Anda di halaman 1dari 27

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah :

PROFESI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Dr. Gunta Wirawan, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Aldi Fatihin : ( 11308505200013 )

Erna Dilla : ( 11308505200067 )

Metha Rusmiyanti : ( 11308505200122 )

Muhammad Torik : ( 11308505200133 )

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SINGKAWANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Profesi
Pendidikan. Shalawat dan salam semoga sentiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan para
umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini yang telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari beberapa buku dan referensi di internet. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Gunta Wirawan, M.Pd
selaku dosen Mata Kuliah Profesi Pendidikan, mengenai materi
“KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR”. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi semua orang.

Singkawang, 09 Juni 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar...........................................3
B. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar..................................4
1. Keterampilan Bertanya.....................................................................4
2. Keterampilan Memberi Penguatan.................................................8
3. Keterampilan Mengelola Kelas........................................................11
4. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.........................18
C. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Dasar Mengajar.........................22
BAB III PENUTUP.............................................................................................23
A. Kesimpulan..............................................................................................23
B. Saran.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukan sekedar persoalan teknik pengolahan informasi,
bahkan penerapan “teori belajar” di kelas atau menggunakan hasil “ujian
prestasi” yang berpusat pada mata pelajaran. Pendidikan merupakan usaha
yang kompleks untuk menyesuaikan kebudayaan dengan kebutuhan
anggotanya dan menyesuaikan anggotanya dengan cara mereka mengetahui
kebutuhan kebudayaan. Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.
Mengajar merupakan suatu aktivitas (proses) membelajarkan peserta
didik. Untuk kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang,
karena memerlukan pengalaman dan pelatihan dalam pendidikan yang
memerlukan waktu yang relatif lama sampai tingkat perguruan
tinggilah yang diperbolehkan untuk mengajar di lembaga pendidikan.
Salah satunya yang diakui untuk melaksanakan kegiatan mengajar di
Lembaga pendidikan formal biasanya disebut dengan “Guru”.
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa
faktor-faktor penunjang misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana
prasarana yang memadai disetiap sekolah dan yang terpenting ialah faktor
pendidik atau kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting
dalam berlangsungnya suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran dapat juga mempengaruhi perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,
motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan
fasilitas atau lingkungan belajar juga akan tergantung pada
kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar.
Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih
bagi guru sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar
unik.

1
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas
mengenai keterampilan dasar mengajar. Pembaca diharapkan dapat
memahani dan memiliki kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar
mengajar tersebut secara utuh dan terintegrasi dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajarannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut ;
1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar?
2. Apa saja macam-macam keterampilan dasar mengajar?
3. Bagaimana tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Mengetahui pengertian keterampilan dasar mengajar.
2. Mengetahui macam-macam keterampilan dasar mengajar.
3. Mengetahui tujuan dan manfaat keterampila dasar mengajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Keterampilan dasar mengajar adalah kecakapan atau kemampuan
pengajardalam menjelaskan konsep terkait dengan materi
pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan
merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar
adalah melatih. De Queliy dan Gazali mendefinisikan mengajar adalah
menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan
tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa
“teaching is the guidance of learning”, mengajar adalah bimbingan kepada
siswa dalam proses belajar.
Mengajar merupakan proses yang kompleks, tidak sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun
tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang
lebih baik pada siswa. Menurut Ali (1987:12) mengartikan mengajar adalah:
“Segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan
bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang
dirumuskan”. Sedangkan menurut Nasution (1995:4) memberikan definisi
mengajar yang lengkap sebagai berikut: (1) Mengajar adalah menanamkan
pengetahuan kepada anak; (2) Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan
kepada anak; (3) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan
dengan semua aspek kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai
tugas guru yang berbentuk keterampilan dalam rangka memberi rangsangan
dan motivasi kepada siswa untuk melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah
ketermpilan untuk membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam

3
belajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara
terpadu.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu:
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to
teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu
cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus
dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan
dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar
bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

B. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar


1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban atau balikan dari seseorang. Setiap
pengajaran, evaluasi, pengukuran, dan penilaian dilakukan dengan
pertanyaan. Melalui keterampilan bertanya guru mampu
mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan
sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di
kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi
lebih efektif. Tujuan keterampilan bertanya agar peserta didik bisa
termotivasi untuk terlibat dalam interaksi belajar, berani mengutarakan
pendapat, dan mampu meningkatkan pola berfikir peserta didik.
 Macam-macam Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya
dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Keterampilan bertanya dasar: mempunyai beberapa komponen
yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis
pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar terdiri atas 7

