Anda di halaman 1dari 179

IDENTIFIKASI GAMBAR CADAS PADA SITUS CERUK

LANTOLALAKI DI DESA LIANG KOBORI KECAMATAN LOHIA


KABUPATEN MUNA

HASIL

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Hasil


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Arkeologi
Pada Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Halu Oleo

Oleh

Yudar Aningsi Saputri


N1B1 19 065

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah selesai di periksa dan di setujui oleh dosen pembimbing untuk di


pertahankan di depan panitia Ujian Hasil Pada Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Halu Oleo.
Judul Skripsi : Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki
Di Desa Liang Kobori Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna.
Nama Mahasiswa : Yudar Aningsi Saputri
Stambuk : N1B1 19 065

Kendari, Juli 2023

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Syahrun, S.Pd., M.Si Ainussalbi Al Ikhsan, S.T., M.Sc


NIP. 19780818 200812 1 002 NIP. 19880716 201504 1 004

Mengetahui:
Ketua Jurusan Arkeologi

Dr. Abdul Alim, S.Pd., M.Si.


NIP. 19720129 200604 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T.

Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad S.A.W. beserta keluarga dan para sahabat. Berkat Rahmt dan

Hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki Desa Liang Kobori

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna” ini dengan tepat waktu.

Penulis banyak menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan baik dari susunan penulisan maupun dengan susunan pembahasan,

maka dari itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang rasional dari

berbagai pihak. Skripsi ini di tulis setelah penulis melalui seluruh rangkaian

perkuliahan. Selain itu, skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir

perkuliahan dan syarat untuk mencapai gelar Sarjana S-1 pada Jurusan Arkeologi,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo.

Skripsi ini, Penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda Alm. La Udi dan Ibunda Wa Ode Daeda yang telah melahirkan,

merawat, serta membesarkan penulis dengan tulus dan ikhlas tanpa keluh

sedikitpun. Terimakasih kepada Ayahanda tercinta meskipun penulis tidak

merasakan sepenuhnya beta besar rasa cinta dan kasih sayang beliau. Namun, Doa

selalu penulis panjatkan kepada Allah S.W.T agar Ayahanda ditempatkan di sisi-

Nya, Aamiin. Teruntuk ibunda tercinta terimakasih atas cinta dan kasih sayang

iii
serta motivasi dan nasehat-nasehat bijaknya yang selalu membuat penulis kembali

bersemangat untuk belajar. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada

saudara-saudara kandung penulis. Kepada kakak Kaharudin dan istri, kakak Wa

Desi dan suami, kakak Wa Dia dan suami. Terimakasih telah menjadi orang tua

kedua yang telah memberikan dukungan berupa saran-saran, doa maupun bantuan

materi kepada penulis. Teruntuk adik-adik yang selalu penulis cintai, dan

banggakan adik Adinda Ayu Soleha dan Adik Adelia Rahayu terimkaasih atas

keakraban, kasih dan sayang yang di berika kepada penulis tetap menjadi

kebanggan orang tua. Kepada saudariku Inez Karisma Belinda Ode, S.T.P

teman masa kecil saya ucapkan terimakasih banyak atas kebersamaan dari awal

masuk kuliah hingga sekarang. Terimakasih pula atas motivasinya untuk segera

menyelesaikan tugas akhir penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

Rampungnya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dan

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, S.Si., M.Sc, selaku Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Dr. Akhmad Marhadi, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Halu Oleo.

3. Dr. Syahrun, S.Pd., M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Halu Oleo, dan juga pembimbing 1 penulis.

iv
Terimakasih atas segenap ilmu pengetahuan, nasehat-nasehat bijak,

terlebih untuk menyelesaikan studi di Jurusan Arkeologi.

4. Dr. Abdul Alim, S.Pd., M.Si, selaku ketua jurusan arkeologi.

Terimakasih atas ilmu pengetahuan, kritik, saran serta motivasi yang

membangun yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh

pendidikan.

5. Arie Tourisno Hadi, S.Hum., M.Hum, selaku sekretaris Jurusan

Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo.

6. Salniwati, S.Pd., M.Hum, selaku kepala Laboratorium Jurusan

Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih

atas saran-saran serta dorongan motivasi yang diberikan baik dalam

hal urusan administrasi, perkuliahan maupun penyelesaian masa studi

kepada penulis.

7. Ainussalbi Al Ikhsan, S.T., M.Sc, selaku dosen pembimbing II

penulis. Terimakasih atas saran-saran, semangat serta ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama bimbingan

yang telah dengan sabar membimbing penulis selama melaksanakan

studi.

8. Sandy Suseno, S.S., M.A, selaku dosen Jurusan Arkeologi, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih atas ilmu

pengetahuan mengenai arkeologi yang di ajarkan kepada penulis

selama menempuh pendidikan. Terimakasih pula atas kesabaran,

v
waktu dan pikiran dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini.

9. Sasadara Hayunira, S.S., M.Sos, selaku dosen Jurusan Arkeologi,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih atas ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Halu Oleo.

10. Hafiz Sukri, S.Sos., M.Sos, selaku dosen Jurusan Arkeologi, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih atas ilmu dan

motivasi yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

11. La Ode Aspin, S.Sos., M.A, selaku dosen Jurusan Arkeologi, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih atas ilmu yang telah

diberikan kepada penulis selama kuliah berlangsung dan saran serta

motivasi yang diberikan kepada penulis sampai pada tahap penulisan

skripsi ini.

12. Cayya Baddu dan Jusliana Melamba, S.Pd, selaku staf Jurusan

Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terimakasih

atas bantuannya yang selalu sabar membantu penulis selama

mengurus KRS, KHS dan kebutuhan administrasi lainnya yang

berkaitan dengan perkuliahan.

13. La Ode Darman dan keluarga di Desa Liang Kobori, Kecmatan

Lohia. Terimakasih atas sambutan hangat terhadap penulis dan

vi
bantuannya untuk menemani penulis dalam melakukan pengambilan

data di situs ceruk Lantolalaki.

14. Bapak La Ode Samada dan keluarga. Terimakasih atas kasih

sayangnya yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian

di Desa Liang Kobori.

15. Kepada Kepala Desa Liang Kobori dan seluruh mansyarakat Desa

Liang Kobori. Penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-

banyaknya telah menerima dan menyambut penulis.

16. Kepada Mama Marta dan bibi Marta. Terimakasih banyak atas

sambutan hangatnya yang telah menerima dan meminjamkan

kediamannya selama penelitian kepada penulis selama penelitian

berlangsung. Semoga kalian sehat selalu, Aamiin.

17. Kakak-kakak Angkatan Pertama (2013) Jurusan Arkeologi, Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo. Penulis ucapkan banyak

terimakasih kepada Hamdan Hamado, S.Sos (Kak Hamdan (Kepala

Suku Arkeologi)), Isal, S.Sos (Kak Isal (Jenderal PEDAGOGI 1)),

Muhammad Ardian syah, S.Sos (Kak Ardi), Ersa Dwi Riyanto,

S.Sos (Kak Ersa), Mando Maskuri, S.Sos (Kak Edo), Udin, S.Sos

(Kak Udin), Amaludin Sope, S.Sos (Kak Amal), Sitti Hardianti

Sindara, S.Sos (Kak Lian) beserta kakak-kakak lainnya yang tidak

sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Penulis ucapkan

terimakasih sebanyak-banyaknya kepada kakak-kakak sekaligus

sebagai pencitus Himpunan Mahasiswa Arkeologi Halu Oleo

vii
(HIMALEO) yang menjadi rumah dan tempat belajar penulis. Penulis

ucapkan terimakasih atas ilmu pengetahuan serta motivasi-motivasi

yang tidak bosannya selalu diberikan kepada penulis.

18. Kakak-kakak Angkatan kedua (2014) Mahasiswa Jurusan Arkeologi,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Penulis ucapkan

banyak-banyak terimakasih kepada M. Sabri, S.Sos (Kak Sabri

(Ketua Umum HIMALEO Ke-3)), Suryanto, S.Sos (Kak Isur),

serta kakak-kakak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu

persatu. Penulis ucapkan terimakasih banyak atas ilmu pengetahuan,

nasehat, saran-saran sera motivasi yang diberikan kepada penulis.

19. Kakak-kakak Angkatan Ketiga (2015) Mahasiswa Jurusan Arkeologi,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Teruntuk Hery

Nopianto, S.Sos (Kak Hery), Andi Ardiansyah, S.Sos (Kak Rian),

Saswal Ukba, S.Sos (Kak Saswal), dan kakak cantik Risnawati,

S.Sos (Kak Risna), serta kakak-kakak lainnya yang tidak bisa penulis

sebutkan namanya satu persatu. Penulis ucapkan terimkasih atas saran-

saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

20. Kepada Angkatan PEDAGOGI 1 (TURMENTUM) Mahasiswa

Jurusan Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo.

Terkhusus untuk Riski, S.Sos (Kak Riski (Jenderal PEDAGOGI

IV)), Meliati, S.Sos (Kak Lia ( Ketua Umum HIMALEO Ke-5)),

Candra Giovani (Kak Candra), Safrin (Kak Safrin), Walaston La

viii
Batuha, (Kak Walaston), serta kakak-kakak lainnya yang tidak

sempat sebutkan namanya. Penulis ucapkan banyak terimakasih atas

ilmu pengetahuan, saran-saran dan motivasi yang diberikan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

21. Kepada Angkatan PEDAGOGI II (REVETMENT) Mahasiswa Jurusan

Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Teruntuk

Nur Achmad Hidayatullah, S.Sos (Kak Yabo), Muh. Aprisal Oka,

S.Sos (Kak Ical), Lili Sarlis, S.Sos (Kak Lilis), Wa Ode Rawianti,

S.Sos (Kak Yuyun (Ketua Umum HIMALEO Ke-6), Nostalgian,

S.Sos (Kak Gian), Hairul Hafis, S.Sos (Kak Sili (Jenderal

PEDAGOGI V)), Zulfikar (Kak Fikar), serta kakak-kakak lainnya

terimakasih atas bantuannya baik berupa ilmu pengetahuan, serta

saran-saran dan motivasinya yang diberikan kepada penulis yang

menjadi tempat bertanya dalam menyusun skripsi ini.

22. Kepada Angkatan PEDAGOGI III (PRAKOLIS) Mahasiswa Jurusan

Arkelogi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terkhusu

untuk Irdawati, S.Sos (Kak Irda), Jefri Pintara (Kak Jefri (Ketua

Umum HIMALEO Ke-7)), Jumria, S.Sos (Kak Jum), La Diran

(Diran (Jenderal PEDAGOGI VI)), Suhardin Handayani, (Kak

Ardi), Yuan (Kak Yuan), Selvi Marlina (Kak Selvi), serta kakak-

kakak yang lainnya penulis ucapkan banyak terimakasih atas

kebersamaan serta bantuannya saat penulis menjadi Pengurus Inti di

Badan Pengurus Himpunan (BPH) HIMALEO, saran dan motivasi

ix
yang selalu diberikan kepada penulis saat masa-masa kepengurusan ini

bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

23. Kepada teman-teman seangkatan (2019) Mahasiswa Jurusan

Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Terkhusus

Angkatan PEDAGOGI IV (AIFIELD) yang penulis banggakan Imarta

Zani, Sinta, Satriani, Wildan Setyawati Umar, Mayanti Kasarillah,

Asma Sari, Galuh Pramesyanggita, Putri S. Rahmayani, Nengsi

Rahmawati, Sitti Nurmala, Sitti Nur Hayati, Marliana, Riska, Adam

Barati, Fizhamadun, La Mandeno Mangkarsi, La Ode Muhammad

Agung Prasetyo, Afingki, Zikra. Selain itu teman-teman di luar

angkatan AIRFIELD Cindi Claudia Aridin, Muhammad Sarjun, Ihsan

Multazam serta teman-teman yang lainnya yang tidak sempat penulis

sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas suka duka maupun

kebersamaan yang terjalin selama masa perkuliahan. Semoga kita

menjadi orang-orang yang sukses , Aamiin.

24. Teruntuk Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Arkeologi Halu Oleo

(HIMALEO). Kepada adik-adik Angkatan PEDAGOGI V (PILLBOX)

terutama kepada yang penulis banggakan Mansur, Vikram, Cisilia

Saragi, Andi Qurrata Ayyuni Alvi, Sonia Guslan, Elsa, Darlin,

Samsul Tamsir, Satrio, Muhammad Hayat, Muhammad

Awaludin, selanjutnya angkatan PEDAGOGI VI (AUSTRONESIA)

yang penulis banggakan Fikman/Opet, Elis Samsir, Wa Ode Eca N.,

La Ode Muhammad Rian, Fendi, Arif Ramansyah R.,

x
Muhammad Jibran B., Nunu Sara, Nur Rahma R., Muhammad Al

Rapli, Nurhikma, Wa Ode Zalna, Yeni Nurmianti, Adam Saputra,

Anissa Tsabidina, Sitti Aisyah, Dian Lestari, Ninin Junika,

kemudian untuk adik-adikku angkatan PEDAGOGI VII (BUNKER)

