Anda di halaman 1dari 5

REVIEW ETNOGRAFI INDONESIA KAWASAN BARAT (Tugas 1)

a. Nama Pengarang: Sunaryanto

b. Judul Artikel: Etnografi Dalam Penelitian Kualitatif

c. Penerbit dan Kota Penerbit: Stiddi Al-Hikmah, Jakarta

d. Tahun dan Jumlah Halaman: 29 May 2021, 21 Halaman

e. Nama Reviewer: Nurfadilla_E071211008

Sunaryanto. “Etnografi Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep Dan Desainnya”. Jakarta:

Stiddi-Al-Hikmah. 2021, hlm 1-15. E-ISSN 351954054.

Etnografi sebagai sebuah metode penelitian yang berusaha mempelajari manusia dan

kebudayaannya adalah salah satu bentuk ilmu yang telah mengalami berbagai macam

perkembangan. Dimana ilmu etnografi ini telah banyak diadopsi dalam lintas disiplin, seperti

ilmu politik, sosial, budaya, Pendidikan dan lain-lain. Untuk ilmu politik misalnya, etnografi

digunakan sebagai alat evaluasi hubungan implikasi kebijakan dengan masyarakat. Untuk

ilmu sosial-budaya, etnografi digunakan untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari

secara detail dari orang-orang yang diteliti yang tentunya menggunakan kategori standar

untuk pendeskripsiannya (contohnya: kehidupan keluarga, kehidupan kerja, jaringan sosial,

dan system status). Untuk di bidang Pendidikan etnografi digunakan untuk mengungkapkan

fenomena Pendidikan secara lebih detail tentang serba-serbi perilaku masyarakat dalam

dunia Pendidikan.

Perubahan dari perilaku manusia dalam kelompok atau budayanya dapat dibaca dengan

menggunakan metode penelitian etnografi. Metode penelitian etnografi ini memiliki

perbedaan karakteristik jika ingin dibandingkan dengan metode penelitian sosial lainnya,
yaitu dari segi waktu penelitiannya yang relative lebih lama. Hal ini karena metode

penelitian etnografi menuntut peneliti untuk tidak hanya sekedar melakukan kerja lapangan

saja, namun juga menuntut peneliti untuk mengetahui dengan jelas subyek yang akan

diteliti atau dipelajar, adanya kemungkinan perspektif pengkajian dipengaruhi oleh

kecenderungan budaya peneliti, perlu waktu lebih untuk mengumpulkan data dan

mengelolanya, adanya kemungkinan budaya yang di teliti dapat mempengaruhi psikologis

peneliti, selain itu ada juga kemungkinan adanya penolakan dari masyarakat yang ingin

diteliti. Pada pembentukan desain penelitian etnografi tidak ada bentuk baku, seperti pada

penelitian kuantitatif yang sudah terukur. Karena penafsiran hasil penelitian etnografi

berhubungan dengan manusia dan budaya sebagai objeknya maka subjektifitas dari peneliti

memang tidak dapat untuk sepenuhnya dihindari namun tetap masih bisa untuk dikurangi

oleh peneliti etnografi itu sendiri.

Etnografi dalam berbagai bidang memiliki banyak definisi sehingga sering kali

mencerminkan orientasi yang sangat berbeda. Misalnya seperti berikut: secara harfiah,

etnografi adalah laporan tentang kondisi kebudayaan yang terdapat pada bangsa lain yang

sifatnya menyeluruh. Lalu menurut Reeves dkk, Ejimambo, etnografi yaitu jenis penelitian

kualitatif yang mengumpulkan datanya dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan

dokumentasi untuk menjelaskan secara rinci, jelas, dan komprehensif mengenai berbagai

fenomena sosial budaya. Selain itu etnografi juga memiliki istilah lain, yaitu etnografi

mencakup prosedur kerja di lapangan, sosiologi kualitatif, atau observasi partisipan yang

Geertz sebut sebagai thick description.

Ahli etnografi mengumpulkan data dan memperoleh wawasan melalui keterlibatannya

secara langsung dengan subjek penelitian atau informan. Dimana ahli etnografi melakukan
penelitian dengan berinteraksi dengan manusia lain yang menjadi bagian dari penelitian

etnografinya. Di dalam interaksi ini terdapat berbagai bentuk dari percakapan dan

wawancara hingga ritual dan pengalaman emosional Bersama. Alasan kenapa penelitian

etnografi berusaha dibuat senatural mungkin adalah karena peneliti harus hadir dan

menjadi subjek penelitiannya sendiri.

Waktu untuk menggunakan etnografi adalah Ketika seorang peneliti ingin melakukan

interpretasi makna-makna dari Tindakan orang lain dalam satu kelompok budaya

masyarakat tertentu. Dalam hal ini etnografi dapat dilakukan saat seorang peneliti ingin

memahami, mendeskripsikan dan mendekonstruksi perilaku budaya pada kelompok, suku,

agama, ras tertentu. Etnografi ini pada dasarnya muncul dari karya akademis ilmuwan barat

yang tujuannya adalah menjelaskan orang lain di luar kelompok mereka. Para sarjana barat

ini menginginkan sebuah cara pandang yang dapat menjelaskan status dari ras, budaya,

agama dan struktur sosial di tengah-tengah masyarakat yang dianggap primitive.

Di penelitian etnografi, cara yang dapat digunakan untuk mempelajari fenomena sosial

dan budaya adalah dengan mempelajarinya dalam Tindakan. Misalnya, seperti yang

dilakukan oleh Clifford Gertz yang mempopulerkan teori islam Jawa. David Morally yang

melakukan penelitian tentang perilaku menonton tv di Amerika dengan tinggal di beberapa

rumah selama bertahun-tahun. Humphreys Laud yang melakukan penelitian tentang

perilaku homoseksual pada kelompok gay yang melakukan hubungan di sudut kamar mandi.

Meskipun penelitian etnografi telah sering dilakukan, penelitian etnografi ini tetap akan

relevan untuk dilakukan Kembali sebab subjek dan objek penelitian etnografi merupakan

perilaku budaya masyarakat yang sifatnya dinamis. Etnografi adalah penelitian naturalistic

yang menggunakan pendekatan interdisipliner studi. Adapun yang dimaksud pendekatan


interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan

tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara

terpadu.

Ada 2 karakteristik yang mendasar pada sebuah penelitian etnografi, antara lain 1)

observasi mengambil tempat pada kondisi yang natural, 2) seorang harus paham bagaimana

satu peristiwa dipersepsikan dan diinterpretasikan oleh orang pada satu komunitas yang

dibicarakan. Etnografi ini bergantung pada observasi, interaksi, dan wawancara dengan

partisipan pada situasi yang terjadi secara natural. Selain itu etnografi juga memiliki karakter

holistic yang artinya untuk mendapatkan penjelasan mendasar tentang fakta yang dapat

diamati data harus dilihat secara menyeluruh dan hipotesis pada penelitian etnografi akan

ada dengan sendirinya pada saat data sudah dikumpulkan oleh peneliti.

Dalam penelitian etnografi terdapat yang namanya pendekatan kualitatif, dengan ciri-ciri

antara lain: peneliti wajib turun lapangan dalam pengumpulan datanya, peneliti harus

mengenail baik subjek yang diteliti dengan mewawancarainya, mengamati peristiwa yang

terjadi, mengkaji dokumen-dokumen yang ada dan mencatatnya dalam catatan lapangan

penelitian. Subjek dari penelitian kualitatif adalah orang dalam kelompok budaya tertentu

yang hadir pada satu masyarakat.

Adapun sumber data dalam penelitian etnografi adalah sumber data lisan dan juga

sumber data yang tertulis. Data lisan merupakan data yang diperoleh dari masyarakat adat

yang terlibat langsung yang mengikuti pola kehidupan tersebut dan juga dari keterangan

para tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah tradisi. Sedangkan data tertulis adalah

data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh pemerintah di wilayah
penelitian seperti profil kampung atau yang lainnya dan dokumentasi baik itu yang berupa

gambar maupun video, juga beberapa arsip yang berkaitan dengan kondisi masyarakat.

Dalam teknik analisis datanya, penelitian etnografi dapat dimulai dari tahap pra-

lapangan, perumusan dan klarifikasi masalah penelitian, dan berlanjut hingga proses

penulisan laporan, artikel, dan buku.

Link artikel yang diriview:

https://www.researchgate.net/publication/351954054_ETNOGRAFI_DALAM_PENELITIAN_K

UALITATIF_KONSEP_DAN_DESAINNYA

Anda mungkin juga menyukai