Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah Dosen Pengampu

Micro Teaching Salmiah,S.Pd.,M.Pd.E.

MAKALAH
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Disusun Oleh:
Ainul Mardiyah 12010622220
Juci Fitri 12010622577
Muhammad Watsiq Alfikri 12010612646
Sri Rahayu 12010620113

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “keterampilan Dasar Mengajar” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Micro Teaching. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibuk Salmiah,S.Pd.,M.Pd.E.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Micro Teaching, dan semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Dasar mengajar ...........................................3
B. Jenis – jenis keterampilan dasar mengajar ...........................................4
C. Tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar ..............................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran .....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,
motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas
atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam
mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar
merupakan salah satu hal yang penting yang harus dimiliki oleh guru maupun
calon guru. keterampilan mengajar menjadi sangat penting karena dapat
membantu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Keterampilan dasar
mengajar pada dasarnya adalah merupakan bentuk perilaku (kemampuan) atau
keterampilan yang bersifat khusus dan mendasar yang harus dimiliki guru
sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara
professional.1 Dengan dikusainya keterampilan mengajar maka mudah
melaksanakan perannya sebagai pengelola pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi yang telah diterapkan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas
mengenai keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan
memiliki kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut
secara utuh dan terintegrasi dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajarannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskam masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Keterampilan Dasar mengajar ?
2. Apa saja Jenis – jenis keterampilan dasar mengajar?
3. Bagaimana tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar?

1
Dadang Sukirman, Microteaching, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depertemen
Agama Republik Indonesia, 2009), hal.175.

1
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskam tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Keterampilan Dasar mengajar
2. Untuk mengetahui apa saja Jenis – jenis keterampilan dasar mengajar
3. Untuk mengetahui Bagaimana tujuan dan manfaat keterampilan dasar
mengajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Guru dalam proses belajar mengajar adalah orang yang memberikan
pelajaran. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannnya mengajar. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar mengajar yang ikut berperan serta dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangun. 2 Jadi, untuk
menjadi guru perlu menguasi keterampilan dalam mengajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
kecakapan untuk menyelesaikan tugas, Sedangkan mengajar adalah melatih.3
Sedangkan menurut Alvin W.Howard bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-
cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.4
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific
instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau
widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien
dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan
harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu:
1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach).

2
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran : Aspek yang
Memengaruhi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hal.2.
3
Pusat Bahasa DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hal. 244.
4
Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.
32.

3
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B. Jenis – Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Salah satu faktor penting yang akan memengaruhi keberhasilan
pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dari
awal sampai dengan akhir pembelajaran. Seorang yang baik, setidaknya perlu
memiliki 10 keterampilan dasar dalam mengajar. Keterampilan dasar tersebut
sebagai berikut.5
a. Keteranpilan Membuka Pembelajaran
Keterampilan membuka pembelajaran (set induction) adalah upaya
yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Indikator
keterampilan membuka pembelajaran meliputi: menarik perhatian peserta
didik, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan
membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu
keberhasilan jalannya seluruh pembelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran
bergantung pada bagaimana metode pembelajaran guru di awal pelajaran.
Seluruh rencana dan persiapan sebelum pembelajaran dapat menjadi tidak
bermanfaat jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran.
b. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah kemampuam menggunakan bahasa
verbal untuk meminta respons peserta didik baik berupa pengetahuan,
Pendapat, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, “bertanya
memainkan peranan penting karena dapat menjadi stimulus yang Efektif

5
Karwono dan Achmad Irfan Muzni, Strategi Pembelajaran dalam Profesi Keguruan, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2020), hal.185-191.