Dewi, Fardin, Inal, Jesdin, Arif Wicaksono, Priskiana Bela,

Selviana, serta adik-adikku yang lain yang penulis tidak sempat sebut

satu persatu. Terimakasih penulis ucapkan atas kebersamaan dan

kekeluargaan yang terjalin. Semoga tetap harmonis dan saling

mendukung satu sama lain seperti yang selalu ditanamkan ketika

memasuki HIMALEO dan menjadi jati diri dari HIMALEO itu sendiri.

25. Kepada Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Pemuda Pencinta Alam

(IMPPALA) “SANGIAWITA”. Teruntuk Kak Eva, Kak Adri, Kak

Aji, Kak Rahma, Kak Yamin, Kak Awan, Kak Yuni, Kak Armin,

Kak Adar, Kak Fisaddin, Kak Bakrin, Kak Asran, Kak Oba,

kemudian untuk leting-leting saya angkatan 16 TEBAS BELANTARA

Yeni (Dolina), Ona (Moonmilk), Isra (Stalakmit), Abar (Vadose),

Ilham (Flowstone), Jordy (Coulum), Asri (Ovala), adik-adikku

angkatan 17 RAUNG LEMBAH Inang, Sartia, Adit, Fitri serta

kakak-kakak dan Adik-adik yang belum sempat penulis sebutkan satu

persatu. Terimakasih telah menerima penulis layaknya keluarga sendiri

di organisasi. Terimakasih pula atas ilmu mengenai pencinta alam

yang diberikan kepada penulis. Semoga menjadi amal jariyah untuk

kita semua.

xi
26. Kepada teman-teman seperjuangan “Muna Project” yaitu Sinta,

Satriani, dan Marta para perempuan tangguh terimakasih banyak atas

bantuan dan dorongan untuk sama-sama menyelesaikan skripsi.

Terimakasih kasih pula atas waktu, tenaga, pikiran dan materinya

selama kegiatan penelitian berlangsung. Terimakasih pula saya

ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu penelitian penulis

teruntuk kak Safrin, Kak Darman, Dandi. Terimakasih canda

tawanya selama di lapangan hingga membantu penelitian penulis cepat

selesai.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tentu masih terdapat kesalahan

dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun guna mengawal terciptanya berbaikan dalam karya ini. Semoga

karya ini sampai kehadapan pembaca yang budiman dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan secara khusus dan bagi masyarakat secara

umum. Akhir kata penulis ucapkan terimahkasih banyak semoga kebaikan dan

dukungan dari semua pihak dibalas oleh Allah S.W.T. Aamiin Yaa Rabbal

Alamin

Kendari, Juli 2023

Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xvii
ABSTRAK ......................................................................................................xxii
ABSTRACT ....................................................................................................xxiii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN KONSEPTUAL DAN
KERANGKA PIKIR......................................................................................9
2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................9
2.2 Landasan Konseptual........................................................................15
2.2.1 Konsep Ceruk..........................................................................15
2.2.2 Konsep Seni............................................................................16
2.2.3 Gambar Cadas Prasejarah.......................................................19
2.2.4 Teknik Pembuatan Gambar Cadas..........................................23
2.3 Kerangka Pikir...................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN................................................................27
3.1 Jenis Penelitian..................................................................................27

xiii
3.2 Lokasi Penelitian...............................................................................27
3.3 Pengumpulan Data............................................................................28
3.3 1 Studi Pustaka...........................................................................28
3.3.2 Observasi Lapangan................................................................28
3.3.3 Perekaman Data......................................................................29
3.4 Pengolahan Data................................................................................32
3.4.1 Klasifikasi Data.......................................................................32
3.4.2 Analisis Data...........................................................................32
3.5 Interpretasi Data................................................................................35
BAB VI PROFIL WILAYAH PENELITIAN .............................................36
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ..............................................36
4.1.1 Letak Geografis ......................................................................36
4.1.2 Iklim Dan Curah Hujan ..........................................................37
4.1.3 Pemerintahan ..........................................................................38
4.1.4 Penduduk ................................................................................39
4.1.5 Sosial Dan Budaya .................................................................40
4.2 Gambaran Umum Situs Ceruk Lantolalaki .......................................42
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................46
5.1 Motif Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki .........................46
5.2 Tipologi Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki ....................112
5.2.1 Variasi Motif Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki ..112
5.2.1.1 Motif Manusia ............................................................112
5.2.1.2 Motif Hewan ..............................................................120
5.2.1.3 Motif Geometris .........................................................123
5.2.1.4 Motif Abstrak..............................................................132
5.2.2 Rekapitulasi Tipologi Gambar Cadas Di Situs Ceruk
Lantolalaki .............................................................................134
5.3 Teknik Pembuatan Gambar Cadas Di Situs Ceruk Lantolalaki........139

xiv
BAB VI PENUTUP ........................................................................................143
6.1 Kesimpulan ......................................................................................143
6.2 Saran.................................................................................................144
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................145
LAMPIRAN - LAMPIRAN...........................................................................148
Lampiran 1 Pedoman Wawancara...............................................................149
Lampiran 2 Daftar Informan........................................................................150
Lampiran 3 Denah Ceruk Lantolalaki.........................................................151
Lampiran 4 Gambar Ceruk Lantolalaki......................................................151
Lampiran 5 Rekapitulasi Motif Gambar Cadas Pada Ceruk
Lantolalaki.................................................................................153
Lampiran 6 Foto Tim.....................................................................................155

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Lohia......................................38


Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Lohia ..................................39
Tabel 4.3 Jumlah Bangunan Sekolah Di Kecamatan Lohia Semua Jenjang
Pendidikan.....................................................................................40
Tabel 4.4 Sarana Beribadah Di Kecamatan Lohia ........................................41
Tabel 5.1 Jumlah Gambar Cadas Pada Tiap Panel Ceruk Lantolalaki 111
Tabel 5.2 Jumlah Motif Manusia Tunggal Dan Kelompok Pada Tiap Panel 112
Tabel 5.3 Bentuk Motif Manusia Di Tiap Panel Situs ..................................118
Tabel 5.4 Bentuk Motif Hewan Di Tiap Panel Situs ....................................121
Tabel 5.5 Bentuk Motif Geometris Di Tiap Panel Situs ...............................131
Tabel 5.6 Bentuk Motif Abstrak Di Tiap Panel Situs 133

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Motif Geometris................................................................22


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................25
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Muna.............................................36
Gambar 4.2 Peta Lokasi Situs Ceruk Lantolalaki.............................................41
Gambar 4.3 Perjalanan menuju Ceruk Lantolalaki...........................................43
Gambar 4.4 Situs Ceruk Lantolalaki................................................................44
Gambar 5.1 Denah Posisi Panel Pada Situs Ceruk Lantolalaki........................46
Gambar 5.2 Panil 1 ..........................................................................................47
Gambar 5.3 (a) Motif G.1 Panil 1 dan (b) Hasil setelah D’Stretch..................48
Gambar 5.4 Panil 2............................................................................................48
Gambar 5.5 (a) Motif G.1 Panil 2 dan (b) Hasil setelah D’Stretch..................49
Gambar 5.6 Panil 3............................................................................................49
Gambar 5.7 (a) Motif Abstrak Panil 3 dan (b) Hasil setelah D’Stretch...........50
Gambar 5.8 (a) Motif G.1 Panil 3 dan (b) Hasil setelah D’Stretch..................51
Gambar 5.9 Panil 4............................................................................................51
Gambar 5.10 (a) Motif Abstrak Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch..........52
Gambar 5.11 (a) Motif G.1 Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.................53
Gambar 5.12 (a) Motif G.2 Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.................53
Gambar 5.13 Panil 5..........................................................................................54
Gambar 5.14 (a) Motif Manusia Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.........56
Gambar 5.15 (a) Motif Abstrak Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch..........56
Gambar 5.16 (a) Motif G.1 Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.................57
Gambar 5.17 Panil 6..........................................................................................57
Gambar 5.18 (a) Motif Abstrak Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.........58
Gambar 5.19 (a) Motif G.1 Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch................59
Gambar 5.20 (a) Motif G. 2 Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch................59
Gambar 5.21 (a) Motif Manusia Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.........60
Gambar 5.22 Panil 7..........................................................................................61
Gambar 5.23 (a) Motif Manusia Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch.........61

