Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GANGGUAN KOMUNIKASI

A. PENDAHULUAN
Gangguan komunikasi adalah suatu hal, getaran, atau gelombang yang mendistorsi
pengiriman pesan dalam proses komunikasi. Gangguan komunikasi menyebabkan
perbedaan antara pesaan yang di terima oleh penerima ( receiver ) dan pesan yang
dikirim oleh sumber secara umum. Gangguan atau hambatan dalam komunikasi dibagi
menjadi lima jenis, yaitu gangguan fisik, gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan makna, dan gangguan latar belakang pengetahuan.
Gangguan komunikasi dapat menghalangi kelancaran komunikasi, pesan dan informasi
tidak bisa tersalurkan dari komunikator dan komunikan. Gangguan komunikasi dapat
berasal dari masalah internal dari komunikator dan komunikan atau masalah eksternal,
yaitu dari lingkungan. Gangguan komunikasi merupakan masalah serius yang harus
segera diatasi. Jika gangguan komunikasi tidak segera diatasi, seluruh proses komunikasi
yang berlangsung tidak akan maksimal. Pada dasarnya, gangguan komunikasi terjadi
karena dua factor, yaitu gangguan pada pendengaran atau adanya gangguan pada
kemampuan bicara yang disebabkan oleh adanya kelainan pada sistem saraf atau kaarena
adanya kelainan bawaan sejak klien lahir.

B. JENIS GANGGUAN DALAM KOMUNIKASI


Komunikasi tidak selamanya berjalan dengan baik, dan hal ini dapat disebabkan oleh
adanya gangguan dalam proses komunikasi. Beberapa gangguan yang biasanya terjadi
dalam komunikasi yaitu :
1. Gangguan fisik ( physical noise)
Gangguan fisik adalah gangguan yang terjadi ketika proses komunikasi sedang
berlangsung dan secara fisik gangguan tersebut terlihat. Terdapat kondisi sekitar yang
secara fisik terdengar, terlihat, atau teraba yang mengganggu dalam menyampaikan
pesan. Contoh gangguan fisik dalam komunikasi, antara lain :
a. Secara fisik terdengar. Ketika seseorang membicarakan suatu hal yang penting
dengan seseorang teman, kemudian telepon genggamnya berbunyi. Hal tersebut
dapat mengganggu kelancaran komunikasi yang terjadi antara ia dan temannya.
b. Secara fisik terlihat. Ketika seseorang membicarakan suatu permasalahan yang
menurutnya bersifat sangat pribadi dengan sahabatnya di suatu ruangan, tiba-tiba
ada orang lain yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Hal tersebut tentu
membuatnya menghentikan pembicaraan.
c. Secara fisik teraba. Saat seseorang berbicara dengan seorang teman di restoran
yang ramai, tiba-tiba ada seseorang yang tidak sengaja menyentuh bagian
belakangnya, yang ternyata hamper terjatuh. Hal ini tentu membuatnya
menghentikan pembicaraan beberapa saat dan menjadi gangguan dalam
komunikasi yang ia lakukan.
2. Gangguan fisiologis ( physiological noise )
Gangguan fisiologis adalah gangguan komunikasi yang terjadi karena adanya
kelemahan fisik pada komunikator atau komunikan akibat proses penyakit, kecacatan
fisik dari lahir, atau proses degenerasi (penuaan). Sebagai contoh, cacat pendengaran
(tunarungu), tunanetra, tunawicara, cadel akibat stroke, dan penurunan indra pada
lansia. Dalam hal ini, baik komunikator maupun komunikan, harus saling
berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indra juga berperan penting dalam
komunikasi ini. Gangguan fisiologis dalam komunikasi dapat terjadi misalnya saat
seorang perawat berkomunikasi dengan klien lansia. Dalam hal ini, perawat harus
bersikap lembut dan sopan, terutama dengan mereka. Perawat harus lebih
memaksimalkan volume suaranya, bila berbiacara dengan klien tunarungu. Begitupun
dengan klien tunawicara, perawat sebaiknya mengoptimalkan panca inderanya seperti
gerakan tangan atau gerakan mulut agar komunikan dapat menangkap hal yang
diucapkan. Klien tunawicara dapat juga membawa rekan untuk menerjemahkan hal
yang sebetulnya diucapkan pada komunikan.

3. Gangguan psikologis ( phychological noise )


Gangguan psikologis dalam komunikasi adalah gangguan komunikasi yang
disebabkan oleh emosi atau perasaan komunikator dan komunikan. Sebagai contoh,
individu yang menceritakan masalahnya sambal menangis tersedu-sedu karena sangat
sedih, tentunya tidak dapat menyampaikan pesan secara jelas dan langsung. Contoh
lainnya adalah saat orang yang tidak enak badan atau sakit menyampaikan pesan, ia
cenderung malas berbicara dan hanya mengatakan kalimat pendek untuk menjawab
pertanya orang lain karena ia sedang terganggu emosinya ( tidak mood untuk
berbicara ) akibat sakit. Gangguan ini disebut dengan gangguan psikologis yang
disebabkan oleh unsur-unsur kegiatan psikis manusia. Menurut Hayyuna Afi,
gangguan psikologis terbagi menjadi empat factor, yaitu ;
a. Perbedaan kepentingan atau interest
Kepentingan dapat membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati pesan. Individu hanya akan memperhatikan rangsangan (stimulus)
yang berhubungan dengan kepentingannya. Effendi (1981) mengemukakan secara
detail bahwa bila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tidak menemukan
makanan sedikitpun, kita akan lebih memperhatikan rasangan yang mungkin
dapat dimakan dibandingkan dengan yang lain. Andaikan dalam situasi tersebut,
kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, kita pasti
akan memilih makanan. Berlian baru menjadi perhatian selanjutnya. Effendi juga
menjelaskan bahwa kepentingan tidak hanya memengaruhi kita, tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita. Komunikan
pada proses komunikasi massa bersifat heterogen. Heterogenitas tersebut meliputi
perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang keseluruhannya
menimbulkan perbedaan kepentingan. Kepentingan atau interest komunikan
dalam kegiatan komunikan sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan
komunikasi bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi
terhadap pesan yang diterimanya. Kondisi komunikan tersebut perlu dipahami
oleh komunikator. Jika komunikator menginginkan pesannya dapat diterima dan
ditanggapi oleh komunikan, komunikator harus berusaha menyusun pesannya
agar menimbulkan ketertarikan pada komunikan.
b. Prasangka
Menurut Sears, prasangka berhubungan dengan persepsi individu tentang
seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai prasangka, kita sebaiknya
membahas terlebih dahulu mengenai persepsi. Persepsi adalah pengalaman objek
pribadi, peristiwa, dan factor hambatan (personal dan situasional). Untuk
mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan.,
komunikator yang menyampaikan pesan melalui media masa sebaiknya
disampaikan langsung oleh komunikator yang bersifat netral (tidak kontroversial)
dan memiliki reputasi yang baik (tidak pernah terlibat dalam peristiwa yang
melukai hati komunikan). Dengan kata lain, komunikan harus dapat diterima
(acceptable). Di samping hal tersebut, komunikator harus memiliki kreadibilitas
yang tinggi karena kemampuan dan keahliannya.
c. Stereotipe
Stereotipe adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak yang
bersifat negative (Garungan, 1993). Stereotipe ini terbentuk pada diri seseorang
yang berdasarkan penjelasan seseorang yang belum tentu sesuai dengan keadaan
yang semestinya ada. Sebagai contoh, menurut orang-orang, orang Batak
berwatak keras dan orang Jawa berwatak lemah lembut. Andaikan saja dalam
proses komunikasi, ada komunikan yang memiliki stereotipe terhadap
komunikator, dapat dipastikan pesan apapun yang disampaikan tidak akan
diterima dengan baik oleh komunikan.
d. Motivasi
Motivasi merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan,
atau dorongandalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu
(Gerungan, 1993). Motif adalah sesuatu yang mendasari motivasi karena motif
memberikan tujuan dana rah pada tingkah laku seseorang sehingga tanggapan
seseorangpun terhadap pesan yang disampaikan dalam komunikasi berbeda,
bergantung pada motifnya. Motif terbagi menjadi dua macam, yaitu :
 Motif tunggal
Contohnya, motif seseorang menonton sebuah acara “Patroli” yang
disiarkan di televise adalah memperoleh informasi.
 Motif bergabung
Contohnya, kasus yang serupa dengan motif tunggal, tetapi bagi orang
lain, motif menonton televise adalah memperoleh informasi sekaligus
mengisi waktu luang.
4. Gangguan makna atau Bahasa (semantic noise)
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif).
Gangguan semantik adalah gangguan mengenai Bahasa, baik Bahasa yang digunakan
oleh komunikator maupun komunikan. Gangguan semantik dibagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Salah pengucapan kata atau istilah disebabkan oleh terlalu cepatnya berbicara.
Contohnya partisipasi menjadi “partisisapi”.
b. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya
sama. Contohnya bujang (sunda : berarti anak laki-laki; sumatera : berarti sudah)
c. Adanya pengertian konotatif. Contohnya secara denotative, semua setuju bahwa
anjing adalah binatang berbulu dan berkaki empat, sedangkan secara konotatif,
banyak orang menganggap anjing sebagai binatang peliharaan yang setia,
bersahabat, dan panjang ingatan. Dengan demikian, bila komunikasi
menyampaikan hal secara denotative, sedangkan komunikator menangkap secara
konotatif, komunikasi tersebut bisa gagal.
5. Gangguan latar belakang pengetahuan (intellectual noise)
Gangguan latar belakang pengetahuan merupakan gangguan karena keterbatasan
pengetahuan atau dapat dikatakan sebagai adanya perbedaan dan keterbatasan
pengetahuan di antara para actor komunikasi. Sebagai contoh, seseorang yang berasal
dari desa di ajak berbicara oleh orang yang hidup di kota mengenai perkembangan
teknologi, tentu orang yang berasal dari desa tersebut tidak dapat memahami hal yang
disampaikan oleh orang yang berasal dari kota.

C. METODE UNTUK MENGATASI GANGGUAN KOMUNIKASI


Gangguan komunikasi dapat diatasi dengan berbagai cara, yaitu :
1. Mengecek arti atau maksud yang disampaikan
Bertanya lebih lanjut selama berkomunikasi mengenai apakah komunikan sudah
mengerti hal yang dibicarakan oleh komunikan. Ccontohnya, perawat bertanya pada
klien,” apakak sudah mengerti, pak ?”
2. Meminta penjelasan lebih lanjut
Sama dengan poin pertama, hanya komunikan berbicara untuk memastikan apakah
ada hal lain yang perlu ditanyakan lagi. Contohnya, “apakah ada hal lain yang kurang
jelas, Bu?”
3. Mengecek umpan balik atau hasil
Memenacing kembali komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal atau
pesan yang telah disampaikan kepada komunikan. Contohnya, “apakah obatnya sudah
diminum, pak?”. Sebelumnya, komunikator telah berpesan kepada komunikan untuk
meminum obat.
4. Mengulangi pesan yang disampaikan sambil memperkuat dengan Bahasa isyarat.
Contohnya, “obatnya diminum tiga kali sehari, ya?” sambal menggerakkan tangan.
5. Mengakrabkan antara pengirim dan penerima
Dalam hal ini, komunikator lebih mendekatkan diri dengan berbincang mengenai hal-
hal yang menyangkut keluarga dengan keadaan saat ini (keluhan tentang penyakit).
6. Membuat pesan secara singkat, jelas, dan tepat.
Komunikator sebaiknya hanya menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan
klien (atau yang ditanyakan klien) sehingga lebih efesien dan tidak membuang-buang
waktu.

D. PEMERIKSAAN GANGGUAN KOMUNIKASI

Pemeriksaan Pendengaran
Pemeriksaan fungsi pendengaran adalah jenis pemeriksaan yang bertujuan mengetahui
kemampuan pendengaran. Jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan audiometri
Definisi audiometri berasal dari kata “audir” dan “metrios” yang berarti mendengar
dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja digunakan untuk mengukur
ketajaman pendengaran saja, tetapi dapat juga digunakan untuk menentukan lokalisasi
adanya kerusakan anatomis yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jenis
audiometri terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Audiometri nada murni
Audiometri nada murni adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur
sensitivitas pendengaran dengan alat audiometer yang menggunakan nada murni
(pure stone). Audiometri harus memenuhi tiga persyaratan untuk mendapatkan
keabsahan dalam pemeriksaan, yaitu :
1) Audiometri yang telah dikalibrasi
2) Suasana ruangan sekitar pemeriksa harus tenang
3) Pemeriksa yang terlatih
Komponen yang terdapat pada audiometri adalah ;
1) Oscillator, yaitu untuk menghasilkan bermacam nada murni.
2) Amplifier, yaitu alat untuk menambah intensitas nada.
3) Interuptor, yaitu alat untuk mengukur intensitas suara.
4) Earphone, yaitu alat untuk mengubah sinyal listrik yang ditimbulkan
audiometri menjadi sinyal suara yang dapat didengar.
5) Masking noise generator, yaitu alat untuk penulian telinga yang tidak
diperiksa.
Cara pemeriksaan audiometri dengan teknik, yaitu :
1) Headphone dipasang pada telinga untuk mengukur ambang nada melalui
konduksi udara.
2) Tempat pemeriksaan harus kedap suara.
3) Klien diberi tahu agar menekan tombol, bila mendengar suara walaupun
kecil.
4) Suara diberikan interval 2 detik, dimulai dengan frekuensi 1000 Hz
sampai suara tidak terdengar.
5) Selanjutnya, dinaikkan 5dB sampai suara tidak terdengar.
6) Setelah selesai dicatat sebagai audiometri nada murni (pure tone
audiometry).

b. Audiometri tutur
Audiometri tutur adalah sistem uji pendengaran yang menggunakan kata-kata
terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikalibrasi,
untuk mengukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip audiometri
tutur hampir sama dengan audiometri nada murni, hanya sebagai alat uji
pendengaran digunakan daftar kata terpilih yang dituturkan pada penderita. Kata-
kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikrofon yang
dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon
kepala ke telinga yang diperiksa pendengarnya, atau kata-kata rekam lebih dahulu
pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan
disalurkan melalui audiometri tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan
jelas setiap kata yang di dengar, dan apabila kata-kata yang di dengar semakin
tidak jelas karena intensitasnya semakin dilemahkan, pendengar diminta untuk
menebaknya. Pemeriksa mencatat presentase kata-kata yang ditirukan dengan
benar dari setiap denah pada setiap intensitas.

E. PEMERIKSAAN GANGGUAN BICARA


1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan
Bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomaly telinga luar,
otitis media yang berulang, sindrom William (fasies elfin, perawakan pendek,
kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Brainsterm Evoked Response Audiometry (BERA)
Cara mengukur evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VII, pusat-
pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respons terhadap stimulus
auditorik.
b. Audiometri
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan
untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya terganggu. Beberapa kategori
pemeriksaan audiometric, yaitu :
1) Audiometri tingkah laku merupakan pemeriksaan pada anak yang
dilakukan dengan melihat respons dari anak, jika diberi stimulus bunyi.
Respons yang diberikan dapat berupa menoleh kea rah sumber bunyi atau
mencari sumber bunyi.
2) Audiometri bermain merupakan pemeriksaan pada anak yang di lakukan
sambal bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek
pada tempat tertentu, jika ia mendengar bayi.
3) Audiometri bicara. Pada tes ini, dipakai kata-kata yang sudah tersusun
dalam silabus pada daftar yang disebut phonetically balance word LBT
(PB list), anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui
kaset tape recorder. Pada tes ini, dilihat apakah anak dapat membedakan
bunyi s, r, n, c, h, ch. Fungsi pemeriksaan ini adalah menilai tingkat
kemampuan anak dalam berbicara sehari-hari dan untuk menilai
pemberian alat bantu dengar ( hearing aid ).
4) Audiometri objektif biasanya memerlukan teknologi khusus, misalnya CT
Scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak sehingga didapatkan
gambaran area otak yang abnormal. Timpanometri digunakan untuk
mengukur kelenturan membrane timpani dan sistem osikular.
SOAL LATIHAN
Pilihan Ganda
1. Gangguan yang terjadi ketika proses komunikasi sedang berlangsung dan secara gangguan
tersebut terlihat. Pernyataan tersebut merupakan salah satu gangguan dalam komunikasi
yang disebut dengan gangguan …
a. Fisik
b. Fisiologis
c. Psikologis
d. Makna
e. Latar belakang pengetahuan
2. Gangguan fisiologis dalam komunikasi disebut …
a. Physical noise
b. Physiological noise
c. Pshycologic noise
d. Semantic noise
e. Intellectual noise
3. Ketika orang membicarakan suatu hal yang penting dengan teman, kemudian telepon
genggamnya berbunyi. Pernyataan tersebut merupakan contoh gangguan fisik dalam
komunikasi yang disebut gangguan fisik …
a. Secara terlibat
b. Secara teraba
c. Secara terdengar
d. Semantic noise
e. Intellectual noise
4. Gangguan fisiologis dalam komunikasi terjadi karena adanya kelemahan fisik pada
komunikator atau komunikan akibat proses penyakit, dan contoh dari kelemahan fisik
tersebut adalah sebagai berikut, kecuali …
a. Cacat pendengaran
b. Tunanetra
c. Tunawicara
d. Osteoporosis
e. Stroke
5. Factor-faktor yang mempengaruhi gangguan psikologis dalam komunikasi adalah sebagai
berikut, kecuali ….
a. Interest
b. Prasangka
c. Stereotipe
d. Motivasi
e. Denotative
6. Gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak yang bersifat negative disebut …
a. Stereotipe
b. Motivasi
c. Prasangka
d. Interest
e. Denotative
7. Satu di antara contoh salah pengucapan kata atau istilah yang disebabkan oleh terlalu cepat
berbicara adalah …
a. Susu menjadi “cucu”
b. Partisipasi menjadi “partisipasi”
c. Jeruk menjadi “jeyuk”
d. Makan menjadi “eman”
e. Tidur menjadi “tidul”
8. Contoh salah satu metode mengatasi gangguan komunikasi meminta penjelasan lebih
lanjut adalah …
a. “Apakah sudah mengerti, Pak?”
b. “Apakah obatnya sudah diminum, Pak?”
c. “Apakah ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”
d. “Obatnya diminum tiga kali sehari, ya?”
e. “Saya sedih tidak bertemu keluarga selama saya sakit”
9. Manakah yang termasuk ke dalam persyaratan audiometri adalah …
a. Audiometri yang telah dikalibrasi
b. Suasana ruangan sekitar pemeriksa tenang
c. Pemeriksa yang terlatih
d. a, b, dan c benar
e. a, b, dan c salah
10. Alat untuk mengubah sinyal listrik dalam pemeriksaan audiometri disebut …
a. Masking noise
b. Headphone
c. Oscillator
d. Amplifier
e. Earphone

Uraian
1. Jelaskan gangguan dalam komunikasi !
2. Sebutkan dan jelaskan jenis gangguan dalam komunikasi !
3. Jelaskan jenis ngangguan semantik !
4. Sebutkan dan jelaskan metode untuk mengatasi gangguan komunikasi !
5. Jelaskan pemeriksaan apa saja yang dilakukan dalam mengatasi gangguan komunikasi !

Anda mungkin juga menyukai