Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDIDIKAN PKN SD

STRATEGI PENGELOLAAN KELAS

OLEH KELOMPOK 2 :

Lestama Rona (22111194)

Assyfa Marta (22111128)


NaNabila Putri Sarani (22111261)

DOSEN PENGAMPU:

Rahmiatul Jannah, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ADZKIA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Strategi Pengelolaan Kelas”

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Pendidikan PKn SD .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Strategi Pengelolaan Kelas .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahmiatul Jannah, M.Pd. dosen mata kuliah
Pendidikan PKn SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini,kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Maret 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................4
A. Pengertian Pengelolaan Kelas...............................................................................................4
B. Prinsi-Prinsip Pengelolaan Kelas..........................................................................................5
C. Keterampilan dalam Pengelolaan Kelas yang Efektif..........................................................7
D. Hakikat sumber belajar.......................................................................................................10
E. Fungsi dan jenis-jenis sumber belajar.................................................................................12
F. Perbedaan sumber dan media pembelajaran.......................................................................14
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu Negara untuk
menjadi Negara maju, kuat, makmur dan sejahtera.upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Guru memiliki andil yang
sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya secara optimal.
Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan belajar mengajar
dan pengelolaan kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur dan
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran ang
meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta
evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
sebelum pengajaran dilaksanakan.
Jadi pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas,
melainkan juga mengelola berbagai hal yang tercakup dalam kompnen pembelajaran.
Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana
dan kondisi kelas yang kondusif. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara efektif dan efesien. Efektif berarti tercapainya tujuan sesuai dengan perencanaan
yang dibuat secara tepat. Efesin adalah pencapaian tujuan pembelajaran sebagaimana yang
direncanakan dengan lebih cepat. Kedua tujuan ini harus dicapai dalam kelas, karena di
kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses.
Pembelajar dengan segala kemampuannya, pembelajar dengan segala latar belakang dan
sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber
pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan bepadu serta berinteraksi di kelas.
Bahkan hasil dari pendidikan secara keseluruhan sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di
kelas. Oleh sebab itu sudah selakyaknya kelas dikelola dengan baik, profesional, dan harus
terus-menerus dalam perbaikan (continoues improvment).
Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut dengan sekolah.
Dalam proses pendidikan di sekolah melibatkan banyak komponen diantaranya guru, siswa,
bahan ajar, sarana dan prasarana, sumber belajar, media pembelajaran, dan sebagainya.
Masing-masing faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran itu mempunyai fungsi yang

1
berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Tahun 2003,
tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Melalui pendidikan nasional diharapkan dapat ditingkatkan kemampuan, mutu
kehidupan, dan martabat 3 manusia Indonesia. Untuk itu, pendidikan nasional diharapkan
menghasilkan manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan,
berketerampilan, dan memiliki rasa tanggungjawab. Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang di dalamnya memuat rumpun
hukum, politik dan moral. PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 Tahun 2006)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengelolaan kelas?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas?
3. Apa saja keterampilan dalam pengelolaan kelas yang efektif?
4. Apa itu hakikat sumber belajar?
5. Apa fungsi dan jenis-jenis sumber belajar?
6. Apa saja perbedaan sumber dan media pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ap aitu pengertian pengelolaan kelas.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas.
3. Untk mengetahui keterampilan dalam pengelolaan kelas yang efektif.

2
4. Untuk mengetahui pengertian hakikat sumber belajar.
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan jenis-jenis sumber belajar.
6. Untuk mengetahui perbedaan sumber dan media pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata
kelas. Pengelolaan dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Management, itu berarti
istilah pengelolaan identik dengan manajement. Pengertian pengelolaan atau manajement
pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
Pengelolaan adalah "proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan". Pengelolaan dalam pengertian umum
menurut Arikunto yang dikutip Djamarah (210:176) adalah "pengadministrasian pengaturan
atau penataan suatu kegiatan". Hadari Nawawi (1989:175) memandang kelas dari dua
sudut, yaitu: "kelas dalam arti yang sempit dan kelas dalam arti yang luas".
Kelas dalam arti yang sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam
pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena menunjuk pengelompokan siswa
menurut tingkat perkembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis
masing-masing. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan
bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kretif
untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Made Pidarta (Djamarah, 2010:172) bahwa yang dimaksud pengelolaan kelas
adalah "proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi
kelas". Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi
kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat dan energinya pada
tugas-tugas individual. Sudirman (1991:310) mengatakan bahwa pengelolaan kelas
"merupakan upaya dalam memperdayagunakan potensi kelas". Kelas merupakan peranan
dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, agar
memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus
dikelola sebaik-baiknya oleh guru.

