Anda di halaman 1dari 25

8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Kemampuan Membuka dan Menutup

Pembelajaran, Kemampuan Menjelaskan, Kemampuan Bertanya, dan Kemampuan


Mengadakan Variasi

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran Anak dengan
Hambatan Pendengaran dengan dosen pengampu Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd

Kelompok 4:

Agung 2008699

Annisa Puspitasari 2007422

Fernanda Kirana 2010182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji serta syukur ke hadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala curahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya sehingga
kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Judul dari makalah ini adalah “8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR:


Kemampuan Membuka dan Menutup Pembelajaran, Kemampuan Menjelaskan, Kemampuan
Bertanya, dan Kemampuan Mengadakan Variasi”. Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model Pembelajaran Anak dengan
Hambatan Pendengaran. Selain itu, kami juga berharap makalah yang sudah kami susun ini
dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga bagi pembaca sekalian, sehingga
memberikan manfaat bagi banyak orang.

Kami juga turut mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Tati Hernawati, M. Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Model Pembelajaran Anak dengan Hambatan
Pendengaran yang telah memberikan kami ilmu dan menugaskan kami untuk mencari tahu
lebih dengan menyusun makalah ini, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai topik yang kami bahas.

Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini dan juga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaiki dan juga
menyusun makalah dengan lebih baik di kemudian hari.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi
dan membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Bandung, 2 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
-DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

1.1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar .................................................................. 3

1.2. Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Guru ............................................................ 4

1.3. Keterampilan Dasar Mengajar .................................................................................... 6

2.3.1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran.......................................... 6

2.3.2. Keterampilan Menjelaskan .................................................................................. 9

2.3.3. Keterampilan Bertanya ...................................................................................... 13

2.3.4. Keterampilan Mengadakan Variasi.................................................................... 17

BAB III .................................................................................................................................... 21

PENUTUP................................................................................................................................ 21

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keterampilan dasar mengajar merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh guru
agar dapat melaksanakan peranya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Menurut
Nasution ( 2008: 115 ) seorang guru harus menguasai keterampilan dalam berbagai gaya
mengajar dan harus sanggup menjalankan berbagai perannya, artinya bahwa seorang guru
harus menguasai berbagai keterampilan mengajar untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan inovatif.
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut Latihan
yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini
memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif.
Keterampilan dasar mengajar bersifat generik yang berarti bahwa keterampilan ini perlu
dikuasai oleh semua guru, baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan
tinggi. Dengan pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar
secara utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar guru dapat melaksanakan tugasnya
sebagai guru profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik agar dapat
tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan mampu dalam pengelolaan kelasnya, sehingga hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Turney (1973) mengungkapkan 8
keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka
dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta
mengajar kelompok kecil dan perorangan.

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar?
b. Apa alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar?
c. Apa saja keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru?

1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui:
a. Untuk mengetahui apa itu keterampilan dasar mengajar
b. Untuk mengetahui alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru
c. Untuk mengetahui keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang
guru

2
BAB II

PEMBAHASAN
1.1.Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering dibarengi dengan istilah belajar, atau sebaliknya istilah
belajar selalu dibarengi dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat
majemuk seperti KBM atau PBM, dan untuk menyebut kedua istilah tersebut saat ini
disatukan menjadi “pembelajaran” yang melibatkan dua unsur yaitu belajar dan
mengajar.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa/pembelajar merespons
lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan mengajar
secara deskriptif diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan
dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pembelajar. Dalam
mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara yaitu kemampuan menguasai materi atau bahan ajar yang
akan diajarkan (what to teach) dan kemampuan menguasai metodologi atau cara untu
membelajarkannya (how to teach). (Dadang Sukirman, 2012)
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan
profesional (As. Glicman, 1991 dalam Dadang Sukirman). Keterampilan dasar
mengajar merupakan keterampilan yang kompleks. Menurut Turney (1973) terdapat 8
keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan
kegiatan belajar mengajar yaitu:
a. Keterampilan bertanya
b. Keterampilan memberi penguatan
c. Keterampilan mengadakan variasi
d. Keterampilan menjelaskan
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan mengelola kelas
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

