Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa
Indonesia
Berbicara Untuk Keperluan
Akademik

Fakultas Program Studi Tatap Muka


Disusun Oleh
Ilmu Komputer Sistem Informasi
14 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Berbicara adalah kemampuan Mampu berbicara untuk presentasi,


mengucapkan bunyi-bunyi seminar, dalam situasi formal dengan baik
dan benar.
artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran,
gagasan dan perasaan.
BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK

A. Standar Kompetensi

Setelah mempelajari bab ini, pembaca dapat memehami dan mampu berbicara
dengan benar dalam mengungkapkan gagasan dan pesan untuk keperluan
Akademik.

B. Kompetensi Dasar

1. Menjelaskan pengertian berbicara


2. Menganalisis situasi pendengar
3. Menyusun bahan berbicara untuk presentasi
4. Berbicara untuk seminar
5. Berbicara dalam situasi formal

C. Indikator

1. Mampu menjelaskan pengertian berbicara


2. Mampu menganalisis situasi pendengar
3. Mampu menyusun bahan berbicara untuk presentasi
4. Mampu berbicara untuk seminar
5. Mampu berbicara dalam situasi formal

D. Pengertian Berbicara

Berbicara merupakan suatu sistem tanda – tanda yang dapat didengar (audible) dan

yang kelihatan (visible), yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh

manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.

Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-

2021 BAHASA INDONESIA


1 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekspresif, secara

luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi control

sosial.

Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi


atau katakatauntuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan.Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan yang disusun sertadikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
pendengar atau penyimak (Tarigan, 2008:16-17).

Arsjad dan Mukti U.S (1991:17) memberikan pengertian bahwa kemampuan


berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.

Menurut Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua


dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyibunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar
mengucapkan dan akhirnyamampu untuk berbicara.

Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa berbicara merupakan


kegiatanseseorang atau sekelompok orang mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakanatau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan
kepada sekelompok orang atau individu

E. Menganalisis Situasi Pendengar

1. Menganalisa Situasi

Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti


sebelum merancang dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk
mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik
yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya
yang diperlukan dalam melaksanakan program.

Pada umumnya, proses analisis situasi terdiri dari analisis situasi internal
dan analisis situasi eksternal.

2021 BAHASA INDONESIA


2 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1) Analisis situasi internal merupakan tinjauan ulang secara menyeluruh
terhadap persepsi dan tindakan organisasi. Jenis dari analisis situasi internal
adalah hubungan personal (personal contact), informasi kunci (key informan),
Internet, bdan pengawas (advisory board),ombudsman, dan penelitian lapangan
(field research).

2) Analisis situasi eksternal merupakan tinjauan ulang secara sistematis


latar belakang masalah yang berada di luar organisasi. Jenis dari analisis situasi
eksternal mencakup data sekunder (studi pustaka), survei, pengamatan, dan
analisis isi.

Seringkali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sangat penting

sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang

mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu presentasi oralnya

berlangsung. Karena kealpaannya memperhatikan hal-hal tersebut, maksudnya

tidak tercapai dan tujuannya tidak mengenai sasaran. Pembicara harus

menganalisa situasi yang mungkin pada waktu akan dilangsungkan presentasi

oralnya. Dalam menganalisa situasi ini, akan muncul persoalan-persoalan

sebagai berikut :

a. Apa maksud hadirin semua berkumpul untuk mendengarkan uraian itu?


b. Adat kebiasaan atau tata cara mana yang mengikat mereka?
c. Apakah ada acara-acara yang mendahului atau mengikuti pembicaraan itu?
d. Dimana pembicaraan itu akan dilangsungkan ?

Bila pembicara berusaha sungguh-sungguh untuk menjawab semua pertanyaan di atas


maka ia sungguh-sungguh telah berusaha untuk menganalisa situasi yang mungkin ada
waktu pembicaraan akan berlangsung.

2. Menganalisa Pendengar

2021 BAHASA INDONESIA


3 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keefektifan kita sebagai pembicara bergantung pada kemampuan kita untuk
beradaptasi dengan pendengar. Kita harus memandang tiap-tiap pendengar bukan
sebagai individu-individu yang terpisah, melainkan sebagai anggota dari suatu
kelompok. Di samping itu, kita juga harus mengidentifikasi peranan dan karakteristik
pendengar (analisa demografis) agar pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima
tanpa penolakan.

Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisa pendengar yang akan
dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahu, siapa pendengar yang akan hadir dalam
pertemuan tersebut. Untuk itu sebelum ia menganalisa pendengar berdasarkan
beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data umum.

Data-data umum, yaitu :


1. Data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah :
jumlah, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial.

2. Data-data khusus, yaitu :


Data khusus tersebut meliputi : pengetahuan pendengar mengenai topik yang
dibawakan, minat dan keinginan pendengar, sikap pendengar.

F. Penyusunan Bahan Berbicara

Topik pembicaraan dinilai baik apa bila menarik bagi pembicara dan
pendengar, misalnya aktual dan relevan dengan kepentingan partisipan. Agar
topik pembicaraan itu mudah dipahami perlu disusun naskah secara sistematis,
misalnya sesuai dengan urutan waktu, tempat dan sebab akibat.

Kegiatan berbicara acap kali ditopang dengan persiapan tertulis, baik


berupa referensi yang harus dibaca maupun konsep yang akan disampaikan.
Pokok pembicaraan itu ada baiknya dipersiapkan dalam bentuk tertulis, misalnya
berupa naskah lengkap atau out line. Para penyimak ada kalanya juga
memerlukan kegiatan tulis-menulis, terutama untuk membuat catatan atau
ringkasan dari apa yang didengarnya. Dengandemikian, keterpaduan keempat
keterampilan berbahasa

2021 BAHASA INDONESIA


4 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam pengajaran berbicara harus diwujudkan secara alami seperti
halnya yang terjdi di tengah masyarakat.

Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak,


idealnya memang dilakukan selama beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan
untuk mempersiapkan bahan, kemudian melatih cara bicara, dan mempersiapkan
mental.Tapi, kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan yang
memadai. Ketika tiba saatnya kita bicara di depan orang banyak, apalagi dengan
bahasa asing, kalau waktu persiapan hanya sesaat jangan langsung bilang ‘tidak.
Janie Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis, Helium.com mengungkapkan,
di saat mendesak mempersiapkan satu naskah bicara di depan orang banyak
sebenanya bisa dilakukan dalam waktu lima menit saja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1) Siapkan materi yang paling kita kuasai atau paling kita gemari.
Bicarakan tentang hal-hal yang selama ini paling menarik minat kita.
Bisa tentang olahraga, film, atau musik.

2) Memasukkan pengalaman berkesan yang pernah kita alami dalam


materi presentasi juga bisa membantu kita memiliki bahan yang
familier. Kesan dan pengalaman yang kita dapat pada liburan kita
yang terakhir, misalnya, mungkin bisa menjadi masukan yang berarti
bagi orang lain.

3) Selipkan sedikit kesimpulan atau saran yang akan semakin membuat


presentasi kita memiliki manfaat bagi orang lain. Kalau akhirnya kita
memilih bicara tentang liburan, kita bisa berikan rekomendasi tempat
liburan atau menyarankan audiens untuk pergi ke tempat yang baru
kita datangi. Atau, kalau tempat yang kita datangi ternyata kurang
asyik, ingatkan mereka agar jangan sampai salah langkah seperti
yang kita alami.

2021 BAHASA INDONESIA


5 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4) Persiapkan diri juga untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan
kalimat pembuka yang baik. Menyapa rekan atau kolega yang hadir
dengan ramah bisa sekaligus menjadi pemecah ketegangan yang baik

Penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :


a. Mengumpulkan bahan.
b. Membuat kerangka karangan.
c. Menguraikan secara detail.

G. Berbicara Untuk Presentasi

Keterampilan berbicara di depan umum (public speaking)


atau melakukan presentasi (presntation) secara efektif dengan bahasa lisan
(verbal) adalah kebutuhan untuk orang-orang yang ngin sukses. Orang yang
cakap berbicara di depan orang banyak pada umumnya mendapat respek
dan penghargaan dari orang banyak. Sebaliknya orang yang tidak cakap
berbicara di depan orang banyak, sekalipun orang tersebut ilmuwan dan
berpangkat akan kurang mendapatkan perhargaan dengan posisinya.

1. Bagaimana berhasil menjadi pembicara di depan umum

Ketrampilan berbicara di depan umum (public speaking) atau


melakukan presentasi (presentation) secara efektif dengan bahasa lisan
(verbal) adalah kebutuhan bagi orang-orang yang ingin sukses. Apapun
profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat pemerintah, manajer
perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan, pengusaha, dan
guru – suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi presentasi di
depan orang banyak – dan kemampuannya berbicara itu secara langsung
maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri
pribadinya.

Orang yang cakap berbicara di hadapan orang banyak pada


umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya,

2021 BAHASA INDONESIA


6 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
orang yang tidak cakap berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang
bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan
yang setimpal dengan kedudukannya. Berkaitan dengan ini, Larry King, yang
pernah mengaku bahwa mata pencahariannya selama tigapuluh tujuh tahun
adalah berbicara mengatakan, “Jalan menuju sukses, baik sosial maupun
professional, dilalui lewat berbicara. Bila Anda tidak meyakinkan sebagai
pembicara, jalan itu dapat sangat buruk.”

 Pokok-pokok pembahasan kita adalah:

 Bagaimana Berhasil Menjadi Pembicara di Depan Umum


 Komunikasi Efektif
 Mempersiapkan Materi Pembicaraan di Depan Umum
 Teknik Berbicara di Depan Umum
 Tanggung Jawab Pembicara
 Lima Kesalahan Besar selaku Pembicara

Memiliki gaya berbicara sendiri. Larry King, dikutip oleh M. S. Hidayat memberi
delapan

ciri-ciri pembicara terbaik yaitu:

1) Memandang suatu dari sudut baru - mengambil titik pandang yang tak
terduga dari subyek umum.
2) Mempunyai cakrawala luas - memikirkan dan membicarakan isu-isu dan
pengalaman luas di luar kehidupan mereka sehari-hari.
3) Antusias - menunjukkan minat besar pada apa yang mereka perbuat
dalam kehidupan mereka dan pada apa yang katakan pada kesempatan
berbicara.
4) Tidak asyik sendiri - peka, peduli, dan memperhatikan respon pendengar.
5) Sangat ingin tahu - terus belajar dan menggali hal-hal baru.
6) Memberi ketegasan - Mereka membuat hubungan yang kuat dengan
pendengar, berusaha menempatkan diri pada posisi pendengar untuk
lebih memahami apa yang diinginkan oleh pendengar.
7) Mempunyai selera humor - tidak terus-terusan serius, tetapi berusaha
menciptakan suasana lucu dan menyenangkan, bahkan kadang-kadang
tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri.

2021 BAHASA INDONESIA


7 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8) Mempunyai gaya berbicara sendiri - memberikan gambaran bahwa gaya
bicara orang berbeda-beda, tetapi masing-masing berhasil karena suatu
gaya yang cocok bagi seorang pembicara. Yang penting, pembicara yakin
bahwa dia berbicara efektif

2. Komunikatif efektif.

Berbicara di depan umum (public speaking) pada hakikatnya adalah seni


berkomunikasi lisan secara efektif di depan umum. Komunikasi yang efektif
dapat dicapai apabila maksud pesan yang disampaikan oleh komunikator
dapat dipahami dengan baik oleh komunikan, dan komunikan memberikan
umpan balik (feedback) sesuai dengan yang diharapkan oleh komunikator.

Komunikasi efektif paling tidak menimbulkan lima hal (menurut Stewat L.


Tubbs dan Sylvia Moss, seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi
Komunikasi , 1993) antara lain :
1. Pengertian komunikan seperti yang dimaksudkan komunikator.
2. Kesenangan yang muncul untuk komunikan dan komunikator.
3. Pengaruh pada sikap atau tindakan komunikan sebagai akibat pesan
yang disampaikan oleh komunikator.
4. Terjalinnya hubungan sosial yang semakin baik sebagai dampak pesan
yang disampaikan oleh komunikator.
5. Adanya tindakan nyata dari komunikan sebagaimana dikehendaki
komunikator.

3. Merancang Materi Pembicaraan di Depan Umum.

Paling tidak ada lima hal yang perlu disiapkan sebagai materi pembicaraan di

depan publik, yaitu :

1. Topik (topic) pokok atau subjek pembicaraan.


2. Tujuan umum (central idea) suatu pembicaraan antara lain menyampaikan
informasi, membujuk, meyakinkan atau memberi instruksi kepada
pendengar.
2021 BAHASA INDONESIA
8 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Pendahuluan (introduction) dimana pembicara harus memberikan kesan
pertama (first impression) yang baik kepada pendengar.
4. Batang tubuh (body) hendaknya dibagi menjadi dua atau tiga bagian
utama yang akan menjelaskan atau membuktikan ide sentral.
5. Kesimpulan/penutup (conclusion) merupakan ringkasan dari butir-butir
utama dan bisa jadi merupakan seruan terakhir kepada pendengar,
meminta pendengar memperhatikan secara khusus dan melakukan
tindakan sepatutnya. Kesimpulan harus singkat, sederhana, tidak berbelit-
belit, tidak mengemukakan fakta baru, dan dikemas sedemikian rupa
sehingga menjadi pesan yang mengesankan pendengar.

4. Teknik Berbicara di Depan Umum dan Presentasi.

Menurut beberapa pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu


memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Pendekatan dan Permulaan


Begitu Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar),
pergunakan waktu sejenak dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas
semua pendengar dan mungkin untuk meletakkan catatan/bahan), lalu untuk
menyampaikan kalimat pertama yang meyakinkan untuk diucapkan.
Ada beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana
pendengar Anda. Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa
dengan menyampaikan cerita singkat atau pengalaman, yang nanti ada
kaitan dengan materi pembicaraan, bisa dengan sebuah permainan, atau
langsung dengan mengutarakan gambaran umum tentang materi
pembicaraan.

b. Mengatasi kegugupan di depan panggung


Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap
pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami
gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di
depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan
proseslatihan.

2021 BAHASA INDONESIA


9 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Membuat ketertarikan pendengar
Unsur penting yang membuat orang tertarik mendengar pembicara
adalah: hal-hal baru(materi pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal;
jangan pernah minta maaf pada para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi
pandanglah bahwa pendengar menyenangi Anda dan pembicaraan Anda);
Segar, aktual, dan kadang-kadang diselingi humor.

d. Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara


Ucapkan kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang
cukup kuat agar semua pendengar dapat mendengar suara Anda dengan
jelas. Bicara secara tepat, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat -
memudahkan pendengar menerima ide Anda. Suara Anda harus terdengar
mengasikkan (expressiveness) seperti halnya jika Anda berbicara kepada
sahabat karib Anda.

e. Mempercayai kemampuan sendiri


Anda harus menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan
yang Anda miliki untuk maju. Mahir berbicara di depan umum membutuhkan
keahlian dan latihan

f. Memperbanyak perbendaharaan kata-kata


Penguasaan perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan
kata-kata yang tepat akan mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan
berbicara. Isi pembicaraan bertambah variatif sehingga tidak membosankan.

g. Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)


Semua gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara -
haruslah Anda tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat.
Anda harus selalu tampak penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide
Anda.
Bicaralah dengan penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara
setengah-setengah, bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara
bicara yang tepat adalah dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.

2021 BAHASA INDONESIA


10 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
h. Menepati waktu
Berhentilah berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk
segera berhenti berbicara atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang
telah ditetapkan (know when to stop talking).

i. Memiliki kelancaran berbicara dan rasa humor


Untuk berbicara dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai,
rileks, dan tidak kaku. Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus
ada sedikit unsur humor, yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati
sehingga dapat menimbulkan tertawa.

j. Berbicara dengan menyenangkan dan wajar


Jika tenggorokan Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda
berbusa atau Anda berkeringat dan Anda perlu mengelapnya, gunakanlah
saputangan, itu untuk menjaga agar Anda tetap berbicara dengan
menyenangkan. Kemudian, Anda perlu bersikap wajar atau tidak berlebihan
dalam menyampaikan kata-kata atau informasi. Hal yang juga penting, pada
umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara dengan jelas,
sederhana, dan nyata. Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas
artinya.

k. Menggerakkan tubuh secara alami


Gerakan tubuh, apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami
akan melipatgandakan kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk
dipandang. Gerakan tubuh adalah bahasa non-verbal. Untuk penyampaian
pikiran dan perasan tertentu, gerakan tubuh jauh berarti daripada kata-kata.

l. Memakai pakaian yang serasi


Pepatah mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian
seseorang. Pendengar akan menaruh hormat (respect) terhadap pembicra
yang memakai pakaian yang serasi dalam hal potongan, warna, ikat pingang,
sepatu, dasi, dan sebagainya.

2021 BAHASA INDONESIA


11 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
m. Penutupan dan Pengakhiran
Setelah panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti
sejenak (pergunakan transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan,
“sekarang saya sampai pada kesimpulan” atau “Apakah di antara Anda
(masih) ada yang pertanyaan?”, dan jangan lupa kata-kata terakhir “Terima
kasih”. Kemudian meninggalkan mimbar dengan senyuman manis.

5. Tanggung Jawab Pembicara Public.

Pembicara yang sedang berbicara di depan umum memiliki sejumlah


tanggung jawab bahwa ia harus menerima sebagai seorang yang berhati-
hati, bersungguh-sungguh, adil dan teliti. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pembicara publik yaitu :
a. Pembicara memiliki etika yang baik.
b. Pembicara sebaiknya menghindari mengejek ,menyudutkan kelompok
tertentu.
c. Pembicara memberikan apa yang dibutuhkan pendengar.

Hal ini dapat menambah ilmu sebagai pembicara publik yaitu


Mempertahankan standar etika - jangan memutarbalikkan informasi dan
hormati pendengar.

a. Menolak streotip – Streotip adalah terlalu menyederhanakan gambaran


mengenai tabiat atau mental suatu kelompok tertentu. Streotip juga
diartikan merupakan gambaran atau anggapan yang bersifat mengejek
terhadap suatu objek tertentu.

b. Memperkaya khasanah kehidupan pendengar – karena pendengar sudah


memberi waktu (dan mungkin uang) untuk mendengar Anda, maka
pembicara wajib memberi apa yang dibutuhkan pendengar. Mungkin
Anda akan memberikan informasi yang menakjubkan yang akan
memuaskan keingintahuan intelektual pendengar, atau Anda mungkin
akan menghibur dengan beberapa anekdot yang menyegarkan dan
mengalihkan mereka dari kerja keras sehari-hari, maka semua pesan
Anda merupakan hadiah yang berguna bagi pendengar.

2021 BAHASA INDONESIA


12 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Selalu bersungguh-sungguh – walaupun pembicara hanya berbicara
kepada sedikit orang yang tadinya direncanakan banyak orang,
pembicara yang baik akan melakukan yang terbaik.

6. Lima Kesalahan Besar Selaku Pembicara.

Menurut Hamilton Gregory, dalam survei yang dilakukan terhadap 64


pebisnis dan profesional yang diminta menyebutkan kesalahan yang paling
besar yang dilakukan oleh pembicara di depan umum (public speaking) di
AS, tercatat sebagai berikut :
1. Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pendengar.
2. Kekurangan dalam persiapan
3. Penyampaian materi pembicaraan terlalu banyak.
4. Kesalahan dalam memelihara kontak mata (contact eye).
5. Permbicaraan yang tumpul.

7. Berbicara untuk Seminar

Seminar, Lokakarya atau Petemuan Formal lainnya merupakan wahana


pertukaran ide dan informasi dalam bidang tertentu, yang dilakukan oleh
akademisi atau profesional, saat berbagi ide ditanam dan dipupuk,
sedangkan yang lainnya yang dianggap tidak bermanfaat dipangkas atau
dibuang.

Berdasarkan keefektifitasnya, seminar dapat diklasifikasikan ke dalam dua


kategori, yaitu seminar yang efektif dan seminar yang tidak efektif. Dalam
seminar yang tidak efektif, meskipun pada akhirnya pendengar
memberikan penghargaan dengan tepuk tangan yang gemuruh,
pendengar yang sama mungkin keluar dari ruangan sambil bertanya
pada diri sendiri, apa yang seharusnya dilakukan agar waktu yang baru
saja berlalu dapat dimanfaatkan lebih baik lagi. Sebaliknya, seminar yang
efektif merupakan wahana komunikasi dua arah (timbal balik) dan
bermanfaaat bagi penyaji maupun pendengarnya.

2021 BAHASA INDONESIA


13 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Seminar dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori , yaitu :
1. Seminar yang tidak efektif
Seminar yang tidak efektif karena penyaji menganggap ringan upaya-
upaya yang perlu dilakukan untuk menghasilkan seminar yang efektif,
atau dengan kata lain, penyaji kurang mempersiapkan diri dengan baik.

Untuk menjadi penyaji yang efektif, penyaji harus banyak belajar. Bahkan

upaya-upaya yang lebih luas perlu dilakukan untuk menentukan pilihan

topik yang diminati. Penyaji membutuhkan kemampuan untuk meramu

teknik berbicara dengan penyajian yang baik, termasuk penggunaan alat

peraga.

2. Seminar yang efektif


Seminar yang efektif harus memberikan manfaat baik bagi penyaji
maupun pendengarnya. Namun , hal ini hanya akan terjadi bila peserta
mendengarkan dan mengerti. Oleh karena itu, komunikasi akan sangat
tergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.

Definisi sseminar yang lebih bebas adalah seminar merupakan

pertemuan untuk pertukaran ide dalam bidang tertentu. layak dicatat

bahwa kata pertukaran berarti memberi dan menerima secara

berbalasan. Dengan kata lain, seminar harus memberi manfaat baik bagi

penyaji maupun pendengar. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila

peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh karena itu, komunikasi akan

sangat bergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.

3. Penyaji yang efektif adalah orang yang mampu membuat penyajiannya


vital dan bebas dari unsur-unsur pengganggu. Kriteria ini mampu
membuat penyaji mempertahankan suasana atau hubungan komunikatif
antara penyaji dengan pendengarnya. Penyaji yang efektif juga

2021 BAHASA INDONESIA


14 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menentukan keberhasilan seseorang sebagai pembicara,karena penyaji
yang efektif adalah penyaji yang mampu membangun dan
mempertahankan suasana komunikatif dengan pendengarnya dimana
sebagai penyaji efektif harus memperhatikan hal- hal berikut ini :
a. Memilki karakter, pengetahuan dan pertimbangan yang menimbulkan
rasa hormat.
b. Mengetahui bahwa ia memiliki pesan yang akan disampaikan,
mempunyai tujuan yang jelas dalam menyampaikan pesan.
c. Menyadari bahwa tujuan utama penyajian tersebut adalah komunikasi
ide dan perasaan untuk memperoleh respon yang diinginkan.
d. Mampu menganalisa dan menyesuaikan dengan setiap situasi
penyajian.
e. Mampu memilih topik yang jelas dan layak saji.
f. Mampu membaca dan mendengarkan berbagai perbedaan tidak
membuta menerima saran ataupun keras kepala selalu menolak
pertimbangan yang berlawanan dengan idenya.
g. Mampu menjaga fakta dan pendapat melalui penyelidikan yang rinci
dan pemikiran yang hati-hati sehingga penyajiannya, baik dalam
forum terbatas ataupun umum, bernilai bagi pendengarnya.
h. Mampu memilih,mengatur bahan-bahan sehingga membentuk suatu
penggabungan yang saling terkait.
i. Mampu menggunakan bahasa yang jelas, langsung,layak dan nyata.

4. Menyiapkan seminar
Tahap pertama yang dilakukan adalah menata informasi dalam bentuk

outline, kemudian mengembangkan liputannya dalam bentuk kerangka

konsep naratif dengan menata seluruh ide secara kronologis dan

sistematis.

Setelah alur ide tersusun, tahap berikutnya adalah menyisipkan


data/fakta/ringkasan informasi yang akan disampaikan. Apabila konsep naratif telah
dikembangkan, maka saatnya untuk berpikir alat peraga (visual aids) yang akan
digunakan untuk menggambarkan informasi tersebut. Alat peraga yang paling
sederhana dan umum digunakan adalah slide dan OHP transparansi; atau pada era

2021 BAHASA INDONESIA


15 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
saat ini adalah dengan langsung menggunakan komputer yang dilengkapi dengan
transformator-proyektor; dengan programnya antara lain Microsoft power point.

Tips dalam penyajian seminar untuk membantu kelancaran seminar dan


penyaji mampu menguasai “suasana seminar” perlu diperhatikan beberapa hal pada
saat penyaji berbicara di depan peserta seminar, yaitu:

2021 BAHASA INDONESIA


16 Kundari, S.Pd, M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Kontak mata
b. Intonasi suara
c. Sikap penyaji
d. Penggunaan tata bahasa
e. Penggunaan catatan
f. Lama penyajian
g. Antusiasme penyaji
h. Penampilan umum (membangkitkan rasa hormat)

 Materi seminar
Materi seminar umumnya berupa ulasan, yang biasanya diminta untuk sesi
gabungan dan hasil-hasil penelitian primer. Penyusunan materi ulasan setelah
judul, penulis, institusi pelaksana, dan pendahuluan pada umumnya, biasanya
bersifat bebas bergantung pada topik bahasan. Untuk materi hasil penelitian
primer, biasanya lebih baku dan tersusun sebagai berikut:

 Judul

 Penulis

 Institusi Pelaksana

 Pendahuluan

 Tujuan dan Hipotesis

 Metodologi

 Hasil dan Pembahasan

 Kesimpulan dan Saran

 Alat Bantu Peraga (visual aids)


