Anda di halaman 1dari 3

Tugas: Memberikan contoh kasus terkait hubungan antara suprastruktur dengan

infrastruktur!

Nama: Nurfadilla
Nim: E071211008
Matkul: Teori Antropologi 2

Contoh kasus suprastruktur:

Dari segi eksekutif (cabang pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan


bertanggungjawab untuk menerapkan hukum, seperti administrasi dalam system
presiden, atau sebagai pemerintah dalam system parlementer. Mantan Presiden
Soeharto ditempatkan sebagai Presiden terkorup sedunia berdasarkan temuan
Transparency International 2004 dengan total perkiraan korupsi sebesar 15-25 miliar
dolar AS. Karena itu, Koalisi Mayarakat Sipil Melawan Lupa menyatakan menolak
calon presiden (capres) yang mendukung pemberian gelar pahlawan kepada mantan
Presiden Soeharto. Salah satu kasus korupsi besar yang dilakukan Soeharto yakni
penggunaan Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden, Dana
tersebut digunakan untuk membiayai 7 buah yayasan miliknya.

kasus dugaan korupsi Soeharto menyangkut penggunaan uang negara oleh 7


buah Yayasan yang diketuai atau dimilikinya, antara lain Yayasan Dana Sejahtera
Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan
Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan
Dana Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora. Pada 1995, Soeharto
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995. Keppres ini menghimbau
para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari keuntungannya untuk Yayasan
Dana Mandiri. Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90
Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen
dari keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri.

Hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal


2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli,
berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk
Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999 Uang negara 400 miliar mengalir ke Yayasan
Dana Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya dari pos Dana Reboisasi
Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden. Dalam berkas kasus Soeharto,
terungkap bahwa Haryono Suyono, yang saat itu Menteri Negara Kependudukan dan
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, mengalihkan dana itu untuk
yayasan. Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua di Dana Mandiri. Bambang
Trihatmodjo, yang menjadi bendahara yayasan ini, bersama Haryono, ternyata
mengalirkan lagi dana Rp 400 miliar yang telah masuk ke yayasan itu ke dua bank
miliknya, Bank Alfa dan Bank Andromeda, pada 1996-1997, dalam bentuk deposito.

Dari data dalam berkas Soeharto, Bob Hasan paling besar merugikan
keuangan negara, diduga mencapai Rp 3,3 triliun. Hal ini juga terungkap dari
pengakuan Ali Affandi, Sekretaris Yayasan Supersemar, ketika diperiksa sebagai
saksi kasus Soeharto. Dia membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan Dharmais
memiliki saham di 27 perusahaan Grup Nusamba milik Bob Hasan. Sebagian saham
itu masih atas nama Bob Hasan pribadi, bukan yayasan. Hutomo Mandala Putra, putra
bungsu Soeharto bersama bersama Tinton Suprapto, pernah memanfaatkan nama
Yayasan Supersemar untuk mendapatkan lahan 144 hektare di Citeureup, Bogor, guna
pembangunan Sirkuit Sentul. Sebelumnya, Tommy dan Tinton berusaha menguasai
tanah itu lewat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi gagal.

Contoh kasus infrastruktur:

Dari segi mahasiswa/mahasiswi:

a. Gerakan mahasiswa tahun 1998 adalah salah satu faktor pendobrak bagi terciptanya
kebebasan sipil politik yang tersandera selama 32 tahun lamanya. Namun setelah
reformasi, tidak ada lagi satu gelembung besar gerakan mahasiswa, justru yang
nampak hanya riak – riak kecil dan terpecah dengan isu – isu sektoral dan tidak
sedikit pula yang masuk dalam perangkap pragmatisme politik penguasa. Peran
gerakan mahasiswa sebagai gerakan intelektual sangat penting untuk mengambil
inisiatif membantu penyadaran politik terhadap masyarakat. Agenda ini selanjutnya
akan menjadi kata kunci untuk mengartikulasikan gerakan mahasiswa dalam masa
transisi menuju penemuan identitas gerakan mahasiswa yang sesungguhnya. Dalam
kurun waktu lebih dari sebelas tahun reformasi, makna substansial yang hilang dari
gerakan mahasiswa adalah “peleburan” bersama rakyat.
b. Sebagai sebuah organisasi yang dinamis dan inklusive, HMI cabang Manado yang
keberadaannya di tengah kaum minoritas muslim, secara transparan melalui data
badan pusat statistik Sulawesi Utara, populasi masyarakat muslimnya kira-kira 20%,
dimana mayoritas penduduk adalah beragama Kristen. Dalam rangka memproteksi
demokrasi lokal (PEMILUKADA), yang dilaksanakan secara serentak di beberapa
kabupaten/kota yang ada dan provinsi (Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan,
Kota Manado, Kota Tomohon, Bolamangondou Selatan, Bolamogondou Timur, dan
pemilihan Gubernur serta wakil Gubernur). Dengan demikian, Himpunan
Mahasiswa/i Islam bersama-sama dengan beberapa elemen gerakan yang ada di
Manado khususnya dan provinsi Sulawesi Utara pada umumnya, mendesain sebuah
front solidaritas yang berorientasi menjadi mediator dan fasilitator yang kritis
konstruktif dalam mengimplementasikan proses demokrasi lokal yang berkualitas.
Kelompok tengah yang dibentuk dalam rangka mengawasi pemilihan umum tersebut,
terdiri dari; FOKUSMAKER (forum komunikasi mahasiswa kekeryaan) SULUT,
HMI MPO cabang Manado, GMPI (Gerakan Mahasiswa/i Pemuda Indonesia)
SULUT, GMIM SULUT, kalangan pers, tokoh agama Budha, pengamat politik,
serta beberapa OMS (oganisasi masyarakat sipil) lainnya. Dalam perspektif kemajuan
dan kesejahteraan, HMI cabang Manado menganggap penting untuk kemudian
dilakukannya konsolidasi pemikiran, dan tindakan, untuk kemudian gerakan
penyelamatan dan netralitas demokrasi dapat dengan mudah diaktualisasikan.
Selanjutnya, dalam rangka memenuhi dan mengakomodasi berbagai tuntutan serta
kebutuhan masyarakat yang beragam, dibutuhkan adanya pemberian pemahaman
ataupun pencerahan yang maksimal. Sehingga dalam memobilisasi perubahan ke arah
kemajuan (progress), masyarakat juga dapat dilibatkan. Kembali ke spirit
dibentuknya front atau kelompok diskusi diatas, maka HMI sebagai salah satu elemen
yang bergabung merasa perlu untuk secara konsen dan konsisten melakukan
pengkajian, mapping, serta menelaah lebih mendalam apa substansi dari makna
demokrasi itu sendiri, apabila belum ada penyamaan pemikiran diantara sesama
masyarakat, hal itu dengan sendirinya akan memberikan implikasi negatif terhadap
keberlanjutan pembangunan di sulawesi utara nantinya. Dengan demikian paradigma
politik dan pemaknaan kebebasan demokrasi perlu di rekonstruksi dan di orientasikan
pada tatanan yang tepat, maju, serta proporsinal.

Anda mungkin juga menyukai