Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN
Tentang
"Keterampilan Dasar Guru dalam Pembelajaran"

Disusun Oleh:

Huurrum Nur M 2114070061

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Sasmi Nelwati, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
(PGMI B) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan yang berjudul “Keterampilan Dasar Guru
dalam Pembelajaran ”.

Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang Berbagai Peran Guru Dalam Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah atau
penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.

Akhirnya kurang lebihnya penulis sampaikan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini, ibu Dr. Hj. Sasmi Nelwati, M.Pd. Penulis berharap makalah
ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.

Padang, 25 Maret 2024

Huurrum Nur Muharom


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ................................................. 2
B. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar .................................................................................................. 3
C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ..... 4
BAB II PENUTUP............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ...................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang
sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi
disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu,
keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang
untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar. Sari dari
keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana
bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek
mengajar di sekolah sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru.
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar
dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang
sangat mendasar ini. Keterampilan dasar mengajar ini adalah panduan
pengajaran mikro dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills
(1973).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari keterampilan dasar mengajar?
2. Apa yang menjadi alasan pentingnya keterampilan dasar guru dalam
proses belajar mengajar?
3. Apa saja jenis-jenis keterampilan dasar guru dalam proses belajar
mengajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keterampilan dasar mengajar
2. Untuk mengetahui alasan pentingnya keterampilan dasar guru dalam
proses belajar mengajar
3. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan dasar guru dalam proses
belajar mengajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Istilah belajar sering digandengkan dengan mengajar, sehingga
sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar (KBM)”,
proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah
tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika
disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang
melibatkan unsur: 1) belajar, 2) mengajar.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari
pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang
terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses
menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur atau
widyaiswara kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti
dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan.
Mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah
“menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan
atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours)
yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat yang
harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur atau
widyaiswara dalam melaksanakan tugasnya.

2
3

B. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Guru Dalam Belajar


Mengajar
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama
Pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga
pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga
professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Karena sebagai tenaga professional, maka seorang pendidik harus
mempunyai kompetensi tertentu disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Menurut UU seorang pendidik harus mempunyai
empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan professional.
Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik mengelola
pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan masyarakat sekitar, sementara
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.
4

C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar


1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan
belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar
mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi:
1.) Menarik perhatian siswa,
2.) Menimbulkan motivasi,
3.) Memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
4.) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang
akan dipelajari.
Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi:
1.) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum
inti pelajaran,
2.) Membuat ringkasan, dan
3.) Mengevaluasi.

2. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar menjelaskan
dalam pembelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara
lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan
akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
5

Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting


dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung
dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri,
oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik.
a. Tujuan Keterampilan Menjelaskan
1.) Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari,
2.) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah.
3.) Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat
pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4.) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam
pmecahan masalah.
5.) Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami
hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan
bernalar.
b. Prinsip Keterampilan Dasar Menjelaskan
1.) Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, ataupun di akhir
jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya.
Penjelasan tadi dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.
2.) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
3.) Kita dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari
peserta didik ataupun yang telah kita rencanakan sebelumnya.
4.) Materi penjelasan harus bermakna bagi peserta didik.
5.) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik.

3. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran,
yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan
6

instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya


guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa
dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di
kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi
lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna
dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga
kepercayaan siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya
kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.
a. Guru Perlu Menguasai Keterampilan Bertanya Karena
1.) Guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,
2.) Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan,
3.) Siswa harus dilibatkan secara mental-intelektual secara
maksimal, dan
4.) Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk
menguji pemahaman siswa.
b. Pertanyaan Yang Baik Mempunyai Berbagai Fungsi Antara
Lain
1.) Mendorong siswa untuk berpikir,
2.) Meningkatkan keterlibatan siswa,
3.) Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan,
4.) Mendiagnosis kelemahan siswa,
5.) Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah, dan
6.) Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang
baik

4. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah
bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si
7

penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.


Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau
mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan
bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan
kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif.
Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen
yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon
guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen keterampilan penguatan yaitu:
1.) Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya, dan
2.) Penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan
gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan
dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan
tak penuh.
Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal,
yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari
penggunaan respons yang negatif.

5. Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan
belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
8

komponen, yaitu:
1.) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi:
a. Penggunaan variasi suara (teacher voice),
b. Pemusatan perhatian siswa (focusing),
c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement),
e. Variasi gerakan badan mimik,
f. Variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
g. Pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement).
2.) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran.
Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat
didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids),
b. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids),
c. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio
visual aids).
3.) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar
mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola
interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
9

berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau


pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu
masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir,
berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian
diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina
kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
Untuk memaksimalkan aktivitas peserta didik di dalam
pembelajaran antara lain dilakukan melalui diskusi dan perhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1.) Rencanakan sebaik-baiknya masalah, sistematika diskusi, peran
setiap anggota kelompok, tujuan yang harus dicapai.
2.) Pada saat diskusi berlangsung guru harus cermat memperhatikan
interaksi di dalam kelompok.
3.) Lakukan pengendalian terhadap aktivitas kelompok jika terdapat
pergeseran atau penyimpangan dari pokok masalah diskusi di
kelompok.
4.) Berikan arahan atau tuntunan sedemikian sehingga kelompok bisa
mengkonstruksi dan menemukan penyelesaian masalah yang
didiskusikan.
5.) Jika terjadi bebedaan pandangan sehingga kelompok tidak sampai
pada suatu kesimpulan, maka guru harus memposisikan diri sebagai
penyeimbang.
6.) Perjelas semua gagasan menuju kepada kesimpulan penyelesaian
masalah yang didiskusikan dengan mengungkap ide pokok dari
kelompok.

7. Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
10

terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan


keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan
maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar
dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa
bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
Hal-hal yang penting dalam keterampilan mengelola kelas yaitu:
1.) Menciptakan dan mempertahankan iklim belajar yang optimal.
Keterampilan ini membutuhkan kemampuan guru untuk
meninisiatifkan kegiatan pembelajaran yang optimal, efisien, dan
efektif. Oleh sebab itu guru harus: (a) Tanggap terhadap
karakteristik peserta didik, menguasai materi dan strategi
pembelajaran; (b) Menguasai cara membagi perhatian; (c)
Menguasai cara memusatkan perhatian individu, kelompok dan
kelasikal; (d) Tepat memberikan petunjuk kepada peserta didik; €
Terampil memberikan penguatan.
2.) Mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Untuk hal ini guru harus: (a) memiki penguasaan tentang
cara memodifikasi tingkah laku yang menyimpang; (b) terampil
pengelolaan aktivitas belajar dalam kelompok dan (c) mampu
menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
11

masalah.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya
terjadi jika guru melaksanakan pembelajaran secara kelasikal.
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar berkelompok dengan
jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam pembelajaran
dengan memperhatikan tuntutantuntutan atau perbedaan-perbedaan
individual peserta didik. Terkait dengan hal tersebut Putu Sutrisna
(2011) memberikan menyebutkan gunakan pendekatan perorangan
dengan memperhatikan hal-hal berikut: (1) Guru harus menampilkan
kehangatan kepada peserta didik, (2) Guru harus peka terhadap peserta
didik dan kebutuhan peserta didik, (3) Guru perlu mendengarkan secara
simpati dan merespon secara positif terhadap pikiran peserta didik dan
membuat hubungan yang saling percaya, (4) Guru harus bisa membantu
peserta didik jika peserta didik menghadapi masalah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar guru adalah kemampuan atau
keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah Keterampilan Bertanya,
Keterampilan Memberi Penguatan, Keterampilan Mengadakan Variasi,
Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran, Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil,
Keterampilan Mengelola Kelas, Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan

B. Saran
Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang
telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru
sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan
tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar
yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed
back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar
secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada
komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola
observasi yang sistematis dan objektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2014). Keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Anggraeni, D. D., & Mulyani, S. (2022). Pengembangan keterampilan dasar mengajar guru
SMP dalam pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 31(1), 1-11.

Dewi, R. P., & Yuliani, E. (2021). Peningkatan keterampilan bertanya guru dalam
pembelajaran IPA melalui pelatihan inkuiri. Jurnal Pendidikan IPA, 10(2), 163-172

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2021).


Modul pelatihan guru: Keterampilan dasar mengajar.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2023). Materi pelatihan keterampilan mengajar.

Anda mungkin juga menyukai