4
untuk mendorong kemampuan berpikir peserta didik. Untuk meningkatkan
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, Guru perlu memiliki
kemampuan mengelola keterampilan bertanya dengan memberikan sebaran
pertanyaan. Guru hendaklah menghindari kebiasaan seperti menjawab
pertanyaan sendiri, mengulang jawaban peserta didik, mengulang
pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan peserta didik yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam pembelajaran akan
lebih efektif bila pertanyaan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru
mengajukan Pertanyaan antara lain:
1) Menimbulkan rasa ingin tahu
2) Merangsang fungsi berpikir
3) Mengembangkan keterampilan berpikir
4) Memfokuskan perhatian peserta didik
5) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
6) Mengomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari peserta
didiknya.
c. Keterampilan Mengadakan Variasi
Dalam suatu pembelajaran peserta didik untuk mendengarkan kurang
lebih 40% dari waktu yang tersedia (Pollio, 1984), pada 10 menit pertama
peserta didik mendengarkan 70%. Selanjutnya hanya 20% pada sepuluh
menit terakhir (McKeachie, 1986). Kebanyakan guru berbicara 100-200
kata/menit kalau peserta didik betul-betul konsentrasi dapat mendengarkan
50-100 kata/menit. Kecepatan mendengarkan setengah dari kecepatan
berkata. Untuk menjaga agar iklim pembelajaran tidak membosankan,
Peserta didik tetap tertarik pada materi pembelajaran, maka diperlukan
“Variasi” dalam pembelajaran. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada
tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikatkan perhatian peserta didik
selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam

5
kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi rasa boring dan jenuh yang
membuat peserta didik tidak lagi fokus pada pembelajaran yang sedang
berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai “variasi” sehingga
perhatian peserta didik tetap terpusat pada pelajaran. Variasi dalam kegiatan
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen, yaitu:
1) Variasi pola interaksi guru dan kegiatan peserta didik.
Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam pembelajaran
beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru
sampai kegiatan sendiri yang dilakukan peserta didik. Penggunaan variasi
pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan
peserta didik dalam mencapai tujuan. Jenis pola interaksi (gaya interaksi)
dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Pola satu arah yaitu guru-peserta didik,
b) Pola guru-peserta guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak
ada interaksi antarpeserta didik (komunikasi sebagai interaksi),
c) Pola guru-peserta didik-peserta didik, yakni ada balikan bagi guru,
peserta didik saling belajar satu sama lain,
d) Pola guru-peserta didik, peserta didik-guru, peserta didik-peserta
didik. Interaksi optimal antara guru dengan peserta didik dan antara
peserta didik dengan peserta didik (komunikasi sebagai transaksi,
multiarah),
e) Pola melingkar, di mana setiap peserta didik mendapat giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap peserta didik belum mendapat giliran.
2) Variasi cara dalam pembelajaran.
Beberapa "variasi" yang dapat dilakukan guru selama proses
pembelajaran di antaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher
voice), pemusatan perhatian peserta didik (focusing),
kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak

6
(eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru,
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
3) Variasi dalam pemanfaatan sumber belajar.
Pemanfaatan media atau alat pembelajaran ditinjau dari indra yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media dengar,
dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah
sebagai berikut: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids),
variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau
bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang
dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Keterampilan
mengadakan variasi yang tepat dalam pembelajaran akan dapat memberi
manfaat bagi peserta didik antara lain:
a) Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik
terhadap materi yang diberikan kepadanya.
b) Dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk memusatkan
perhatiannya pada proses belajar mengajar.
c) Dapat menghindari kebosanan peserta didik dalam belajar.
d) Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.
d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan kemampuan yang dilakukan
guru untuk menyampaikan informasi secara lisan, dan sistematis untuk
menunjukkan korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada
dua komponen dalam keterampilan menjelaskan, yaitu: merencanakan, hal
ini mencakup penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan
penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang
telah ditentukan.
Kegiatan menjelaskan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan
penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam pembelajaran
bertujuan untuk membantu peserta didik memahami berbagai konsep,

7
hukum, prosedur, dan lain-lain secara objektif; membimbing peserta didik
memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan peserta didik; memberi
kesempatan peserta didik untuk menghayati proses penalaran serta
memperoleh feedback tentang pemahaman peserta didik. Apabila seorang
guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru akan lebih mudah
mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif
mengelola waktu. Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan
memudahkan peserta didik dalam memahami materi, yang pada gilirannya
akan memperluas cakrawala pengetahuan peserta didik. Bahkan mungkin
penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu
mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat
guru adalah salah satu sumber belajar bagi peserta didik).
e. Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas dimaksudkan untuk menciptakan
kondisi optimal agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Dalam pengelolaan kelas ada kegiatan yang bersifat preventif dan
ada yang bersifat kuratif. Kegiatan mengelola kelas merupakan prasyarat
untuk terjadinya pembelajaran yang efektif. Guru yang memiliki
keterampilan menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu
menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir
gangguan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya pembelajaran.
Masalah pengelolaan kelas ada dua yaitu, Masalah indidvidu dan masalah
kelompok yang pemecahannya dengan pendekatan yang berbeda.
Keterampilan yang harus dimiliki guru dalam mengelola kelas seperti:
menunjukkan sikap tanggap, mengatur peserta didik, memberi petunjuk,
menegur peserta didik, mengembangkan hubungan pribadi dan kelompok.
f. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement)
Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement) dalam
pembelajaran adalah segala bentuk respons terhadap perilaku peserta didik,
baik bersifat verbal maupun nonverbal. Pemberian penguatan, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku

8
peserta didik, pemberian penguatan ada yang bersifat positif dan penguatan
negatif. Penguatan positif dimaksudkan agar perilaku yang positif (baik)
dapat diteruskan atau dipertahankan dan perilaku yang negatif dapat dicegah
atau dikurangi bahkan untuk dihilangkan.
Penguatan positif (positive reinforcement) didasari prinsip bahwa
frekuensi dari suatu respons akan meningkat karena diikuti oleh suatu
stimulus yang mengandung penghargaan. Jadi, perilaku yang diharapkan
akan meningkat karena diikuti oleh stimulus menyenangkan. Contoh,
peserta didik yang selalu rajin belajar sehingga mendapat ranking I akan
diberi hadiah sepeda oleh orang tuanya. Perilaku yang ingin diulang atau
ditingkatkan adalah rajin belajar sehingga menjadi ranking I dan penguatan
positif/stimulus menyenangkan adalah pemberian sepeda.
Penguatan negatif (negative reinforcement) didasari prinsip bahwa
frekuensi dari suatu respons akan meningkat karena diikuti dengan suatu
stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan. Jadi, perilaku
yang diharapkan akan meningkat karena diikuti stimulus yang tidak
menyenangkan. Contoh, peserta didik sering bertanya dan guru
menghilangkan/tidak mengkritik terhadap pertanyaan yang tidak berkenan
di hati guru sehingga peserta didik akan sering bertanya. Jadi, perilaku yang
ingin diulangi atau ditingkatkan adalah sering bertanya dan stimulus yang
tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan adalah kritikan guru sehingga
peserta didik tidak malu dan akan sering bertanya karena guru tidak
mengkritik pertanyaan yang tidak berbobot/melenceng. Pemberian
penguatan dilakukan melalui penguatan verbal, memberi penghargaan,
menggunakan penuntun, memberi dorongan, memberikan larangan,
hukuman dan yang sejenisnya.
g. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas peserta didik, namun demikian bukan berarti guru
menjadi pasif tanpa kegiatan. Dalam diskusi kelompok kecil, peserta didik
dapat bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan

9
keputusan bersama, serta belajar melakukan pemecahan masalah (problem
solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan
peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi
sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok
dapat meningkatkan kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Tugas guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah
bagaimana memusatkan perhatian peserta didik, memperjelas masalah,
menganalisis pandangan peserta didik, meningkatkan kontribusi peserta
didik, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
h. Keterampilan Pembelajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan
Karakteristik peserta didik dalam rombongan belajar setidak-tidaknya
terdapat peserta didik yang cepat, sedang, dan lamban dalam merespons
pembelajaran, di satu sisi guru memberikan perlakuan pembelajaran sama,
serta mengharapkan hasil belajar yang sama seperti tercantum dalam tujuan
pembelajaran. Oleh sebab itu, pasti terjadi masalah dalam pembelajaran,
masalah dalam pembelajaran ada masalah kelompok dan masalah
perorangan. Masalah kelompok pemecahannya secara kelompok dan
masalah perorangan harus dipecahkan secara perorangan. Setiap guru dapat
menciptakan format pengorganisasian peserta didik untuk kegiatan
pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik
(materi), kebutuhan peserta didik, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip keterampilan ini adalah:
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan
mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar,
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Indikator dari pembelajaran kelompok dan perorangan dapat diidentifikasi
melalui: mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan,
membimbing dan memudahkan belajar, merencanakan dan melaksanakan

