MICRO TEACHING
“Keterampilan Dasar Mengajar Dalam Mengajar”
Dosen Pengampu :
Dra. Tin Indrawati, M.Pd
Oleh :
Kelompok 2
1. Amylia Putri (21129006)
Sesi : 21 AT 03
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Micro Teaching yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar Dalam
Mengajar” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Tin Indrawati, M.Pd
mata kuliah Micro Teaching. Karena dengan diberikannya tugas ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini hingga selesai.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II ........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .........................................................................................................................5
PENUTUP ................................................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan mengajar sangatlah penting bagi seorang guru apalagi kalau ia ingin menjadi
seorang guru yang profesional, disamping harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu,
keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru
dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan
mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Penguasaan terhadap
keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih
efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi oleh semua guru.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas mengenai keterampilan
dasar mengajar, sebagai calon seorang guru diharapkan dapat memahami dan memiliki
kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut secara utuh dan terintegrasi
dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik mengevaluasi sampai
melakukan refleksi proses pembelajaran.
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu penggunaan secara `integratif
sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilanketerampilan
yang dimaksud dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan
aplikasinya secara unik dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar-
mengajar. Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin
disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak pentingnya
keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang guru/dosen sebagai pendidik.
6
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu :
a) Menarik perhatian siswa
b) Menumbuhkan motivasi belajar siswa
c) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan kegiatan menutup pelajaran yaitu
untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil belajar yang telah dikuasainya.
Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran misalnya : Merangkum atau membuat garis besar
permasalahan yang dibahas, memberikan tindak lanjut, dan lain-lain.
2. Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a) Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut :
1) Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
memvariasikan gaya mengajar, mengunakan alat-alat bantu mengajar, dan
penggunaan pola interaksi yang bervariasi.
2) Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa untuk
mempelajari atau memasuki topik/kegiatan yang akan di bahas atau dikerjakan,cara
memberikan motivasi ada bermacam-macam cara, diantaranya ialah sikap hangat
dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan,dan memperhatikan minat siswa.
3) Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan
gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara seperti: Mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
mengigatkan masalah pokok, dan mengajukan pertayaan-pertanyaan.
4) Membuat kaitan
7
Salah satu aspek yang membuat pelajaran menjadi bermakna adalah jika pelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini guru
berusaha mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat, serta
kebutuhan siswa, misalnya meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-
aspek yang telah diketahui dari materi baru yang akan di jelaskan,memberi kaitan
materi baru dengan materi yang sudah diketahui siswa atau apabila konsep yang
akan dijelaskan terlebih dahulu.
9
Raflis Kosasi (1985) menjelaskan berarti mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang
terencana sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Lebih lanjut ia mengatakan
penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan
untuk menunjukkan hubungan, sebab akibat, atau antara yang diketahui dengan yang belum
diketahui.
Keterampilan menjelaskan, yaitu suatu keterampilan untuk mengkomunikasikan materi
pembelajaran kepada siswa secara jelas, gamblang dan lancar. Keterampilan menjelaskan sangat
penting, karena salah satu tujuan akhir dari pembelajaran adalah perubahan perilaku baik
menyangkut dengan pengetahuan, sikap, keterampilan maupun pembiasaan.
Secara sederhana kita dapat berkesimpulan, bagaimana perilaku siswa akan berubah sesuai
dengan yang diharapkan jika materi yang dipelajarinya tidak dipahami. Adapun untuk diperolehnya
pemahaman yang baik, tergantung pada penjelasan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
terkait dengan pembahasan sebelumnya, bahwa untuk lebih memperjelas pemahaman siswa, dalam
menjelaskan (lecturing) sebaiknya disertai oleh ilustrasi dan contoh yang tepat.
Menurut Usman (2006) tujuan dari kegiatan menjelaskan antara lain adalah :
10
a) untuk membimbing siswa memahami dengan jelas
b) untuk membimbing siswa memahami konsep, hukum, dalil dan unsur-unsur yang terkait
dengan sesuatu yang dijelaskan secara objektif dan bernalar,
c) untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah melalui
penerapan cara berpikir secara kritis, analitis, logis dan sistematis,
d) untuk membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa (quriousity)
e) untuk mendapatkan balikan dari siswa tentang pemahamannya terhadap sesuatu yang
dijelaskan.
Dengan keterampilan menjelaskan yang dikuasai oleh guru, maka proses akan berjalan
dengan efektif dan efisien. Hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul mempengaruhi
terhadap kelancaran proses pembelajaran akan dapat diminimalisir, dan dengan demikian akan
sangat bermanfaat, terutama dalam:
a) Meningkatkan efektivitas penjelasan atau pembicaraan yang dilakukan, sehingga guru dapat
memilih bentuk dan jenis penjelasan yang dapat memperjelas permasalahan dan memiliki
makna bagi pembelajaran
b) Memproyeksikan tingkat pemahaman yang telah dimiliki siswa melalui penjelasan yang
telah dilakukan
c) Memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber pembelajaran secara luas dan bervariasi
d) Memecahkan kekurangan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, akibatnya informasi yang dapat
dijadikan sebagai sumber pembelajaran secara kuantitas semakin banyak, demikian pula dari segi
kualitas semakin menunjukkan kearah yang serba komplek dan rumit. Dalam kondisi seperti itu,
kemampuan untuk membuat sesuatu menjadi sederhana, dan memudahkan bagi siswa sangat
dibutuhkan dengan beberapa alasan berikut:
a) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut guru harus membantu mereka dengan menjelaskan hal-
hal yang diperlukan.
b) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang “tidak jelas” bagi siswa, tetapi hanya
jelas bagi guru sendiri. Dalam hal ini kemampuan mengenal tingkat pemahaman siswa amat
penting dalam menyajikan suatu penjelasan.
11
c) Kebiasaan yang masih mendominasi dalam pembelajaran yaitu memberikan informasi
(penjelasan) lisan atau menjelaskan. Dengan demikian keterampilan menjelaska sangat
penting dan secara terus menerus harus dibina dan ditingkatkan
d) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan siswa dalam proses belajar,
mendorong guru terampil memberikan informasi lisan memberikan penjelasan kepada
siswa.
Pada garis besarnya ada dua unsur pokok yang harus dikuasai oleh guru untuk
melaksanakan keterampilan menjelaskan yaitu: pertama, keterampilan merencanakan penjelasan,
dan kedua keterampilan menyajikan penjelasan itu sendiri.
a) Keterampilan merencanakan penjelasan
McLeod., dkk. 2003); Maheshwari (2011) mengemukakan bahwa penjelasan yang efektif
memerlukan perencanaan yang cermat dan sensitif. Membuat persiapan sebelum memberikan
penjelasan merupakan kunci untuk sukses. Guru membutuhkan setidaknya kerangka perencanaan
yang cukup singkat.
Secara garis besar dalam penjelasan harus mencakup: a) maksud dan tujuan terkait hasil
belajar yang ingin dicapai, (b) rincian atau poin-poin penting, (c) contoh dan ilustrasi untuk
mendukung setiap titik utama penjelasan, (d) membuat ringkasan, (e) merencanakan penilaian.
Keterampilan menjelaskan sangat berhubungan dengan keterampilan mengkomunikasikan.
Dalam komunikasi pembelajaran ada tiga komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan keterampilan menjelaskan, yaitu:
1) Merencanakan pesan (materi) yang akan dijelaskan, terutama harus memenuhi unsur: a)
Validitas isi, yaitu materi yang dijelaskan sudah teruji kebenarannya, b) Kelayakan isi,
terutama dilihat dari tingkat kesulitan dan kemudahan isi/materi yang akan disampaikan
(dijelaskan), c) Menganalisis masalah yang terdapat dalam materi yang akan dijelaskan,
termasuk unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, d) Menetapkan jenis hubungan antara
unsur-unsur yang berkaitan, seperti perbedaan, pertentangan, atau saling menunjang, e)
Menelaah hukum, rumus, dalil, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan
untuk memperjelas bahan atau materi, serta kemungkinan penerapan dalil tersebut
12
dalam situasi yang berbeda, f) Menarik perhatian siswa, bahwa materi diusahakan
menarik sehingga dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi belajar siswa
2) Merencanakan saluran, alat/media yang akan digunakan untuk menjelaskan. Jika dalam
menjelaskan lebih memfokuskan pada penjelasan melalui lisan (verbal), maka hal-hal
yang harus diperhatikan antara lain:kejelasan, semantik, dan artikulasi.
3) Menganalisis karakteristik siswa sebagai sasaran penerima pesan yang dijelaskan.
Penjesan akan efektif diterima oleh siswa sebagai penerima pesan apabila penyajian
yang dilakukan memenuhi atau sesuai dengan karakteristik siswa. Pada umumnya siswa
sebagai penerima pesan dapat digolongkan kedalam beberap tipe sebagai berikut: a) tipe
visual, dengan unsur yang dominan adalah penglihatan, b) tipe auditif, yaitu unsur yang
paling dominannya pendengarannya, c).tipe Audio Visual, yaitu merupakan gabungan
antara penglihatan dan pendengaran, dan d) tipe kinestetik yaitu siswa yang memiliki
kelebihan dalam segi aktivitas gerak fisik (keterampilan).
Jelas atau tidaknya materi yang dikomunikasikan kepada siswa tergantung pada tingkat
kejelasan dari penyampai pesan. Adapun unsur-unsur yang memperjelas penyampaian materi
antara lain: kepasihan berbicara, penggunaan bahasa yang baik dan benar, susunan kalimat,
penggunaan istilah yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa yang dimiliki siswa.