4
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Sudirman yang dikutip oleh Djamarah berpedapat bahwa "Pengelolaan
kelas asalah upaya mendayagunakan potensi kelas". Ditambahkan lagi oleh Nawai yang
dikutip oleh Djamarah (2010:177) berpendapat bahwa "Manajemen atau pengelolaan kelas
dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatanya yang kreatif dan terarah".
Menurut Arikunto yang dikutip Djamarah berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah
"suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar yang seperti diharapkan". Menurut Saefullah (2014:2) Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi
dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berdasar pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas
merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis
yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai.

B. Prinsi-Prinsip Pengelolaan Kelas


Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua
golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan
dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya
masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual.
Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual,
dan psikologis.
Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan
siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas

5
akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas akan cenderung
lebih mudah terjadi konflik begitu sebaliknya. Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:
1. Hangat dan antusias, kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya
iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan
belajar-mengajar yang optimal. Guru yang bersifat hangat dan akrab secara ajek
menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, terhadap kegiatan-kegiatan, atau
terhadap siswanya akan aktivitasnya maka berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
2. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi, penggunaan variasi dalam media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara
guru dan anak didik merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan
serta pengulangan-pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan
belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat berbagai variasi maka proses
menjadi jenuh akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya
dalam tugas dan tidak akan mengganggu kawannya.
4. Keluesan, dalam proses belajar mengajar guru harus waspada mengamati jalannya
proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa seperti
keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. Sehingga
diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi
mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif, pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik,
guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
anak didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan
yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Cara guru memelihara
suasana yang positif antara lain :
a. memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari
ocehan atau celaan atau tingkah laku yang kurang wajar.

6
b. memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman disiplin diri, tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat
mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong
anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi
teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.

C. Keterampilan dalam Pengelolaan Kelas yang Efektif


Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola kelas ini pada
umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal (bersifat preventif)
Preventif adalah upaya sedini mungkin yang dilakukan oleh guru untuk mencegah
terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Keterampilan dalam hal ini berhubungan
dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan:
a. Sikap tanggap, perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan siswa
dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan
tahu apa yang mereka perbuat. Kesan ini ditunjukkan dengan cara :
 memandang secara seksama, bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan
rasa persahabatan,
 gerak mendekati kelompok kecil atau individu secara wajar menandakan
kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap tugas serta aktivitas siswa,
 memberikan pernyataan dengan tanggapan, komentar, ataupun yang lainnya
kepada siswa. Namun tanpa menunjukkan dominasi guru, seperti memberi
komentar atau pertanyaan yang mengandung ancaman,
 memberikan reaksi terhadap gangguan dan ketidakacuhan siswa dengan bentuk
teguran pada saat dan suasana yang yang tepat agar penyimpangan tingkah laku
tidak meluas.
b. Memberi perhatian mampu menumbuhkan pengelolaan kelas yang efektif pada
beberapa kegiatan yang berlangsung pada waktu yang sama. Membagi perhatian
dapat dibedakan menjadi dua :

7
 Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lain
dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau individu;
 Verbal, guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan
sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan
siswa lain dan terlibat supervise pada aktivitas anak didik yang lain.
c. Memusatkan perhatian kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara :
 memberi tanda, dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan
pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda,
misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan
objek, pertanyaan, atau topik, dengan memilih anak secara random untuk
meresponnya.
 pertanggungan jawab, guru meminta pertanggungjawaban anak didik atas
kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai
anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap kegiatan sendiri maupun
kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada anak didik untuk
memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan.
 Pengarahan dan petunjuk yang jelas, guru harus seringkali memberikan
pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran
kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri anak didik.
Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada
kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas.
 Penghentian, tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di hindari.
Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak didik
yang nyata-nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di
kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya,
guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik itu.
Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cara untuk untuk menghentikan
gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
 tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu serta kepada

8
tingkah lakunya yang menyimpang,
 menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung
penghinaan,
 menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
 Penguatan, untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak
melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di pilih
sesuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan
strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak
melakukan tugas, seperti :
a. dengan memberikan penguatan positif bila anak didik telah menghentikan
gangguan atau kembali pada tugas yang diminta,
b. dengan memberikan penguatan positf terhadap anak didik yang lain yang
tidak mengganggu dan dipakai sebagai model tingkah laku yang baik bagi
anak didik yang suka mengganggu.
 Kelancaran, kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar sebagai
indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang
diberikan di kelas.
 Kecepatan (pacing), kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang
dicapai anak didik dalam pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah
kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan
pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas. Ada dua hal kesalahan
kecepatan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat mau dipertahankan.
yaitu :
a. Bertele-tela (mengulang, memperpanjang, mengubah-ubah)
b. Mengulang penjelasan yang tidak perlu
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal
(bersifat refresif dan perubahan tingkah laku)
Refresif adalah kemampuan guru mencari atau menemukan solusi yang tepat
untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan pembelajaran. Strategi
untuk tindak perbaikan terhadap tingkah laku siswa yang terus-menerus menimbulkan
gangguan dan tidak mau terlibat dalam tugas di kelas, yaitu :

9
a. Modifikasi tingkah laku, guru menganalisis tingkah laku anak didik yang
mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut
dengan mengiplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b. Pendekatan pemecahan masalah kelompok, guru dapat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah kelompok dengan cara :
 memperlancar tugas-tugas: mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam
pelaksanaan tugas
 memelihara kegiatan-kegiatan kelompok: memelihara dan memulihkan
semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, guru dapat
menggunakan seperangkat arah untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang
muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan
tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

D. Hakikat sumber belajar

Pengertian hakikat sumber belajar adalah esensi atau inti dari apa yang membuat sebuah
sumber menjadi efektif dalam proses pembelajaran. Hakikat sumber belajar mencakup
karakteristik dan atribut yang membuat sumber tersebut bermanfaat bagi pembelajar. Ini
meliputi aspek-aspek seperti keandalan informasi, relevansi dengan tujuan pembelajaran,
aksesibilitas, interaktif, dan kemampuan untuk memfasilitasi pemahaman serta penguasaan
materi pembelajaran. Dengan kata lain, hakikat sumber belajar adalah hal-hal esensial yang
membedakan sebuah sumber belajar yang efektif dari yang tidak efektif dalam mendukung
proses pembelajaran

Hakikat sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
membantu proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber belajar dapat berupa:
a. Manusia: Guru, pakar, tutor, dan orang lain yang memiliki pengetahuan dan keahlian
dalam bidang tertentu.
b. Bahan Ajar: Buku teks, modul, lembar kerja, dan bahan ajar lainnya yang memuat
informasi dan materi pembelajaran.

10
c. Alat dan Perlengkapan: Alat tulis, komputer, proyektor, dan alat peraga lainnya yang
digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.
d. Lingkungan: Tempat belajar, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan
alam sekitar yang dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya.
e. Pengalaman: Pengalaman belajar yang diperoleh melalui kegiatan langsung, seperti
observasi, eksperimen, dan proyek, dapat menjadi sumber belajar yang berharga.
f. Teknologi: Internet, media sosial, dan platform pembelajaran online dapat menjadi
sumber belajar yang mudah diakses dan kaya akan informasi.
Hakikat sumber belajar merujuk pada esensi atau karakteristik yang mendasari
fungsi dan peran sumber-sumber yang digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut
adalah beberapa poin yang mencerminkan hakikat sumber belajar:
1. Mengandung Informasi dan Pengetahuan: Sumber belajar harus mengandung informasi
dan pengetahuan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Ini bisa berupa fakta,
konsep, teori, atau keterampilan yang ingin dikuasai oleh pembelajar.
2. Dapat Diandalkan dan Berkualitas: Sumber belajar yang efektif harus dapat
diandalkan dan berkualitas. Informasi yang disajikan harus akurat, terpercaya, dan
sesuai dengan standar yang berlaku dalam bidangnya.
3. Relevan dengan Tujuan Pembelajaran: Sumber belajar harus relevan dengan tujuan
pembelajaran dan kebutuhan pembelajar. Informasi yang disampaikan harus dapat
membantu pembelajar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Bervariasi dan Fleksibel: Sumber belajar yang efektif harus bervariasi dalam format
dan jenisnya untuk memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam. Ini termasuk buku
teks, artikel, video, audio, presentasi, simulasi, dan banyak lagi.
5. Mendorong Aktivitas dan Keterlibatan: Sumber belajar yang baik tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi juga mendorong aktivitas dan keterlibatan pembelajar.
Ini dapat dicapai melalui latihan, pertanyaan, diskusi, atau tugas yang membutuhkan
pemikiran dan interaksi aktif.
6. Dukungan Pembelajaran Mandiri: Sumber belajar harus mendukung pembelajaran
mandiri dengan menyediakan petunjuk yang jelas, penjelasan yang komprehensif, dan
sumber daya tambahan yang membantu pembelajar memahami materi dengan lebih
baik.

11
7. Aksesibilitas: Sumber belajar harus mudah diakses oleh pembelajar. Ini dapat
mencakup akses fisik ke materi cetak, akses online melalui internet, atau ketersediaan
dalam format yang dapat diunduh.
8. Diperbarui dan Terkini: Sumber belajar yang efektif harus diperbarui secara berkala
agar tetap relevan dengan perkembangan terbaru dalam bidangnya. Ini termasuk
menyertakan informasi terbaru, penemuan terkini, atau tren terbaru.
9. Mendorong Pemikiran Kritis dan Analitis: Sumber belajar harus mendorong
pembelajar untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis. Ini dapat dilakukan
melalui penyajian informasi yang menantang dan mendorong pembelajar untuk
melakukan analisis mendalam.

E. Fungsi dan jenis-jenis sumber belajar

A. Fungsi sumber belajar


Fungsi sumber belajar merujuk pada peran atau tujuan yang dimiliki oleh
sumber-sumber tersebut dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa
pengertian fungsi sumber belajar:
1. Menginformasikan: Sumber belajar memberikan informasi yang diperlukan
untuk memahami konsep, teori, atau keterampilan tertentu.
2. Mendidik: Fungsi utama sumber belajar adalah mendidik pembelajar dengan
menyediakan materi yang relevan dan bermanfaat untuk pengembangan
pengetahuan dan keterampilan.
3. Memfasilitasi Pemahaman: Sumber belajar membantu pembelajar dalam
memahami materi pembelajaran dengan menyediakan penjelasan yang jelas,
ilustrasi, dan contoh yang relevan.
4. Mengembangkan Keterampilan: Beberapa sumber belajar dirancang khusus
untuk mengembangkan keterampilan tertentu, seperti keterampilan berpikir
kritis, keterampilan komunikasi, atau keterampilan teknis.
5. Menginspirasi: Sumber belajar dapat menginspirasi pembelajar dengan
menyajikan contoh, cerita, atau studi kasus yang memotivasi dan meningkatkan
minat dalam pembelajaran.

12
6. Mendukung Evaluasi: Sumber belajar dapat digunakan untuk mengukur
pemahaman dan kemajuan pembelajar melalui latihan, ujian, atau tugas.
7. Memberikan Dukungan: Sumber belajar dapat berfungsi sebagai sumber
dukungan untuk pembelajar dengan menyediakan bantuan tambahan, referensi,
atau panduan dalam memahami materi yang sulit.
8. Mendorong Kreativitas: Beberapa sumber belajar juga dapat mendorong
pembelajar untuk menjadi kreatif dalam memecahkan masalah atau menerapkan
pengetahuan yang mereka pelajari.
9. Memfasilitasi Kolaborasi: Sumber belajar dapat digunakan sebagai alat untuk
memfasilitasi kolaborasi antara pembelajar, baik melalui diskusi, proyek
kelompok, atau platform online yang mendukung kerja tim.
10. Mengembangkan Kemandirian: Melalui sumber belajar yang tepat, pembelajar
dapat mengembangkan kemandirian dalam belajar, termasuk kemampuan untuk
mencari informasi, menganalisis, dan mensintesis pengetahuan.

B. Jenis-jenis sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis-jenis sumber belajar dapat dikategorikan berdasarkan beberapa aspek:
1. Berdasarkan sifatnya:
Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design): Sumber belajar yang
sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran, seperti buku teks, modul, dan program
audio-visual.
Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization): Sumber
belajar yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran, tetapi dapat dimanfaatkan
untuk tujuan belajar, seperti alam sekitar, museum, dan internet.
2. Berdasarkan wujudnya:
Sumber belajar tercetak: Buku teks, modul, majalah, dan surat kabar.
Sumber belajar non-tercetak: Film, video, audio, dan gambar.
Sumber belajar elektronik: Internet, CD-ROM, dan perangkat lunak pembelajaran.

13
3. Berdasarkan penggunaannya:
Sumber belajar untuk belajar mandiri: Buku teks, modul, dan program audio-visual.
Sumber belajar untuk pembelajaran kelompok: Film, video, dan simulasi.
Sumber belajar untuk pembelajaran massal: Ceramah, demonstrasi, dan pameran.
4. Berdasarkan tempatnya:
Sumber belajar di sekolah: Perpustakaan, laboratorium, dan ruang kelas.
Sumber belajar di luar sekolah: Museum, taman nasional, dan tempat bersejarah.

F. Perbedaan sumber dan media pembelajaran

Sumber pembelajaran dan media pembelajaran adalah dua konsep yang terkait
namun memiliki perbedaan yang penting. Berikut adalah perbedaan antara
keduanya:
1. Sumber Pembelajaran:
Sumber pembelajaran merujuk pada materi, informasi, atau konten yang digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran. Ini mencakup segala sesuatu yang
menyediakan informasi, termasuk buku teks, artikel, presentasi, video, audio,
perangkat lunak, dan sebagainya.Sumber pembelajaran bisa bersifat fisik atau
digital.Tujuan utama sumber pembelajaran adalah untuk menyampaikan konten atau
materi yang relevan dan bermanfaat bagi pembelajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran mereka.
Beberapa contoh sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar:
 Buku teks: Sumber belajar utama yang berisi informasi dan pengetahuan tentang
suatu bidang tertentu.
 Modul pembelajaran: Bahan ajar mandiri yang berisi panduan belajar dan
kegiatan untuk membantu peserta didik memahami suatu konsep.
 Lembar kerja: Alat bantu belajar yang berisi latihan dan soal untuk menguji
pemahaman peserta didik terhadap suatu materi.
 Alat peraga: Benda atau model yang digunakan untuk membantu peserta didik
memvisualisasikan suatu konsep.

14
 Video pembelajaran: Media audio-visual yang dapat membantu peserta didik
memahami suatu konsep dengan lebih menarik.
 Simulasi: Kegiatan yang meniru situasi nyata untuk membantu peserta didik
mempelajari suatu keterampilan.
 Kunjungan lapangan: Kegiatan belajar di luar kelas untuk memberikan
pengalaman belajar yang kontekstual.

2. Media Pembelajaran:
Media pembelajaran merujuk pada alat atau teknologi yang digunakan untuk
menyampaikan atau mengirimkan informasi atau materi pembelajaran kepada
pembelajar. Ini termasuk segala sesuatu mulai dari buku cetak dan papan tulis
hingga video, perangkat lunak interaktif, aplikasi mobile, dan teknologi berbasis
web. Media pembelajaran berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan sumber
pembelajaran kepada pembelajar. Tujuan utama media pembelajaran adalah untuk
meningkatkan efektivitas pengiriman informasi, memfasilitasi interaksi, dan
meningkatkan keterlibatan pembelajar dalam proses pembelajaran.
Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh media
pembelajaran yang umum digunakan:
 Video Pembelajaran: Video pembelajaran adalah alat yang efektif untuk
menyampaikan informasi melalui gambar bergerak dan suara. Ini dapat berupa
video pelajaran, dokumenter pendidikan, atau demonstrasi praktik.
 Presentasi Multimedia: Presentasi multimedia seperti PowerPoint atau Keynote
dapat digunakan untuk menyajikan informasi dengan bantuan gambar, grafik,
dan teks yang dinamis.
 E-book: Buku elektronik (e-book) menyediakan akses mudah ke teks dan
gambar yang dapat dibaca melalui perangkat elektronik seperti tablet, e-reader,
atau komputer.
 Situs Web Pendidikan: Situs web pendidikan menyediakan akses ke berbagai
materi pembelajaran, artikel, video, latihan, dan sumber daya pembelajaran
lainnya.

15
 Aplikasi Pembelajaran: Aplikasi pembelajaran yang tersedia di perangkat
mobile menyediakan berbagai jenis materi pembelajaran, latihan, permainan
edukatif, dan alat pembelajaran lainnya.
 Modul Pembelajaran Interaktif: Modul pembelajaran interaktif adalah program
komputer yang dirancang untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan
cara yang berinteraksi dengan pengguna, seperti simulasi atau tutorial interaktif.
 Papan Tulis Interaktif: Papan tulis interaktif (interactive whiteboard) adalah alat
yang memungkinkan guru atau instruktur untuk menampilkan dan memanipulasi
informasi secara langsung di layar melalui sentuhan atau pena stylus.
 Podcast Edukatif: Podcast adalah format audio digital yang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi, diskusi, atau ceramah tentang berbagai topik
pendidikan.
 Simulasi Komputer: Simulasi komputer memungkinkan pembelajar untuk
mempraktikkan keterampilan atau menjalani pengalaman tertentu dalam
lingkungan virtual yang aman dan terkendali.
 Permainan Edukatif: Permainan edukatif menggabungkan elemen permainan
dengan tujuan pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan
pembelajar.
 Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR): Teknologi VR dan AR
memungkinkan pembelajar untuk menjelajahi lingkungan virtual atau
menambahkan elemen digital ke lingkungan fisik untuk menyampaikan
pengalaman pembelajaran yang mendalam dan interaktif.
 Jurnal dan Buku Referensi: Jurnal ilmiah, buku referensi, dan materi percetakan
lainnya juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menyediakan
informasi yang mendalam dan terperinci tentang topik tertentu.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh guru, karena hal ini akan membantu
dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas
ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan
dengan pengaturan orang (siswa) dan barang/ fasilitas.
Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas.
Keterampilan dalam pengelolaan kelas dapat bersifat preventif serta refresif dan tingkah
laku. Namun dalam penerapannya kadang terdapat masalah dalam pengelolaan kelas baik
secara individu maupun kelompok yang timbul dikarenakan adanya
keanekaragaman perilaku siswa.
Sumber belajar merupakan berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang,
metode, media, tempat berlangsungnya pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik
dalam belajar (baik secara terpisah maupun secara terkombinasi). Sumber belajar berperan
dalam pembelajaran individual, klasikal, dan kelompok.. Fungsi sumber belajar antara lain:
Meningkatkan produktivitas pembelajaran, memberikan kemungkinan pembelajaran yang
sifatnya lebih individual, memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, lebih
memantapkan pembelajaran, memungkinkan belajar secara seketika, dan memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas. Tujuan sumber belajar adalah untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan
sistem instruksional.

17
B. Saran
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan
lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, Oleh karena itu guru kelas
diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar
yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1980. Pengelolaan Kelas dan Siswa Cetakan Kedua.


Jakarta: Rajawali.

Kosasi, Raflis. 2005. Efektifitas Pengelolaan Kelas. Jakarta: Viva Pakarindo.

Puspitaningrum, Ervina. "Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas di SD Negeri


Minomartani 2." Basic Education 6.1 (2017): 28-39.

Putra, Eka Aryista, Puspa Djuwita, and Osa Juarsa. "Keterampilan Guru Mengelola
Kelas pada Proses Pembelajaran untuk Menumbuhkan Sikap Disiplin Belajar
Siswa (Studi Deskriptif Kelas IVB SD Negeri 01 Kota Bengkulu)." Jurnal
Pembelajaran dan Pengajaran Pendidikan Dasar 2.1 (2019): 35-46.

Azman, Zainal. "Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran." Edification Journal:


Pendidikan Agama Islam 2.2 (2020): 51-64.

18

Anda mungkin juga menyukai