Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MARSYANDA ULFA

NPM : B1A019001
KELAS : A

1. Jelaskan mengapa dalam istilah Hukum Administrasi tidak perlu lagi ditambahkan frasa
Negara di dalamnya!
Jawaban :
Karena pada dasarnya Hukum Administrasi atau dalam bahasa Inggris yang disebut
Administrative Law sama dengan Ilmu Administrasi Negara, istilah Hukum Administrasi
telah berkonotasi pemerintahan sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat didalam
suatu negara, selain itu penggunaan diksi/bahasa hukum dalam Hukum Administrasi
menandakan seperangkat aturan. Maka jika kita berbicara tentang aturan sudah tentu
yang punya wewenang untuk itu ialah Negara dan Pemerintahan sebagai pemegang
kebijaksanaan bernegara, sehingga dirasa tidak diperlukan lagi cpenambahan frasa
Negara didalamnya.

2. Jelaskan ruang lingkup Hukum Administrasi!


Jawaban :
Ruang lingkup Hukum Administrasi terdiri dari :
a. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat
b. Mengatur cara partisipasi warga negara dalam proses pengaturan dan
pengendalian tersebut
c. Perlindungan hukum (rechtsbescherming)
d. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguaa untuk pemerintahan yang
baik
e. Hukum tentang organisasi negara
f. Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari Administrasi Negara, terutama yang
bersifat Yuridis
g. Hukum tentang peradilan Administrasi Negara
h. Hukum Administrasi pemerintah daerah dan wilayah yang dibagi menjadi :
 Hukum Administrasi Kepegawaian
 Hukum Administrasi Keuangan
 Hukum Administrasi Materiil
 Hukum Administrasi Perusahaan Negara
 Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara yang mempelajari Negara dalam keadaan bergerak tentu
memiliki ruang lingkup yang sangat luas tidak hanya terbatas pada ruang lingkup yang
telah disebutkan diatas karena perkembangan kehidupan negara dengan berbagai
kompleksitas permasalahannya membuat tugas dan peran Hukum Administrasi Negara
juga menjadi luas. Hal ini pula lah yang membuat ruang lingkum Hukum Administrasi
Negara ikut menjadi luas.

3. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi dalam Lapangan Hukum!

Jawaban :
Dalam lapangan Hukum, berdasarkan isinya Hukum Administrasi terletak
diantara hukum privat dan hukum pidana. Hukum publik adalah hukum yang mengatur
hubungan antara pemerintah dan masyarakat, sedangkan Hukum Privat adalah hukum
yang mengatur hubungan antara individu dengan individu atau individu dengan badan
dan sebaliknya. Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian
dari ilmu hukum yang khusus. Hukum Administrasi Negara juga merupakan ilmu hukum
yang tidak statis, akan tetapi berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan dalam
masyarakat. Didalam ilmu hukum publik mula-mulanya Hukum Administrasi merupakan
bagian dari Hukum Tata Negara. Akan tetapi karena timbulnya Welfare State, negara
hukum modern yang mengutamakan kesejahteraan rakyat pada akhir abad ke-19 dan
permulaan abad ke-2, antara tahun 1946 – 1948 diadakannya pemisahan antara Hukum
Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara. Hukum Administrasi berkembang
dengan pesat kemudian Hukum Administrasi diakui merupakan bagian tersendiri dari
hukum publik dan sebagian ada pada hukum privat. Philipus M. Hadjon dkk
mengemukakan bahwa Hukum Administrasi meteriil terletak antara Hukum Privat dan
Hukum Pidana (publik). Hukum pidana berisi norma-norma yang begitu penting bagi
kehidupan masyarakat sehingga penegakan norma-morma tersebut tidak diserahkan pada
pihak partikelir tetapi harus dilakukan oleh penguasa. Hukum privat berisi norma-norma
yang penegakannya dapat diserahkan pada pihak partikelir. Diantaranya bidang hukum
itu terletak Hukum Administrasi, oleh karena itu Hukum Administrasi Negara dapat
dikatakan sebagai “Hukum Antara”

4. Jelaskan perbedaan antara rehchts handeling dengan feitelijke handeling dalam tindakan
pemerintahan! Serta berikan contohnya!
Jawaban :
 Rechts handeling (tindakan hukum) merupakan tindakan yang menimbulkan
hubungan hukum dan akbibat hukum tertentu. Tindakan hukum ini secara teori
memiliki implikasi hukum secara Administrasi. Tindakan hukum ini ada yang bersegi
satu (eenzijdige publiek rechtelijke handelingen) bersifat sepihak saja. Dan ada juga
yang bersegi dua (twee/meer zijdige publiek rechtelijke handelingen). Contohnya :
kontrak antara pemerintah dengan pihak swasta (warga masyarakat).
 Feitelijke handeling (tindakan nyata) , tindakan ini tidak hanya terbatas pada tindakan
aktif saja namun juga perbuatan pasif. Yang dimaksud perbuatan pasif adalah
pendiaman akan sesuatu hal. Contohnya perbuatan aktif pembangunan gedung
pemerintahan. Sedangkan contoh dari perbuatan pasif adalah membiarkan jalan rusak

5. Jelaskan landasan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan! Serta indicator apa yang
dapat digunakan untuk menilai cacat atau tidaknya tindakan pemerintahan! Jelaskan!
Jawaban :
Landasan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan, yaitu :
1. Asas Negara Hukum (rechtsstaat)
 Asas legalitas, mengatakan bahwa seseorang itu tidak bisa dipidana sebelum
adanya aturan yang mengatur bahwa perbuatan seseorang itu melanggar
aturan. Maka kalau di dalam perspektif Hukum Administrasi suatu tindakan
pemerintah itu legal ketika tindakan itu tidak bertentangan dengan aturan yang
telah ada.
 Pembagian Kekuasaan, proses menceraikan wewenang yang dimiliki oleh
Negara untuk (memerintah, mewakili, mengurus, dsb) menjadi beberapa
bagian yaitu : legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk diberikan kepada
beberapa lembaga Negara untuk menghindari pemusatan kekuasaan
(wewenang) pada satu pihak/lembaga.
 Hak-hak dasar , hak yang melekat pada diri manusia yang ada sebelum lahir
atau anak yang masih dalam kandungan seseorang wanita dan dianggap telah
lahir, setiap kali kepentingan yang menghendaki.
 Pengawasan pengadilan (PTUN), lingkungan peradilan dibawah Mahkamah
Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
terhadap sangketa Tata Usaha.
2. Asas Demokrasi
 Transparansi, keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil
oleh pemerintah. Transparansi lebih mengarah pada kejelasan mekanisme
formulasi dan implementasi kebijakan, program dan proyek yang dibuat dan
dilaksanakan pemerintah. Dengan adanya transparansi maka pemerontah
menunjukkan kinerjanya sebagai tolak ukur dan informasi bagi masyarakat di
pemerintahan.
 Peranserta (inspraak), peran serta tidak hanya meliputi peran serta para
individu yang terkena berbagai peraturan atau keputusan administratif, aka
tetapi meliputi pula peran serta kelompok dan organisasi dalam masyarakat.
3. Landasan Instrumental :
 Daya guna / doeltrenffenheid
 Hasil guna / doelmatigheid
Indikator Cacat Keabsahan (Rechtmatigheidsgebreken) :
1. Cacat kewenangan (onbevoegheid)
 Cacat isi (onbevoegheid ratione materiae)
 Cacat wilayah (obenvoegheid ratione loci)
 Cacat waktu (obenvoegheid ratione temporis)
Secara umum, kewenangan aparatur pemerintahan dianggap tidak sah ketika :
a. Ratione Material, yakni kewenangan aparatur pemerintahan yang tidak sah
dikarenakan substansi kewenangannya.
b. Ratione Loccus, yakni ketidakwenangan seseorang aparatur pemerintahan
dikarenakan wilayah hukumnya.
c. Ratione Temporis, ketidakwenangan seorang aparatur pemerintahan
dikarenakan lewat waktu, atau yang pada umumnya sering diistilahkan
daluarsa.
2. Cacat Prosedur, meyimpang dari landasan HA (asas negara hukum, asas
demokrasi, asas instrumental)
3. Cacat Substansi, menyangkut “apa” merupakan tindakan sewenang-wenang, cacat
substansial menyangkut “untuk apa” merupakan penyalahgunaan wewenang.

6. Jelaskan kedudukan asas umum pemerintahan yang baik dalam tindakan pemerintahan!
Jawaban :
Kedudukan asas umum pemerintahan yang baik dalam tindakan pemerintahan antara lain
adalah :
1. Kepastian Hukum (Rechtszekerheid), menghendaki dihormatnya hak yang telah
diperoleh seseorang berdasarkan keputusan badan/pejabat TUN.
2. Keseimbangan (ovenwichtigheid), mengehendaki proporsi yang wajar dalam
penjatuhan hukum terhadap pegawai yang melakukan kesalahan.
3. Kesamaan dalam mengambil keputusan (gelijkheids), menghendaki agar dalam
menghadapi kasus / fakta yang sama, badan atau pejabat TUN dapat mengambil
tindakan yang sama.
4. Bertindak cermat (zordvuldigheids), menghendaki administrasi negara senatiasa
bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
5. Motivasi dalam setiap Keputusan (motiverings), menghendaki agar keputusan
badan/pejabat administrasi negara didasarkan pada alasan/motivasi yang adil dan
jelas.
6. Tidak mencampuradukkan kewenangan (het verbod detournement de pouvoir),
menghendaki agar dalam mengambil keputusan, badan atau pejabat administrasi
negara tidak menggunakan kewenangan di luar maksud pemberian wewenang
tersebut.
7. Permainan yang layak (fair-play), menghendaki agar badan atau pejabat
administrasi negara memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat
untuk mendapatkan informasi yang benar dan adil.
8. Keadilan / kewajaran , menghendaki agar dalam melakukan tindakkannya, badan
atau pejabat administrasi negara tidak berlaku sewenang-wenang.
9. Menanggapi pengharapan yang wajar (verteouwens beginsel van opgewekte
verwachtingen), menghendaki agar tindakan badan atau pejabat administrasi
negar dapat menimbulkan dan atau memenuhi harapan-harapan yang wajar.
10. Meniadakan akibat keputusan yang fatal (undoing the consequences of annulled
decision) menghendaki agar jika terjadi pembatalan atau keputusan badan atau
pejabat administrasi negara, maka akibat dari keputusan yang dibatalkan itu harus
dihilanglan dan yang bersangkutan diberi ganti rugi.
11. Perlindungan atas cara hidup (protection of way of life), menghendaki agar setiap
pegawai negeri diberi kebebasan atau hak untuk mengatur kehidupan pribadinya
sesuai dengan pandangan hidup yang dianutnya.
12. Kebijaksanaan (sapientia), menghendaki agar dalam melaksanakan tugasnya,
badan atau pejabat administrasi negara diberi kebebasan untuk menentukan
kebijaksanaan tanpa harus selalu menunggu instruksi.

7. Jelaskan mengapa Keputusan Tata Usaha Negara disebut sebagai norma penutup! Serta
jelaskan unsur-unsur dari Keputusan Tata Usaha Negara!
Jawaban :
Karena adanya fungsi dan tujuan perizinan pemerintah yang mengikatkan perannya
dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau pihak yang bersangkutan. Maka
Keputusan Tata Usaha Negara disebut sebagai norma penutup. Sebagai contoh dapat
dikemukakan tentang izin mendirikan bangunan. Dengan adanya PERDA tentang Garis
Sempadan atau PERDA bangunan, seseorang tidak dibenarkan mendirikan bangunan
yang pada hakekatnya adalah suatu Keputusan Tata Usaha Negara.
 Unsur-unsur dari Keputusan Tata Usaha Negara
a. Bentuk penetapan tersebut harus tertulis, dengan demikian suatu tindakan
hukum yang pada dasarnya juga merupakan keputusan TUN yang dikeluarkan
secara lisan tidak masuk dalam pengertian keputusan TUN ini. Namun
demikian bentuk tertulis tidak selalu disyaratkan dalam bentuk formal suatu
Surat Keputusan Badan atau Pejabat TUN, karena seperti yang disebutkan
dalam penjelasan pasal 1 angka 3 UU No. 5 tahun 1986, bahwa syarat harus
dalam bentuk tertulis itu bukan menganai syarat-syarat bentuk formalnya akan
tetapi asal terlihat bentuknya tertulis, oleh karena sebuah memo atau nota pun
dapat dikategorikan suatu Penetapan Tertulis yang dapat digugat (menjadi
objek gugatan) apabila sudah jelas :
 Dikeluarkan oleh Bandana tau Pejabat TUN
 Maksud serta mengenai hal apa isi putusan itu
 Kepada siapa tulisan itu ditujukan dana apa yang ditetapkan didalamnya jelas
bersifat konkret, individual dan final
 Menimbulkan suatu akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata.
 Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN, sebagai suatu Keputusan TUN,
penetapan tertulis itu juga merupakan salah satu instrumen yuridis pemerintahan yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN dalam rangka pelaksanaan suatu bidang
urusan pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Urusan Pemerintahan adalah
segala macam urusan mengenai masyarakat bangsa dan negara yang bukan
merupakan tugas legislatif ataupun yudikatif.
 Berisi Tindakan Hukum TUN, suatu penetaoan tertulis adalah salah satu bentuk
keputusan Badan atau Pejabat TUN, dan keputusan yang demikian selalu merupakan
suatu tindakan hukum TUN, dan suatu tindakan hukum TUN itu adalah suatu
keputusan yang menciptakan atau menentukan mengikatnya atau menghapuskannya
suatu hubungan hukum TUN yang telah ada. Dengan kata lain untuk dapat dianggap
suatu penetapan tertulis, maka tindakan Badan atau Pejabat TUN itu harus merupakan
suatu tindakan hukum, artinya dimaksudkan untuk menimbulkan suatu akibat hukum
TUN.
 Bersifat Konkret, Individual dan Final, artinya objek yang diputuskan dalam
keputusan TUN itu tidak abstrak, tapi berwujud. Bersifat individual artinya keputusan
TUN itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu dan jelas kepada siapa
Keputusan TUN itu diberikan, baik alamat maupun hal yng dituju. Bersifat Final
artinya akibat hukum yang ditimbulkan serta dimaksudkan dengan mengeluarkan
penetapan tertulis itu sudah menimbulkan akibat hukum yang definitif. Dengan
mengeluarkan suatu akibat hukum yang difinitif tersebut ditentukan posisi hukum
dari satu subjek atau objek hukum, hanya pada saat itulah dikatakan bahwa suatu
akibat hukum itu telah ditimbulkan oleh Keputusan TUN yang bersangkutan secara
final.

8. Jelaskan apa itu Peraturan Kebijaksanaan dan berikan contohnya!


Jawaban :
Peraturan Kebijaksanaan (beleidsregel) merupakan suatu peraturan umum tentang
pelaksanaan wewenang pemerintahan terhadap warga negara yang ditetapkan
berdasarkan kekuasaan sendiri oleh instansi pemerintahan yang berwenang. Peraturan
Kebijaksanaan pada hakekatnya merupakan produk dari perbuatan tata usaha negara yang
bersifat “naar buiten gebracht schriftelijk beleid” (menampakkan keluar suatu kebijakan
tertulis) namun tanpa disertai kewenangan pembuatan peraturan dari badan atau pejabat
tata usaha negara yang menciptakan peraturan kebijaksanaan tersebut. Pada tahun
terakhir peraturan kebijaksanaan telah mengambil tempat yang makin lama makin
penting di dalam hukum administrasi Belanda. Peraturan-peraturan Kebijaksanaan juga
ditandai dengan sebutan pseudo-wetgeving (perundan-undangan semu). Unsur-unsur
peraturan kebijaksanaan ialah :
1. Kepentingan hukum yang tertulis
2. Dibuat oleh pejabat yang berwenang
3. Mengikat secara umum atau legal binding
Contohnya : UU tentang Perseroan Terbatas (PT) yang didalamnya mengatur cara
pendirian PT.

Anda mungkin juga menyukai