Penjelasan yang baik dimulai dengan orientasi (orientation) dan arahan (lead) yang jelas,
yang dapat dilakukan misalnya denganmengajukan pertanyaan yang akan dijelaskan. Memberikan
arahan maksudnya untuk menangkap dan mengarahkan perhatian peserta didik pada apa yang akan
dijelaskan.
Selain itu, refresh terhadap apa yang telah diketahui oleh peserta didik melalui pertanyaan
yang akan dijelaskan. Adapun selama memberikan penjelasan banyak hal yang harus diperhtikan
oleh guru, agar penjelasan menjadi efektif.
Menurut Odora (2014) hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya meliputi: kelancaran,
penekanannya jelas, transisinya jelas, variasi suara sesuai tujuan, ekspresif, gestur, dan cara
penggunaannya semuanya berkontribusi untuk kepentingan efektif penjelasan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru saat menjelaskan, di antaranya:
a) Kejelasan
13
Fisher et.al (2017) mengemukakan bahwa memberikan penjelasan merupakan keterampilan
berkomunikasi secara lisan, agar pesannya sampai pada peserta didik, maka dalam
memberikan penjelasan harus memperhatikan kejelasan. Maksudnya, suara harus jelas,
dapat didengar oleh peserta didik, bahasa dan kosakata harus sesuai dengan kemampuan
berbahasa peserta didik. Penjelasan yang efektif harus sederhana, jelas, ringkas dan
menarik. Secara umum tidak harus berteletele, panjang lebar atau membosankan). Lebih
lanjut Savage & Fautley (2011); Fisher et.al (2017) mengemukakan dalam kejelasan ini,
perlu didukung oleh kemampuan berkomunikasi secara nonverbal, seperti: kontak pandang
dengan peserta didik, body language secara tepat, adanya pancaran rasa percaya diri, dan
jangan lupa tersenyum.
14
d) Memberikan umpan balik
Selama memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan semua peserta didik, baik
terhadap mimik maupun gerak-geriknya. Hal tersebut dapat menunjukkan apakah
penjelasan guru tersebut dapat dipahami atau tidak boleh peserta didik. Selain itu, guru juga
dapat meminta peserta didik untuk bertanya apabila ada yang dianggapnya kurang jelas dari
apa yang sedang dijelaskannya. Bahkan dapat sebaliknya, yaitu pada saat guru sedang
menjelaskan dapat diselingi dengan mengajukan pertanyaan. Adanya umpan balik pada saat
guru menjelaskan, dapat digunakan untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian, seperti
apabila penjelasan guru terlalu cepat tentunya akan sulit diikuti atau di pahami oleh peserta
didik, tentu guru dapat membedakan mimik peserta didik yang mengerti dengan mimik
peserta didik yang tidak mengerti. Dengan demikian guru dapat mengurangi kecepatan
penjelasannya.
Keterampilan memberikan penjelasan harus dilatih dan ditingkatkan secara terus menerus,
tujuannya agar siswa memperoleh pemahaman yang jelas terhadap materi yang dijelaskan. Untuk
mencapai sasaran dimaksud, maka dalam memberikan penjelasan harus memperhatikan beberapa
prinsip sebagai berikut:
a) keterkaitan dengan tujuan/kompetensi,
b) relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa,
c) kebermaknaan,
d) dinamis.
Menurut Mulyasa (2007), saat memberikan penjelasan, guru harus memperhatikan beberapa
prinsip di antaranya:
a) Penjelasan bisa dibagikan pada awal, tengah, bahkan akhir pembelajaran.
b) Penjelasan harus membuat peserta didik tertarik.
c) Penjelasan dapat memperjelas materi atau menjawab pertanyaan peserta didik.
d) Penjelasan materi memiliki kebermaknaan dan tepat dengan tujuan pembelajaran.
e) Penjelasan juga tepat berdasar kemampuan peserta didik.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai oleh
semua guru, baik guru SD, SMP, SMA maupun dosen di Perguruan Tinggi. Keterampilan dasar
mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis
instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional.
Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan pengetahuan
yang lebih kepada pendidik mengenai keterampilan mengajar. Selain itu keterampilan dasar
mengajar juga berperan penting dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga terhadap proses
pembelajaran.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kelompok kami buat, kami juga menyadari bahwa dalam
penulisan terdapat banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran dari pembacasangat diperlukan
agar dapat lebih baik lagi dalam penulisan berikutnya. Atas perhatian pembaca semua, kami
ucapkan terimakasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
Halder, S., & Saha, S. (2023). Micro-teaching. In The Routledge Handbook of Education
Technology. https://doi.org/10.4324/9781003293545-10
Hasibuan & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarman, D., & Ellyawati, N. (2021). Microteaching (Dasar Komunikasi & Keterampilan
Mengajar). In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents.
Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan Keterampilan
Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
17