Nim : 2006476
Kelas : 2B
Hambatan Komunikasi
Menurut Tubss dan Moss (dalam Mulyana, 2005), komunikasi dikatakan efektif apabila
orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif
apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan
erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Effendy (2003)
menyatakan beberapa ahli komunikasi mengatakan bahwa tidaklah mungkin seseorang
melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat
merusak komunikasi. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai
gangguan (noise). DeVito (2009) menyatakan bahwa hambatan komunikasi memiliki
pengertian bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan atau hal apapun yang
menghalangi penerima menerima pesan. Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa
hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses
penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang
disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri.
B. Komponen dan Faktor Hambatan Komunikasi
1) Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk
bertindak sesuai keinginan, kebutuhan atau kepentingan.
2) Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak sama, atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
3) Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
4) Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima.
5) Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/
mendengarkan pesan, sikap/ prasangka/ tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.
Wursanto (2005) meringkas hambatan komunikasi terdiri dari tiga macam, yaitu:
1) Hambatan yang bersifat teknis, yang merupakan hambatan yang disebabkan oleh faktor
kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi, penguasaan
teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai, kondisi fisik yang tidak
memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang dibagi menjadi kondisi fisik
manusia, kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan
kondisi peralatan.
2) Hambatan semantik, yang disebabkan oleh kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan
dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang
dipergunakan dalam proses komunikasi.
3) Hambatan perilaku atau hambatan kemanusiaan, yang disebabkan berbagai bentuk
sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku
tampak dalam berbagai bentuk, seperti: pandangan yang sifatnya apriori, prasangka
yang didasarkan pada emosi, suasana otoriter, ketidakmauan untuk berubah, sifat yang
egosentris.
C. Jenis-jenis Hambatan Komunikasi
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
1) Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi
meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
2) Hambatan kultural atau budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar
belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam
hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
3) Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan.
Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa
yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak
sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau
“alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
4) Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik
komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan
fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
5) Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta
komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses
komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami
rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi
dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas,
tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
D. Hambatan Dalam Berkomunikasi
2. Hambatan Sosiokultural
1. Indonesia, memiliki ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke dengan kekayaan
budayanya.
2. Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di
sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan
komunikasi massa.
1. Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang berlaku
di masyarakat.
2. Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati,
terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan disampaikan
tidak akan melanggar norma sosial tertentu.
3. Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai norma
sosial yang berlaku di masyarakat luas.
Damayanti, I., & Purnamasari, S. H. HAMBATAN KOMUNIKASI DAN STRES ORANGTUA SISWA
TUNARUNGU SEKOLAH DASAR. JURNAL PSIKOLOGI INSIGHT, 3(1), 1-9.
Gani, J. (2014). Pengaruh hambatan komunikasi terhadap kinerja karyawan hotel midtown surabaya.
Jurnal E-Komunikasi, 2(1).