Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS DELAPAN KETERAMPILAN

MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR

Penulis : 1. Adelia Prasetiyani 2213053039

2. Rilian Thabitha Suri 2213053141

3. Rohmah Shela Saputri 2213053112

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu : 1. Drs. Riswanti Rini, M.Si.

2. Ujang Efendi, M.Pd.I.

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Delapan Keterampilan Mengajar Di Sekolah Dasar” ini dengan baik. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang
materi dalam mata kuliah Strategi Pembelajaran bagi para pembaca. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Drs. Riswanti Rini, M.Si. dan Ujang Efendi,
M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan,
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Metro, 28 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pembelajaran ....................... 3
2.2. Keterampilan Menjelaskan ................................................................. 4
2.3. Keterampilan Bertanya ....................................................................... 4
2.4. Keterampilan Memberi Penguatan ..................................................... 5
2.5. Keterampilan Mengadakan Variasi .................................................... 6
2.6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ....................... 6
2.7. Keterampilan Mengelola Kelas .......................................................... 7
2.8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan ............... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidik (Guru) adalah suatu jabatan profesi, jadi untuk menjadi pendidik
(guru) perlu dilatih dan disiapkan secara khusus. Sesuai dengan Undang-Undang
no 14 tahun 2005 tentang pendidik (guru) dan dosen pada bab VI pasal 3
disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi
kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Kompetensi pedagogi mengharuskan seorang guru untuk
mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Untuk dapat melakukan
proses pembelajaran dengan baik seorang guru harus mempunyai keterampilan
dasar mengajar yang baik pula. Keterampilan dasar mengajar yang baik akan
membuat pembelajaran lebih efektif dan peserta didik akan lebih aktif dalam
proses pembelajaran (Mika, 2016).
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang bersifat khusus
yang harus dimiliki oleh pendidik (guru) ataupun calon pendidik (guru) agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan profesional
(Mulyatun, 2014). Terdapat 8 jenis keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai oleh seorang calon pendidik (guru) yaitu: keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
2. Apa itu keterampilan menjelaskan?
3. Apa itu keterampilan bertanya?
4. Apa itu keterampilan memberi penguatan?
5. Apa itu keterampilan mengadakan variasi?
6. Apa itu keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil?
7. Apa itu keterampilan mengelola kelas?
8. Apa itu keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Untuk mengetahui keterampilan menjelaskan
3. Untuk mengetahui keterampilan bertanya
4. Untuk mengetahui keterampilan memberi penguatan
5. Untuk mengetahui keterampilan mengadakan variasi
6. Untuk mengetahui keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Untuk mengetahui keterampilan mengelola kelas
8. Untuk mengetahui keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan yang
berkaitan dengan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik
(guru) dalam memulai dan mengakhiri suatu pelajaran. Membuka pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk menciptakan suasana
siap mental dan menimbulkan perhatian perserta didik agar terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari (Abimanyu, 2008). Jadi keterampilan membuka adalah
usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh pendidik (guru) dalam kegiatan proses
belajar dan pembelajaran untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran terdiri dari menarik perhatian
perserta didik, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha,
dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran (Abimanyu, 2008). Kegiatan menutup pelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha
menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari perserta didik, mengetahui tingkat
pencapaian perserta didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi meninjau
kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan, serta melakukan evaluasi.

3
2.2. Keterampilan Menjelaskan
Pemberian penjelasan adalah suatu aspek yang sangat penting dalam
kegiatan seorang pendidik (guru). Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi
oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga
pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik. Keterampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara
sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya
(Zainal Asril, 2010: 84). Keterampilan menjelaskan ini merupakan keterampilan
mengenai penyampaian informasi yang cocok dan menjadi ciri utama dalam
kegiatan penjelasan. Pentingnya keterampilan menjelaskan adalah karena
pendidik (guru) harus membantu perserta didik sebab tidak semua perserta didik
dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena
itu, peran pendidik (guru) diperlukan untuk membantu menjelaskan mengenai
materi yang belum dikuasai oleh perserta didiknya.

2.3. Keterampilan Bertanya.


Bertanya merupakan ucapan lisan yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. Dalam proses belajar dan pembelajaran, bertanya mempunyai peran
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik penyampaian
yang tepat akan memberikan dampak positif bagi perserta didik, diantaranya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan prestasi perserta didik,
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu perserta didik terhadap materi yang
dibicarakan,
3. Menunjukkan proses berpikir perserta didik,
4. Memusatkan perhatian perserta didik terhadap masalah yang sedang dibahas
5. Mengembangkan pola pikir aktif dari perserta didik.

4
Berikut adalah dasar cara bertanya yang baik:
1. Jelas serta mudah dipahami perserta didik
2. Difokuskan pada masalah atau tugas tertentu
3. Memberikan pertanyaan secara merata
4. Memberikan respons yang ramah serta menyenangkan sehingga perserta didik
timbul keberanian untuk bertanya dan menjawab,
5. Memberi informasi yang cukup,
6. Memberi waktu kepada perserta didik untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan
7. Menuntun jawaban sehingga perserta didik dapat menemukan jawaban sendiri

2.4. Keterampilan Memberi Penguatan.


Penguatan adalah segala bentuk respons, baik yang bersifat verbal ataupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku perserta didik, yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik (feedback) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Keterampilan ini merupakan bagian dari proses
pembelajaran, penghargaan karena tidak semua penghargaan berwujud materi,
tetapi bisa dalam bentuk kata, senyuman, anggukan, atau senyuman yang mana
berkaitan dengan keterampilan bertanya.

Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau memiliki pengaruh
sikap positif terhadap proses belajar perserta didik serta memiliki tujuan untuk
meningkatkan perhatian perserta didik terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina
tingkah laku perserta didik yang produktif. Penguatan harus dilakukan dengan
penuh kehangatan dan antusiasme serta dilakukan sesuai tingkah laku dan juga
penampilan perserta didik yang patut diberi penguatan serta menghindari

5
penggunaan respons negatif, baik berupa candaan, menghina, atau ejekan yang
mematahkan semangat perserta didik dalam belajar.

2.5. Keterampilan Mengadakan Variasi


Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi adalah
keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud
perubahan- perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja dibuat untuk
memberikan kesan unik. Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni:
1. Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara
(teacher voice), Pemusatan perhatian perserta didik (focusing), kesenyapan
atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak
(eye contact and movement), Variasi gerakan badan mimik, variasi dalam
ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru
(teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan
yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart
(auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi
alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan perserta didik. Pola interaksi guru dengan
murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.
Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan perserta didik dalam mencapai tujuan.

2.6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

6
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan perserta didik
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas perserta didik, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di
dalamnya keterampilan berbahasa. Jadi, pendidik (Guru) harus mempunyai
kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil dimana guru harus bisa
menciptakan situasi diskusi dalam kelompok kecil dengan tujuan memberi
informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan yang berlangsung
dalam suasana terbuka agar perserta didik mampu mengemukakan idenya dengan
bebas tanpa ada tekanan dari guru atau temannya. Diskusi merupakan kegiatan
yang harus ada dalam proses belajar mengajar dan guru harus mampu memahami
beberapa keterampilan dalam membimbing diskusi, yaitu:
1. memusatkan perhatian peserta didik ke tujuan dan topik diskusi,
2. memperluas masalah dan merangkum kembali masalah supaya jelas,
3. meluruskan alur berpikir perserta didik,
4. menganalisis pendapat perserta didik yang memiliki dasar kuat,
5. memberikan kesempatan perserta didik berpartisipasi dalam diskusi, dan
6. menutup diskusi, membuat rangkuman, dan menindaklanjuti diskusi serta
menilai hasil diskusi (Zainal Asril, 2011: 80).

2.7. Keterampilan Mengelola Kelas.


Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi proses belajar mengajar yang optimal. Namun, dalam
pengelolaan kelas tidak menutup kemungkinan akan terjadi suatu permasalahan.
(Suharsimi, 1996) menyebutkan bahwa sebab musabab masalah pengelolaan
kelas yaitu:
1. Perserta didik tidak tahu apa yang harus diperbuat.
2. Perserta didik sudah diberi tahu akan tugasnya akan tetapi setelah beberapa
lama kemudian mereka menjadi lupa akan tugasnya.

7
3. Perserta didik sudah mengetahui apa yang harus mereka diperbuat. Akan
tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukannya.
4. Ada beberapa perserta didik atau sebagian yang sudah melaksanakan tugas
sebelum waktunya habis sehingga membuat keributan.
5. Ada diantara perserta didik yang merupakan anak malas tak bergairah atau
pengganggu. Sehingga walaupun mereka melakukan tugas akan tetapi tidak
secara sungguh-sungguh.

Pengelolaan kelas, mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas
belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil
yang baik. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan perserta didik
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan perserta didik bekerja dan belajar, serta membantu perserta didik
untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam melaksanakan ketrampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif
dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan perserta didik yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Maka dalam melaksanakan
keterampilan mengelola kelas, perlu memperhatikan komponen keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal.

