Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

Pengantar Pendidikan

“Pentingnya Guru Terampil Dalam Sebuah Pendidikan”

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Atika patmayanti 2203011015


2. Nora nurdianti agma 2203011092
3. Shinta Aprilia Saputri 2203011133

Dosen pengampu : Muhammar Kodafi Putra,M.pd.,AIFO-P

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya.Sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Dengan judul “Studi Kasus Keterbatasan Jumlah Guru Terampil”.

Makalah dibuat ada untuk memenuhi wawasan mahasiswa dalam


rangka mendukung tercapainya pembelajaran mata kuliah Pengantar
Pendidikan. Sebagian besar Makalah ini merupakan hasil kajian pustaka dari
berbagai literature.

Kami menggunakan bahasa yang sederhana sehingga harapannya


materi-materi yang disajikan dapat mudah dipahami oleh mahasiswa. Oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan bahan ajar ini. Sekian kami ucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.

Dharmasraya, 09 Mei 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI
...............................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
...............................................................................................................................
1

A. Latar Belakang
...................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Bagaimana Pendidikan Yang Baik.............................................................3


B. Apa Saja Unsur Unsur Sebuah Pendidikan...............................................5
C. Bagaimana Guru Yang Terampil Dalam Mendidik...................................9
D. Bagaimana Dampak Buruknya Tenaga Pendidik......................................11
E. Apa Saja Faktor Penyebab Buruknya Tenaga Pendidik............................14
F. Bagaimana Solusi Yang Dilakukan Untuk Pendidikan Yang Lebih Baik. 16

BAB III PENUTUP.............................................................................................26

A. Kesimpulan................................................................................................26
B. Saran..........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
pendidikan pada hakikatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu
manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka
menjadi manusia yang baik (good). Menjadikan manusia cerdas dan pintar,
boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi
orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit.
Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral
merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan
manusia kapan dan di mana pun.
Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem, aktivitas
pendidikan terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta didik,
tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua
komponen yang membangun sistem pendidikan, saling berhubungan, saling
tergantung, dan saling menentukan satu sama lain. Setiap komponen memiliki
fungsi masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas
pendidikan akan terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-
komponen dimaksud.
Fungsi pendidikan sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural,
maupun secara institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur
organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional
mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur
organisasi itu dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu
berjalan secara konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan
perkembangan manusia yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang
optimal (H.M. Arifin, 2006).

1
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan
sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan
sumber daya manusia untuk menciptakan manusia produktif yang mampu
memajukan bangsanya (Kunaryo, 2000: 21). Pendidikan dalam arti luasa
didalamnya arti luas terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar,
dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang pokok. Begitu pentingnya sebuah pendidikan
terutama untuk anak-anak Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan yang baik
2. Apa saja unsur unsur sebuah pendidikan
3. Bagaimana Guru yang terampil dalam mendidik
4. Bagaimana dampak buruknya tenaga pendidik
5. Apa saja faktor penyebab buruknya tenaga pendidik
6. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk pendidikan yang lebih baik
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Bagaimana pendidikan yang baik
2. Untuk Mengetahui apa saja unsur unsur pendidikan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Guru yang terampil dalam mendidik
4. Untuk Mengetahui Bagaimana dampak buruknya tenaga pendidik
5. Untuk Mengetahui Apa saja faktor penyebab buruknya tenaga pendidik
6. Untuk Mengetahui Bagaimana solusi yang dilakukan untuk pendidikan
yang lebih baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana Pendidikan Yang Baik

Pendidikan yang baik bagi siswa adalah pendidikan yang menyediakan


kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk belajar dan mengembangkan
potensi mereka secara maksimal. Pendidikan yang baik juga harus memberikan
kurikulum yang relevan dan menantang, serta menggunakan metode
pengajaran yang efektif dan mendukung pembelajaran siswa. Pendidikan yang
baik juga harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
menyenangkan, serta mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa.
Pendidikan yang membantu siswa untuk belajar tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan di
sekolah dan kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang baik juga membantu siswa
untuk mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan problem solving
mereka, serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan terbuka.

Pendidikan yang menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, guru


yang berkualitas, dan materi pelajaran yang relevan dan up-to-date. Pendidikan
yang baik juga harus mampu memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang
secara holistik, meliputi aspek fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Selain
itu, pendidikan yang baik juga harus memperhatikan kebutuhan individual
siswa dan memberikan dukungan yang tepat untuk membantu mereka
mencapai potensi terbaik mereka.

Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan adalah kurangnya


kualifikasi guru dan guru yang tidak memadai. Sehingga, pelaksanaan proses
pembelajaran menjadi kurang optimal. Guru merupakan ujung tombak
keberhasilan sebuah pendidikan, maka mereka dituntut harus bekerja secara
profesional dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran dan belajar,

3
kinerja guru dapat dinilai dari aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang guru yang professional (Rahman 2005: 72).
endidikan yang sering di temui di Indonesia adalah rendahnya kualitas
pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang. Salah
satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan adalah kurangnya kualifikasi
guru dan guru yang tidak memadai. Sehingga, pelaksanaan proses
pembelajaran menjadi kurang optimal. Selain itu, kurangnya sarana dan
prasarana yang memadai juga menjadi penyebab rendahnya kualitas
pendidikan.
Masalah lain yang sering ditemukan di pendidikan adalah kurang
meratanya akses pendidikan, terutama untuk keluarga kurang mampu yang
kesulitan untuk membayar biaya pendidikan, dan sulitnya transportasi menuju
sekolah yang jauh. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka putus sekolah
dan kesenjangan sosial dalam akses pendidikan.
Selain itu, sistem kurikulum yang kadang tidak sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, juga menjadi masalah dalam pendidikan. Kurikulum
yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan Sulit untuk
diimplementasikan, akan menyebabkan peserta didik keluar dari jalur
pendidikan dan merasa tidak bisa bersaing di pasar kerja.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari pemerintah dan seluruh
elemen masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, seperti
meningkatkan kualitas dan kualifikasi guru, menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai, mengimplementasikan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, serta menyediakan akses pendidikan yang merata dan
terjangkau untuk masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut, dapat
diharapkan akan memperbaiki masalah di dalam sistem
pendidikan di Indonesia.
Pendidikan yang baik bagi siswa adalah pendidikan yang menyediakan
kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk belajar dan mengembangkan
potensi mereka secara maksimal. Pendidikan yang baik juga harus memberikan
kurikulum yang relevan dan menantang, serta menggunakan metode

4
pengajaran yang efektif dan mendukung pembelajaran siswa. Pendidikan yang
baik juga harus menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
menyenangkan, serta mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa
Pendidikan yang membantu siswa untuk belajar tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan di
sekolah dan kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang baik juga membantu siswa
untuk mengembangkan kemampuan kritis, kreatif, dan problem solving
mereka, serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan terbuka.
Pendidikan yang menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, guru
yang berkualitas, dan materi pelajaran yang relevan dan up-to-date. Pendidikan
yang baik juga harus mampu memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang
secara holistik, meliputi aspek fisik, emosional, sosial, dan intelektual. Selain
itu, pendidikan yang baik juga harus memperhatikan kebutuhan individual
siswa dan memberikan dukungan yang tepat untuk membantu mereka
mencapai potensi terbaik mereka.
B. Unsur-unsur Sebuah Pendidikan
Unsur-unsur pendidikan terdiri atas beberapa bagian, sebagaimana dijelaskan
berikut ini :
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik dalam suatu pendidikan.
Peserta didik merupakan seseorang yang memiliki potensi fisik dan psikis,
seorang individu yang berkembang serta individu yang membutuhkan
bimbingan dan perlakuan manusiawi. Peserta didik juga
memiliki kemampuan untuk mandiri. Peserta didik juga tidak memandang
usia.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik bisa berasal dari
lingkungan pendidikan yang berbeda, misalnya lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, seorang
pendidik bisa berupa orang tua, guru, pemimpin masyarakat dan lain-lain.

5
Pendidik juga harus memiliki kewibawaan dan kedewesaan, baik rohani
maupun jasmani.
3. Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi
intensif dengan manipulasi isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ketika
pendidik memberi bahan ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh,
diharapkan adanya respon yang baik dari para peserta didik dengan tetap
menjunjung sifat saling mengharia satu sama lain.
4. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran dan tujuan ke arah mana bimbingan ditujukan. Secara umum
tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya
abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat
luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan
pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik
dalam kondisi tertentu tempat tertentu dan waktu tertentu dengan
menggunakan alat tertentu. Tujuan pendidikan juga bertujuan untuk
membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali materi-materi yang
telah dibahas agar peserta didik semakin mantap dalam menguasai
pelajaran tersebut.
5. Materi Pendidikan
merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan merupakan pengaruh
yang diberikan dalam bimbingan. Dalam sistem pendidikan persekolahan,
materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana
pencapaian tujuan. Kurikulum ini menampung materi-materi pendidikan
secara terstruktur. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal.
6. Alat Dan Model Pendidikan
Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat

6
pendidikan merupakan jenisnya sedangkan metode pendidikan melihat
efisiensi dan efektifitasnya. Contoh alat pendidikan adalah komputer,
sosial media, buku ajar dan alat peraga. Sedangkan metode pendidikan
merupakan cara penyampaian materi pendidikan dari pendidik pada
peserta didik.
7. ILingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan
atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat. Ketiganya sering disebut sebagai tri pusat
pendidikan.
Landasan Pendidikan Nasional di Indonesia

1. Landasan Ideal: Pancasila


2. Landasan Konstitusional: Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional: Undang-Undang Pokok Pendidikan Nasional
Asas-Asas Pelaksanaan Pendidikan
1. Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu. Dalam asas ini berarti
pendidikan terbuka bagi setiap rakyat negara Indonesia, mencakup
semua jenis dan jenjang pendidikan.
2. Asas pendidikan seumur hidup. Dalam asas ini, setiap individu harus
memperoleh hak dan kesempatan untuk mendapatkan pengajaran dan
belajar kapanpun selama hidupnya.
3. Asas tanggung jawab antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
4. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah, dan masyarakat.
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan
Wawasan Nusantara.
6. Asas Bhinneka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
8. Asas manfaat, adil, dan merata

7
9. Asas ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani.
10. Asas kepastian hukum
Terkait dengan Lingkungan Pendidikan dianataranya yaitu :
1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga menjadi bentuk lingkungan pendidikan yang pertama dan utama
dari setiap individu yang lahir ke dunia. Oleh sebab itu, orang tua berperan
sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas proses pendidikannya. bahwa
dalam lingkungan pendidikan sekolah lebih banyak mengembangkan
kemampuan akademis individu, sementara dalam lingkungan pendidikan
keluarga bertanggung jawas atas pengembangan kepribadian. Pendidikan
keluarga dibagi atas tahap prenatal dan postnatal. Dalam tahap prenatal ini
berkaitan dengan pendidikan sebelum lahir atau sejak individu masih di
dalam kandungan. Wujud praktiknya cenderung merupakan kearifan lokal,
misalnya dalam kebudayaan Jawa ada neloni, mitoni, dan lain-lain.
2. Lingkungan Pendidikan Disekolah
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah menjadi posisi
utama dalam upaya pendidikan manusia.
Sekolah bertanggung jawab atas orang tua dan masyarakat dalam bidang
pendidikan demi generasi masa depan. Dasar tanggung jawab tersebut
meliputi tiga hal yakni:

a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan


menurut perundang-undangan pendidikan.
b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan jenjang
pendidikan.
c. Tanggung jawab fungsional kepada pengelola dan pelaksaan pendidikan
yang menrima ketetapan berdasarkan ketentuan jabatannya.
3. Lingkungan Pendidikan Di masyarakat
Dalam banyak hal, sekolah dinilai telah mengalami ketertinggalan dari
masyarakatnya. Khususnya dalam bidang teknologi, telah terjadi lebih
dahulu dalam masyarakat daripada di sekolah. Maka dari itu, perlu

8
dilakukan berbagai upaya untuk mengakrabkan sekolah dengan masyarakat.
Misalnya dengan adanya sistem magang, KKN (Kuliah Kerja Nyata), PKL
(Praktik Kerja Lapangan), dan lain-lain.
C. Bagaimana Guru Yang Terampil Dalam Mendidik
Guru atau pendidik adalah orang yang diberi amanah untuk tidak saja
membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran, menilai, membimbing,
tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini
berarti bahwa seorang pendidik tidak hanya bertugas untuk mentranfer ilmu,
melainkan harus selalu mengadakan penelitian dalam rangka menyesuaikan
pengetahuannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat cepat.
Syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang
bermutu/berkualitas adalah guru yang profesional, karena guru adalah ujung
tombak dalam peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan, Guru adalah
sebuah profesi yang sangat strategis dalam pembentukan dan pemberdayaan
anak-anak penerus bangsa. Oleh karena itu, pemberdayaan dan peningkatan
kualitas guru sebagai tenaga pendidik merupakan keharusan yang memerlukan
penanganan serius.
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 tahun 2005).
Pekerjaan profesional yang disandang oleh guru dalam melaksanakan
tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang
meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan
lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan
guru.
Guru yang profesional merupakan guru yang terampil, Terampil dapat
dikatakan mampu, cekatan, cakap, atau sanggup dalam menjalankan tugas apa
yang harus dilakukan. Dengan demikian, terampil mengajar berarti memiliki
kesanggupan, atau kemampuan dalam menjalankan tugas sebagai pengajar

9
(Darmawan, 2014). Guru yang terampil memberi kesan pada caranya
membuka dan menutup pembelajaran. Mengawali dan mengakhiri
pembelajaran merupakan salah satu dasar keterampilan mengajar yang
memberikan efek kesenangan pada siswa. Fakta yang ada, siswa susah diajak
dalam suasana belajar. Misalnya siswa tertidur, siswa berbicara dengan
temannya, mencoret-coret kertas atau meja dan lain-lain. Banyak hal buruk
yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Ini merupakan tantangan seorang
guru. Maka dari itu, perlu keterampilan guru menciptakan suasana yang tenang
agar siswa mendengarkan materi yang disampaikan.
guru memiliki posisi sentral dan strategis. Karena | 2posisinya tersebut,
baik dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru,
semuanya menuntut agar pendidikan dilaksanakan secara profesional.
Pembahasan tentang guru profesional terkait dengan S ebeberapa istilah, yaitu
profesi, profesional itu sendiri, profesionalisme, profesionalisasi, dan
profesionalitas.
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab,
dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Untuk itu Ia
harus telah memiliki kualifikasi kompetensi yang memadai: kompetensi
intelektual, sosial, spiritual, pribadi dan moral (Mohamad Surya, 2003: 28).
Sedangkan H.A.R Tilaar (1999: 205) menggagaskan profil guru profesional
abad 21 sebagai berikut.
1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and
developing personality) sebagaimana dirumuskan Maister “professionaism
is predominantly an attitude, not a set of competencies only” Ini berarti
bahwa seorang guru profesional adalah pribadi-pribadi unggul terpilih.
2. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat. Melalui dua hal ini
seorang guru profesional akan menginspirasi anak didiknya dengan ilmu
dan teknologi. Guru profesional semestinya ia adalah “Ilmuwan” yang
dibentuk menjadi pendidik.
3. Menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat dan potensi peserta
didik. Oleh karena jitu seorang guru profesional harus lah menguasai

10
keterampilan metodologis membelajarkan siswa. Karakteristik ini yang
membedakan profesi guru dari profesi lainnya. Jika karakteristik ini tidak
secara sungguh-sungguh dikuasai guru, maka siapa saja dapat menjadi
“guru” seperti yang terjadi sekarang ini. Akibat lebih lanjut dari ini adalah
profesi guru akan kehilangan "bargaining position”.
D. Bagaimana Dampak Buruknya Tenaga Pendidik
Masalah mendasar yang terjadi saat ini adalah tidak sedikit guru yang
dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya, bahkan muncul gejala terjadinya
kemerosotan harkat dan martabat guru. Hal ini disebabkan karena semangat
didekatif guru menurun, rendah, belum menjamin terlaksananya pelayanan
profesi secara terarah dan pengakuan secara sehat dari berbagai pihak. Ini
terjadi karena sebagaian guru menampilkan citra yang kurang profesional
(Nurhayati Djamas, ed, 2005:2). Akhir-akhir ini juga nampak bermunculan
dimana-mana terjadinya kenakalan siswa dengan berbagai bentuknya.
Masyarakat menilai bahwa terjadinya hal tersebut dikarenakan sebagian dari
kurang mampunya pendidik (guru) di sekolah dalam mentranformasikan nilai-
nilai etik dan belum bisa membentuk karakter siswa. Masyarakat juga
mengkritik partisipasi guru dalam membentuk akhlak siswa dinilai masih
lemah dan belum bisa mentransformasikan nilai-nilai substansial.
Masalah yang lainya yakni menurunnya efektivitas kinerja guru dalam
menjalankan tugasnya. Penurunan kinerja ini berpengaruh pada satuan
pendidikan, karena guru memiliki peran yang sangat besar dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Jika ini di biarkan berlarut-larut dampak yang buruk
pula akan berpengaruh pada siswa maupun pendidikan itu sendiri. Namun tak
bisa dipungkiri, menjadi guru tidaklah mudah. Guru memiliki tugas dan
tanggung jawab yang cukup berat. Tidak hanya sekedar mengajar, namun juga
mendidik, membimbing, memotivasi, dan mendorong anak didiknya agar
menjadi manusia yang hebat dan cerdas. Di tangan gurulah, masa depan anak
didiknya dipertaruhkan. Makanya profesi guru bukanlah profesi yang
sembarangan. Profesi ini membutuhkan profesionalisme tinggi.

11
Ironisnya, tidak semua guru professional/terampil Masih banyak
ditemukan guru-guru yang tidak berkualitas dan jauh dari standar kompetensi.
Baik kompetensi pedagogiknya, maupun kompetensi kepribadiannya. Masih
banyak guru yang tidak mampu mengajar dengan baik, strategi mengajar tidak
bervariasi, metode yang membosankan, media yang minim, dan beberapa
permasalahan yang masih ada guru yang melanggar tata tertib sekolah dan
kurang disiplin hadir di sekolah serta dalam perencanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara awal penulis dengan Kepala sekolah SMA 1
Lampeuneurut, faktor yang menjadi kendala bagi guru dalam membina siswa
adalah, guru belum siap ketika masuk kelas, ini dikarenakan dari guru sendiri,
metode yang digunakan terhadap siswa ketika proses belajar mengajar, dengan
metode yang monoton, sehingga menyebabkan siswa jenuh dan bosan.
Dimana pada kenyataan yang ada banyak juga guru yang lari dari
tanggung jawabnya sebagai pendidik yang berkualitas dan profisional sebagai
guru yang malah pada kenyataannya hanya membuat peningkatan motivasi
belajar siswa-siswi itu berkurang akibatnya kemalasan,cuek dalam
mengerjakan tugas sehingga timbulnya rasa ketidak nyamanan didalam kelas
maunya keluar karena metode yang membuat dia bosan dan ada juga yang tibul
dibenak siswa kata-kata samaran yang ia berikan kepada guru tersebut yang
terkesan menurut meraka lucu sebagai gurauan tetapi sebenarnya itu masuk
pada karakter yang tidak baik.
Dari situlah timbul rasa bosan kepada siswa-siswinya saat berlangsung
proses mata pelajaran yang diajarkan guru tersebut.Karena metode atau cara
pengajarannya yang cenderung hanya memberikan tugas atau mencatat saja
atau juga metode pengajarannya menggunakan metode ceramah lalu siswa-
siswinya ditugaskan mencatat materi yang guru berikan tersebut.Tanpa
memperhatikan skologi anak yang cenderung mudah bosan karena metode
yang di gunakan tidak menarik dan membosankan.
Dari situlah pengaruh pengajarannya atau dampak yang diperoleh
siswa-siswinya adalah timbul rasa bosan dan kurang berminat ketika tiba waktu
hari guru tersebut akan mengajar,hasil yang di peroleh siswa-siswinya kurang

12
efektif dalam pelajaran yang sedang di ikutnya.Kebanyakan yang kita temui
guru mengajar lalu memberikan tugas,lalu guru tersebut keasikan bermain hp
sehingga dia tidak memperhatikan dampak dari sikapnya yang menjadi panutan
siswa-siswinya, dia tidak perduli dengan siswa-siswinya yang sedang
mengerjakan tugas mata pelajaran yang di berikannya.Pasti siswa-siswinya
yang didalam kelas itu ribut,saling mengejek bahkan ada juga yang tidak mau
membuat tugas tersebut sehingga pencapaian hasil nilai ujiannya tidak
efektif,nah kalau begini metode guru dalam mengajar berarti proses dalam
pengajaran dan dalam suatu mata pelajaran itu jelas tidak akan
efektif.dampaknya kepada siswa-siswinya hilang semangat belajar,menurunnya
nilai yang di peroleh siswa-siswinya,karakternya pun akan berpengaruh kepada
siswa-siswi maka guru tersebut tidak dapat membangkitkan semangat siswa-
siswi untuk belajar, karena terbukti membosankan.
Guru seperti ini akan sangat merugikan pihak sekolah terutama siswa-
siswi yang diajarkan dan sangat di sayangkan juga karena propesi gurunya
tidak digunakan semaksimal mungkinatau profesional.terkait dengan metode
atau cara yang digunakan guru tersbut berarti dia tidak terlalu teliti dalam
membaca situasi dan karakter siswa-siswinya kurang efektifan dalam
pengajaran tidak tercapai seharusnya pemimpin sekolah yang didalamnya
terdapat guru yang tergambarkan diatas harus pintar-pintar membaca kondisi
dan mengadakan pengawasan baik yang baik dan efektif.jadi disini juga peran
kepalah sekolah sangat penting,begitu juga menjadi yang menjadi pengawas
jangan kita hanya melihat hasilnya tanpa membuktikan yang reel tentang
metode pengajaran guru terhadap siswa-siswi yang dia ajarkan.
Seperti yang kita ketahui dan kita kenal sehari-hari guru merupakan
orang yang harus di gugu dan ditiru,dalam arti orang yang memiliki charisma
atau wibawa hingga perlu untuk di tiru dan di teladani. Karena guru adalah
sebagai panutan serta sebagai orang tua yang mengayomi dan mengasuh siswa-
siswinya yang berada di lingkungan formal.sejalan dengan profesional guru
tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal. Guru juga memiliki

13
peran yang bersifat multi fungsi, lebih dari sekedar yang kita tuangkan pada
produk hukum tentang guru.
Karena memang pada dasarnya jika pendidik tidak mempunyai latar
belakang bidang yang dipelajari dan tetap mengajar walaupun banyak yang Ia
pelajari, namun tetap saja kurangnya pengetahuan pendidik ini berdampak
kurang baik pada perkembangan pengetahuan peserta didik itu sendiri, tidak
luas dan berkembang secara menyeluruh pada pembelajaran yang seharusnya
dipelajari.
Hal lain menjadi kendala bagi guru adalah, guru tidak kreatif dalam
membina siswa atau ketika proses belajar mengajar di sekolah. Apalagi dunia
sekarang sudah canggih dengan elektronik yang serba mendukung untuk
membina dan mengajar siswa. Seharusnya guru ketika mengajar dan membina
siswa, harus lebih siap dan kreatif, dan lain sebagainya. Rendahnya kompetensi
guru tentu berpengaruh kepada mutu pendidikan dan juga lulusan. Guru adalah
komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan. tidaklah berlebihan
jika dikatakan bahwa guru adalah jantung dari pendidikan.
E. Apa saja faktor penyebab buruknya tenaga pendidik
Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan faktor-
faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya
pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan guru dalam mengajar.
Adapun faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan ke
dalam dua macam yaitu:
1. Faktor dari dalam sendiri (Intern)
Di antara faktor dari dalam diri sendiri (intern) adalah:
a. Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam
keberhasilan pelaksanaan tugastugas. Semakin rumit dan makmur
tugas-tugas yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan.
Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan
monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada
penurunan kinerjanya.

14
b. Keterampilan dan kecakapan Keterampilan dan kecakapan orang
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai
pengalaman dan latihan.
c. Bakat Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat
menjadikanseseorang bekarja dengan pilihan dan keahliannya.
d. Kemampuan dan minat Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja
bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan
kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi
dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
e. Motif Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja
seseorang
f. Kesehatan Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang
sampai selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu
pula.
g. Kepribadian
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi
kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan
rekan kerja ang akan meningkatkan kerjanya.
h. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka
tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia bekerja
secara sungguhsungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
2. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern) Yang termasuk faktor dari luar diri
sendiri (ekstern) diantaranya:
a. Lingkungan keluarga
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang.
Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah
kerja.
b. Lingkungan kerja

15
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja
secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami
seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yangdimaksud di
sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan
untuk mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kologial.
c. Komunikasi
Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif.
Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan
timbulnya salah pengertian.
d. Sarana dan prasarana
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar
mengajar (Kartono Kartini, 1985).
Seorang Guru yang dikatakan terampil tentu memiliki ciri-ciri, Menurut Ivor
K. Davies mengatakan bahwa seorang mempunyai empat fungsi umum yang
merupakan ciri pekerja seorang guru, adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan
Pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar.
2. Mengorgasisasikan
Pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber-
sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara
yang paling efektif, efesien, dan ekonomis mungkin.
3. Memimpin
Pekerjaan seorang guru untuk memotivasikan, mendorong, dan
menstimulasikan murid-muridnya, sehingga mereka siap mewujudkan
tujuan belajar.
4. Mengawasi
Pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam
mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat

16
diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya
dan bukunya mengubah tujuan (Ivor K. Devies, 1987).
F. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk pendidikan yang lebih baik
beberapa solusi-solusi lainnya yang mungkin bisa membantu untuk
mengatasi pendidikan yang lebih baik
1. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik
Tenaga pendidik tentunya memiliki peranan yang sangat penting
dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia. Sebenarnya
Indonesia memiliki banyak jumlah pengajar, hanya saja banyaknya
kuantitas ini tidak diimbangi dengan kualitas.Permasalahannya adalah
tidak semua pengajar mampu mengajarkan materi sesuai kompetensi
masing-masing. Untuk itu, sangat diperlukan upaya pengembangan
kualitas tenaga pendidik Indonesia. Misalnya seperti melakukan beberapa
strategi berikut ini:
a) Memfasilitasi guru untuk mengikuti berbagai macam pelatihan demi
meningkatkan skill.
b) Mendukung guru untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk
belajar mengajar.
c) Meningkatkan program beasiswa bagi guru yang ingin memperdalam
ilmu mengajarnya melalui kuliah.
d) Meningkatkan kesejahteraan guru.
e) Menerapkan mindset bahwa guru adalah siswa yang juga harus terus
belajar.
2. Meningkatkan efisiensi proses belajar
Untuk membangun pendidikan yang optimal, proses belajar perlu
dikaji lagi, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan siswa atau belum.
Proses belajar sendiri adalah suatu aktivitas yang meliputi membaca,
mengobservasi, mendengarkan, meniru, dan mengikuti instruksi.
Sementara, banyak sekali yang bisa mempengaruhi proses belajar ini.
Misalnya seperti teknologi informasi, teknologi komunikasi, fasilitas
sekolah, dan masih banyak lagi. Karena itu, setiap lembaga pendidikan

17
perlu mengutamakan aspek-aspek yang dapat mendukung proses
belajar. Bangunlah lingkungan yang nyaman dan kondusif agar siswa
dapat termotivasi dan bisa menangkap pelajaran dengan maksimal.
Dengan fasilitas dan teknologi yang baik pun, para pengajar dapat
menyampaikan pelajaran dengan lebih mudah dan efektif. Begitu pun para
siswa, mereka akan lebih mudah untuk membaca, menulis, menghafal, dan
lain-lain jika fasilitas dan teknologi yang digunakan oleh sekolah
memadai.
3. Menambah penyediaan dana pendidikan
Berbicara tentang dana, penyediaan dana di sektor pendidikan
masih terbilang kurang maksimal. Bukan hanya biaya untuk lembaga
pendidikan formal ataupun informal tapi biaya untuk mendukung fasilitas
dan properti seperti alat tulis, buku, seragam, dan juga transportasi masih
perlu ditingkatkan lagi. Meskipun demikian, pemerintah sudah melakukan
beberapa program untuk membantu dana pendidikan, seperti:
a) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
b) Kartu Indonesia Pintar
c) Program Indonesia Pintar
d) Bantuan Subsidi Upah

Selain program pemerintah, institusi pendidikan juga bisa mendapat


sumber dana melalui P2P lending seperti Pintek. Pintek merupakan
perusahaan finansial teknologi terpercaya karena sudah terdaftar di OJK
sejak tahun 2018 dan juga telah menjadi AFPI.

Solusi yang lainyapun juga harus memiliki dukungan dari beberapa peran
yakni :

1. Peran Orang tua


Rasa percaya yang dibangun oleh orang tua sejak lahir sangat
penting dilakukan agar anak merasa percaya dan merasa bahwa dunia itu
aman untuk si anak. Jika rasa percaya udah berhasil dibangun, maka
seorang anak akan merasa aman dan merasa terlindung sepanjang

18
hidupnya. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat
penting karena orang tua dapat dikatakan sebagai pendidikan pertama bagi
anak-anaknya sehingga dengan menanamkan kepercayaan diri dan
pentingnya pendidikan akan dapat meningkatkan angka keterlibatan anak
dalam pendidikan formal di Indonesia.
Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pendidikan
sangatlah rendah sehingga peran orang tua sangat penting sebagai solusi
pertama untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.
2. Peran Guru
Peran guru juga sangat penting dalam peningkatan mutu sistem
pendidikan di Indonesia karena guru merupakan penggerak bagi siswa
untuk dapat memahami materi yang akan disampaikan. Peran guru yang
masih kurang dalam meningkatkan mutu pendidikan karena masih banyak
guru yang menerapkan sistem hukuman pada siswa yang tidak bisa
memahami materi atau kurang dalam penguasan materi membuat siswa
justru semakin stress dan akibatnya lebih sulit dalam memahami materi
yang disampaikan karena faktor pertama bisa karena materi yang
disampaikan kurang jelas, siswa malu bertanya, suasana belajar kurang
menyenangkan, ditambah lagi sistem hukuman yang membuat siswa takut
kepada gurunya.
Hal ini sesuai yang dikatakan Skinner, seorang tokoh psikologi
pendidikan, yang menyebutkan bahwa sebenarnya penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran
justru berakibat buruk pada siswa. Sehingga mungkin dengan mengubah
cara guru mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak terlalu
memaksakan siswa untuk bisa paham setiap pelajaran karena hakikatnya
setiap manusia tidak ada yang sempurna dan pasti memiliki kekurangan.
Kemudian, guru juga bisa membuat suasana belajar senyaman mungkin
sehingga siswa-siswi lebih terbuka dalam proses pembelajaran dan tertarik
dengan pelajaran.
3. Peran Pemerintah

19
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi harus bisa
membuat sistem pendidikan berjalan efektif. Pemerintah harus lebih
gencar lagi menyosialisasikan pentingnya pendidikan. Pastikan sosialisasi
dilakukan mencakup semua daerah. Pendidikan di Indonesia bisa sukses
ketika semua pihak bisa berkolaborasi satu sama lain. Orang tua
mendukung, guru memadai, pemerintah pun memfasilitasi, atau bahkan
dari pihak swasta juga berkontribusi. Cukup sulit dan memang
membutuhkan waktu yang lama tapi jika semua dapat berperan aktif maka
Indonesia akan memiliki sistem pendidikan yang baik kedepannya.
Hal ini bisa kita tanamkan berawal dari mindset. Oleh sebab itu
yuk kita harus sama-sama yakin kalau kita bisa mengubah sistem
pendidikan jadi lebih baik. Kita yakin bisa merealisasikan itu mulai dari
diri kita sendiri.
4. Fokus mengembangkan diri
Kita bisa mulai untuk mencoba mempelajari skill-skill baru yang
kita minati. Jangan pernah ragu untuk mempelajari hal baru, coba kenal
diri dengan begitu kita bisa punya tujuan hidup yang terarah dan relasi
yang sehat juga.
5. Menjadi Agen Perubahan
Kita bisa jadi agen perubahan dengan mengajak teman, keluarga,
atau orang di sekitar kita untuk ikut melakukan pengembangan diri. Ajak
mereka untuk punya skill baru yang penting dalam kehidupan. Biar lebih
banyak orang yang siap untuk menghadapi hidup.

Dapat disimpulkan bahwa solusi untuk memperbaiki pendidikan yang lebih


baik yaitu :

1. Memperbaiki kualitas guru dan tenaga pendidik. Mereka harus


mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam
memfasilitasi proses belajar siswa.
2. Memperbarui kurikulum pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan
dunia kerja dan teknologi modern.

20
3. Menerapkan teknologi pendidikan sebagai alat bantu gurudalam
mengajar dan meningkatkan akses siswa ke informasi pendidikan yang
lebih berkualitas.
4. Memperkuat infrastruktur pendidikan, terutama di daerah rural, dengan
melengkapi ruang kelas, toilet dan sarana penunjang lainnya yang
memadai.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama pada pendidikan vokasi.
Hal ini dilakukan agar siswa dapat memiliki keterampilan yang memadai
sesuai dengan kebutuhan industri.
6. Membuka akses pendidikan yang lebih luas dan terjangkau bagi orang
yang kurang mampu atau terpinggirkan di masyarakat.
7. Mengikutsertakan aktifitas sosial dan keterampilan hidup dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki keterampilan dan etika
berkarakter serta sikap yang positif.
8. Mendukung program pendidikan non-formal, seperti melalui program
peningkatan pendidikan untuk masyarakat dewasa dan pelatihan
keterampilan untuk remaja putus sekolah.

Pendidikan, adalah kata kunci yang perlu kita terapkan untuk


mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang seutuhnya, yang mampu
menjawab perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin
deras dan menggerus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Generasi Muda
Kita. Pendidikan yang baik dan bermutu, tentunya impian seluruh masyarakat
Indonesia dewasa ini. Tuntutan untuk selalu memperbaharui Sistem
Pendidikan sehingga melahirkan putera-puteri terbaik bangsa yang memiliki
potensi, kreatif, inovatif, skill, kemampuan, bakat-bakat yang tumbuh dan
berkembang dalam segala bidang kehidupan, mental serta fisik yang kuat.
Memang untuk mencapai Standard Pendidikan Nasional yang bermutu dan
mampu mengikuti serta menguasai Perkembangan Jaman, bukan hal yang
mudah, tidak segampang membalikkan telapak tangan, dibutuhkan Kebijakan
yang mampu memajukan Pendidikan Nasional.

21
Proses Pendidikan bagaikan eksperimen ataupun percobaan yang tidak
pernah selesai, akan berubah sampai kapanpun sesuai dengan Kompetensi
yang dibutuhkan oleh peradaban manusia. Begitu juga dengan Pendidikan
Indonesia yang merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban akan terus
Pendidikan dari Rumah adalah kunci awal suksesnya Sumber Daya Manusia
yang baik dan bermutu, orang tua berperanan penting dalam mendidik anak
semenjak dini, sejak dikandungan, Ibu harus mampu memberikan pendidikan
yang baik. Setelah lahir, beranjak usia 2 tahun hingga akan mengecap
Pendidikan Formal, orang tua berperanan penting dalam mendidik, menyertai
dan membina si anak untuk bersiap menjadi bagian dari masyarakat luas.
Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu memberikan pendidikan,
mengetahui kebutuhan anak serta mampu menunjukkan mana perilaku yang
baik, mana yang buruk, mana yang bagus untuk dilakukan mana yang tidak.
Orang tua menjadi kunci sukses anak untuk memiliki Iman dan Taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa (Imtaq) dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) yang semakin cepat. Dengan orang tua rajin mengajarkan
Ibadah sejak dini kepada anak, rajin mengajarkan hal-hal yang baik,
memberitahukan akibat negative dari suatu perbuatan yang negative, maka si
anak akan mampu mengerti dan mengetahui mana perkembangan ilmu
pentahuan dan teknologi itu yang tidak pantas ditiru.

Orangtua adalah orang pertama yang mengajarkan pendidikan kepada


anaknya, dari mulai balita , anak-anak hingga dewasa. Namun, ada juga
orangtua yang tidak dapat membimbing anak lagi dalam belajar karena
dengan alasan sudah sekolah dan ada guru yang mengajar, ataupun karena
sibuk. Nah, disinilah harus dilakukannya suatu evaluasi , dimana orangtua
tidak bisa terlepas membimbing anaknya dalam belajar walaupun anak sudah
sekolah dana ada guru yang mengajar ketika di sekolah, tetapi orangtua harus
tetap membimbing belajar anak dan memantau kegiatan sehari-hari anak.

Guru memang mereka adalah orangtua kedua anak apabila di sekolah


dan guru akan mengajar dan membimbing anak apabila di sekolah , selain itu

22
adalah tanggung jawab orangtua di rumah . Nah, disinilah begitu pentingnya
peran orangtua dalam pendidikan anak. Peran orangtua dalam pendidikan
anak sangat penting, dengan perhatian dan support yang akan membuat anak
semangat, apalagi dimana pandemi seperti sekarang yang pembelajarannya
dilakukan di jarak jauh, pasti akan membutuhkan orangtua dalam
membimbing belajar , terutama anak sd yang benar-benar harus terus
dibimbing.

Dengan demikian anak akan disiplin dan memilki semangat belajar


Tentunya, semua orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk
anaknya, mulai dari pendidikan bertaraf nasional sampai internasional akan
diusahakannya. Bahkan, tidak jarang orang tua yang sudah mendaftarkan
pendidikan untuk anaknya sampai ke luar negeri. Akan tetapi, perlu
diperhatikan juga dengan kebutuhan dan minat anak. Agar orang tua dan sang
buah hati, bahagia bersama.

Solusi yang terbaik yang perlu dilakukan, dilaksanakan, dievalusi oleh


pelaksana, pendidikan yaitu menghadapi kenyataan tersebut sekaligus
merancang strategi untuk menghadapi tantangan ke depan. Sehingga anak
didik siap, semangat, dan pantang menyerah dengan adanya era milenial
tersebut. Solusi pendidikan yang terbaik yaitu: pertama pendidikan aqidah,
kedua ibadah, ketiga muamalah, keempat adab, kelima karakter (SiFAT).
Mari kita kaji lebih mendalam lima macam solusi pendidikan tersebut.

1. Pertama, pendidikan aqidah, mengapa akidah yang pertama? Karena di


dalam Pancasila saja sudah dituangkan, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Berikutnya dalam Al Quran surat Al Ikhlas kita juga diperintahkan dan
ditegaskan untuk menguatkan aqidah, selanjutnya di dalam Al Quran ada
pembelajaran aqidah dari orang tua kepada anaknya, guru kepada
muridnya. Inilah pentingnya pembelajaran aqidah, jika aqidah seseorang
sudah kuat maka dia akan kuat juga dalam menghadapi setiap pahit,
manis, asem, asin, kecut, hambar kehidupan. Bagaikan air yang tak

23
goyah dimanapun tempatnya. Dalam hal ini dia akan tetap semangat dan
pantang menyerah untuk mencapai tujuan yaitu meraih ridlo Allah.
2. Kedua, pendidikan ibadah, pendidikan ibadah sangat penting karena, jika
ibadah seseorang tidak didasarkan pada ilmu yang tepat maka besar
kemungkinan tidak diterima. Begitu juga sebaliknya, jika kita beribadah
berdasarkan ilmu yang tepat maka besar kemungkinan akan diterima.
Yang jelas banyak dasar yang bisa kita jadikan pedoman dalam ibadah
ini. Misal di dalam Islam ada empat madzhab, Syafii, Maliki, Hambali,
dan Hanafi. Itu bisa kita ambil satu sebagai pedoman dalam ibadah kita.
Dengan ibadah yang benar maka kita tak akan goyah dengan
perkembangan zaman. Di dalam hal ini tertera di dalam Al Quran surat
Al Kafirun satu diantaranya.
3. Ketiga, pendidikan muamalah, kita sebagai manusia makhluk sosial tidak
lepas bermuamalah antar sesama dan lingkungan. Baik antar sesama
muslim dengan muslim yang lain, dan muslim dengan non muslim, harus
saling menghargai dan tidak saling merugikan antara satu dengan yang
lain. Baik itu bermuamalah di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan yang
lainnya.
4. Keempat pendidikan adab atau sopan santun. Seiring perkembangan
zaman semakin maju, hingga sekarang masuk di era milenial, kian jauh
dari teladan yaitu Rosululloh SAW, maka semakin jauh juga adab
manusia untuk baik. Semakin jauh maka adab atau sopan santun
manusia tidak semakin baik tetapi semakin kurang baik. Jika kesopanan
mengacu pada tingkah laku, sedangkan kesantunan terkait dengan
komunikasi. Terkait kesantunan berkomunikasi sudah dibahas di artikel
beberapa waktu lalu/ sebelum ini. Inilah pentingnya jika seseorang
adabnya baik maka insyaallah agama dan perbuatannya juga baik.
Sebagai contoh, jika dulu seorang murid tidak berani berjalan di depan
gurunya, tetapi sekarang, mungkin kita tahu sendiri apa yang terjadi.
contoh berikutnya, jika dahulu banyak anak tidak berani berkata keras
kepada orang tua, tetapi sekarang, banyak anak yang berkata kasar dan

24
membentak orang tua. Ini merupakan fenomena yang terjadi dan sangat
luar biasa. Kita sebagai pendidik atau orang tua punya tugas berat untuk
membimbing mereka memilii adab atau sopan santun yang terbaik sesuai
tuntunan, Sebagai dasar seperti kitab ta’alim muta’alim, al adab, dan
sebagainya. Inilah pentingnya pendidikan adab, jika seseorang memiliki
adab yang baik, sebagai indikator ilmu, agama dan perbuantannya juga
baik. Kelima pendidikan karakter (SiFAT). Di dalam hal ini banyak tokoh
yang sudah membahas tentang pendidikan karakter. Jika kita mengacu
pada pendidikan karakter yang digalakkan pemerintah, sesuai UU No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 3 UU
tersebut dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Jika kita orang islam, maka karakter yang kita contoh yatu
Rosululloh SAW. Rosululloh memiliki karakter empat, yaitu: Sidiq,
Fathonah, Amanah, dan Tablig yang disingkat menjadi SiFAT atau
karakter. Jika karakter ini kita didikkan kepada peserta didik atau anak
secara mendalam dan tertancap kuat maka, hasil pendidikan akan luar
biasa hebatnya. Satu persatu, sedikit mari kita bahas. Sidiq, berarti benar,
tugasnya seorang pendidik yaitu menanamkan kebenaran ilahi, baik
benar dalam perkataan maupun perbuatan. Selanjutnya Fathonah, berarti
cerdas, dalam hal ini seseorang harus cerdas, seorang pendidik sebaiknya
juga membentuk anak bisa cerdas. Cerdas di sini dalam artian, dia tahu
kebaikan dan mau mengikuti, serta dia juga tahu keburukan dan tidak
mau mengikutinya, itulah aplikasi cerdas. Kemudian ketiga Amanah,
pendidikan, sifatnya mendidik anak didik supaya amanah. Artinya,
mampu melaksanakan tugas dengan baik, percaya dan dapat dipercaya.
Terakhir Tablig, artinya menyampaikan. Seorang pendidik akan lebih
baik berani menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit rasanya.
Menyampaikan kebenaran yang benar itu benar dan yang salah itu salah.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk menciptakan
perubahan dari sikap seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan berkarakter
ialah upaya dalam pelatihan atau pembelajaran yang dilakukan untuk
menumbuhkan karakter yang baik dari diri setiap individu. Karakter dibentuk
karena kebiasaan yang dilakukan oleh setiap insan manusia. Dalam
pembentukan pendidikan karakter, salah satu caranya ialah melalui pelajaran
budaya lokal. Selain untuk melestarikan kearifan lokal, juga dapat untuk
menciptakan nilai-nilai karakter yang baik.
Masalah pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab kita
bersama, tentu kita sebagai generasi bangsa berproses membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Terutama bagi guru muda. Mari perbanyak ilmu
pengetahuan sehingga menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik
kedepannya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih

26
banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan untuk menyempurnaan kekurangan makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawaan, I Putu Ayub. 2014. Menjadi Guru yang Terampil. E-Book.


https://www.researchgate.net/publication/318283567_Menjadi_Guru_Ya
ng_Terampil/link/5960508f458515a357c63581/download. Diakses pada
tanggal 09 Mei 2023.

Djamas, Nurhayati, Ed., Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta:


Puslitbang dan Diklat Keagamaan, 2005.

Pemerintah Republik Indonesia. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rahman, M. (2005). Pengaruh kompetensi, kompensasi, dan latar belakang


terhadap kinerja guru. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 3 (2). 146-148.

Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 1987, hal. 35-36.

Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, Jakarta: CV Rajawali, 1985,


hal. 22.

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 34.

27
28

Anda mungkin juga menyukai