3
1.2.Alasan Pentingnya Keterampilan Dasar Guru
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai
tenaga profesional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan Pendidikan profesi.
Karena sebagai tenaga profesional, maka seorang pendidik harus mempunyai
kompetensi tertentu yang disyaratkan. Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU
seorang pendidik harus mempunyai empat kompetensi, yaitu pedagogis, kepribadian,
sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang pendidik
mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik, kompetensi sosial adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, teman sejawat, dan
masyarakat sekitar, sementara kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam. Secara eksplisit empat kompetensi ini
agaknya hanya ditekankan bagi seorang guru, namun sebenarnya juga berlaku bagi
seorang dosen. Bahwa siapa pun yang akan menjadi tenaga pendidik, dosen ataupun
guru, seharusnya mempunyai empat kompetensi di atas.
Setiap tenaga pendidik harus mempunyai kemampuan menyampaikan materi
yang dimiliki kepada peserta didik secara tepat. Untuk itu, pemahaman tentang konsep
pendidikan, belajar dan psikologi orang dewasa perlu dimiliki seorang tenaga
pendidik. Sebab, kita mungkin sering mendengar ada seorang tenaga pendidik yang
sangat diakui keilmuannya namun ketika mengajar di kelas sama sekali tidak dipahami
oleh peserta didik. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal ini, yaitu peserta
4
didik yang di bawah standar atau tenaga pendidik yang tidak memahami audiensi.
Dalam ilmu pendidikan, kemungkinan yang kedua lebih menjadi penyebab utama.
Bahwa seorang tenaga pendidik seharusnya lebih mengenal peserta didik dan tahu cara
bagaimana menyampaikan materi secara tepat.
Bertolak dari kasus tersebut, sudah seharusnya seorang tenaga pendidik dan
calon tenaga pendidik mempunyai kemampuan pedagogis agar apa yang disampaikan
di kelas dapat dipahami oleh peserta didik yang pada akhirnya dapat mencerahkan
mereka. Kemampuan pedagogis yang dimaksud di sini antara lain terkait dengan
metode pembelajaran, teknik mengelola kelas, menggunakan media, teknik
mengevaluasi sampai melakukan refleksi proses pembelajaran. Yang perlu kita
pahami bersama adalah bahwa mengajar bukan sekedar proses penyampaian atau
penerusan pengetahuan. Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, yaitu
penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan.
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud dilandasi oleh
seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasinya secara
unik dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar.
Komponen yang dimaksud yaitu tujuan yang ingin dicapai, pesan yang ingin
disampaikan, subjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, serta yang tidak
pentingnya keterampilan, kebiasaan serta wawasan tentang diri dan misi seorang
guru/dosen sebagai pendidik.
Kompetensi dasar mengajar dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai
pengetahuan dasar pembelajaran yang perlu dipahami seorang tenaga pendidik.
Sebagai sebuah kemampuan minimal, maka seorang tenaga pendidik harus mampu
melakukan inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran. Terlebih bahwa jika yang
dihadapi adalah manusia dewasa yang sudah mempunyai pengetahuan dan
kemandirian berpikir meskipun masih perlu pendampingan dan mitra belajar. Untuk
itu, semangat terus belajar dan menambah wawasan tentang kependidikan harus
dilakukan seorang tenaga pendidik, apa pun pelajaran/mata kuliah yang diampu dan
apa pun latar belakang pendidikannya, termasuk tenaga pendidik yang berlatar
belakang kependidikan.

Jadi kenapa 8 keterampilan dasar mengajar ini penting dikuasai karena:


1. Pendidik dapat terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

5
2. Mempersiapkan dan menyimpulkan pembelajaran siswa dengan baik
3. Membimbing dan melatih siswa untuk berpikir
4. Untuk memotivasi siswa, mengurangi kejenuhan dan kebosanan
5. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
6. Menciptakan lingkungan belajar yang efektif
7. Mampu memberikan metode yang tepat kepada peserta didik serta
memberikan penguasaan kelas yang baik
8. Mencapai tujuan pembelajaran
1.3.Keterampilan Dasar Mengajar
2.3.1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan
prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang
akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan
belajar mengajar. Tujuan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian,
membuat mahasiswa memahami batas tugasnya, membantu mahasiswa
memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan membantu
mahasiswa mengetahui tingkat keberhasilannya.
Membuka dan menutup pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan
guru agar pembelajaran menjadi bermakna, perlu diketahui bahwa kegiatan
yang berupa mengabsen peserta didik, menyiapkan mereka, meminta peserta
didik membuka buku, dan menyampaikan pengumuman hakikatnya bukanlah
kegiatan membuka pembelajaran. Hakikat membuka pelajaran adalah usaha
yang dilakukan guru dalam pembelajaran dalam menciptakan prakondisi bagi
peserta didik agar mental atau perhatiannya terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif
pada kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka
pelajaran adalah:
• Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti
pelajaran.

6
• Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pelajaran
• Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang
harus dikerjakan siswa
• Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan
yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
• Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang
akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup
pelajaran adalah:
• Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang
telah berlangsung
• Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dijalani
• Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan
yang baru saja dikuasai
Jadi, membuka pelajaran merupakan kegiatan yang mengarahkan
peserta didik pada materi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah
kegiatan yang memang ada kaitannya secara langsung pada materi yang akan
dipelajari. Misalnya dengan :
1. Menarik perhatian siswa
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan struktur pembelajaran dengan menunjukkan tujuan
kompetensi dasar dan indikator hasil pembelajaran atau pokok
persoalan yang akan dibahas
4. Mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru
5. Menanggapi situasi kelas
Membuka pembelajaran tidak hanya dilakukan setiap awal
pembelajaran, tetapi pada setiap awal kegiatan atau setiap kali beralih ke hal
atau topik baru. Sementara itu, pembelajaran hakikatnya merupakan kegiatan
untuk menyimpulkan kegiatan inti, kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta

7
didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik, dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses pembelajaran.
Komponen utama keterampilan membuka dan menutup Pembelajaran
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Membuka Pembelajaran
1. Menarik perhatian peserta didik
Guru dapat melakukan variasi gaya mengajar, variasi
penggunaan media, dan variasi pola interaksi.
2. Menimbulkan motivasi
Motivasi peserta didik dibangkitkan dengan menciptakan
kehangatan dan antusiasme guru, menimbulkan rasa ingin tahu,
memperhatikan minat peserta didik. Rasa ingin tahu peserta didik
dapat dimunculkan dengan melakukan demonstrasi yang membuat
peserta didik menjadi penasaran.
3. Memberikan acuan
Acuan diberikan agar mengetahui gambaran singkat mengenai
topik yang akan dibahas. Cara yang ditempuh dapat dengan
mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, langkah-langkah
pelaksanaan dan mengajukan beberapa pertanyaan.
4. Membuat kaitan
Kaitan antara pengalaman peserta didik dan materi akan
membuat pembelajaran menjadi bermakna. Cara yang bisa
dilakukan ialah mengajukan pertanyaan apersepsi dan mengulas
singkat pembelajaran yang lalu.
Menutup Pembelajaran
1. Meninjau Kembali
Guru dapat meninjau pemahaman peserta didik terhadap hal-hal
yang telah dipelajari. Cara yang bisa dilakukan ialah meminta
peserta didik membuat rangkuman atau ringkasan tentang materi
sebelumnya.
2. Melakukan evaluasi penugasan peserta didik
Pada setiap akhir kegiatan, guru dapat mengevaluasi peserta
didik dengan cara memberikan tugas. Tugas-tugas yang diberikan
dapat berupa demonstrasi. Penerapan konsep pada konteks yang
8
berbeda, ekspresi pendapat sendiri, dan tanya jawab secara
pengerjaan soal-soal Latihan.
3. Memberikan tindak lanjut
Dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah, kunjungan atau
percobaan.
Penerapan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran harus
dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pembelajaran bermakna bagi
peserta didik. Oleh karena itu, prinsip-prinsip berikut ini harus diperhatikan
oleh setiap guru.
1. Bermakna
Agar kegiatan bermakna, kegiatan harus relevan dengan tujuan
dan materi pembelajaran yang disajikan secara sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
2. Beruntun dan berkesinambungan
Kegiatan ini tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah.
Keduanya merupakan satu kesatuan yang harus diterapkan secara
berurutan dan berkesinambungan.
3. Dilakukan di setiap awal dan akhir topik
Kegiatan membuka dan menutup pembelajaran tidak hanya
dilakukan di awal dan akhir pelajaran tetapi dapat dilakukan pada
setiap awal dan akhir penggal kegiatan.
2.3.2. Keterampilan Menjelaskan
Secara gramatikal, kata menjelaskan mengandung arti membuat jadi
jelas. Menjelaskan masalah berarti membuat permasalahan menjadi lebih
jelas. Dalam konteks pembelajaran, kegiatan menjelaskan dilakukan oleh
guru kepada peserta didik atau sebaliknya, sedangkan pesan yang
disampaikannya ialah materi pembelajaran yang sudah direncanakan oleh
guru. Oleh karena itu, keterampilan menjelaskan menjadi hal yang sangat
penting bagi seorang guru. Guru harus mampu menjelaskan berbagai jenis
materi pembelajaran yang ditanyakan atau yang tidak ditanyakan oleh peserta
didik. Penjelasan diberikan agar peserta didik memahami hubungan sebab-
akibat prosedur prinsip atau membuat analogi. Keterampilan menjelaskan

9
bukan untuk membuat peserta didik menjadi hafal tetapi membuat peserta
didik menjadi mengerti dengan apa yang sedang dipelajari.
Ada beberapa tujuan menggunakan keterampilan menjelaskan dalam
proses belajar mengajar. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep,
prinsip, dalil dan hukum-hukum yang menjadi bahan pelajaran
2. Untuk memperkuat struktur kognitif peserta didik yang berhubungan
dengan bahan pelajaran
3. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah
4. Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan
mengakomodasikan konsep
5. Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada peserta didik
6. Melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan
7. Melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan guru kurang
sistematis.
Komponen menjelaskan terdiri atas perencanaan dan penyajian
penjelasan-penjelasan yang efektif harus direncanakan dengan matang dan
disajikan dengan teknik-teknik yang tepat.
1. Perencanaan
Penjelasan yang diberikan guru harus direncanakan dengan
baik. Ada 2 hal yang harus diperhatikan guru agar penjelasannya
menjadi efektif yaitu isi materi dan kondisi peserta didik.
a. Isi materi, meliputi analisis masalah secara keseluruhan
menentukan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur
yang dikaitkan dan penelaahan hal-hal yang dapat digunakan
dalam menjelaskan. Masalah yang dijelaskan harus diatasi
secara keseluruhan. Apabila ada yang sulit dipahami, maka
harus dicari maknanya. Penentuan jenis hubungan antara unsur-
unsur, misalnya berupa perbedaan sifat saling menunjang,
sebab-akibat dan lain-lain. Penelaahan hal-hal yang dapat
digunakan dalam menjelaskan misalnya dengan menggunakan
cara berpikir induktif dan deduktif untuk mengetahui kalimat
utama dalam Alinea.

