Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Keterampilan Dasar Mengajar dalam


Pembelajaran Bahasa

Oleh :
Annisa Ramadhani (21120010)
Fitri Andayani (21120003)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Mimi Sri Irfadila,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA BARAT
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur hanya untuk Allah yang telah mencurahkan Rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah "Micro Teaching"
dalam menyusun makalah ini yang berjudul "Hakikat Pembelajaran Micro". Shalawat serta
salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW dan keluarganya juga para sahabatnya
serta para pengikutnya yang serta sampai akhir zaman.

Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam isi,
bentuk maupun susunan kalimatnya akan tetapi berkat bimbingan dan dorongan serta do'a dari
berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan yang kami hadapi, Alhamdulillah dapat teratasi.
Namun kami tetap menerima dan mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca yang menuju
ke arah kebaikan dan kesernpurnaan dalam makalah ini.

Semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
para pembaca umumnya, Aamiin.

Padang Panjang, 13 April 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................................

B. Batasan Masalah ........................................................................................................

C. Rumusan Masalah .....................................................................................................

D. Tujuan Penulis ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

A. Keterampilan Dasar Mengajar ................................................................................


B. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar ...............................................................
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran ........................................
2. Keterampilan Bertanya .......................................................................................
3. Keterampilan Menjelaskan .................................................................................
4. Keterampilan Memberi Penguatan .....................................................................
5. Keterampilan Menggunakan Variasi ..................................................................
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.......................................
7. Keterampilan Pembelajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan ........................
8. Keterampilan Melakukan Evaluasi ....................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................................

B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan


keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar,
juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai
keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan salah satu hal yang penting
yang haras dimiliki oleh guru maupun calon guru keterampilan mengajar menjadi sangat
penting karena dapat membantu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Keterampilan
dasar mengajar pada dasarnya adalah merupakan bentuk perilaku (kemampuan) atası
keterampilan yang bersifat khusus dan mendasar yang harus dimiliki guru sebagai modal
dasar untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara professional. Dengan
dikusainya keterampilan mengajar maka mudah melaksanakan perannya sebagai
pengelola pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang telah diterapkan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas mengenai
keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan memiliki
kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut secara utuh dan
terintegrasi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.

B. Batasan Masalah

1. Apa Keterampilan Dasar Mengajar?

2. Apa saja Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar?

C. Rumusan masalah

1. Memahami Keterampilan Dasar Mengajar

2. Memahami Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar


D. Tujuan Penulis

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Keterampilan Dasar Mengajar

2. Untuk Mengetahui jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar


BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Dasar Mengajar

Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1,guru adalah guru
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan guru menengah. Sementara itu tenaga guru adalah guru
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kemampuan
yang ditunjang dengan latar belakang pendidikan yang tepat. Kemampuan yang harus
dimiliki oleh setiap guru adalah keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar
ini wajib dimiliki oleh setiap guru, sehingga seorang calon guru baru bisa dikatakan siap
mengajar bila telah menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar. Menurut Usman
(2002:6) mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang
cukup berat. Mengajar digambarkan sebagai mengorganisasikan belajar sehingga dengan
mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi peserta didik (Mursell
dalam Slameto, 2003:33). Kegiatan mengajar ini bukan hanya guru mentransfer pengetahuan
kepada peserta didik tetapi seorang guru harus bisa membimbing, mendidik, mengajar dan
melatih peserta didik sesuai dengan karakteristik masing-masing peserta didik.

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan umum mengajar sebagai bekal


utama dalam pelaksanan tugas profesional yang mengacu atau merujuk kepada konsep
pendekatan kompetensi dari LPTK (Lembaga pendidikan dan Tenaga Kependidikan) (Alma,
dkk., 2009: 22). Keterampilan-keterampilan ini mutlak perlu dikuasai oleh setiap guru,
terlepas dari bidang studi apapun yang diajarkan sebagai modal dasar dalam mengajar.
Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan, karena pembentukan penampilan guru yang
baik diperlukan keterampilan dasar. Keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang
harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Keterampilan mengajar ini
merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh setiap guru dengan baik dan benar
sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam berbagai hal.

Keterampilan dasar mengajar (teaching Skill) adalah kemampuan atau keterampilan


yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efesien dan professional (As.Giloman, 1991). K eterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai
oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
pengajar, yaitu;

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach).

Keterampilan dasar mengajar termasuk ke dalam aspek how to teach yaitu bagaimana
cara membelajarkan peserta didik. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh seorang guru, karena keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian
lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan, dan nilai-nilai.

B. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang pengajar dapat dibedakan
menjadi 8 macam, yaitu:

1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pembelajaran (set induction) adalah upaya yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi optimal agar proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Indikator keterampilan membuka
pembelajaran meliputi: menarik perhatian peserta didik, menimbulkan motivasi,
memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di
antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan
guru merupakan penentu. keberhasilan jalannya seluruh pembelajaran.
Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada bagaimana metode pembelajaran
guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum pembelajaran
dapat menjadi tidak bermanfaat jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran
.
b. Keterampilan Menutup Pembelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pembelajaran. Menutup pelajaran merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan guru untuk menstruktural kembali proses pembelajaran
yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran, Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menutup pelajaran antara lain: metode untuk mengakhiri
pembelajaran, menstrukturalkan materi, hubungan kognitif, umpan balik, tindak
lanjut pembelajaran. Hal yang pokok dalam menutup pembelajaran adalah
memberikan ringkasan atau rangkuman dari pelajaran yang sudah disampaikan
dan tindak lanjut pembelajaran. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa
diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari
hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar
pelajaran tersebut.

2. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya adalah kemampuam menggunakan bahasa verbal untuk
meminta respons peserta didik baik berupa pengetahuan, Pendapat, dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, "bertanya memainkan peranan penting karena dapat menjadi
stimulus yang Efektif untuk mendorong kemampuan berpikir peserta didik. Untuk
meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, Guru perlu memiliki
kemampuan mengelola keterampilan bertanya dengan memberikan sebaran pertanyaan.
Guru hendaklah menghindari kebiasaan seperti menjawab pertanyaan sendiri, mengulang
jawaban peserta didik, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan
jawaban serentak. Menentukan peserta didik yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam pembelajaran akan lebih efektif
bila pertanyaan sesuai dengan karakteristik peserta didik. mudah dimengerti atau relevan
dengan topik yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan Pertanyaan antara lain:

1) Menimbulkan rasa ingin tahu


2) Merangsang fungsi berpikir
3) Mengembangkan keterampilan berpikir
4) Memfokuskan perhatian peserta didik
5) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik
6) Mengomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari peserta didiknya.

3. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan merupakan kemampuan yang dilakukan guru untuk
menyampaikan informasi secara lisan, dan sistematis untuk menunjukkan
korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, Ada dua komponen dalam
keterampilan menjelaskan, yaitu: merencanakan, hal ini mencakup penganalisisan
masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur
yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.

Kegiatan menjelaskan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan,


penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan/feedback.
Kegiatan "menjelaskan" dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu peserta didik
memahami berbagai konsep,hukum, prosedur, dan lain-lain secara objektif, membimbing
peserta didik memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan peserta didik; memberi
kesempatan peserta didik untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback
tentang pemahaman peserta didik. Apabila seorang guru menguasai "keterampilan
menjelaskan" maka guru akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi,
sehingga menjadi lebih efektif mengelola waktu. Selain itu penjelasan yang runut dan
sistematis akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi, yang pada
gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan peserta didik. Bahkan mungkin
penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu mengatasi
kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu
sumber belajar bagi peserta didik).

4. Keterampilan Memberikan Penguatan


Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran adalah
segala bentuk respons terhadap perilaku peserta didik, baik bersifat verbal maupun
nonverbal. Pemberian penguatan, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku peserta didik, pemberian penguatan ada yang bersifat positif
dan penguatan. negatif. Penguatan positif dimaksudkan agar perilaku yang positif (baik)
dapat diteruskan atau dipertahankan dan perilaku yang negatif dapat dicegah atau
dikurangi bahkan untuk dihilangkan.