4
komponen. Ketujuh komponen-komponen itu ialah sebagai
berikut:
a) Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini
bertujuanagar pertanyaan yang diberikan guru mudah
dipahami oleh siswa.
b) Pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal
pertanyaan maupun sewaktu-waktu saat guru akan
memberikan pertanyaan. Acuan tersebut berupa informasi
yang perlu diketahui siswa. Halini bertujuan sebagai
pedoman bagi siswa dalam menjawab pertanyaan.
c) Pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat
padainti masalah tertentu sesuai dengan pertanyaan.
d) Pemindahan giliran, siswa pertama memberikan
jawaban,kemudian guru meminta siswa kedua melengkapi
jawaban siswa pertama, lalu siswa ketiga dan seterusnya. Hal
ini dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan
jawaban yang diberikan temannya serta meningkatkan
interaksi antarsiswa.
e) Penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Guru menunjukkan
pertanyaan kepada seluruh siswa kemudian menyebarkan
pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk
mendapat giliran.
f) Pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan
kemudianmenunggu beberapa saat untuk siswa berpikir
bar kemudianmeminta atau menunjuk siswa untuk
menjawab pertanyaan.
g) Pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab
atau siswa yang bisa menjawab namun tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan setelah memperoleh tuntunan dari guru
siswa tersebutakan mampu memberikan jawaban yang
diharapkan.

5
2) Ketrampilan bertanya lanjut: lanjutan dari bertanya dasar
yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan
berfikir siswa. Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri
dari:
a) Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
guru diharapkan memberikan pertanyaan yang bersifat
pemahaman, aplikasi (penerapan), alalisis dan sintesis,
evaluasi, dan kreasi. Pertanyaan yang bersifat ingatan
hendaknya dibatasi sesuai dengansifat materi dan
karakteristik siswa.
b) Pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir
siswa dapat berkembang secara baik dan wajar. Pertanyaan
pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan, kemudian
beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi. Hal
itu dikarenakan agar tidak membingungkan siswa dan
tidak menghambat perkembangan kemampuan berpikir
siswa.
c) Penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru
dapat membimbing siswa untuk mengembangkan
jawabannya.
d) Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha
untukmeningkatkan keterlibatan mental intelektual
siswa secaramaksimal.
 Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang
mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
a) Kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh
keantusiasan dankehangatan karena hal ini akan
mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab
pertanyaan.

6
b) Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:
 Mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi pertanyaan
sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan
pertanyaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan
partisipasi siswa.
 Mengulangi jawaban siswa, mengulangi jawaban siswa yang
bertujuanuntuk memberikan penguatan sangat baik
dilakukan oleh guru. Namun, jika guru terbiasa
mengulangi jawaban siswa maka siswa laintidak akan
mendengarkan jawaban temannya karena jawabannya akan
diulangi oleh guru.
 Menjawab pertanyaan sendiri, guru cenderung
menjawab sendiripertanyaannya kalau siswa tidak ada
yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik
karena dapat membuat siswa frustasi danmalas berpikir.
 Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak,
sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga
kelas menjadi hidup. Namun,kalau hal ini dibiasakan
maka akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru
tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas
berpikirkarena guru tidak meminta jawaban perorangan.
Untuk menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya
menyusun pertanyaan secara baikdengan tingkat
kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak
mungkinmenjawabnya secara serentak.
 Mengajukan pertanyaan ganda, pertanyaan yang diberikan
oleh gurusecara ganda dapat menyebabkan siswa
menjadi frustasi karenabanyaknya pertanyaan dan
pertanyaan-pertanyaan itu dijadikanmenjadi satu
pertanyaan. Guru hendaknya memecah
pertanyaanmenjadi beberapa pertanyaan sehingga siswa

7
yang kurang mampuberpikir dapat memikirkan jawaban
dengan tenang dan tidak menjadi frustasi.
 Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan,
guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu
untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini
sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain
tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru
mengajukan pertanyakan ke seluruh siswa, menunggu
sejenak, kemudian baru menunjuk siswa tertentu untuk
menjawabnya.
c) Memberikan waktu berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang
dberikanhendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang
diberikan ketikamenerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal
ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan
waktu yang cukup untukberpikir dan menyusun jawabannya.
d) Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru
hendaknyadisiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat
kesukaran pertanyaandapat disusun lebih dahulu dan materi
pelajaran dapat dicakup secaratuntas.
e) Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru
setelahpelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah
pertanyaan, tingkatkesukaran, kualitas pertanyaan dalam
mengembangkan kemampuanberpikir, dan cakupan materinya
dapat diketahui dengan jelas.

2. Keterampilan Memberi Penguatan


Memberi penguatan merupakan tindakan terhadap suatu
bentukperilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas
tingkahlaku tersebut disaat yang lain untuk mempertahankan dan

8
meningkatkan perilaku tertentu. Keterampilan memberikan penguatan
ialah keterampilanmemberi respon positif dengan tujuan
mempertahankan dan meningkatkanperilaku tertentu. Penguatan juga
dapat dikatakan sebagai respon terhadapsuatu tingkah laku yang
sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut terulang kembali.
a. Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif
terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
 Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
 Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
 Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku
siswayang produktif.
b. Jenis-jenis Penguatan
1. Penguatan verbal
Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan
menggunakankatakata pujian, penghargaan, persetujuan dan
sebagainya.
2. Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal terdiri dari penguatan gerak isyarat,
penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan
berupa simbol atau bendadan penguatan tak penuh (partial).
c. Prinsip Penggunaan Penguatan
1) Kehangatan dan keantusiasan
Penguatan yang diberikan guru haruslah disertai dengan
kehangatan dan keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat
ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya dengan muka/wajah
berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh
dengan perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa
penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
Sebaliknya, penguatan yang diberikan dengan suara lesu,
sikap acuh tak acuh, wajah yang murung, tidak akan ada

9
dampak positif bagi siswa, bahkan hanyaakan menimbulkan
kesan negatif bagi siswa.
2) Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi
siswa. Artinya, siswa memang merasa terdorong untuk
meningkatkanpenampilannya.
3) Menghindari penggunaan respons yang negatif.
Respons negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hinaa,
hukumanatau ejekan dari guru merupakan senjata ampuh
yang dapat menghancurkan iklim kelas yang kondusif dan
kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghindari segala jenis respons negatif tersebut.
Guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus
jelas. Misalnya memberikan penguatan kepada siswa tertentu,
“Putri,karanganmu bagus sekali”. Dengan demikian, setiap
penguatanyang diberikan oleh guru harus jelas sasarannya,
apakah ditujukepada pribadi tertentu, kepada kelompok
kecil siswa ataukepada seluruh siswa.
2. Penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun
bahkanhilang penguatan haruslah diberikan segera
setelah siswa menunjukkan respons yang diharapkan.
Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respons
yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.
3. Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan
variasi yangkaya sehingga dampaknya cukup tinggi
bagi siswa yangmenerimanya. Penguatan verbal dengan
kata-kata yang samadan terus-menerus akan kehilangan
makna hingga tidak berartiapaapa bagi siswa. Demikian juga

10
penguatan nonverbal yang dilakukan secara terus-menerus
akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa, bahkan
mungkin akan menimbulkan respon negatif, misalnya
menjadi bahan tertawaan. Oleh karena itu, guru hendaknya
berusaha mencari variasi baru dalam memberi
penguatan.

3. Keterampilan Mengelola Kelas


Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan
untukmenciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal serta
mengajarada kalanya guru membuat kegiatan kerja kelompok. Namun,
dalam suatu kegiatan diskusi sering dijumpai siswa ngobrol tentang hal-
hal luar materidiskusi. Untuk itu keterampilan guru dalam
membimbing diskusi kelompok kecil sangat dibutuhkan untuk
menjamin keberlangsungan diskusi secara efektif.
a. Masalah Dalam Pengelolaan Kelas
Menurut Abdul Majid dalam pengelolaan kelas terdapat dua
masalah yakni masalah individual dan masalah kelompok.
Berikut ini masalah-masalah pengelolaan kelas:
1) Masalah individu
Masalah individu muncul karena dalam individu ada
kebutuhanyang ingin diterima oleh kelompok dan ingin
mencapai harga diri.Apabila kebutuhan individu tidak dapat
dipenuhi melalui cara yangbaik, maka individu yang
bersangkutan akan mencari cara lain untukmencapai
kebutuhannya dengan berbuat tidak baik. Perbuatan
yangtidak baik itu menurut Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel
digolongkanke dalam empat point, yakni:
a) Attetion Getting Behaviors. Tingkah laku yang ingin
mendapatperhatian orang lain. Misalnya membadut di
kelas, atau berbuat lamban sehingga memerlukan
pertolongan ekstra.

11
b) Power Seeking. Maksudnya adalah tingkah laku yang
ingin menunjukkan kekuatan. Misalnya selalu
mendebat, kehilangan kendali emosional (marah,
menangis) atau selalu lupa pada peraturan di kelas.
c) Revenge Seeking Behaviors. Maksudnya adalah tingkah
laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Misalnya
menyakiti orang laindengan perkataan-perkataan yang
tidak baik, memukul, menggigit dan lain-lain.
d) Passive Behaviors. Maksudnya peragaan ketidak mampuan,
yakni sama sekali menolak untuk mencoba
melakukan suatu apapun karena khawatir gagal.
Dari ke empat tindakan individu di atas menurut Maman Rahman
akanmengakibatkan terbentuknya empat pola tingkah laku yang
sering nampak pada usia sekolah yakni:
 Pola aktif kontruktif, yaitu tingkah laku yang ekstrim,
ambisiusuntuk menjadi super stars di kelasnya dan berusaha
membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
 Pola aktif dekstruktif, yaitu pola tingkah laku yang
diwujudkandalam bentuk suka marah, kasar dan pemberontak.
 Pola konstuktif, yaitu pola yang menunjukkan kepada satu
bentuk tingkah laku yang lamban denagn maksud agar selalu
dibantu dan diharapkan perhatian.
 Pola pasif destruktif, yaitu pola tingkah laku yang menunjuk
sifat malas dan keras kepala.
2) Masalah Kelompok
Adapun masalah kelompok dalam pengelolaan kelas
menurut Johnson dan Bany yakni:
a) Kurangnya kesatuan, ditandai dengan konflik-konflik
antara individu dengan sub kelompok. Misalnya konflik
antara jenis kelamin.
b) Ketidak taatan terhadap standar tindakan dan prosedur
kerja,misalnya keributan, kegaduhan, berbicara keras,

12
bertingkahlaku yang mengganggu saat mereka diharapkan
bekerja dalamsuasana tenang di tempat duduk masing-
masing.
c) Reaksi negatif terhadap pribadi anggota kelas ditandai
dengankesan bermusuhan terhadap anak-anak yang tidak
diterima olehkelompok, menghalagi usaha kelompok.
d) Pengakuan kelas terhadap kelakuan guru
e) Kecendrungan adanya gangguan, kemacetan pekerjaan
dankelakuan yang dibuat-buat.
f) Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahanlingkungan, seperti memberi reaksi buruk
pada saat adaperaturan baru, situasi darurat, perubahan
anggota kelompok,perubahan jadwal, dan pergantian guru.
b. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
1) Pendekatan modifikasi perilaku
Pendekatan modifikasi perilaku bertolak dari psikologi
beharivalyang mengemukakan asumsi bahwa semua tingkah laku
yang baikmaupun yang tidak baik merupakan hasil proses
belajar untukmembina tingkah laku siswa yang dikehendaki
guru harus memberi penguatan positif (memberi stimulus
positif sebagai pengajaran)dan penguatan negatif (memberi
stimulus negetif sebagaihukuman). Sedangkan untuk
mengurangi tingkah laku yang tidakdikehendaki guru
menggunakan hukuman stimulus negetif).
2) Pendekatan iklim sosial emosional
Pendekatan ini bertolak dari psikologis klinis dan konseling
dengananggapan bahwa kegiatan belajar mengajar yang
efektif danefesienmempersyaratkan hubungan sosial
emosional yang baikantara guru dengan siswa. Untuk
menciptakan hubungan yang baikanatara guru dengan siswa, guru
menerapkan sikap-sikap seperti:sikap terbuka, sikap

13
menerima dan menghargai siswa sebagaimanusia, sikap
empati, sikap demokratis.
3) Pendekatan proses kelompok
Pendekatan ini bertolak dari psikologi sosial dan
dinamikakelompok dengan asumsi bahwa kegiatan belajar
mengajar yangefektif dan efesien berlangsung dalam
konteks kelompok, yaitukelompok kelas. Jadi, peran guru dalam
rangka mengelola adalah menciptakan kelompok kelas yang
mempunyai ikatan kuat sertadapat bekerja secara efektif dan
efesien. Ada beberapa unsur yang diperlukan guna mengiakt
kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai
ikatan yang kuat, yakni tujuan kelompok (guru mengarahkan
siswa pada tujuan kelas yaitu tujuanpengajaran), aturan (membuat
aturan bersama antara guru dengansiswa), pemimpin (guru
dengan sendirinya menjadi pemimpin siswa juga bisa menjadi
pemimpin yang mengarahkan kelompok pada tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan).
c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
 Kehangatan dan ketantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan
terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan
salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
 Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang
menentangakan meningkatnya gairah siswa untuk belajar
sehinggamengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku
menyimpang.
 Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya dan interaksi belajar
mengajaryang bervariasi merupakan kunci tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif yang menghindari kejenuhan.
 Keluwesan

14
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah
strategimengajarnya dan dapat mencegahkemungkinan
munculnyagangguan siswa serta menciptakan iklim
belajar mengajar yangefektif.
 Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada sadarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru
harusmenekankan hal-hal yang positif dan menghindari
pemutusan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
 Penanaman disiplin diri
Pengembanagan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan
tujuanakhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru
harus selalumendorong siswa untuk melaksanakan disiplin
diri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau
teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab.
d. Komponen-komponen Keterampilan Mengelola Kelas
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
a) Sikap Tanggap
Sikap tanggap ini bisa dilakukan dengan cara:
(1) Memandang secara seksama
Memandang secara seksama dapat melibatkan dan
mengundang siswa dalam kontak pandang serta
hubungan antar pribadi. Hal ini terlihat dari adanya
pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama,
dan menunjukkan rasa persahabatan.
(2) Gerak mendekati
Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara
wajar bukan menakut nakuti, mengancam atau
memberikan kritikan-kritikan kelompok kecil dan
individu ditandai dengan kesiagaan, minat danperhatian
guru terhadap aktivitas siswa serta tugas guru.

15
(3) Memberi pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan
oleh siswasangat diperlukan, baik berupa tanggapan,
komentar, dan lain-lain.Akan tetapi harus dihindari hal-
hal yang menunjukkan dominasiguru, seperti
komentar atau pernyataan yang
mengandungancaman.
(4) Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketidak
acuhan
Memberi reaksi berupa teguran perlu dilakukan oleh
guru untuk menmgembalikan keadaan kelas yang tidak
tenang.
b) Membagi perhatian
Pengeloaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu
membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang
berlangsung dalam waktu yang sama, membagi perhatian
ini dapat dilakukan dengan cara:
(1) Visual
Guru mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada
giatan yang lain denagan kontak pandang terhadap
kelompok siswa atau seorang siswa.
(2) Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan,
pertanyaan dan lainlain terhadap aktivitas seorang
siswa sementara guru meminpin kegiatan siswa yang
lain.
c) Pemusatan perhatian kelompok
Guru mampu memusatkan perhatian terhadap tugas-
tugas dapatdilakukan dengan cara:
(1) Menyiapkan siswa
Artinya memusatkan perhatian siswa kepada suatu hal
sebelum guru menyampaikan materi pokok.

16
Maksudnya adalah untuk menghindari penyimpangan
perhatian siswa
(2) Pertanggungjawaban
Guru meminta pertanggung jawaban siswa atas
kegiatan danketerlibatan siswa dalam suatu
kegiatan, baik kegiatan sendirimaupun kegiatan
kelompok. misalnya dengan meminta kepada
siswa memperagakan, melaporkan hasil dan memberi
tanggapan.
(3) Pengarahan dan petunjuk jelas
Guru harus sering memberi pengarahan dan petunjuk
yang jelasdansingkat dalam memberikan pelajaran
kepada siswa sehinggaseluruh anggota kelas, baik
kelompok maupun individu denganmenggunakan
bahasa dan tujuan yang jelas.
(4) Penghentian
Salah satu cara untuk menghentikan gangguan
siswa adalahberuapa teguran yang dilakukan oleh
guru, teguran ini berupateguran verbal yang di
benarkan dalam pendidikan. Teguran verbal yang
efektif adalah yang memenuhi syarat sebagai berikut:
(a) Tegas dan jelas tertuju pada siswa yang
mengganggu anggota kelas serta yang bertingkah
laku menyimpang.
(b) Menghindari peringatan yang kasar dan
menyakitkan atau yang mengandung penghinaan.
(c) Menghindari ocehan dan ejekan
(5) Penguatan
Memberi penguatan bisa dilakukan untuk
menanggulangi siswayang mengganggu atau yang
tidak melakukan tugas dengan masalahnya.
Pemberian penguatan yang sederhana adalah:

