Anda di halaman 1dari 6

Pengertian norma atau kaidah norma adalah petunjuk hidup,yaitu petunjuk

bagaimana kita berbuat, bertingkah laku didalam masyarakat. dengan demikian


norma atau kaidah tersebut berisi perintah atau larangan,setiap orang hendaknya
menaati norma atau kaidah itu agar dapat hidup tenteram dan damai.
Hukum merupakan seperangkat norma atau kaidah, dan kaidah itu
bermacam-macam, tetapi tetap sebagai satu kesatuan. karena kaidah itu berisi
perintah atau larangan maka sudah selayaknya kaidah yang merupakan petunjuk
hidup tersebut mempunyai sifat yang memaksa yang merupakan ciri norma hukum.
Hakikat Kaidah Didalam masyarakat terdapat berbagai macam kepentingan
bersama mengharuskan adanya ketertiban dalam kehidupan masyarakat.
sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya agar dapat memenuhi
kebutuhannya dengan aman,tenteram dan damai diperlukan satu tata. tata yang
berwujud aturan yang menjadi pedoman tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidupnya
Pengertian Kaidah Hukum
Kaidah hukum berasal dari dua Kata, yakni: Kaidah dan hukum. Kaidah
berarti perumusan dari asas-asas yang menjadi hukum, antara yang pasti, patokan,
dalil dalam ilmu pasti. Sedang hukum sendiri berarti peraturan yang dibuat dan
disepkati baik secara tertulis meupun tidak tertulis, peraturan, undang-undang yang
mengikat prilaku setiap masyarakat tetentu. Dari sini dapt di kemukakan bahwa
keberlakuan tingkah laku didalm masyarakat. Kaidah hukum merupakan ketentuan
tentang prilaku. Pada hakikatnya apa yang dinamakan kaidah adalah nilai karena
berisi apa yang seyogyanya harus dilakukan. Sehingga harus dibedakan dari
peraturan konkrir yang dapat dilihat dalam bentuk kalimat-kalimat. Kaidah hukum
dapat berubah sementara undang-undang nya (Peraturan konkritnya) tetap (lihat
ps-1365 Bw).
Agar dapat memnuhi kebutuhan-kebutuhannya, dengan aman tentram dan
damai tanpa gangguna, maka bagi setiap manusia perlu adanya suatu tata (orde =
ordnung). Tata itu berwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi segala
tingkah manusia dalm pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing-masing
dapat terpelihara dan terjamin setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan

kewajiban masing-masing. Tata itu lazim disebut KAIDAH (berasal dari bahsa Arab)
atau Norma (berasal dari bahasa latin) atau UKURAN-UKURAN.

Kaidah hukum merupakan pandangan hukum tentang bagaimana


seharusnya orang berprilaku dan bersikap tindak menurut hukum. Jadi sifatnya
abstrak dan ideal.( das sollen = apa yang seharusnya)
Pernyataan kaidah hukum telah menyangkur kaidah hukum didalam kenyataan riel,
yang merupakan perwujudan hukum. Disini kita berbicara masalah kenyataan
hukum jadi sifatnya riel ( das sein = apa yang senyatanya).
Tentang hubungan antara kedua macam pernyataan kaidah hukum ( saat terjadinya
pernyataan kaidah hukum).
a. HANS KELSEN : Penyataan kaidah hukum umum mendahului pernyataan kaidah
hukum individual.
b. TER HAAR : Penyataan kaidah individuil menyimpulkan penyataan kaidah hukum
umum.
Tentang hubungan antara penyataan kaidah hukum dengan kebiasaan.
a. LOGEMAN : Penyataan kaidah hukum diikuti oleh kebiasaan.
b. TER HAAR : kebiasaan mendahului penyataan kaidah hukum
Tentang sifat penyataan kaidah hukum, ada 2 yaitu:
a. konstruktif/ kreatif, yaitu penyataan kaidah hukum yang langsung maupun tidak
langsung, merupakan penyataan kaidah hukum individuil sekaligus penyataan
kaidah hukum umum
b. Eksekutif, yaitu penyataan kaidah hukum dimana pentataan kaidah hukum
individual yang berdasarkan kaidah hukum umum.
Fungsi Kaidah Hukum adalah untuk menciptakan keadilan dan memperoleh
kedamaian. Kedamaian dalam hal ini adalah keserasian antara (nilai) ketertiban
ekstern antar pribadi dengan nilai ketenangan intern pribadi. Menurut Soekarno
(1993 : 50-51), fungsi kaidah hukum dalam sistem hukum di Indonesia diantaranya

adalah mengusahakan kesebandingan tatanan dalam (equity) dan memberikan


kepastian dan hukum.
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam kepentingan bersama
mengharuskan adanya ketertiban dalam kehidupan masyarakat. sebagaimana yang
telah disebutkan sebelumnya agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan aman,
tentram dan damai diperlukan satu tata. Tata yang berwujud aturan yang menjadi
pedoman tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya.
Gunanya kaidah atau norma yaitu untuk memberikan petunjuk kepada
manusia sebagaimana seseorang harus bertindak dalam masyarakat serta
perbuatan-perbuatan mana yang harus dijalankan dan perbuatan-perbuatan mana
pula yang harus dihindari. Berdasarkan isinya, kaidah hukum dapat dibedakan
menjadi tiga :
a. Perintah (impere), yang merupakan kaidah hukum yang berisi perintah untuk
wajib bagi seseorang berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya akan
dipandang baik.
b. Larangan (prohibere), dalam hal ini, kaidah hukum berisi larangan yang harus
dipatuhi oleh warga supaya tidak melakukan tindakan-tindakan yang yidak
diperkenakan oleh pemerintah.
c. Dibolehkan (permittere). Dalam hal ini, kaidah hukum berisi perkenaan atau
segala sesuatu yang boleh dilakukan setiap warganya. Misalnya, dalam UU
No. 1 Tahun 1974 pasal29 tentang Perjanjian Perkawinan, bahwa kedua belah
pihak dibolehkan mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai
pencatat perkawinan, baik dilakukan pada waktu perkawinan atau sbelum
perkawinan.
Menurut sifatnya Kaidah Hukum terbagi dua, yaitu :
a. Hukum yang imperatif, maksudnya kaidah hukum itu bersifat aprioro harus
ditaati, bersifat mengikat dan memaksa.
b. Hukum yang fakultatif, maksudnya ialah hukum itu tidak secara apriori
mengikat. Kaidah fakultatif bersifat sebagai pelengkap.
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi 2, yaitu:
a. Kaidah hukum yang berarti perintah, yang mau tidak mau harus di
ja;ankan atau di taati seperti misalnya ketentuan dalam pasal 1 UU no.1
tahun 1947 yang menentukan, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin

antara

seorang

pria dan

wanita

sebagai

suami

istri

dengan

tujuan

membenmtuk keluarga yang berbahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan


yang maha Esa.
b. Kaidah hukum yang berisi larangan , seperti yang tercantum dalam pasal
8 UU no.1 tahun 1974 mengenai larangan perkawinan antara dua orang lakilaki dan perempuan dalam keadaan tertentu.
Dari segi tujuan kaidah hukum bertujuan menciptalan tata tertib masyarakat
dan

melindungi

manusia

beserta

kepentingannya,

kaidah

agama(kaidahkepercayaan) dan kesusilaan bertujuan memperbaiki pribadi manusia


agar menjadi manusia ideal (Insan Kamil).
Dari segi sasaran,

Kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia agar sesuai dengan aturan.
Kaidah agama (kaidah kepercayaan) dan kesusilaan mengatur sikap batin
manusia yang pribadi agar menjadi manusia yang berkepribadian baik.

Dari asal-usul kaidah kesopanan (sopan santun) dari luar diri manusia itu
sendiri,

Kaidah agama (kaidsah kepercayaan) berasal dari Tuhan yang maha Esa.
Kaidah berasal dari pribadi manusia.

Dari sumber-sumber sanksi.

Kaidah hukum dan kaidah agama berasal dari kekuasaan luar diri manusia

(Heteronom).
Kaidah kesusilaan berasal dari suara yang berasa dari masing-masing
pelanggar (Otonom).

Dari segi biaya

Kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (atributif dan normatif)


Kaidah Agama dan kaidah kesusilaan hanya memberikan kewajiban saja

(normatif).
Kaidah kesopanan berisi aturan yang di rujukkan kepada sikap lahir manusia.
Kaidah agama dan kaidah kesusilaan berisi aturan yang di tujukan kepada
sikap batin manusia

Tujuan kaidah hukum adalah kedamaian. Yang dimaksud kedamaian adalah


suatu keadaan dimana terdapat keserasian antara (nilai) ketertiban ekstren antar
pribadi dengan nilai ketentraman/ ketenangan intern pribadi. Sedangkan tugas
kaidah hukum adalah untuk mencapai keadilan. Yang dimaksud keadilan adalah
keserasian antara(nilai) kepastian hukum dengan (nilai) kesebandingan hukum.
Hubungan antara tugas dan tujuan hukum adalah bahwa pemberian nilai kepastian
hokum akan mengarah kepada ketertiban ekstren pribadi sedangkan pemberian
kesebandingan hukum akan mengarah kepada ketentraman/ketenangan intern
pribadi.
Tujuan Hukum :
1. Tujuan hukum itu sebenarnya menghendaki adanya keseimbangan kepentingan,
ketertiban, keadilan, ketentraman, kebahagiaan,damani sejahtera setiap manusia.
2. Dengan demikian jelas bahwa yang dikehendaki oleh hukum adalah agar
kepentingan setiap orang baik secara individual maupun kelompok tidak diganggu
oleh orang atau kelompok lain yang selalu menonjolkan kepentingan pribadinya
atau kepentingan kelompoknya.
3. Inti tujuan hukum adalah agar tercipta kebenaran dan keadilan

Anda mungkin juga menyukai