10
pembelajaran.
i. Penggunaan Bahasa
Pembelajaran hakikatnya adalah mengomunikasikan pesan agar pesan
dapat diterima dengan baik, setelah pesan dapat diterima dengan baik maka
terjadi perubahan perilaku pada individu penerima pesan. Oleh sebab itu,
bahasa untuk mengomunikasikan pesan menjadi penting. Bahasa yang dapat
dikomunikasikan bisa menggunakan bahasa lisan (verbal) dan bahasa
nonverbal. Penggunaan bahasa yang perlu dinilai kemampuannya berupa
kejelasan ucapan, penggunaan istilah, tata bahasa.
j. Keterampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pembelajaran. Menutup pelajaran merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menstruktural kembali proses
pembelajaran yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menutup pelajaran antara lain:
metode untuk mengakhiri pembelajaran, menstrukturalkan materi, hubungan
kognitif, umpan balik, tindak lanjut pembelajaran. Hal yang pokok dalam
menutup pembelajaran adalah memberikan ringkasan atau rangkuman dari
pelajaran yang sudah disampaikan dan tindak lanjut pembelajaran.
Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian
garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan
selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut.
Namun demikian perlu diingat oleh para guru, bahwa karena proses
pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan kegiatan
Transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap
guru wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka
dengan peserta didiknya selama proses pembelajaran.
C. Tujuan Dan Manfaat Keterampilan Dasar Mengajar
Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau
tenaga pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar mengajar yang
dapat dipratikkan di dalam kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan

11
dasar mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar
mengajar untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan
memiliki pemahaman ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar
yang baik dalam menguasai bahan pengajaran, mampu memilih metode yang
tepat serta bisa memberikan penguasaan kelas yang baik.
Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa
keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik hal
ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah, sedangkan bagi calon tenaga
pendidik hal ini dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya
sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan
kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
menerapkan dalam program pembelajaran sehingga pada akhir masa kuliah
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan
nilai–nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak)
sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran
dan kesiapan untuk melakukan praktek pendidikan di sekolah/lembaga.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional.
Adapun jenis-jenis keterampilan dasar pembelajaran meliputi:
a. Keterampilan membuka pelajaran.
b. Keterampilan bertanya.
c. Keterampilan mengadakan variasi.
d. keterampilan menjelaskan.
e. mengelola kelas.
f. Memberi penguatan.
g. membimbing diskusi kelompok kpenguatan.
h. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.
i. Keterampilan menggunakan bahasa lisan.
j. keterampilan menutup pelajaran.
Sedangkan manfaat dan tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar
yaitu untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada pendidik mengenai
keterampilan mengajar. Selain itu keterampilan dasar mengajar juga berperan
penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga
terhadap proses pembelajaran.
B. Saran
Sebagai seorang pendidik atau tenaga kependidikan kita dituntut
berperan penting dalam masalah-masalah pendidikan baik secara formal
maupun nonformal. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar
yang kreatif, menyenangkan dan efisien. Sebagai guru yang professional,
mengajar harus berdasarkan pengalaman siswa yang sudah dimiliki. Oleh

13
karena itu calon pendidik dan tenaga pendidik haru menguasai atau memahami
keterampilan dasar mengajar.

14
DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah., dan Nina Lamatenggo. (2016). Tugas Guru dalam


Pembelajaran : Aspek yang Memengaruhi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Karwono, dan Achmad Irfan Muzni. (2020). Strategi Pembelajaran dalam Profesi
Keguruan. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Slamet. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukirman, Dadang. (2009). Microteaching. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depertemen Agama Republik Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai