Subjek hukum adalah sesuatu pendukung hak yang menurut hukum berwenang/berkuasa
Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukkum dan mempunyai
tujuan tertentu. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh hukum yaitu :
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum (manusia/badan
hukum) dan yang dapat menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek hukum.
Oleh karenanya dapat dikuasai oleh subyek hukum. Biasanya objek hukum adalah benda atau
zaak. Pengetahuan tentang benda terdapat penjelasannya secara luas pada Buku II KUH Perdata
tentang hukum kebendaan atau zaken recht yang berasal dari hukum barat. Menurut pasal
503,504 dan 505 KUH Perdata, benda dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
Benda yang bersifat kebendaan, yang terdiri atas:
1) Benda bertubuh (bergerak / tidak tetap seperti mobil, perhiasan, beras,minyak danlainlain, serta tidak bergerak/tetap seperti rumah, sawah dan lain-lain).
2) Benda tidak bertubuh seperti merek, paten, hak cipta dan sebagainya.
Berkaitan dengan manusia, seiring dengan perkembangan zaman telah terjadi perubahan
yang sangat fundamental. Beberapa abad yang lalu, dimana perbudakan masih terjadi, manusia
terkadang dapat menjadi sebagai obyek hukum, yakni pada saat hak dan kewajibannya sebagai
subyek hukum dicabut atau dilenyapkan. Namun seiring perkembangan demokrasi dan juga
martabat manusia, maka pada zaman modern dimana sistem perbudakan sudah tidak
diperkenankan lagi maka manusia tidak dapat lagi dijadikan sebagai obyek hukum. Jika hal
tersebut terjadi maka dapat dikategorikan melanggar HAM. (H.M. Aiz Muhadjirin,SH,MH)
Objek hukum dibedakan karena :
Contohnya : benda-benda ekonomi, yaitu benda-benda yang untuk dapat diperoleh manusia
memerlukan pengorbanan dahulu sebelumnya.
Contoh Kasus
Masyarakat Hukum : Masyarakat kota Jember
Masyarakat hukum dalam kasus ini adalah masyarakat kota Jember.Karena kasus hukum
tersebut berada di wilayah kota Jember.Dimana kasus hukum tersebut akan di kenakan sanksi
hukum/membayar denda sesuai dengan peraturan yang berlaku di kota Jember.
Subjek Hukum : Joni Akbar sebagai pemegang kewajiban dan masyarakat kota Jember sebagai
pemegang hak dalam kasus ini.
Subjek hukum dalam kasus ini adalah Joni Akbar di karenakan Joni Akbar seenaknya
memarkirkan mobil mewah nyadengan roda yang menginjak dua garis kuning tanpa putus, di
mana hal tsb melanggar peraturan di kota Jember.
Objek Hukum : Mobil mewah Toyota Alphard
Objek hukum dalam kasus ini adalah mobil mewah Toyota Alphard milik Joni Akbar, di
mana merupakan hak benda berwujud yang menjadi pokok masalah dalam kasus ini.
Peristiwa hukum : Masyarakat kota Jember merasa di rugikan karena perbuatan Joni Akbar yang
tidak menaati peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
Peristiwa hukum dalam ksus ini masyarakat kota Jember merasa di rugikan karena
perbuatan Joni Akbar yang melanggar peraturan di mana perbuatan nya menimbulkan ketidak
nyamanan bagi pengendara kendaraan di kota Jember dan dapat mengakibat kan terjadi nya
kecelakaan dan kemacetan parah.
Akibat hukum : Joni Akbar harus membayar denda yang di kenakan kepadanya.
Akibat hukum dari kasus ini ialah alex curran harus memayar denda yang di kenakan
kepadanya, di karenakan perbuatanya melanggar peraturan yang berlaku di kota Jember.
Menurut pendapat saya mengenai penerapan hukum bisnis diIndonesia yang menganut
system perekonomian pancasila berlandaskan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 belum
terlaksana dengan baik.Karena masih lemahnya hukum di Indonesia yang cenderung berubahubah peraturannya sehingga hanya menguntungkan satu pihak saja.Dimana sejak era orde baru
yang memberikan beberapa kelemahan perekonomian daerah dengan pusat menjadikan system
perekonomian Indonesia menjadi kurang sehat.
Dalam kegiatan bisnis masih seringkali terjadi praktek tidak sehat yang dilakukan
beberapa pihak untuk memperoleh keuntungan tinggi.Pada praktiknya system perekonomian
berbasis pancasila lebih cenderung berbasis liberal yang memberikan kebebasan seutuhnya
dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang
seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa dan Amerika
Serikat.Namun dari sisi lain system liberal ini memiliki kekurangan yakni Sulit terjadi
pemerataan pendapatan,Rentan terhadap krisis ekonomi,Menimbulkan monopoli dan Adanya
eksploitasi.
Contoh Kongkrit dalam penerapan hukum bisnis yang kurang baik,ada beberapa yang
dapat saya contohkan dalam tugas ini yakni :
1. Hukum Dalam Perusahaan (Merk)
Study Kasus Merk Aqua yang diplagiat oleh Aquase tentu hal ini sudah melanggar
hukum bisnis.Hukum yang dilanggar yaitu berniat tidak baik dengan meniru nama produk lain
pada produknya. Tentunya hal tersebut sangat merugikan pihak Aqua. Pihak Aqua mendapat
kerugian yang besar yaitu menurunnya penjualan produk karena konsumen berpindah pada
produk yang sama atau mirip dengan produknya. Tidak hanya pihak Aqua yang dirugikan,
konsumen pun merasa dirugikan. Perusahaan Aquase telah melakukan pembohongan publik
kepada konsumen dengan memakai nama besar Aqua pada produknya. Konsumen akan
mengira bahwa Aquase merupakan inovasi dari produk Aqua, padahal kenyataanya Aqua dan
Aquase berasal dari perusahaan yang berbeda.
Contoh:
2.Perlindungan Konsumen
Kasus Prita Mulyasari melawan RS Omni Internasional. Yang mana Prita adalah mantan
pasien RS omni internasional yang mengeluhkan pelayanan di RS tersebut dan menyebarluaskan
keluhan tersebut melalui media elektronik atau internet. Kemudian RS omni merasa nama
baiknya tercemar, kemudian membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum. Selanjutnya
kasus Prita menjadi kasus perdata sejak UU No. 11 tahun 2008tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik disahkan.Prita memperoleh upaya hukum dan keadilan yang layak, sehinggga tidak
semena-mena Pasal 27 (3) UU ITE dan KUHP menjeratnya. Sebagai media pembelajaran sosial,
seharusnya keluhan diajukan kepada yang berwenang menangani yaitu seperti LSM bidang
kesehatan atau YLKI.
Apa yang dialami dan terjadi oleh Prita yang sengaja berkeluh kesah tentang pelayanan
RS Omni Internasional, merupakan contoh buramnya implementasi UU perlindungan konsumen.
Kasus penahanan Prita merupakan potret tidak seimbangnya bargaining position antara produsen
dan konsumen, yang mungkin tidak hanya terjadi pada bidang kesehatan. Ketidakseimbangan
posisi tawar ini kemudian berdampak pada perilaku usaha, baik produsen maupun konsumen.
Produsen akan menggunakan segala kekuatannya demi kepentingan bisnis mereka, konsumen
akan mencari upaya yang paling memungkinkan untuk menyampaikan keluhannya.