10
b. Kondisi peserta didik. Guru hendaknya memperhatikan
perbedaan individual setiap peserta didik, baik itu dalam aspek
usia, tugas perkembangan, jenis kelamin, kemampuan kesiapan
peserta didik, ketertarikan, latar belakang sosial budaya, bakat,
maupun lingkungan belajar peserta didik.
2. Penyajian penjelasan
Setelah perencanaan dilakukan dengan baik, guru harus
menyajikan penjelasan dengan teknik-teknik yang tepat agar mudah
dimengerti oleh peserta didik. Teknik-teknik yang tepat diterapkan
dengan cara mengembangkan komponen-komponen keterampilan
menjelaskan berikut:
a. Orientasi atau pengarahan.
Dengan orientasi atau pengarahan berarti mengantarkan
peserta didik pada pokok bahasan yang akan disampaikan.
Misalnya, mengarahkan peserta didik pada karangan
pembahasan yang akan dipelajari. Dengan begitu, peserta didik
menjadi tahu ke mana arah pembelajaran yang akan
dilangsungkan.
b. Bahasa yang sederhana.
Penjelasan yang diberikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta didik. Bahasa yang mudah dimengerti
ialah bahasa yang lancar, tidak terbelit-belit, tidak
menggunakan istilah teknis, dan tidak menggunakan tempo.
Sering dijumpai orang yang suka menggunakan kata-kata: eh,
anu, apa itu. Guru harus menghindari kata-kata yang tidak perlu
disebut. Selain itu, bahasa yang mudah dimengerti ialah bahasa
yang tidak terbelit-belit. Selain itu, guru juga perlu menghindari
istilah-istilah teknis yang tidak dimengerti peserta didik.
Kemudian dalam menjelaskan, sedapat mungkin guru
menghindari kata-kata seperti: kira-kira, barangkali, mungkin
saja, bisa juga, dll.
c. Penggunaan contoh atau ilustrasi.
Penjelasan sebaiknya disertai contoh dan ilustrasi agar
menarik peserta didik Komplek yang sulit dan dapat diterima
11
oleh peserta didik dengan mudah apabila Jelaskan dengan
contoh yang konkret dan ilustrasi yang sering terjadi dalam
kehidupan peserta didik. Ada dua pola yang dapat dilakukan
guru untuk memberikan contoh berbagai jenis materi
pembelajaran. Yaitu dengan cara, memberikan contoh-contoh
terlebih dahulu baru menyampaikan konsep materi. Cara seperti
ini disebut dengan cara induktif. Selain itu, ada pula yang
menyampaikan konsep terlebih dahulu lalu dilanjutkan
memberikan contoh-contohnya. Cara seperti ini disebut cara
deduktif. Pemilihan pola induktif dan deduktif ditentukan oleh
jenis materi, usia, dan latar belakang pengetahuan peserta didik.
Cara ini dimulai dengan menyampaikan konsep kemudian
dilanjutkan dengan contoh-contohnya lalu di Jelaskan konsep
lagi sebagai penguatan atas apa yang telah disampaikan
sebelumnya.
d. Pemberian tekanan.
Sering kali guru berbicara panjang lebar tetapi peserta
didik tidak tahu intinya dari maksud yang dibicarakan. Guru
perlu membuat penekanan pokok-pokok yang sedang
dibicarakan agar peserta didik paham dengan apa yang sedang
dibahas. Ada dua cara yang dilakukan guru untuk memberikan
penekanan, yaitu menggunakan variasi mengajar dan membuat
struktur sajian. Variasi mengajar, misalnya dengan mengubah
intonasi suara disertai mimik dan gerak fisik. Membuat struktur
sajian, misalnya memberikan informasi untuk mengarahkan
perhatian peserta didik kepada tujuan utama sajian, misalnya
dengan membuat ikhtisar dan pengulangan.
e. Umpan balik.
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, dan
ketidak mengertian mereka. Misalnya, guru meminta peserta
didik menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan dan
guru meminta peserta didik menyebutkan contoh-contoh yang
berbeda.
12
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut
beberapa prinsip yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan
penjelasan.
1. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir bergantung
keperluan, atau dapat juga diselingi dengan tanya jawab.
2. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Penjelasan diberikan bila ada pertanyaan dari peserta didik atau
direncanakan oleh guru sebelumnya
4. Penjelasan materi harus bermakna bagi peserta didik
5. Penjelasan harus disesuaikan dengan latar dan kemampuan peserta
didik

2.3.3. Keterampilan Bertanya


Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting
sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat
akan memberikan dampak positif.
Guru harus menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan
berbagai macam cara dan pendekatan agar peserta didik mau menjawab
pertanyaan guru. Kegiatan yang merupakan komunikasi ini sebaiknya tidak
dilakukan secara searah tetapi multi arah antara guru dengan peserta didik dan
antara peserta didik dengan peserta didik. Interaksi aktif akan meningkatkan
frekuensi berpikir peserta didik sehingga struktur kognitifnya semakin
berkembang.
Menurut Edi Sugianto & Yuliani Nurani (2003), terdapat berbagai tujuan yang
menyebabkan guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik di kelas, antara
lain:
a. Mengembangkan pendekatan cara belajar siswa aktif, sehingga dapat
meningkatkan keterlibatan dan partisipasi aktif siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
b. Menimbulkan keingintahuan sehingga dapat meningkatkan minat dan
perhatian siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau
dibicarakan

