille, dan
3) computer yang dilengkapi dengan printer Braille. Media yang digunakan berupa kertas tebal yang tahan lama
(manila, atau yang lain). Kertas standar untuk Braille adalah kertas braillon.
b. Tongkat putih
Tongkat putih merupakan fasilitas pendukung anak tunanetra untuk orientasi dan mobilitas. Dengan tongkat putih anak
tunanetra berjalan untuk mengenali lingkungannya. Berbagai media alat bantu mobilitas dapat berupa tongkat putih,
anjing penuntun, kacamata elektronik, tongkat elektronik.
9|Pendidikan Inklusif
Program latihan orientasi dan mobilitas meliputi jalan dengan pendamping awas, jalan mandiri, dan latihan bantu diri
(latihan di kamar mandi dan WC, latihan di ruang makan, latihan di kamar tidur, latihan di dapur, latihan di kamar tamu)
dan latihan orientasi sekolah.
H. Hasil Observasi
2004
FORM 1
10 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(Diisi Oleh Orang Tua)
Petunjuk :
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan
kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah
A. Identitas Anak
1. Nama : Attallah Hilqi Rahman
2. Tempat dan tanggal lahir : Bekasi, 08 september 2008
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Status Anak : Anak Kandung
6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari 1 bersaudara
7. Nama sekolah : SLB Al-ROSYADIYAH
8. Kelas : 5 SD
9. Alamat rumah : Jl.Raya siliwangi kp.bangkongreang, Gg.roda RT.03/RW.04, desa.Benda
kec.cicurug, kab.sukabumi
B. Riwayat Kelahiran
11 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1. Perkembangan masa kehamilan : Tidak ada Keluhan
2. Penyakit pada masa kehamilan : Tidak ada
3. Usia kandungan : 9 Bulan
4. Riwayat proses kelahiran : Normal
5. Tempat kelahiran : Rs. Karya medika
6. Penolong proses kelahiran : dokter Lilis
7. Gangguan pada saat bayi lahir : seluruh badan nya tidak bergerak/kaku
8. Berat badan bayi lahir : 3.9
9. Panjang badan bayi lahir : 49 cm
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : Tidak menangis
12 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
6. Kuantitas makanan : Baik
7. Kesulitan makan (Ya/Tidak) : Ya
D. Perkembangan Fisik
E. Perkembangan Sosial
13 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Hubungan degan teman : Kurang Bersosialisasi
3. Hubungan dengan orangtua : Baik
4. Hobi : bermain piano dan membaca Al-quran
5. Minat : Menjadi Hafidz quran
F. Perkembangan Pendidikan
14 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
11. Keterangan lain yang dianggap perlu : cepat dalam menghafal al-quran dan gemar sekali mendengarkan
murotal quran melalui youtube.
Orangtua,
(Nusan Abdurrahman)
FORM II
A. Identitas Orangtua/wali
Ayah
15 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1. Nama ayah : Nusan Abdurrahman
3. Agama : Islam
Ibu
3. Agama : Islam
16 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
7. Alamat tinggal : Kp.Cijulang
B. Hubungan Orangtua-anak
1. Jumlah anak :1
17 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Yang bersangkutan anak nomor berapa :1
3. Persepsi orangtua ke anak :
Mendukung segala aktivitas yang dilakukan Oleh anak selagi itu baik dan Positif
Selalu memberikan arahan dan motivasi kepada anak dengan cara yang baik dan sesuai dengan keadaan anak
Mengajarinya pengetahuan-pengetahuan yang baru dengan cara yang menarik
Selalu berusaha mendampingi anak dalam segala aktivitasnya
Selalu mengajari anak berfikir positif dalam menjalani kehidupan
4. Kesulitan orangtua terhadap anak : Mengajarkan belajar menulis
5. Harapan orangtua terhadap pendidikan anak :
Bisa terus sekolah sampai ke jenjang yang lebih Tinggi
Menjadi anak yang selalu dapat membanggakan orang tua dengan cara terus berusaha belajar semaksimal mungkin
Selalu menjadi anak yang haus akan ilmu dan pengetahuan
6. Bantuan yang diaharapkan orangtua untuk anak :
Pemerintah Daerah sebaiknya lebih memperhatikan Sekolah-sekolah SLB di Kampung
Untuk segenap guru dan sekolah yang mendapatkan bagian dalam mengajari anak berkebutuhan khusus semoga
selalu diberikan kesabaran dalam mengajari mereka.
Orangtua/wali
18 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(Sri Suruyawati)
FORM 3
KELAS : 5 SD
NAMA PEMERIKSA :
Nusan Abdurrahman
19 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Sri Suriyawati
20 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.
21 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
3.tunadaksa/anak yang mengalami kelainan anggota
tubuh/Gerakan
Nb : Nilai Standar : 5 2
22 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
a. Membaca pada usia lebih muda
23 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
l. Mempunyai pengamatan yang tajam
24 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
w. Tidak cepat puas dengan prestasinya
Nb : nilai standar : 18 16
5. tunagrahita
25 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
f. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Nb : nilai standar : 6
Nb : nilai standar : 4
26 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
c. Kalau membaca sering banyak kesalahan
Nilai standarnya 3
Nilai standarnya 4. ✔️
27 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
• Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)
Nilai standarnya 4. 2
e. Suaranya parau/aneh,
28 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
g. Organ bicaranya tidak normal/sumbing.
Nilai standarnya 5
a. Bersikap membangkang,
Berikut adalah alat identifikasi ASD (Autism Spectrum Disorder) berdasarkan DSM V
NO GEJALA AD TIDAK
A
29 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
1 Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang bersifat menetap pada berbagai konteks (baik yang terjadi
sekarang ataupun ada riwayat sebelumnya).
2 Perilaku yang terbatas, repetitive, ketertarikan, atau aktifitas yang terwujud minimal dua dari perilaku
berikut: Pergerakan motor repetitif atau stereotype, penggunaan objek-objek atau bahasa, ontohnya :
perilaku stereotype yang sederhana, membariskan mainan-mainan atau membalikkan objek.
a. Perhatian yang berlebihan pada kesamaan, rutinitas yang kaku atau pola perilaku verbal atau
non-verbal yang diritualkan, contohnya stress ekstrim pada suatu perubahan yang kecil,
kesulitan pada saat adanya proses perubahan, pola pikir yang kaku.
b. Kelekatan dan pembatasan diri yang tinggi pada suatu ketertarikan yang abnormal. Contoh:
kelekatan yang kuat atau preokupasi pada objek-objek yang tidak biasa, pembatasan yang
30 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
berlebihan
c. Hiperaktivitas/hipoaktivitas pada input sensori atau ketertarikan yang tidak biasa pada aspek
sensori pada lingkungan. Contoh: sikap tidak peduli pada rasa sakit atau temperature udara,
respon yang berlawanan pada suara atau teksture tertentu, penciuman yang berlebihan atau
sentuhan dari objek, kekaguman visual pada cahaya atau gerakan
Gejala-gejala harus muncul pada periode perkembangan awal (tapi mungkin tidak termanifestasi secara penuh sampai
tuntutan sosial melebihi kapasitas yang terbatas, atau mungkin tertutupi dengan strategi belajar dalam kehidupannya).
Gejala-gejala menyebabkan perusakan yang signifikan pada kehidupan sosial, pekerjaan atau setting penting lain dalam
kehidupan.
Gangguan-gangguan ini lebih baik tidak dijelaskan dengan istilah ketidakmampuan intelektual (intellectual disability) atau
gangguan perkembangan intelektual atau keterlambatan perkembangan secara global
Alat Identifikasi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas)
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) (Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga
geiala utama, yaitu :
NO JENIS GEJALA
1 Inatensivitas : kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang a. Gagal menyimak hal yang rinci.
31 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
sedang dihadapinya b. Kesulitan bertahan pada satu
aktivitas.
c. Tidak mendengarkan sewaktu
diajak berbicara
d. Sering tidak mengikuti instruksi
e. Kesulitan mengatur jadwal tugas
dan kegiatan
f. Sering menghindar dari tugas
yang memerlukan perhatian lama
g. Sering kehilangan barang yang
dibutuhkan untuk tugas
h. Sering beralih perhatian oleh
stimulus dari luar.
i. Sering pelupa dalam kegiatan
sehari-hari.
2 Impulsivitas : Ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku dan lebih a. Sering memberi jawaban
mengutamakan rnenuruti dorongan hati. Impulsif dapat berupa impulsif motorik sebelum pertanyaan selesai
dan impulsif verbal atau kognitif
b. Sering mengalami kesulitan
menunggu giliran.
c. Sering memotong atau menyela
32 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
orang lain
d. Sering melakukan tindakan
berbahaya tanpa pikir paniang
e. Sering berteriak di kelas
f. Tidak sabaran
g. Suka mengganggu siswa lain
h. Permintaannya harus segera
dipenuhi
i. Mudah frustrasi dan putus asa
3 Hiperaktivitas : Kecenderungan berperilaku berlebihan, baik motorik maupun 1. Sering menggerakkan kaki atau
verbal tangan dan sering menggeliat
2. Sering meninggalkan tempat
duduk di kelas
3. Sering berlari dan memanjat
4. Mengalami kesulitan melakukan
kegiatan dengan tenang.
5. Sering bergerak seolah diatur
oleh motor penggerak.
6. Sering berbicara berlebihan.
33 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)/ GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas)
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) (Westwood, 1995), gejala GPPH terdiri atas tiga
geiala utama, yaitu :
34 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
4) Sering pelupa Jarang Rumah dan sekolah
dalam kegiatan
sehari-hari
1. Terkadang anak gagal menyimak hal yang rinci di sekolah menurut para guru yang mengajar di sekolah
2. Ketika ada jadwal tugas dan ada kegiatan dari sekolah terkadang anak sulit mengaturnya menurut orang tua
dirumah
3. Terkadang anak sering kehilangan barang yang di butuhkan untuk tugas baik disekolah maupun rumah menurut
guru dan orang tua
4. Ketika melakukan kegiatan sehari-hari anak sering lupa menurut para guru dan orang tua di rumah dan sekolah
Waktu Observasi
Kegiatan observasi dilakukan di Sekolah SLB Rosyadiyah, yang dilaksanakan pada hari Selasa, 02 November 2021. Mulai pukul
11.00 hingga pukul 15.30 WIB. Bertempatan di daerah Jl.Raya siliwangi kp.bangkongreang, Gg.roda RT.03/RW.04, desa.Benda
kec.cicurug, kab.sukabumi. Di sebuah sekolah LB AR-ROSYADIYAH .
Hasil Observasi
35 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Berdasakan hasil observasi yang telah kami lakukan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan (Tuna
Netra) di Sekolah SLB AR-ROSYADIYAH, di Sekolah tersebut terdapat 12 orang siswa yang mengalami gangguan penglihatan dari
berbagai kalangan usia dan tingkatan kelas mulai dari tingkatan SD sampai SMP. Di Sekolah Khusus tersebut hanya menerima siswa
yang mengalami ketunaan, atau tunanetra. Dalam kelas ini proses pembelajaran dilaksanakan secara umum seperti pada
Sokalah reguler lainnya, namun ada perbedaan bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan. Metode yang digunakan adalah
metode ceramah yang dipadukan dengan alat peraga supaya siswa mengetahui konsep yang sebenarnya. Misalnya, pada pelajaran IPS
guru menyediakan peta dan globe timbul dan mata pelajaran Matematika menggunakan peraga geometri seperti bangun ruang (kubus,
bola, balok, kerucut, prisma dll).
Kurikulum yang digunakan di SLB Ar-Rosyadiyah adalah KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Pada jenjang pendidikan dasar
(SD) masih menggunakan KTSP dan pada jenjang pendidikan menengah (SMP) menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum strategi
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang ada di yang digunakan sama seperti sekolah pada umumnya, hanya memerlukan
modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Nama siswa berkebutuhan khusus yang telah kita wawancarai bernama Attallah Hilqi Rahman dia menglami hambatan dalam
penglihatan/tunanetra sejak lahir, dia berasal dari Bekasi dan pindah ke Sekolah Ar-rosyadiyah pada tahun 2015. Saat pindah ke SLB
Ar-Rosyadiyah Attallah belum bisa membaca dan menulis huruf braile sehingga ia diturunkan level pembelajarannya yang lebih
rendah, ini dilakukan agar Attallah belajar sesuai dengan kemampuannya.
Tahapan dalam mengajarkan membaca dan menulis dimulai dari memperkenalkan angka, tanda baca dan huruf-huruf braile.
Mengenalkan posisi buku dimana letak tepi kanan-kiri maupun atas-bawah sehingga memudahkan dalam membaca (orientasi atas-
bawah). Kemudian memperkenalkan kalimat dalam satu baris, dan bagaimana cara membaca pada baris berikutnya (pindah baris)
yaitu dengan berpindah baris dengan cara zig-zag. Dalam memperkenalkan huruf-huruf braile awalnya menggunakan alat yang
disebut dengan papan braile. Salah satu bentuk kegiatan belajar yang dilakukan Tita yaitu menyusun kalimat yang ditulis
menggunakan huruf braile serta menemukan kata-kata yang sulit dipahami.
36 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Ada yang special attallah memiliki kemampuan daya ingat yang kuat dengan mahir memainkan alat music seperti piano dan
juga mengahfal Al-qlur’an di usianya yang ke 13 tahun ini attallah sudah Hafal 2 Juz dengan menggunakan metode mengahafal dari
mendengar langsung bacaan yang ia dengar di youtobe.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Khusus SLB AR-ROSYADIYAH berlangsung selama 5 hari dari hari senin-
jumat dari pukul 07.30-11.00 WIB, di SLB Ar-rosyadiyah juga di ajarkan orietantasi mobilitas seperti :
Berpindah tempat ( contohnya: mengajarkan cara duduk yang benar dan rapih, menghafal tata letak benda yang ada didalam
ruangan)
Bina diri ( mengenal bagian tubuhnya sendiri dan memperhatikan batasan-batasan bagian tubuh mana yang boleh di sentuh
dan tidak boleh di sentuh oleh orang lain)
·Melatih kemandirian siswa ( seperti mencuci, mandi, memasak, mengambil benda milik pribadi seperti tongkat dan alat tulis
nya sendiri)
Alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya: peraga geometri, mesin ketik Braile, Reglet, kertas
Braille, papan braille dan lain sebagainya. Dalam penulisan huruf Braille, jika terdapat kesalahan penulisan cukup dengan
menekan huruf yang salah sampai tidak teraba lagi titik-titik huruf Braille tersebut.
Kelemahan dalam proses pembelajaran yang terjadi di SLB Ar-rosyadiyah ini adalah:
a) Keterbatasan tenaga pengajar, sehingga satu guru dapat mengajar dua jenjang kelas dengan jenis kelainan yang sama
b) Sulit menyesuaikan materi pelajaran antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Karena semua siswa tunanetra ditempatkan
di satu kelas yang sama. Sedangkan tenaga pengajar dikelas tersebut hanya satu guru. Hal ini memperlambat proses belajar
karena hanya satu guru yang menangani lima siswa bahkan yang berbeda jenjang pendidikannya.
c) Evaluasi pembelajaran hampir sama dengan sekolah normal hanya saja saat Ujian menggunakan huruf Braile.
37 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
C. KELAS/SEMESTER :6/1
E. KOMPETENSI INTI :
1. Siswa sudah Mampu mendengarkan dengan cukup baik ketika guru atau temannya berbicara
2. Siswa sudah Mampu Mengulang Kalimat dengan baik ketika guru menyuruhnya mengulang apa yang di sampaikan
3. Siswa sudah mampu Berbicara cukup fasih lancar dan lugas
4. Siswa memiliki daya ingat yang kuat
5. Siswa sudah mampu disiplin dengan cukup baik
6. Siswa sudah mampu menghitung angka baik itu perkalian maupun pembagian dan pengurangan
7. Belum bisa Menulis dengan cukup baik
38 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Alokasi Waktu Sumber Belajar
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
Melalaui Kegiatan Mengidentifikasi Siswa Mengetahui Bagaimana Perbedaan Hewan dan Tumbuhan
Melalui Kegiatan Membaca Puisi Siswa Menjadi Berani untuk tampil di depan
Melalui Kegiatan Mengamati Siswa menjadi faham seperti apa itu manfaat melestarikan Hewan dan tumbuhan
MATERI PEMBELAJARAN
Pendekatan Scientific
Radio/Laptop
Audio/Microfon
Braille
Kegiatan Pendahuluan
1. mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
40 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
3. Menanyakan kepada siswa kegiatan apa saja yang dilakukan sebelum berangkat sekolah.
4. Guru menyampaikan Sub Tema yang akan dibahas yaitu tentang “Melestarikan Hewan dan TUmbuhan
6. Siswa mendengarkan teks narasi tentang “Manfaat Melestraikan Hewan dan Tumbuhan” yang dibacakan oleh guru.
7. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa Pentingnya kita Menyayangi Makhluk HIdup
8. Siswa memahami bahwa sebagai Manusia pentingnya Menjaga dan Melestarikan Makluk Hidup
10. Siswa membuat pertanyaan berkaitan dengan sub tema “Perbedaan Hewan dan Tumbuhan”:.
11. Guru meminta siswa mencari bentuk segitiga dan persegi pada bagian gambar tempat ibadah.
13 Siswa menunjukkan bentuk segitiga dan persegi kemudian menghitung keliling bangun datar tersebut.
14. Siswa menunjukkan bentuk segitiga dan persegi kemudian menghitung luas bangun datar tersebut.
16 Siswa menceritakan kembali inti dari teks Melestarikan Hewan dan Tumbuhan
Penutup
41 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
(10 menit)
17.Guru menyimpulkanbersama siswa bahwa Sebagai Sesama Makhluk Hidup kita harus saying antar sesama
18. Guru menyarankan agar apa yang telah dipelajari hari ini dapat di ingat dan dilaksanakan oleh siswa di rumah
A. Identitas Siswa:
Usia : 13 Tahun
Kelas : 5 SD
42 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Nama Orangtua
Alamat : Bekasi
43 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
D. Program Pembelajaran Individual
Kelas : 5 SD
Semester : II
Evaluasi Tanggal
Mata Kemampuan Siswa Kondisi Yang Ditetapkan Indikator
Pelajaran Saat Ini Guru Keberhasilan 3 2 1 0
44 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Tahfidz 15 Desember 2021
Al-Quran 1. Sudah Bisa 90 %
1. Anak Bisa Berjalan
Membaca Al-
Menuju Tempat Wudhu
Quran Dengan
Tanpa Perlu Dituntun
Benar Dan 17 Desember 2021
Lancar
45 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
90 % 24 Desember 2021
5. Anak Bisa Melafadzkan
Bacaan Al-Quran
Dengan Lancar.
46 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
8. Anak Mampu
Menyetorkan Hafalan
Suratnya Dengan Lancar 90 % 29 Desember 2021
Dan Baik
Keterangan:
Skor 3 (Bisa) : anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan baik dan benar secara mandiri
Skor 2 (Bisa dengan sedikit bantuan) : anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan benar dengan sedikit bantuan guru
Skor 1 (Bisa dengan banyak bantuan): anak bisa melakukan pembelajaran tersebut dengan benar dengan banyak bantuan guru
Skor 0 (Tidak bisa) : anak tidak bisa melakukan pembelajaran tersebut
Penilaian:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan observasi yang telah kami buat ini ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil, seperti:
47 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta
didik yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-
sama dengan peserta didik pada umumnya
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan
anak pada umumnya. Mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan sehingga mereka memerlukan layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.
Hal-hal yang menjadi acuan sebagai pengetahuan kita dalam mengenal anak-anak yang berkebutuhan khusus terlebih
kepada anak yang mengalami tunanetra yaitu: bagaimana karakteristik anak dengan kebutuhan khusus terlebih kepada anak
yang mengalami tunanetra, dan juga klasifikasi, layanan Pendidikan, prinsip-prinsip pembelajran dan fasilitas atau alat-alat
yang di perlukan dalam belajar bagi anak tunanetra.
Adapun hasil dari observasi yang dilakukan dengan cara mengunjungi sekolah tersebut, dan mewawancarai salah satu
guru dan murid serta mewawancarai wali dari murid yang diwawancarai.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah menyarankan agar para pembaca tidak hanya berpegangan dengan
makalah ini. Karena pemakalah menyadari masih ada kekurangan baik dalam isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
pemakalah mengharapkan kritikan dari para pembaca, yang dapat memberikan masukan tentang penulisan makalah yang lebih
baik.
48 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
C. Dokumentasi :
Nama Yayasan
Sesi wawancara
49 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Wawancara orang tua sekaligus guru
50 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
Pemberian bingkisan kepada anak yang bersangkutan
51 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
52 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f
DAFTAR PUSTAKA
www.berpendidikan.com/2020/04/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra
https://www.paud.id/pengertian-anak-berkebutuhan-khusus-abk/
https://meenta.net/program-pembelajaran-individual-ppi-abk/
https://docs.google.com/presentation/d/1vrWhFagKuHDIM0P5hm1GN7_Sjed9qENB1POr9QBfQKM/mobilepresent?
slide=id.p2
53 | P e n d i d i k a n I n k l u s i f