Penguatan positif (positive reinforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari


suatu respons akan meningkat karena diikuti oleh suatu stimulus yang mengandung
penghargaan. Jadi, perilaku yang diharapkan akan meningkat karena diikuti oleh stimulus
menyenangkan. Contoh, peserta didik yang selalu rajin belajar sehingga mendapat
ranking I akan diberi hadiah sepeda oleh orang tuanya. Perilaku yang ingin diulang atau
ditingkatkan adalah rajin belajar sehingga menjadi ranking I dan penguatan positif
stimulus menyenangkan adalah pemberian sepeda.

Penguatan negatif (negative reinforcement) didasari prinsip bahwa frekuensi dari


suatu respons akan meningkat karena diikuti dengan suatu stimulus yang tidak
menyenangkan yang ingin dihilangkan. Jadi, perilaku yang diharapkan akan meningkat
karena diikuti stimulus yang tidak menyenangkan. Contoh, peserta didik sering bertanya
dan guru menghilangkan/tidak mengkritik terhadap pertanyaan yang tidak berkenan di
hati guru sehingga peserta didik akan sering bertanya. Jadi, perilaku yang ingin diulangi
atau ditingkatkan adalah sering bertanya dan stimulus yang tidak menyenangkan yang
ingin dihilangkan adalah kritikan guru sehingga peserta didik tidak malu dan akan sering
bertanya karena guru tidak. mengkritik pertanyaan yang tidak berbobot/melenceng.
Pemberian penguatan dilakukan melalui penguatan verbal, memberi penghargaan,
menggunakan penuntun, memberi dorongan, memberikan larangan, hukuman dan yang
sejenisnya.

5. Keterampilan Menggunakan Variasi


Dalam suatu pembelajaran peserta didik untuk mendengarkan kurang lebih 40%
dari waktu yang tersedia (Pollio, 1984), pada 10 menit pertama peserta didik
mendengarkan 70%. Selanjutnya hanya 20% pada sepuluh menit terakhir (McKeachie,
1986). Kebanyakan guru berbicara 100-200 kata/menit kalau peserta didik betul-betul
konsentrasi dapat mendengarkan 50-100 kata/menit. Kecepatan mendengarkan setengah
dari kecepatan berkata. Untuk menjaga agar iklim pembelajaran tidak membosankan,
Peserta didik tetap tertarik pada materi pembelajaran, maka diperlukan "Variasi" dalam
pembelajaran. Dalam konteks ini, "variasi" merujuk pada tindakan dan perbuatan guru,
yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikatkan perhatian peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama
dari "variasi" dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi rasa boring dan
jenuh yang membuat peserta didik tidak lagi fokus pada pembelajaran yang sedang
berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai "variasi" sehingga perhatian
peserta didik tetap terpusat pada pelajaran. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu:

1) Variasi pola interaksi guru dan kegiatan peserta didik.

Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam pembelajaran beraneka


ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan
sendiri yang dilakukan peserta didik. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan. Jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Pola satu arah yaitu guru-peserta didik,


b) Pola guru-peserta guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak
ada interaksi antarpeserta didik (komunikasi sebagai interaksi),
c) Pola guru-peserta didik-peserta didik, yakni ada balikan bagi guru,
peserta didik saling belajar satu sama lain,
d) Pola guru-peserta didik, peserta didik-guru, peserta didik-peserta didik.
Interaksi optimal antara guru dengan peserta didik dan antara peserta
didik dengan peserta didik (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
e) Pola melingkar, di mana setiap peserta didik mendapat giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap peserta didik belum mendapat giliran.

2) Variasi cara dalam pembelajaran.

Beberapa "variasi" yang dapat dilakukan guru selama proses pembelajaran


di antaranya adalah: penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian
peserta didik (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak
pandang dan gerak (eye contact and movement), gesture/gerak tubuh, ekspresi
wajah guru, pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement).

3) Variasi dalam pemanfaatan sumber belajar.

Pemanfaatan media atau alat pembelajaran ditinjau dari indra yang


digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni media dengar, dilihat,
dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan
yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba
(motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba
(audio visual aids). Keterampilan mengadakan variasi yang tepat dalam
pembelajaran akan dapat memberi manfaat bagi peserta didik antara lain:

a) Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik


terhadap materi yang diberikan kepadanya,
b) Dapat memberi motivasi kepada peserta didik untuk memusatkan
perhatiannya pada proses belajar mengajar.
c) Dapat menghindari kebosanan peserta didik dalam belajar.
d) Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi
pada aktivitas peserta didik, namun demikian bukan berarti guru menjadi pasif tanpa
kegiatan. Dalam diskusi kelompok kecil, peserta didik dapat bertukar informasi dan
pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar melakukan
pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah
melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta
berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di
dalamnya keterampilan berbahasa.

Tugas guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah bagaimana


memusatkan perhatian peserta didik, memperjelas masalah, menganalisis pandangan
peserta didik. meningkatkan kontribusi peserta didik, menyebarkan kesempatan
berpartisipasi, menutup diskusi.

7. Keterampilan Pembelajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan


Karakteristik peserta didik dalam rombongan belajar setidak-tidaknya terdapat
peserta didik yang cepat, sedang, dan lamban dalam merespons pembelajaran, di satu sisi
guru memberikan perlakuan pembelajaran sama. serta mengharapkan hasil belajar yang
sama seperti tercantum dalam tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, pasti terjadi masalah
dalam pembelajaran, masalah dalam pembelajaran ada masalah kelompok dan masalah
perorangan. Masalah kelompok pemecahannya secara kelompok dan masalah perorangan
harus dipecahkan secara perorangan. Setiap guru dapat menciptakan format
pengorganisasian peserta didik untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan peserta didik, serta waktu dan
fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip keterampilan ini adalah:
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi,
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, keterampilan merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Indikator dari pembelajaran kelompok dan perorangan dapat
diidentifikasi melalui: mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan,
membimbing dan memudahkan belajar, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

8. Ketrampilan Melakukan Evaluasi


Pada dasarnya evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui informasi
informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Akan tetapi proses
pelaksanaannya tetap mengacu kepada langkah-langkah evaluasi pendidikan.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dimulai
Dari merumuskan perencanaan evaluasi, menyusun soal tes, mengolah dan menganalisis
hasil tes yang kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasi serta menindaklanjuti hasil
evaluasi. Untuk itu guru harus memiliki kompetensi dalam hal perencanaan, menghimpun
data, memverifikasi data, menganalisis data dan menginterpretasikan hasil evaluasi dan
untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, guru dapat melakukan
interaksi dengan sesama profesi dalam wadah seperti, musyawarah Guru Mata Pelajaran,
mengikuti lokakarya, seminar atau memanggil tutor dari kementerian untuk memberikan
pencerahan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas
mengajar secara efektif, efisien dan profesional.

Adapun jenis-jenis keterampilan dasar pembelajaran meliputi:


a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
b. Keterampilan Bertanya
c. Keterampilan Menjelaskan
d. Keterampilan Memberikan Penguatan
e. Keterampilan Menggunakan Variasi
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
g. Keterampilan Pembelajaran Kelompok Kecil Dan Perorangan
h. Keterampilan Melakukan Evaluasi

Selain itu keterampilan dasar mengajar juga berperan penting dalam proses pembelajaran,
semakin guru itu memahami dan mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin
berpengaruh positif juga terhadap proses pembelajaran.

B. Saran
Sebagai seorang pendidik atau tenaga kependidikan kita dituntut berperan penting
dalam masalah-masalah pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Seorang guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan dan efisien.
Sebagai guru yang professional. mengajar harus berdasarkan pengalaman siswa yang
sudah dimiliki. Oleh karena itu calon pendidik dan tenaga pendidik haru menguasai atau
memahamiketerampilan dasar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

B.Uno, Hamzah., dan Nina Lamatenggo, (2016). Tugas Guru dalam Pembelajaran: Aspek
yang Memengaruhi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukirman 2018 Jurnal Konsepsi, Vol. 7, No. 1, Mei 2018

https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20200922193649.pdf

Anda mungkin juga menyukai