13
c. Merangsang fungsi pikir dengan cara mengembangkan pola pikir dan cara
berpikir aktif siswa, karena kegiatan berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah
kegiatan bertanya untuk mencari jawaban sehingga menghasilkan buah
pikiran dari seseorang
d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sehingga dapat menuntun
proses berpikir karena pertanyaan yang baik akan membantu siswa
menentukan jawaban yang baik pula.
e. Memfokuskan perhatian siswa karena pada dasarnya pertanyaan dapat
dijadikan alat agar dapat memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang
sedang dibahas
f. Menstrukturkan tugas yang akan diberikan melalui pertanyaan yang butuh
jawaban atau pengerjaan tugas, dari yang sederhana sampai ke yang lebih
kompleks
g. Mendiagnosis kesulitan belajar yang terjadi selama siswa mengikuti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
h. Mengomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswa sehingga
siswa akan memahami benar kompetensi Apa yang diharapkan darinya
i. Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap
gagasan peranan siswa sebagai subjek belajar

Agar tujuan pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat dicapai, guru
harus bersikap ramah. Sikap ramah guru ditunjukkan dalam penampilan melalui
gaya mengajar, suara, ekspresi wajah, dan gerakan badan. Selain itu, pertanyaan
yang baik juga dapat menunjang tercapainya tujuan sebuah pertanyaan, menurut
Uzer Usman (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:27), pertanyaan yang baik
adalah sebagai berikut:
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
4. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan
5. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata
6. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian
siswa untuk menjawab dan bertanya
14
7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar

Dalam pembelajaran, ada bermacam-macam jenis pertanian yang dapat


digunakan guru. Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam
melaksanakan tugas pembelajaran, yaitu:
1. Pertanyaan permintaan
2. Pertanyaan mengarahkan
3. Pertanyaan yang bersifat menggali
4. Pertanyaan retoris
Selain Itu, ada juga pertanyaan inventori yang terdiri atas tiga jenis yaitu:
1. Pertanyaan mengungkapkan perasaan
2. Pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola
perasaan, pikiran dan perbuatan
3. Pertanyaan yang mengirim peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat
perasaan, pikiran dan perbuatan (Hamid Darmadi ,2010:2)

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson &


Krathwol, ada 6 jenis pertanyaan yaitu:
1. Pertanyaan meningkatkan
2. Pertanyaan pemahaman
3. Pertanyaan penerapan
4. Pertanyaan analisis
5. Pertanyaan evaluasi
6. Pertanyaan penciptaan

Berdasarkan luas sempitnya sasaran, ada 2 jenis pertanyaan yaitu:


1. Pertanyaan sempit (narrow question)
2. Pertanyaan luas (broad question)

Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan diajukan, keterampilan bertanya


dapat digolongkan ke dalam dua bentuk pertanyaan, yaitu: keterampilan bertanya
dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar ialah
kemampuan guru dalam mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat
15
peserta didik. Contohnya: apa, di mana, kapan, siapa, dan berapa. Komponen-
komponen keterampilan bertanya dasar ialah sebagai berikut:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
2. Pemberian acuan
3. Pemusatan
4. Pemindahan giliran
5. Penyebaran
a. Pertanyaan ke seluruh kelas
b. Pertanyaan ke peserta didik tertentu
c. Menyebarkan respons peserta didik
6. Pemberian waktu berpikir
7. Pemberian tuntunan:
a. Pengungkapan pertanyaan dengan cara lain
b. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana
c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya

Keterampilan bertanya lanjutan ialah kemampuan bertanya seorang guru


dalam pembelajaran untuk mengetahui kemampuan berpikir peserta didik yang
lebih kompleks. Peserta didik dari sekedar mengingat fakta, dalil, atau konsep
ke aspek berpikir menerapkan, menganalisis, dan menyintesis, serta
mengevaluasi, seperti pertanyaan mengapa, bagaimana caranya dan bagaimana
pengaruhnya. Komponen-komponen bertanya lanjutan meliputi:
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
1. Ingatan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
b. Urutan pertanyaan
c. Pertanyaan pelacak
1. Klasifikasi
2. Pemberian alasan
3. Kesepakatan pandangan
16
4. Ketepatan
5. Relevan
6. Contoh
7. Jawaban kompleks
d. Mendorong terjadinya interaksi antar peserta didik

Dalam menggunakan keterampilan bertanya, guru harus memperhatikan


prinsip-prinsip kehangatan dan antusiasme serta beberapa hal yang harus
dihindari. Kehangatan harus dibangun guru dalam menjalin hubungan dengan
peserta didik agar peserta didik tidak takut dalam menjawab pertanyaan. Selain
itu, Guru juga harus memiliki antusiasme dalam menyampaikan pertanyaan agar
peserta didik menjadi semangat dalam memikirkan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan.
Ada beberapa hal yang harus dihindari guru dalam memberikan pertanyaan
kepada peserta didik. Beberapa hal ini akan sangat mempengaruhi efektivitas
sebuah pertanyaan. hal-hal yang harus dihindari oleh guru:
1. Mengulangi pertanyaan sendiri
2. Menjawab pertanyaan sendiri
3. Menggunakan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
4. Menggunakan pertanyaan ganda
5. Menentukan peserta didik tertentu untuk menjawabnya

2.3.4. Keterampilan Mengadakan Variasi


Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lain dari biasanya. Memvariasi
berarti mengubah-ubah agar lain dari yang biasanya. Variasi stimulus adalah suatu
kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga
dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta
penuh partisipasi.
Dalam konteks pembelajaran, Guru harus terampil menggunakan Variasi
mengajar agar pengajaran tidak membosankan. misalnya dengan mengubah ubah
nada suara, mengganti posisi mengajar, Dan memberikan kesenyapan. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan tetap antusias mengikuti
pembelajaran. Jadi, Makna variasi di sini adalah segala tindakan guru dalam

17
pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian
peserta didik. Jadi, makna variasi di sini adalah segala tindakan guru dalam
pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian
peserta didik.
Aspek-aspek yang perlu mendapatkan variasi ialah aspek gaya mengajar, aspek
penggunaan alat indra, dan aspek interaksi pembelajaran. Secara lebih
rinci, berikut komponen-komponen variasi mengajar.
2. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya mengajar mencakup suara guru, gerak, kesenyapan,
perubahan posisi, pemusatan perhatian, dan kontak pandang.
a. Variasi suara
Suara guru sebaiknya jernih, jelas dan berirama agar Informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
b. Variasi mimik dan gerak
Kemampuan guru dalam melakukan perubahan mimik dan
perubahan gerak akan mempermudah peserta didik dalam
memahami apa yang dimaksud oleh guru. Biasanya ada pesan-
pesan yang kurang efektif apabila disampaikan secara verbal, tetapi
akan lebih efektif dan bahkan bermakna apabila disampaikan dengan
gerak mimik dan gerak badan.
c. Kesenyapan (diam sejenak)
Setelah penjelasan guru yang berlangsung lama, biasanya akan
muncul gejala peserta didik merasa jenuh. Biasanya sebagian
peserta didik akan mengobrol dan tidak memperhatikan guru. Oleh
karena itu perhatian peserta didik perlu di-refresh agar kembali segar
seperti sedia kala. Caranya ialah dengan menciptakan suasana
senyap atau diam sejenak. dengan diam sejenak, peserta didik akan
mencari tahu mengapa guru tidak melanjutkan
penjelasannya. dengan sendirinya peserta didik yang merasa
mengobrol terus akan sadar dan menghentikan perbuatannya.
d. Perubahan posisi
Artinya, semua bagian kelas harus dapat dikendalikan oleh
guru, baik peserta didik yang duduk di barisan depan maupun
peserta didik yang duduk di bangku barisan belakang. Apabila
18
posisi guru hanya di depan dan di tengah saja, peserta didik yang di
bangku bagian belakang akan kurang perhatian dari proses
pengajaran guru. Oleh karena itu, itu guru perlu mengadakan
variasi dengan mengubah posisi maju mundur dan depan belakang.
e. Pemusatan perhatian
Pemusatan perhatian digunakan guru untuk mengarahkan
perhatian peserta didik pada persoalan dalam pembelajaran. Teknik
pemusatan secara verbal dilakukan dengan ucapan guru seperti
“dengarkanlah baik-baik” dapat dilakukan dengan cara menunjuk
pada benda, menggerakkan tangan, badan. Namun biasanya teknik
pemusatan yang sering digunakan adalah teknik kombinasi yaitu
lebih memperjelas arah pemusatan dan mempertegasnya.
f. Kontak pandang
Guru menjelaskan materi pembelajaran sambil menatap mata
peserta didik juga dapat menimbulkan kesan akrab. Dengan
demikian, peserta didik akan semakin yakin dengan apa yang
disampaikan oleh guru.
3. Variasi penggunaan alat indra
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang paling
efektif dalam menunjang tujuan pembelajaran berdasarkan gaya belajar
peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual akan
mudah mencerna informasi dengan alat indra penglihatannya. Jadi
hendaknya peserta didik disuguhkan materi pembelajaran berupa gambar-
gambar, poster, grafik, diagram, sketsa, video, dan lain-lain. Apabila
peserta didik memiliki gaya belajar auditorial akan mudah mencerna
informasi melalui alat indra pendengarannya. Contoh media dan alat bantu
nya dapat berupa dengan penjelasan guru. Hendaknya peserta didik
disuguhkan materi pembelajaran melalui alat peraga atau alat percobaan
yang menarik dan menantang. Pengalihan penggunaan alat indra dalam
kegiatan pembelajaran oleh Edi Soegito & Yuliani Nurani (2003: 4),
dicontohkan sebagai berikut:
• Mendengarkan-melihat-mendengarkan
• Melihat-mendengarkan-melihat

19
• Mendengarkan-mencium-mendengarkan
• Mencium-mendengarkan-mencium
4. Variasi interaksi pembelajaran
Kombinasi pola interaksi pembelajaran akan menghasilkan
pembelajaran yang menyenangkan karena dapat mengubah
bentuk, kegiatan, atau suasana kelas. pengubahan pola interaksi harus
disesuaikan dengan jenis materi, tujuan pembelajaran, alat, dan media
yang digunakan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas.
a. Interaksi guru-kelompok peserta didik
Penggunaan pola ini lebih didominasi oleh guru, sehingga
bersifat teacher centered. Misalnya guru berceramah di depan kelas
dan peserta didik mendengarkan.
b. Interaksi guru-peserta didik
Guru menunjuk peserta didik tertentu untuk menjawab
pertanyaan atau guru menugasi peserta didik tertentu untuk
melakukan suatu kegiatan.
c. Interaksi peserta didik-peserta didik
Pembelajaran yang menggunakan pola interaksi peserta didik
bersifat student centered. guru membagi kelompok Kemudian
beberapa kelompok diberi permasalahan yang harus didiskusikan.

Prinsip-prinsip keterampilan variasi yang dapat menjadi pegangan guru.


1. Variasi hendaknya Digunakan dengan maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan pembelajaran
2. Variasi diberikan dengan penuh kehangatan dan antusiasme seorang
pendidik
3. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan secara
fleksibel sehingga tidak merusak suasana kelas
4. Variasi yang lebih baik yang dicantumkan secara eksplisit dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

20
BAB III

PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh
seorang pengajar, sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk
pembelajaran sesuai dengan pola waktu yang ditentukan. dan juga hakikat
mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dikerjakan sesuai kemampuan
dasar mengajar itu sendiri yaitu keterampilan. seorang pengajar dan pendidik
dituntut untuk memiliki kemampuan dasar mengajar yaitu keterampilan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau
ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping itu harus
menguasai substansi bidang studi yang ditempuh, keterampilan dasar
mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan
dia dalam proses belajar mengajar.

21
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rohana. (n.d). Ketrampilan Dasar Mengajar. Online. Tersedia di :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/KETERAMPILA%20MENGAJAR.pdf. (Diakses
tanggal 01 Februari 2017).
Sundari. F. S., Sukmanasa. E., Novita. L dan Mulyawati. S. Keterampilan Dasar Mengajar.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan.
Sukirman, Dadang. (2012). Keterampilan Dasar Mengajar. Tersedia di: KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR (upi.edu). Diakses tanggal 3 Oktober 2022.

22

Anda mungkin juga menyukai