Alat bantu peraga (ABP) memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu penyajian dan oleh karena itu diperlukan persiapan yang
matang serta hati-hati dalam pembuatan ABP. Alat bantu peraga dapat membantu
mencapai hasil yang diharapkan apabila:

 Mampu menjelaskan ide yang terkandung dalam materi pembahasan

 Mampu menekankan topik-topik yang ingin disampaikan

2021 BAHASA INDONESIA


17 Nofia Angela, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Meningkatkan minat dan perhatian peserta seminar

Alat bantu peraga yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mungkin hanya akan
membuat peserta seminar mengalihkan perhatiannya atau bahkan tertidur.
Berbagai jenis ABP yang paling umum digunakan adalah slidedan transparansi,
karena dianggappaling murah, ketersediaan bahan mudah didapat, pembuatannya
mudah dan praktis. Peralatan yang lebih canggih adalah computer dan
perlengkapannya, dengan program khusus untuk penyajian, misalnya MS. Power
Point. Namun, selain mahal dan membutuhkan keterampilan dalam
operasionalnya, tak semua institusi memiliki peralatan ini, sehingga tidak menjadi
praktis. Dalam pembuatan ABP sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:

Besar-kecilnya huruf/angka yang digunakan

 Tata letak kalimat

 Tabel dan grafik

 Kombinasi warna (jika digunakan), dan juga

 Intensitas cahaya dalam ruang seminar

Penyebab kegagalan yang paling sering terjadi dalan penyajian ABP adalah:

 Terlalu banyaknya materi dalam satu ABP dan

 Adanya anggapan bahwa apa yang dibaca dalam bentuk cetakan (missal
buku atau majalah), juga bisa dibaca dalam bentuk slide/transparansi

Menyiapkan Seminar dapat pula ditunjang dengan :

1. Membuat garis besar (outline) dari topik-topik yang akan disajikan.


2. Mengembangkan materi dalam bentuk kerangka konsep naratif
dengan menata seluruh ide secara kronologis dan sistematis.
3. Penyisipan data/fakta/ringkasan informasi yang akan disampaikan.
4. Menyiapkan alat peraga/OHP.
5. Pembicara bebas dari keterikatan teks.
6. Berlatih/menghafal teks

2021 BAHASA INDONESIA


18 Nofia Angela, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
8. Berbicara dalam Situasi formal

Berbicara dalam situasi formal, tidaklah semudah yang dibayangkan orang,


walaupun secara ilmiah setiap orang mampu berbicara. Namun, berbicara formal
atau situasi resmi sering meninggalkan kegugupan sehingga gagasan yang
dikemukakan tidak teratur dan akhirnya bahasanya pun menjadi tidak teratur.
Bahkan ada yang tidak berani berbicara sama sekali.

Berbicara dalam situasi yang formal memerlukan persiapan dan menuntut


keterampilan. Kemampuan ini tidak dapat hanya dicapai begitu saja, tetapi
menuntut bimbingan dan latihan yang intensif.

Persiapan berbicara secara formal yaitu:

 Memilih topik pembicaraan

 Menentukan tujuan, bahan, dan kerangka

 Mengumpulkan bahan

 Kartu informasi

 Menyusun karangan

9. Ringkasan

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau


kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Untuk dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara selayaknya
memahami makna atau segala sesuatu yang ingin disampaikan.

Tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan seseorang ketika tampil


berbicara di depan umum untuk kepentingan apa pun, yaitu:

1. Kesiapan diri

2021 BAHASA INDONESIA


19 Nofia Angela, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Kesiapan materi
3. Kesiapan hadirin

Berbagai jenis berbicara untuk keperluan akademik seperti, berbicara untuk


presentasi, berbicara untuk seminar dan berbicara untuk dalam situasi formal.

SELESAI

Daftar Pustaka
Arsjad, Maidar.G dan Mukti U.S.(1991).Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia.Bandung : Erlangga.

Arifin, E.Zaenal dan S.Amran Tasai. (2008).Cermat Berbahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Jakarta : Akapress.

Keraf, Gorys. (1993).Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono dan Mochamad Rizki Sadikin. (2019). Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas.Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Tarigan, Henry, Guntur.(1993).Berbicara Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa.


Bandung:Angkasa.

2021 BAHASA INDONESIA


20 Nofia Angela, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai