Dosen Pengampu :
Novi Maryani, M.Pd.I.
Disusun oleh :
M. Nur Fadli (F1910011)
Rina Amelia (F1910364)
Ucapan syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang kami buat ini
tentang “Lingkungan Pendidikan Islam Dalam Peningkatan Kualitas Manajemen
Madrasah”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Madrasah.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal upaya meningkatkan kualitas pengelolaan
di Madrasah.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novi Maryani, M.Pd.I. selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Manajemen Madrasah, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung penulisan makalah ini kami ucapkan terima kasih. ini kami membutuhkan kritik,
saran, dan perbaikan agar dapat menambah ilmu dan wawasan dalam penyempurnaan makalah ini
dan makalah yang akan datang.
Dalam penulisan makalah Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------- 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam dalam pengelolaannya memerlukan manajemen yang baik. Dalam
pelaksanaannya tentulah memerlukan lingkungan yang kondusifdemi terwujudnya pendidikan
Islam yang bermutu.
Pada dasarnya setiap organisasi baik yang berskala besar, berskala menengah maupun kecil
selalu berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi itu berada. Lingkungan adalah kekuatan-
kekuatan yang berada di luar organisasi yang secara potensial baik langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi terhadap kinerja organisasi tersebut (Asnawir, 2006: 355).
Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen Pendidikanyang modern dan
professional dengan bernuansa pendidikan.
Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif
dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan
staf,kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi dan keterlibatan
orang tua dan masyarakat (Kunandar, 2007: 12).
Untuk membuat semua pihak terlibat dan merasa memiliki terhadap sekolah dibutuhkan
suasana yang demokratis, dan semua pihak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dari
sinilah lalu muncul ide untuk mendesain sebuah “Pendidikan berbasis masyarakat”(community-
basededucation).” Plat form dasar Pendidikan berbasis masyarakat adalah penguatan sistem
pendidikan di masyarakat dengan serangkaian agenda, yaitu: Pertama, memobilisasi sumber daya
setempat dan dari luar guna meningkatkan peran masyarakat untuk mengambil bagian yang lebih
besar dalam perencanaan, implementasi, evaluasi penyelenggaraan Pendidikan disemua jalur,
jenjang, jenis dan satuan pendidikan. Kedua, menstimulasi perubahan sikap dan persepsi
masyarakat terhadap rasa kemitraan, toleransi dan kesediaan menerima keragaman sosial budaya.
Ketiga, mendukung masyarakat untuk mengambil peran yang jelas dalam pendidikan terutama
orang tua dalam paket kebijakan desentralisasi. Keempat, mendorong peran masyarakat dalam
mengembangkan inovasi kelembagaan untuk melengkapi, mempertegas peran sekolah,
meningkatkan mutu relevansi, efisiensi manajemen pendidikan, dan membuka kesempatan
sekolah yang lebih besar demi program belajar 9 tahun pendidikan dasar, Pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi (Fadjar, 2000: 91).
1|Manajemen Madrasah
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lingkungan Pendidikan Dalam Islam?
2. Apa saja Tipologi Lingkungan Pendidikan Dalam Islam?
3. Apa saja Pengaruh Lingkungan Pendidikan Dalam Islam?
4. Bagaimana Cara Lingkungan Pendidikan Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Madrasah?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Pengertian Lingkungan Pendidikan Dalam Islam
2. Mengetahui dan memahami Tipologi Lingkungan Pendidikan Dalam Islam
3. Mengetahui dan memahami Pengaruh Lingkungan Pendidikan Dalam Islam
4. Mendeskripsikan Cara Lingkungan Pendidikan Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Madrasah
2|Manajemen Madrasah
BAB II
PEMBAHASAN
3|Manajemen Madrasah
ketentuan umum,disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan Islam itu adalah segala usaha untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah manusia, serta sumber daya manusia manuju terbentuknya manusia yang
seluruhnya sesuai dengansyari'at Islam. Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan
pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengancara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
Pengertian pendidikan Islam di atas menekankan kepada perubahan tingkah laku, dari yang
buruk kepada yang baik, melaluiproses pengajaran. Perubahan tingkah laku itu bukan saja meliputi
kesalehan individu, tetapi juga kesalehan sosial. Kesalehan ini harus terwujud secara nyata dalam
kehidupan manusia.Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana
pendidikan ituberlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang
berlangsung.
