Anda di halaman 1dari 6

1

MODUL PERKULIAHAN

Supply Chain
Management
Pengaplikasian Teknologi Pada
Rantai Pasok

Abstract Kompetensi
AIT yang terdiri dari barcode, direct Mampu memahami penggunaan
part marking, electronic article teknologi dalam rantai pasok
surveillance, RFID

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Industri W162100035 Mega Purnamasari
Automatic Information Technology (AIT)
Grup teknologi yang termasuk pada automatic information technology yang juga automatic
data capture antara lain adalah sebagai berikut:

1. Barcode

2. Radio Frequency Identification (RFID)

Untuk lebih jelasnya, dijelaskan pada pembahasannya selanjutnya.

Barcodes

Barcode adalah representasi optik data yang dapat dipindai dan diinterpretasikan oleh mesin
pemindai (scanner). Barcode dapat dalam bentuk satu dimensi dan dua dimensi. Yang
termasuk barcode satu dimensi adalah dalam bentuk garis-garis sedangkan yang termasuk
pada barcode dua dimensi adalah dalam bentuk pola geometris seperti titik, persegi,
heksagon.

Barcode bermanfaat untuk menangkap data dan informasi dalam hitungan detik, yang
kemudia data dan informasi tersebut dapat langsung tersimpan dalam computer.

Barcode dapat kita lihat pada:

1. Mesin kasir toko sebagai pemindai barang yang terjual

2. Gudang sebagai pemindai stok masuk dan keluar

Contoh aplikasi barcode adalah direct part marking dan electronic article surveillance

2021 Supply Chain Management


2 Mega Purnamasari
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Direct Part Marking

Direct part marking adalah sebuah teknologi membuat kode atau symbol dalam dua
permukaan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Direct part marking merupakan salah satu bentuk barcode, yang nantinya dapat dipindai
kode unik yang tertera pada masing-masing produk, dan segala informasi dari hasil pindaian
dapat tersimpan dalam computer.

Electronic Article Surveillance (EAS)

EAS adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk mengidentifikasi item saat melewati
area yang terjaga keamanannya. Pada umumnya, teknologi ini digunakan di supermarket,
departemen store, dan perpustakaan. Barang akan diberikan tag atau barcode yang tag
tersebut dalam kondisi aktif di sistem, jika barang sudah dibayar atau diijinkan untuk keluar
area, maka tag akan di deactivated kan sehingga pada saat melewati gerbang keamanan
seperti pada gambar di bawah, maka alarm tidak akan berbunyi. Alarm pada gerbang akan
berbunyi saat terdapat tag yang melewatinya masih dalam kondisi aktif di sistem.

EAS ini sangat bermanfaat untuk meminimalkan terjadinya pencurian, dan jika dipabrik
digunakan untuk melabeli barang yang tidak diperlukan.

2021 Supply Chain Management


3 Mega Purnamasari
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Radio Frequency Identification (RFID)

RFID adalah sebuah sistem yang mentransmisikan identitas (dalam bentuk nomor seri unik)
sebuah objek atau manusia secara nirkabel dengan menggunakan gelombang radio. RFID
dapat mengambil dan menyimpan data tanpa perlu bersentuhan langsung karena
menggunakan gelombang radio. Data yang dapat diambil adalah 100-200 data secara
sekaligus dalam rentang waktu 4-5 detik. Cara kerjanya sama dengan barcode,
perbedaannya adalah RFID dapat lebih banyak mengambil data dibandingkan dengan
barcode dalam rentang waktu yang sama. Untuk lebih jelasnya, perbedaan RFID dengan
barcode dijelaskan pada table berikut:

RFID Barcode

Metode lacak Sinyal radio Pemindai optic

Posisi baca Bebas, segala arah Posisi tertentu

Jarak lacak Pendek (30 cm) +- 7 cm

Menengah (3 m)

Jauh (+- 10 m)

Posisi baca Banyak dan sekaligus Satu per satu

Daya tahan (debu, air) Tahan lama (tidak Tidak tahan lama
terpengaruh)

Kemampuan informasi Baca, tulis Baca

Kapasitas tag Banyak Terbatas

Duplikasi sulit Mudah

2021 Supply Chain Management


4 Mega Purnamasari
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Komponen

Komponen-komponen dalam RFID adalah sebagai berikut:

1. RFID tag (yang dibaca) dan ditempelkan di aset

a. RFID tag pasif adalah RFID tag yang sumber dayanya diperoleh dari medan
magnetic yang dihasilkan oleh gelombang radio dari pembaca RFID dan
pengiriman data informasinya lebih pendek (<20 m)

b. Bluetooth low energy (BLE) adalah tag yang sumber dayanya dari baterai dan
pengiriman data informasinya bisa mencapai +- 100 m

2. RFID reader (yang membaca)

3. Software system

Pemanfaatan RFID

RFID tag ditempelkan pada asset, jadi semua asset di beri RFID tag sehingga dapat terbaca
oleh RFID reader. Selain itu, penggunaan RFID harus dapat digunakan secara
berkesinambungan, karena jika tidak atau hanya digunakan sekali pakai, maka biaya yang
dikeluarkan termasuk besar. Jarak baca RFID juga menentukan apakah penggunaan RFID
akan berjalan optimal atau tidak, sehingga bagaimana meletakkan asset dan RFID reader
sangatlah berpengaruh terhadap efektifitas penggunaan RFID.

Contoh aplikasi RFID dalam returnable asset tracking


Returnable asset adalah wadah yang digunakan dalam pengiriman barang yang mana pada
saat pengiriman, returnable asset tidak ditinggalkan melainkan ikut kembali dengan truck ke
tempat awal. Returnable asset contohnya adalah palet, tabung gas, wadah, dan lain
sebagainya. Dengan memassang RFID tag pada returnable asset, maka asset dapat di
lacak secara real time, historinya dapat terekam, dan mencegah terjadinya pencurian atau
hilang.

2021 Supply Chain Management


5 Mega Purnamasari
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
References:
ACS Group. (2021). Perkembangan dan Manfaat RFID dan BARCODE untuk Industri.
Online accessed: https://www.youtube.com/watch?v=1xFtEt4OuhU&t=151s.
Jones, E.C. (2019). Supply Chain Engineering and Logistics Handbook: Inventory and
Production Control (1st ed.). CRC Press. https://doi.org/10.1201/9781315159096.

2021 Supply Chain Management


6 Mega Purnamasari
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai