Disusun Oleh :
Dosen Pengampuh :
Yanto, M. Si
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunianyalah saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Antar Budaya tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat beberapa hambatan dan tantangan baik
karena urusan pribadi maupun tugas yang menumpuk. Oleh karena itu kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini bisa selesai. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
MahaEsa.
Kami meyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan
maupun materinya, namun kami akan terus berusaha kedepannya agar lebih baik lagi. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah yang kami buat
selanjutnya.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak untuk mencari
sumber yang akurat, mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komunikasi Personal.................................................................5
2.2 Faktor Personal yang Mempengaruhi Komunikasi Antar Budaya...............6
2.3 Faktor Personal yang Menghambat Komunikasi Antar Budaya...................7
2.4 Faktor Personal yang Mempengaruhi Keberhasilan………………………..8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................................9
3.2. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah aspek kritis dalam kehidupan manusia. Dalam era globalisasi yang terus
berkembang, komunikasi antar budaya menjadi semakin penting. Kemajuan teknologi telah
mempersempit jarak geografis dan membuka pintu bagi individu dari berbagai budaya untuk
berinteraksi dalam beragam konteks, mulai dari bisnis internasional hingga hubungan
antarpribadi. Namun, komunikasi antar budaya bukanlah tugas yang mudah. Setiap individu
membawa dengan mereka sejumlah faktor personal yang memengaruhi cara mereka
berkomunikasi, memahami, dan merespons orang lain.
Dalam makalah ini, kita akan memperdalam pemahaman tentang faktor-faktor personal yang
memainkan peran kunci dalam komunikasi antar budaya. Faktor-faktor ini mencakup nilai,
keyakinan, bahasa, identitas, pengalaman, dan persepsi individu. Memahami bagaimana
faktor-faktor ini mempengaruhi komunikasi adalah langkah kunci dalam menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan dan produktif dalam dunia yang semakin global.
Komunikasi antar budaya adalah tantangan yang menarik. Hal ini karena setiap budaya
memiliki cara unik dalam memahami dunia dan berkomunikasi. Dalam setiap interaksi antar
budaya, ada peluang besar untuk memperluas wawasan dan belajar tentang keanekaragaman
dunia. Namun, juga ada potensi untuk kesalahpahaman dan konflik. Oleh karena itu,
memahami dan menghormati faktor-faktor personal yang memengaruhi komunikasi sangat
penting.
Dalam era globalisasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif antar budaya adalah
suatu keharusan. Memahami faktor personal yang memengaruhi komunikasi adalah langkah
pertama yang penting dalam upaya untuk mencapai pemahaman dan kerjasama yang lebih
baik dalam dunia yang semakin terhubung ini.
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah jenis komunikasi yang melibatkan pertukaran pesan dan
informasi antara individu dalam situasi yang bersifat pribadi atau interpersonal. Para ahli
telah mengemukakan berbagai definisi dan pandangan mengenai komunikasi personal.
Berikut beberapa pandangan dari para ahli:
1. Joseph A. DeVito: Menurut DeVito, komunikasi personal adalah "proses penyampaian
makna melalui pertukaran pesan secara interpersonal antara dua orang atau lebih."
DeVito menekankan pentingnya proses penyampaian makna dalam konteks komunikasi
personal.
2. George Herbert Mead: Mead adalah seorang filsuf sosial yang mengembangkan teori
interaksionisme simbolik. Menurut Mead, komunikasi personal adalah cara individu
mengembangkan pemahaman diri mereka melalui interaksi dengan orang lain. Ia
berpendapat bahwa individu membentuk konsep diri mereka melalui proses komunikasi
interpersonal.
3. Charles R. Berger: Berger mengemukakan Teori Penyatuan (Uncertainty Reduction
Theory), yang berkaitan dengan komunikasi personal. Teori ini mengajukan bahwa dalam
komunikasi personal, individu cenderung mencari informasi untuk mengurangi
ketidakpastian tentang orang lain, sehingga dapat membangun hubungan yang lebih baik.
4. Deborah Tannen: Tannen adalah seorang ahli dalam studi komunikasi gender. Ia
mengemukakan bahwa komunikasi personal sering dipengaruhi oleh perbedaan gender.
Menurutnya, laki-laki dan perempuan cenderung memiliki gaya komunikasi yang
berbeda dan seringkali miskomunikasi terjadi karena ketidaktahuan akan perbedaan ini.
Ada 2 faktor yaitu Faktor Psikologis dan Faktor personal sebagai identitas diri
1. Faktor Psikologis
Konsep diri adalah Kesimpulan yang anda ambil tentang diri anda sendiri.Konsep diri itu muncul
karena anda bertanya tentang diri kita yang sebenarnya, seperti anda melihat tubuh anda di
cermin dan anda berkata” kenapa tubuh saya kurus? Apa yang saya harus lakukan?” Disitulah
anda menilai diri anda sendiri sebagai orang yang berharga(self esteem) lalu bagaimana anda
melihat orang lain dan dunia sekeliling.Bagaimana anda melihat dunia sekitar? Itu tergantung
pada apa yang anda pikirkan tentang diri anda sendiri,sementara apa yang dipikirkan tentang diri
anda itu dapat mempengaruhi bagaimana anda melihat dunia. Jadi konsep diri itu sebenarnya
bagaimana kita mengartikan diri sendiri.
1. Attention
2. Selective Processes
Setiap individu melewati sebuah proses untuk menentukan perhatian pada pesan yang familiar
dengan dia,namun harus kita sadari kemampuan setiap individu tidaklah sama,hanya orang-orang
dengan tingkat perhatian yang tinggi saja yang mungkin akan tertarik terhadap begitu banyak
masukan dari luar. Yang pasti adalah setiap individu mempunyai mekanisme untuk memproses
secara selektif berbagai pesan yang datang dari luar,proses itu kita sebut selective process yaitu
proses untuk memilih pesan dari luar. Adapun bentuk selektif itu antara lain :
Selective Perception adalah Istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah fakta
bahwa segala sesuatu tidak selalu diterima dengan cara yang sama oleh individu-individu yang
berbeda-beda pada kesempatan yang berbeda-beda pula.
Selective Attention adalah Perbedaan kemampuan dari setiap individu untuk berkonsentrasi
terhadap pesan yang diterima,hal ini dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu.
SelectiveRetention adalah Merefleksikan dampak dari pengalaman individu di masa lalu yang
mendorongnya membuat preferensi terhadap informasi yang menerpanya.
3. Motivasi Berkomunikasi
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri yang diarahkan menuju ke suatu sasaran yang
mempunyai daya tarik karena sesuatu itu harus dicari untuk memenuhi kebutuhannya. Fakta
menunjukkan komunikasi merupakan sebuah tujuan yang bersifat purposive atau tertentu bagi
pemenuhnan sebuah kebutuhan.
Kita membedakan motivasi atau dorongan dari dalam diri individu untuk berkomunikasi itu
sekurang-kurangnya untuk memenuhi dua jenis kebutuhan,yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan
psikologis. Motivasi bagi dayaguna dan kepuasan individu seperti pemenuhan kebutuhan
kognitif,afektif,personal integrative,social integrative dan kebutuhan untuk meredakan
ketegangan atau tension release.
b. Kebutuhan Sosiologis
c. Kebutuhan Psikologis
d. Kebutuhan Kognitif
e. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan afektif seperti kebutuhan dicintai atau di kasihi oleh orang lain.
Pribadi yang integral adalah pribadi yang sekurang-kurangnya dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dalam batas minimal lalu dia mampu merekatkan satu kebutuhan psikologis dengan
kebutuhan psikologis lain agar secara batin bebas dari perasaan takut,bebas,dari bahaya maupun
ancaman orang lain.
Ada kalanya individu didorong untuk berkomunikasi dengan orang lain karena dia ingin
meredakan ketegangan.Tujuan komunikasi itu adalah mengurangi suasana
ketidakpastian.Komunikasi yang dilakukan dengan siapa saja dalam suasana sebagaimana yang
digambarkan itu menjadi sangat rumit,apalagi anda berhadapan dengan orang yang anda tidak
dikenal. Akibatnya informasi menjadi sangat mahal karena anda tidak dapat meramalkan apa isi
informasi atau keputusan yang akan menerpa anda.
Dalam praktek komunikasi,identitas sering memberikan tidak saja makna tentang pribadi
seorang tetapi juga ciri khas sebuah kebudayaan yang melatarbelakanginya,dari ciri khas itulah
kita dapat mengungkapkan keberadaan orang itu. Identitas pada tataran hubungan antarmanusia
akan mengantar kita untuk memahami sesuatu yang lebih konseptual tentang bagaimana
meletakkan seorang kedalam tempat orang lain(komunikasi yang empati), membagi pikiran,
perasaan, masalah, rasa simpatik ,dll dalam proses komuniksi antarbudaya. Peran diartikan
sebagai satu set harapan budaya terhadap sebuah posisi tertentu, peran itu lebih mengacu pada
harapan(roles refer to expected) dan tidak sekadar pada perilaku actual dan peran itu lebih
bersifat normative daripada sekedar deskriptif. Struktur budaya adalah pola-pola
persepsi,berpikir dan perasaan,sedangkan struktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial. Jika
tidak ada struktur budaya dalam faktor personal sebagai identitas diri kita sendiri maka dalam
berkomunikasi kita tidak mengenal pola pola persepsi, dan tidak memiliki perasaan terhadap
orang yang kita temani berkomunikasi.
Ada beberapa faktor personal yang dapat menghambat komunikasi antar budaya. Ketika individu
tidak menyadari atau tidak mampu mengelola faktor-faktor ini, komunikasi antar budaya dapat
menjadi sulit dan penuh dengan kesalahpahaman. Beberapa faktor tersebut meliputi:
1. Prasangka dan Stereotip: Prasangka adalah pandangan atau pendapat negatif yang
mendasari sikap seseorang terhadap orang atau kelompok lain. Stereotip adalah gambaran
klise atau konsep umum yang mungkin tidak akurat tentang kelompok budaya tertentu.
Prasangka dan stereotip dapat menghambat komunikasi antar budaya karena mereka
dapat mempengaruhi cara individu memandang dan merespons orang lain tanpa
mempertimbangkan individu itu sendiri.
2. Egosentrisme: Egosentrisme adalah kecenderungan untuk memandang dunia dari sudut
pandang sendiri dan mengabaikan perspektif orang lain. Ketika individu bersifat
egosentris dalam komunikasi antar budaya, mereka mungkin kurang cenderung untuk
mencoba memahami pandangan atau norma budaya lain, sehingga menghambat
komunikasi yang efektif.
3. Kurangnya Kesadaran Budaya: Ketidakmampuan untuk mengakui dan memahami
perbedaan budaya dapat menghambat komunikasi. Ini termasuk ketidaktahuan tentang
nilai, norma, dan tradisi budaya yang berbeda, sehingga individu mungkin tidak dapat
beradaptasi atau merasa bingung dalam interaksi dengan orang dari budaya lain.
4. Konflik Nilai dan Keyakinan: Ketika nilai dan keyakinan pribadi bertentangan dengan
nilai dan keyakinan budaya lain, hal ini dapat memunculkan konflik dalam komunikasi
antar budaya. Misalnya, perbedaan dalam nilai-nilai agama atau etika dapat menghambat
pemahaman dan keterbukaan terhadap pandangan orang lain.
5. Kurangnya Keterampilan Berbahasa: Keterampilan berbahasa yang kurang dapat menjadi
hambatan utama dalam komunikasi antar budaya. Kesalahan dalam berbicara atau
mendengarkan bahasa yang bukan bahasa ibu dapat mengakibatkan kesalahpahaman atau
ketidaknyamanan dalam interaksi.
6. Ketakutan terhadap Perubahan: Beberapa individu mungkin takut terhadap perubahan
atau perubahan budaya yang berbeda. Ketakutan ini bisa menghambat kemampuan untuk
beradaptasi dan terbuka terhadap perbedaan.
7. Kurangnya Kesadaran Diri: Kurangnya kesadaran diri mengenai bagaimana faktor-faktor
pribadi seseorang memengaruhi komunikasi bisa menghambat kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain. Tanpa refleksi diri, individu mungkin
tidak menyadari ketidakpedulian mereka atau kesulitan mereka dalam berkomunikasi
antar budaya.
8. Kurangnya Kemampuan untuk Menerima Umpan Balik: Kemampuan untuk menerima
kritik atau umpan balik mengenai komunikasi antar budaya sangat penting. Jika
seseorang tidak dapat menerima kritik dan berusaha memperbaiki komunikasinya, maka
kemajuan dalam komunikasi antar budaya akan terhambat.
Komunikasi antar budaya adalah tantangan yang berharga dan penting dalam dunia yang
semakin terhubung. Faktor personal memainkan peran kunci dalam keberhasilan komunikasi
antar budaya. Kesadaran budaya, empati, keterbukaan terhadap pembelajaran, keterampilan
komunikasi antar budaya, kesadaran diri, dan kemampuan beradaptasi adalah faktor-faktor
personal yang dapat membantu memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Kesadaran budaya membantu individu untuk menghargai dan memahami perbedaan budaya,
sementara empati membantu membangun hubungan yang mendalam dan mengurangi konflik.
Keterbukaan terhadap pembelajaran adalah kunci untuk memahami perbedaan budaya dan
memperkaya pemahaman kita tentang dunia. Kemampuan beradaptasi dan keterampilan
komunikasi antar budaya memungkinkan individu untuk berkomunikasi dengan efektif dalam
berbagai konteks budaya.
Kesadaran bahasa, sikap terbuka, kecerdasan emosional, dan pengalaman lintas budaya juga
memengaruhi keberhasilan komunikasi antar budaya. Sikap yang positif, hormat, dan toleransi
terhadap perbedaan budaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan
pandangan yang saling menguntungkan. Kemampuan untuk mengelola ketidakmengertian dan
konflik adalah tanda dari kecerdasan emosional yang tinggi.
Ketika individu memiliki pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor personal ini dan
berusaha untuk mengelola mereka dengan bijak, mereka memiliki peluang yang lebih besar
untuk mencapai komunikasi yang efektif dalam konteks budaya yang beragam. Kesadaran,
pembelajaran, dan pengalaman dapat membantu individu dalam mengatasi hambatan dan
mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara budaya. Komunikasi antar budaya yang
berhasil memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang harmonis, saling
menguntungkan, dan bermakna dalam dunia yang semakin terhubung secara global.
DAFTAR PUSTAKA