8
Menurut ( Wardani, 2005) komponen keterampilan mengelola kelas meliputi:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal:
a. Memperlihatkan sikap yang tanggap dengan melihat secara jeli dan
seksama, mendekatkan diri, memberikan sebuah pernyataan, atau memberi
reaksi terhadap gangguan kelas.
b. Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c. Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan perserta didik
dan menuntut tanggungjawab perserta didik.
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas.
e. Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa
peringatan atau ocehan, serta membuat aturan.
f. Memberikan penguatan seperlunya.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal.
a. Modifikasi tingkah laku.
b. Pengelolaan/ proses kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

Sedangkan, Menurut (Sartika, 2014) kemampuan dan keterampilan mengelola


kelas dalam proses belajar mengajar yang baik sebagai berikut:
1. Menciptakan situasi yang memungkinkan anak untuk belajar, sehingga
merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.
2. Perserta didik belajar dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dan dalam
kondisi yang merangsang untuk belajar.

Terdapat beberapa prinsip dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas,


yaitu:
1. Kehangatan dan keantusiasan dalm mengajar, yang dapat menciptakan iklim
kelas yang menyenangkan.

9
2. Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang perserta didik
untuk berfikir.
3. Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4. Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.
5. Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
6. Penanaman disiplin diri sendiri.

2.8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan.


Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah kecakapan
menanamkan pengetahuan yang dilakukan pada sekelompok perserta didik dan
pada perserta didik secara individu yang memungkinkan pendidik (guru)
memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan
yang lebih akrab antara pendidik (guru) dengan peserta didik maupun antara
peserta didik dengan peserta didik. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
hanya mungkin terwujud jika terpenuhi syarat-syarat berikut:
1. Ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-perserta didik dan antar
perserta didik.
2. Perserta didik belajar dengan kecepatan, kemampuan, cara, dan minat sendiri.
3. Perserta didik mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Perserta didik dilibatkan dalam perencanaan belajar.
5. Guru dapat memainkan berbagai peran

Pada dasarnya, perserta didik mempunyai karakteristik yang sangat berbeda satu
dengan lainnya. Untuk melayani perbedaan ini, diperlukan variasi
pengorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, dan perorangan. Terdapat
beberapa Pola Penggunaan Pengajaran Kelompok Kecil dan Perorangan Dalam
Kelas yang dapat digunakan, diantaranya:
1. Kelas Besar → Kelompok Kecil + Perorangan → Kelas Besar
2. Kelas Besar → Kelompok Kecil + Kelompok Kecil → Kelas Besar

10
3. Kelas Besar → Perorangan → Kelompok Kecil → Kelas Besar
4. Kelas Besar → Perorangan + Perorangan → Kelas Besar

Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Guru yang terbiasa mengajar secara klasikal, sebaiknya mulai belajar
mengajar dengan menggunakan kelompok kecil dan kemudian perorangan.
2. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan
perorangan.
3. Pengorganisasian perserta didik, sumber materi serta waktu merupakan
langkah pertama yang diperhatikan guru.
4. Kegiatan pengajaran harus diakhiri dengan kulminasi.
5. Dalam pengajaran perorangan guru perlu mengenal perserta didik secara
pribadi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas tentang Analisis Delapan Keterampilan
Mengajar Di Sekolah Dasar kelompok kami dapat menarik beberapa kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:
1. Terdapat 8 jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh
seorang calon pendidik (guru) yaitu: keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas dan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
2. keterampilan membuka adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik (guru) dalam kegiatan proses belajar dan pembelajaran untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan menutup pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
3. Dalam proses belajar dan pembelajaran, bertanya mempunyai peran penting
sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik penyampaian yang
tepat akan memberikan dampak positif bagi perserta didik
4. Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya mengajar
seperti variasi suara, kontak pandang, pemusatan perhatian, kesenyapan,
mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi penggunaan
media dan bahan ajar, dan c) variasi pola interaksi.
5. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi proses belajar mengajar yang optimal. Pengelolaan
kelas, mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

12
DAFTAR PUSTAKA

April 2017. Pedagonal Jurnal Ilmiah Pendidikan 1(1):26-36


DOI:10.33751/pedagog.v1i1.225 LicenseCC BY-NC-SA 4.0 Fitri Siti Sundari
Yuli MuliyawatI

Sartika, Dewi.(2014). Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas. Jambi: Universitas


Jambi.

Suharsimi, Arikunto. (1996). Pengelolaan Kelas Dan Siswa. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Sutisnawati, A. (2017). Analisis keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru


sekolah dasar. Mimbar Pendidikan Dasar, 8(1), 15-24.

13

Anda mungkin juga menyukai