infrastruktur!
Nama: Nurfadilla
Nim: E071211008
Matkul: Teori Antropologi 2
Dari data dalam berkas Soeharto, Bob Hasan paling besar merugikan
keuangan negara, diduga mencapai Rp 3,3 triliun. Hal ini juga terungkap dari
pengakuan Ali Affandi, Sekretaris Yayasan Supersemar, ketika diperiksa sebagai
saksi kasus Soeharto. Dia membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan Dharmais
memiliki saham di 27 perusahaan Grup Nusamba milik Bob Hasan. Sebagian saham
itu masih atas nama Bob Hasan pribadi, bukan yayasan. Hutomo Mandala Putra, putra
bungsu Soeharto bersama bersama Tinton Suprapto, pernah memanfaatkan nama
Yayasan Supersemar untuk mendapatkan lahan 144 hektare di Citeureup, Bogor, guna
pembangunan Sirkuit Sentul. Sebelumnya, Tommy dan Tinton berusaha menguasai
tanah itu lewat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi gagal.
a. Gerakan mahasiswa tahun 1998 adalah salah satu faktor pendobrak bagi terciptanya
kebebasan sipil politik yang tersandera selama 32 tahun lamanya. Namun setelah
reformasi, tidak ada lagi satu gelembung besar gerakan mahasiswa, justru yang
nampak hanya riak – riak kecil dan terpecah dengan isu – isu sektoral dan tidak
sedikit pula yang masuk dalam perangkap pragmatisme politik penguasa. Peran
gerakan mahasiswa sebagai gerakan intelektual sangat penting untuk mengambil
inisiatif membantu penyadaran politik terhadap masyarakat. Agenda ini selanjutnya
akan menjadi kata kunci untuk mengartikulasikan gerakan mahasiswa dalam masa
transisi menuju penemuan identitas gerakan mahasiswa yang sesungguhnya. Dalam
kurun waktu lebih dari sebelas tahun reformasi, makna substansial yang hilang dari
gerakan mahasiswa adalah “peleburan” bersama rakyat.
b. Sebagai sebuah organisasi yang dinamis dan inklusive, HMI cabang Manado yang
keberadaannya di tengah kaum minoritas muslim, secara transparan melalui data
badan pusat statistik Sulawesi Utara, populasi masyarakat muslimnya kira-kira 20%,
dimana mayoritas penduduk adalah beragama Kristen. Dalam rangka memproteksi
demokrasi lokal (PEMILUKADA), yang dilaksanakan secara serentak di beberapa
kabupaten/kota yang ada dan provinsi (Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan,
Kota Manado, Kota Tomohon, Bolamangondou Selatan, Bolamogondou Timur, dan
pemilihan Gubernur serta wakil Gubernur). Dengan demikian, Himpunan
Mahasiswa/i Islam bersama-sama dengan beberapa elemen gerakan yang ada di
Manado khususnya dan provinsi Sulawesi Utara pada umumnya, mendesain sebuah
front solidaritas yang berorientasi menjadi mediator dan fasilitator yang kritis
konstruktif dalam mengimplementasikan proses demokrasi lokal yang berkualitas.
Kelompok tengah yang dibentuk dalam rangka mengawasi pemilihan umum tersebut,
terdiri dari; FOKUSMAKER (forum komunikasi mahasiswa kekeryaan) SULUT,
HMI MPO cabang Manado, GMPI (Gerakan Mahasiswa/i Pemuda Indonesia)
SULUT, GMIM SULUT, kalangan pers, tokoh agama Budha, pengamat politik,
serta beberapa OMS (oganisasi masyarakat sipil) lainnya. Dalam perspektif kemajuan
dan kesejahteraan, HMI cabang Manado menganggap penting untuk kemudian
dilakukannya konsolidasi pemikiran, dan tindakan, untuk kemudian gerakan
penyelamatan dan netralitas demokrasi dapat dengan mudah diaktualisasikan.
Selanjutnya, dalam rangka memenuhi dan mengakomodasi berbagai tuntutan serta
kebutuhan masyarakat yang beragam, dibutuhkan adanya pemberian pemahaman
ataupun pencerahan yang maksimal. Sehingga dalam memobilisasi perubahan ke arah
kemajuan (progress), masyarakat juga dapat dilibatkan. Kembali ke spirit
dibentuknya front atau kelompok diskusi diatas, maka HMI sebagai salah satu elemen
yang bergabung merasa perlu untuk secara konsen dan konsisten melakukan
pengkajian, mapping, serta menelaah lebih mendalam apa substansi dari makna
demokrasi itu sendiri, apabila belum ada penyamaan pemikiran diantara sesama
masyarakat, hal itu dengan sendirinya akan memberikan implikasi negatif terhadap
keberlanjutan pembangunan di sulawesi utara nantinya. Dengan demikian paradigma
politik dan pemaknaan kebebasan demokrasi perlu di rekonstruksi dan di orientasikan
pada tatanan yang tepat, maju, serta proporsinal.