17
(a) Dengan menggunakan penguatan positif bila
siswa telahmenghentikan tingkah laku dan
kembali kepada tugas yang diminta.
(b) Dengan menggunakan penguatan positif kepada
siswa yang tidakmenmggunakan anggota kelas
dan bisa dijadikan sebagai modeltingkah laku
yang baik kepada siswa yang suka mengganggu
(6) Kelancaran atau kemajuan
Kelancaran atau kemajuan siswa adalah indikator
bahwa siswadapat memusatkan perhatiannya pada
pelajaran yang diberikan dikelas. Ini perlu didukung
guru dan jangan diganggu dengan hal-hallain yang
membuyarkan konsentrasi belajar siswa.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan
kondisiyang optimal.
Ada beberapa startegi untuk tindakan perbaikan terhadap
tingkah laku siswa yang terus menimbulkan gangguan
diantaranya:
a) Modifikasi tingkah laku
Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah dan kesulitan dan berusaha
memodifikasi tersebut dengan mengaplikasikan pemberian
penguatan dengan sistematis.
b) Guru dapat menggunakan pendapatan pemecahan masalah
kelompok dengan cara memperlancar tugas dan memelihara
kegiatan kelompok
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah

4. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah
keterampilan yangberkaitan dengan kegiatan atau usaha yang dilakukan

18
oleh seorang guru dalam memulai dan mengakhiri suatu pelajaran.
Membuka pelajaranadalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana siapmental dan menimbulkan perhatian siswa agar
terpusat pada hal-hal yangakan dipelajari (Abimanyu, 2008). Wardani
dan Julaeha (2007) bahwakegiatan membuka pelajaran merupakan
kegiatan menyiapkan siswa untukmemasuki inti kegiatan (kegiatan inti)
sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan
atau menindak lanjuti topik yang akan dibahas. Tujuan khusus membuka
pelajaran adalah timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk
menghadapi tugas-tugas pembelajaran yangakan dikerjakan; siswa
mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan; siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang
mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian darimata pelajaran;
siswa mengetahui hubungan antara pengalaman yang telahdikuasai
dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum
dikenalnya; siswa dapat menghubungkan fakta-fakta,
keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercantum
dalam suatu peristiwa; dan siswa dapat mengetahui tingkat
keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan   guru
dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.
(Hasibun,dkk.,1991:120)
a. Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1. Membuka pelajaran
Komponen keterampilan yang dikuasai guru dalam
membukapelajaran adalah sebagai berikut:
a) Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan berbagai
caraantara lain memvariasikan gaya mengajar, mengunakan
alat-alatbantu mengajar, dan penggunaan pola interaksi
yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi

19
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah
membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari
atau memasuki topik/kegiatan yang akan di bahas
atau dikerjakan cara memberikan motivasi ada
bermacam-macam cara, diantaranya ialah sikap hangat dan
antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide
yang bertentangan, dan memperhatikan minat siswa.
c) Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran
bertujuanuntuk memberikan gambaran singkat kepada
siswa tentangberbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa. Acuandapat diberikan dengan berbagai cara
seperti: Mengemukakantujuan dan batas-batas tugas,
menyarankan langkah-langkahyang akan dilakukan,
mengigatkan masalah pokok, danmengajukan
pertayaan-pertanyaan.
d) Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran menjadi
bermakna adalah jika pelajaran tersebut dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam
hal ini guru berusaha mengaitkan materi baru
dengan pengetahuan, pengalaman, minat, serta kebutuhan
siswa, misalnya   meninjau kembali. pemahaman siswa
tentang aspek-aspek yang telah diketahui dari materi
baru yang akan di jelaskan, memberi kaitan materi baru
dengan materi yang sudah diketahui siswa atau apabila
konsep yang akan dijelaskan terlebih dahulu.
2. Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal
kegiatan. Agar kegiatan menutup pelajaran dapat
berlangsung secara efektif, guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai bahan sebagai berikut:

20
a) Meninjau kembali (mereview)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti
pelajaran,pada akhir penggal kegiatan guru
hendaknya melakukanpeninjauan kembali tentang
penguasaan siswa. Hal ini dapatdilakukan dengan 2
cara, yaitu merangkum dan atau membuatringkasan inti
pelajaran.
b) Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya
berlangsung selama proses pembelajaran. Misalnya,
ketika selesai menjelaskan suatu topik guru meminta siswa
merangkum topik yang telah dibahas.
c) Membuat ringkasan
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk
memantapkan penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.
d) Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup
dengan menilai penguasaan siswa tentang pelajaran yang
telah dibahas. Penilaian dapat dilakukan dengan
cara   berikut: tanya Jawab secara lisan, mendemostrasikan
ketrampilan, mengaplikasikan ide baru, menyatakan
pendapat tentang masalah yang di bahas,dan memberikan
soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis.
e) Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan
kemampuan yang baru dipelajari, guru perlu memberikan
tindak lanjut yangdapat berupa: Tugas-tugas dapat
dikerjakan secar individual, seperti pekerjaan rumah
(PR) dan tugas kelompok untuk merancang sesuatu
atau memecahkan masalah berdasarkan konsep yang
baru dipelajari.

21
b. Prinsip-Prinsip Pengunaaan Keterampilan Membuka dan
MenutupPelajaran
1) Bermakna
Harus bermakana artinya harus relevan dengan materi yang
akandibahas dan disesuaikan dengan karakteristik siswa
sehinggamampu mencapai tujuan yang diinginkan, seperti
menarikperhatian, meningkatkan motivasi, memberi acuan,
membuatkaitan, mereview atau menilai.
2) Berurutan dan Berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh
darikegiatan pembelajaran, dan bukan merupakan
kegiatan yanglepaslepas dan berdiri itu sendiri. Dalam hal ini
guru hendaknyaberusaha membuat susunan kegiatan yang
tepat, yang sesuaidengan minat, pengalaman, dan
kemampuan siswa, serta jelaskaitanya antara yang dengan
yang lain.
C. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Dasar Mengajar
1. Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya
guru atautenaga pendidik dapat memahami hakikat keterampilan
dasar mengajar yang dapat dipratikkan di dalam kelas,
mengidentifikasi   jenis-jenis keterampilan dasar mengajar dan
terampil menerapkan setiap jenisketerampilan dasar mengajar untuk
meningkatkan kuaitas proses dan hasilpembelajaran.
2. Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik
beberapaketerampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi
calon tenagapendidik hal ini akan memberi pengalaman
mengajar yang nyata danlatihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah, sedangkanbagi calon tenaga pendidik hal ini
dapat mengembangkan keterampilandasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.
3.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan Dasar Mengajar (KDM) merupakan keterampilan
yangkompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh
dariberbagai keterangan yang jumlahnya sangat banyak. Jadi, guru
haruslahmenguasai semua ketrampilan dasar mengajar bukan hanya
ketrampilanmembuka dan menutup pelajaran. karena semua ketrampilan
itu saling berhubungan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas ada beberapa
macam keterampilan dasar mengajar yakni keterampilan bertanya,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengelola kelas serta
keterampialan membuka dan menutup pembelajaran. Tujuan mempelajari
keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan pengetahuan
yang lebih kepada pendidik mengenaiketerampilan mengajar. Tujuan
mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untukmemberikan
pengetahuan yang lebih kepada pendidik mengenaiketerampilan
mengajar. Selain itu keterampilan dasar mengajar jugaberperan
penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga
terhadap proses pembelajaran.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas. Semoga
dengan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis.

23
DAFTAR PUSTAKA
ASMADAWATI, Asmadawati. Keterampilan mengelola kelas.
LOGARITMA:Jurnal Ilmu-ilmu Kependidikan dan Sains, 2014, 2.2: 1-12.

WAHYULESTARI, Mas Roro Diah. Ketrampilan Dasar Mengajar di


SekolahDasar. In: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. 2018.

SUTISNAWATI, Astri. Analisis keterampilan dasar mengajar mahasiswa


calonguru sekolah dasar. Mimbar Pendidikan Dasar, 2017, 8.1: 15-24.

SUNDARI, Fitri Siti; MULIYAWATI, Yuli. Analisis keterampilan dasar


mengajarmahasiswa PGSD. Pedagonal: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2017, 1.1:
26-36.

SUKIRMAN, Dadang. Keterampilan dasar mengajar. Universitas


pendidikanindonesia, 2010.

24

Anda mungkin juga menyukai