Dalam al-Qur’an tidak dikemukakan penjelasan tentanglingkungan pendidikan Islam, kecuali
lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek sejarah yang digunakan sebagai
tempatterselenggaranya pendidikan, seperti masjid, rumah, sanggar para sastrawan, madrasah, dan
universitas. Meskipun lingkungan seperti itu tidak disinggung secara langsung dalam al-Qur’an,
akan tetapi al-Qur’an juga menyinggung dan memberikan perhatian terhadap lingkungan sebagai
tempat sesuatu. Seperti dalam menggambarkan tentang tempat tinggal manusia pada umumnya,
dikenal istilah al-qaryah6 yang diulang dalam al-Qur’an sebanyak 54
kali.
Semua ini menunjukkan bahwa lingkungan berperan penting sebagai tempat kegiatan bagi
manusia, termasuk kegiatan pendidikan Islam. Lingkungan sangat berguna untuk menunjang
proses suatu kegiatan berlangsung, termasuk kegiatan pendidikan, karena tidak ada suatu kegiatan
pun yang tidak membutuhkan tempat berlangsungnya kegiatan. Demikian juga lingkungan
Pendidikan Islam berfungsi untuk menunjang terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar
secara berkesinambungan dalam kondisi aman dan tenteram.
4|Manajemen Madrasah
al Qur’an dan ilmu-ilmu agama lainnya. Begitu di awal dakwah Rasulullah Saw, ia menggunakan
rumah Arqam sebagai institusi pendidikan bagi sahabat awal (assabiqunal awwalun).
Pada perkembangan selanjutnya, institusi pendidikan ini disederhanakan menjadi tiga macam,
yaitu keluarga disebut juga sebagai salah satu dari satuan pendidikan luar sekolah dan sebagai
lembaga pendidikan informal. Sekolah sebagai lembaga Pendidikan formal, dan masyarakat
sebagai lembaga pendidikan non formal. Ketiga bentuk lembaga pendidikan tersebut akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan pembinaan kepribadian peserta didik.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan
Nasional pada ketentuan umum, dinyatakan bahwa:
1. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
Mmenyelenggarakanpendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan.
2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang terdiri dari
pendidikan dasar, Pendidikanmenengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
a. Keluarga Sebagai Lingkungan Pendidikan Islam
Dalam al-Qur’an kata keluarga ditunjukkan oleh kata ahl, ‘ali, dan ‘asyir, namun tidak semua
kata tersebut berkaitan dengan makna keluarga, seperti kata ahl al-kitab, ahl al-injil, ahl Mal-
madinah. Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan (suami, isteri),
persusuan dan pemerdekaan. Keluarga (kawula dan warga) dalam pandangan antropologi adalah
suatu kesatuan sosial terkecil oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal
dan ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dsb. Inti
keluarga adalah ayah, ibu dan anak.
5|Manajemen Madrasah
Sedangkan memelihara keluarga adalah dengan memberikan pendidikan. Mendidik anak-anak
dalam rumah tangga muslim Mmerupakan permasalahan utama yang dibicarakan oleh Islam,
bahkan sangat penting bagi masa depan umat Islam.Mereka adalah anak-anak yang harus di didik
dengan sungguhsungguhdan cermat. Mendidiknya untuk selalu konsekuen,
menjelaskan yang halal dan haram, menggambarkan batasanbatasan kehidupan dalam Islam, serta
bermoral baik dan beretika luhur.
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh seorang ibu di dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
akhlak dan pemikirananak di masa akan datang. Secara umum kewajiban orangtua pada anak-
anaknya adalah sebagai berikut:
1) Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik.
2) Orangtua jangan mengutuk anaknya dengan kutukan yang tidak manusiawi dan memelihara
anak dari api neraka.
3) Orangtua menyuruh anaknya untuk shalat.
4) Orangtua Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga.
5) Orangtua memberi pelajaran kepada anaknya yang dapat berbekas pada jiwanya.
6) Orangtua bersikap hati-hati terhadap anaknya.
7) Orangtua mendidik anak agar berbakti pada ibu bapaknya.
Islam memandang bahwa keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh pada
pembentukan kepribadian anak. Hal ini disebabkan:
1. Tanggung jawab orang tua pada anak bukan hanya bersifat duniawi, melainkan ukhrawi dan
teologis. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam membina kepribadian anak merupakan
amanah dari Allah Subhanahu Wata’ala;
2. Orang tua, selain memberikan pengaruh yang bersifat empiris setiap hari, juga memberikan
pengaruh hereditas dan genesitas, yakni bakat dan pembawaan serta hubungan darah yang
melekat pada diri anak;
3. Kedua anak lebih banyak tinggal atau berada di rumah dibandingkan di luar Mrumah;
4. Orang tua atau keluarga memberikan Mpengaruh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh
yang datang belakangan.
b. Sekolah/Madrasah sebagai lingkungan Pendidikan Islam
Abuddin Nata14 menjelaskan bahwa di dalam al-Qur’an tidak ada satu pun kata yang secara
langsung menunjukkan pada arti sekolah (madrasah). Akan tetapi sebagai akar dari kata madrasah,
yaitu darasa di dalam al-Qur’an dijumpai sebanyak 6 kali. Sekolah atau dalam Islam sering disebut
madrasah, merupakan lembaga pendidikan formal, juga menentukan membentuk kepribadian anak
6|Manajemen Madrasah
didik yang Islami. sekolah bisa disebut sebagai Lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam
mendidik anak setelah keluarga. Lingkungan sekolah madrasah merupakan lingkungan tempat
peserta didik menyerap nilai-nilai akademik termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman
sekolah. Iklim sekolah yang kondusif-akademik baik fisik maupun non-fisik merupakan landasan
bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektifdan produktif, antara lain lingkungan yang aman,
nyaman, dan tertib, serta ditunjang oleh optimisme dan harapan warga sekolah, kesehatan sekolah
dan kegiatankegiatan yang berpusat pada perkembangan peserta didik.
Pendidikan agama di sekolah/ madrasah sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama
dalam mencapai ketenteraman batin dan kesehatan mental pada umumnya. Tidak diragukan lagi,
bahwa agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan
mungkar yang paling ampuh, pengendalian moral yang tiada taranya. Untukmembekali peserta
didik diperlukan lingkungan sekolah yang agamis.
Menurut Abuddin Nata, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru
atau pendidik dalam konsep Islam dapat berperan sebagai murabbi,muallim, muaddib, mursyid,
mudarris, mutli, dan muzakki.
Guru sebagai murabbi bertugas mendidik peserta didik agar memiliki kemampuan
dalammengembangkan potensi peserta didiknya, mendewasakan mereka, memberdayakan
komponen pendidikan, memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, dan
bertanggung jawab dalam proses pendidikan.
Guru sebagai muallim, peranannya terfokus pada mentransfer dan menginternalisasikan ilmu
pengetahuandalam rangka mewujudkan peserta didik yang mampu menguasai, mendalami,
memahami, mengamalkan ilmu baik secara teoritis maupun praktis.
Guru sebagai muaddib, bertugas menanamkan nilai-nilai tatakrama, sopan santun, dan berbudi
pekerti yang baik. Muaddib, orang yang harus menjadi teladan bagi peserta didik karena sebelum
melaksanakan tugas, ia harus mengamalkan adab dan tingkah laku yang terpuji.
Guru sebagai mursyid, bertugas membimbing peserta didik agar memiliki ketajaman berpikir, dan
kesadaran dalam beramal.
Guru sebagi mudarris, berusaha mencerdaskan peserta didik, mengembangkan potensi mereka dan
menciptakan suasana belajar yang harmonis.
Guru sebagai mutli, bertanggung jawab terhadap proses perkembangan kemampuan membaca
peserta didik. Selaindapat membaca baik secara lisan maupun tulisan, juga harus mampu
memahami dan menterjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari.
7|Manajemen Madrasah
Guru sebagai muzakki, bertugas menjauhkan diri peserta didik dari sifat-sifat tercela dan
menanamkan sifat-sifat terpuji.
Oemar Hamalik menyatakan terdapat 14 peranan guru di dalam proses belajar mengajar yang
disertai ketrampilan inti yang harus dikuasai oleh guru dalam peranannya tersebut.
1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki ketrampilan
memberikan informasi kepada kelas.
2) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki ketrampilan cara memimpin kelompok-kelompok
murid.
3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki ketrampilan cara mengarahkan dan
mendorongkegiatan belajar siswa.
4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki ketrampilan mempersiapkan dan
menyediakan alat dan bahan pelajaran.
5) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki ketrampilan cara memberikan saran, mengarahkan
pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
6) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki ketrampilanmenyelidiki sumber-sumber masyarakat
yang akan digunakan.
7) Guru sebagai perencana, perlu memiliki ketrampilan caramemilih dan meramu bahan pelajaran
secara profesional.
8) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki ketrampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban
kelas.
9) Guru sebagai motivator, perlu memiliki ketrampilan mendorong motivasi belajar kelas.
10) Guru sebagai penanya, perlu memiliki ketrampilancara bertanya yang merangsang kelas
berpikir dan cara memecahkan masalah.
11) Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki ketrampilan cara memberikan penghargaan terhadap
anak-anak yang berprestasi.
12) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki ketrampilan cara menilai anak-anak secara objektif,
kontinu, dan komprehensif.
13) Guru sebagai konselor, perlu memiliki ketrampilan cara membantu anak-anak yang mengalami
kesulitan tertentu.
14) Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.
8|Manajemen Madrasah
Dalam pandangan pendidikan Islam, ketika menjalankan tugasnya para pendidik harus
memiliki kompetensi personal religius, sosial-religius, dan profesional-religius. Kata religious
selalu dikaitkan dengan tiap-tiap kompetensi, karena menunjukkan adanya komitmen
guru/pendidik dengan ajaran Islam sebagai kriteria utama, sehingga segala masalah
pendidikan dihadapi dan dipecahkan dalam perspektif Islam.
1) Kompetensi Paedagogik-Religius
Kemampuan untuk pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya dan mengantarkan peserta didik dalam mencapai tujuan yaitu kebahagiaan hidup di
dunia dan kebahagiaan hidup diakhirat kelak Sayyid Qutub menyatakan orang-orang yang lebih
luas cakrawala pandangannya dan lebih besar jiwanya, selalu berhubungan dengan Allah Swt,
menginginkankebaikan di dunia dengan tidak melupakan bagiannya di akhirat.
2) Kompetensi Personal-Religius
Kemampuan dasar yang berkaitan dengan kepribadian agamis artinya pada dirinya melekat nilai-
nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan kepada peserta didiknya, misalnya nilai kejujuran,
amanah, keadilan, kecerdasan, tanggungjawab, kebijaksanaan, kebersihan, keindahan,
kedisiplinan, ketertiban.
3) Kompetensi Sosial-Religius
Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalahmenyangkut kemampuan berkomunikasi
dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).
Kompetensi ini juga menyangkut kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial selaras dengan
ajaran dakwah Islam. Sikap gotong-royong, tolongmenolong, egalitarian (persamaan derajat
antara manusia), sikap toleransi, dan sebagainya perlu dimiliki oleh pendidik dalam rangka
transinternalisasi sosial antara pendidik dan peserta didik.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa Allah SWT menyuruh hamba-hamba-Nya yang
beriman supaya tolong menolong dalam mengerjakan berbagai kebaikan dan ketaqwaan dan
meninggalkan aneka kemungkaran, serta melarang mereka tolong menolong dalam melakukan
kebatilan dan bekerja sama dalam berbuat dosa dan keharaman.
4) Kompetensi Profesional-Religius
Kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara professional, dalam arti mampu
membuat keputusan keahlian atas
9|Manajemen Madrasah
jadi, pengertian tersebut diambil dari kosa kata Bahasa Arab, yakni syaraka yang bisa bermakna
bersekutu. Syirkah atau syarika yang bermakna persekutuan, perserikatan, perkumpulan, atau
perhimpunan. Masyarakah yang bermakna persekutuan atau perserikatan.
Kata ummah pada ayat tersebut, berasal dari kata amma, yaummu yang berarti jalan dan maksud.
Dari asal kata tersebut, dapat diketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan perorangan yang
memiliki keyakinan dan tujuan yang sama, menghimpun diri secara harmonis dengan maksud dan
tujuan bersama.
lingkungan masyarakat, pada hakikatnya adalah kumpulan dari keluarga yang antara satu dan
lainnya terikat oleh tata nilai atau aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Di dalam
masyarakat tersebut terdapat berbagai peluang bagi manusia untuk memperoleh berbagai
pengalaman empiris yang kelak akan berguna bagi kehidupannya di masa depan.
Di dalam masyarakat terdapat organisasi, perkumpulan, yayasan, asosiasi, dan lain
sebagainya. Di dalam berbagai perkumpulan tersebut setiap orang dapat mmemperoleh berbagai
hal yang diinginkannya. Misalnya perkumpulan tentang kepemudaan, pencinta lingkungan,
pemberantasan buta huruf, keamanan lingkungan, dan lain sebagainya. Mereka yang mau
memanfaatkan lingkungan masyarakat, niscaya akan dapat menimba berbagai pengalaman dengan
baik. lingkungan keluarga. Kedua orang tuanya adalah pemain peran ini, Orang tua berkewajiban
memberikan perhatian,kedisiplinan dan akhlakul karimah serta karakter untuk hidup mandiri.
Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran
maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya
lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadits
yang meriwayatkanpentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa
masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan
sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini.
Dengan kata lain kepribadian anaktergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan
lingkungannya. Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ صرانِ ِه أَو ُيَُ ِج
ِ ِِ ِ ِ ٍ
َ َه ْل تَ َرى فيْ َها م ْن َج ْد َع،َج الْبَ ِهيْ َمة
) اء؟ ُ َك َمثَ ِل الْبَ ِهيْ َمة تَ نْت،سانه
َ ِّ ْ َ ِّ َ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِِّو َدانه أ َْو يُن،ُك ُّل َم ْول ُْود يُ ْولَ ُد َعلَى الْفط َْرة
(رواه البخارى ومسلم
Artinya::“Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya
seorang yahudi, nasrani, atau majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10 | M a n a j e m e n M a d r a s a h
C. PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Pengaruh lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
Pengaruh lingkungan positif yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau memberikan
motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini, serta mengamalkan
ajaran Islam.
Pengaruh lingkungan negatif yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada
anak untuk menerima, memahami, meyakini, serta mengamalkan ajaran Islam
c. Lingungan Netral
Lingkungan netral ialah lingkungan yang tidak memberikan memberikan dorongan untuk
meyakini atau mengamalkan agama, demikian pula tidak melarang atau menghalangi anak-anak
untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.lingkungan ini apatis, masa bodoh terhadap
keberagaman anak-anak.
12 | M a n a j e m e n M a d r a s a h
ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau
mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah
peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara
kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana
dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan
hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat.
2) Memberikan Motivasi Belajar
Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan
menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari
sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang
diberikan kepada peserta didik dapat berupa:
a. Memberikan penghargaan.
Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baik
berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini bertujuan agar peserta
didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya
secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita pendidikan.
b. Memberikan hukuman.
Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan.
c. Mengadakan kompetisi dan lomba.
Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta
didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk
membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa.
14 | M a n a j e m e n M a d r a s a h
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa
lingkungan pendidikan sangat urgent dalam penyelenggaraan pendidikan, sebab lingkungan
adalah institusi tempat terjadinya proses pendidikan. Secara umum lingkungan pendidikan dapat
dibagimenjadi tiga jenis yaitu; keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga yang ideal dalam
perspektif Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Profil keluarga seperti itu
sangat diperlukan bagi pembentukan karakter anak sesuai dengan tuntunan dan prinsip-prinsip
ajaran Islam. Kemudian orang tua harus menyadari akan pentingnya sekolah dalam mendidik
anaknya secara profesional sehingga orang tua perlu cermat memilihkan lingkungan sekolah yang
baik.
Sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal yang pada hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang
tua dan masyarakat, hendaknya berupaya secara optimal dalam menyelenggarakan pendidikan
secara profesional dan proporsional sesuai dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan
Islam. Lingkungan pendidikan yang dipilih hendaknya yang mengajarkan berbagai ilmu
pengetahuan dan keahlian sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri.
Kepada para orang tua disarankan untuk mengambil sikap yang bijak danberupaya secara
maksimal untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya terutama dalam hal penanaman nilai-nilai
pendidikan. Orang tua hendaknya tidak memaksakandiri untuk merealisasikan cita-cita tertentu
bagi anak yang dipandang sulit untuk diwujudkan bilamana terdapat suatu hal adanya
keterbatasan, baik secara finansial, intelektual, maupun emosional.
Kepada semua pihak sangat dinantikan peran-sertanya dalam menciptakan tatanan kehidupan
masyarakat myang nyaman dan peduli terhadap mpeningkatan kualitas pendidikan. Masyarakat
diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya.
Selanjutnya, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus msaling bekerja sama secara harmonis
sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran Islam. Dengan keterpaduan
seperti itu, diharapkan tujuan utama dalam melaksanakan proses pendidikan dapat terwujudkan
secara efektif, tepat program dan tepat sasaran sehingga pembentukan karakter mulia padapeserta
didik bisa terwujudkan sertamenjadikan mereka sebagai kader/generasi yang berkarakter
shalih/shalihah.
15 | M a n a j e m e n M a d r a s a h
DAFTAR PUSTAKA
16 | M a n a j e m e n M a d r a s a h