xvii
Gambar 5.24 (a) Motif G. 1 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch...........62
Gambar 5.25 (a) Motif Abstrak Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch......62
Gambar 5.26 (a) Motif G.2 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............63
Gambar 5.27 (a) Motif G.3 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............65
Gambar 5.28 (a) Motif G.4 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............66
Gambar 5.29 (a) Motif G.5 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............67
Gambar 5.30 (a) Motif G.6 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............67
Gambar 5.31 Panil 8.....................................................................................68
Gambar 5.32 (a) Motif Abstrak Panil 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch......69
Gambar 5.33 (a) Motif G.1 Panel 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............69
Gambar 5.34 (a) Motif G.2 Panel 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch............70
Gambar 5.35 Panel 9.....................................................................................71
Gambar 5.36 (a) Motif Manusia Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch.........72
Gambar 5.37 (a) Motif G.1 Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch.................72
Gambar 5.38 (a) Motif Hewan Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch............73
Gambar 5.39 (a) Motif Abstrak Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch...........74
Gambar 5.40 Panel 10...................................................................................74
Gambar 5.41 (a) Motif G.1 Panel 10 (b) Hasil setelah D’Stretch...............75
Gambar 5.42 (a) Motif Abstrak Panel 10 (b) Hasil setelah D’Stretch.........76
Gambar 5.43 Panel 11...................................................................................76
Gambar 5.44 (a) Motif Hewan Panel 11 (b) Hasil setelah D’Stretch..........77
Gambar 5.45 Panel 12...................................................................................77
Gambar 5.46 (a) Motif G.1 Panel 12 (b) Hasil setelah D’Stretch...............78
Gambar 5.47 (a) Motif Abstrak Panel 12 (b) Hasil setelah D’Stretch........79
Gambar 5.48 Panel 13...................................................................................79
Gambar 5.49 (a) Motif G. 1 Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch..............80
Gambar 5.50 (a) Motif Abstrak Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch........80
Gambar 5.51 (a) Motif G. 2 Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch..............81
Gambar 5.52 Panel 14...................................................................................81
Gambar 5.53 (a) Motif Abstrak Panel 14 (b) Hasil setelah D’Stretch........82
Gambar 5.54 (a) Motif G. 1 Panel 14 (b) Hasil setelah D’Stretch..............83

xviii
Gambar 5.55 Panel 15............................................................................................83
Gambar 5.56 (a) Motif G. 1 Panel 15 (b) Hasil setelah D’Stretch........................84
Gambar 5.57 Panel 16............................................................................................84
Gambar 5.58 (a) Motif Abstrak Panel 16 (b) Hasil setelah D’Stretch..................85
Gambar 5.59 (a) Motif Manusia Panel 16 (b) Hasil setelah D’Stretch................86
Gambar 5.60 Panel 17............................................................................................86
Gambar 5.61 (a) Motif G. 1 Panel 17 (b) Hasil setelah D’Stretch........................87
Gambar 5.62 (a) Motif G. 1 Panel 17 (b) Hasil setelah D’Stretch........................88
Gambar 5.63 Panel 18............................................................................................88
Gambar 5.64 (a) Motif G. 1 Panel 18 (b) Hasil setelah D’Stretch........................89
Gambar 5.65 Panel 19............................................................................................89
Gambar 5.66 (a) Motif G. 1 Panel 19 (b) Hasil setelah D’Stretch........................90
Gambar 5.67 (a) Motif Abstrak Panel 19 (b) Hasil setelah D’Stretch..................90
Gambar 5.68 Panel 20............................................................................................91
Gambar 5.69 (a) Motif G. 1 Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch........................92
Gambar 5.70 (a) Motif Abstrak Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch..................92
Gambar 5.71 (a) Motif Manusia Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch.................93
Gambar 5.72 Panel 21............................................................................................94
Gambar 5.73 (a) Motif Manusia Panel 21 (b) Hasil setelah D’Stretch..................95
Gambar 5.74 Panel 22............................................................................................95
Gambar 5.75 (a) Motif Manusia Panel 22 (b) Hasil setelah D’Stretch..................96
Gambar 5.76 Panel 23............................................................................................96
Gambar 5.77 (a) Motif G.1 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch..........................97
Gambar 5.78 (a) Motif G.2 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch..........................98
Gambar 5.79 (a) Motif G.3 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch..........................98
Gambar 5.80 (a) Motif G.4 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch..........................99
Gambar 5.81 (a) Motif G.5 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch........................100
Gambar 5.82 (a) Motif G.6 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch........................101
Gambar 5.83 (a) Motif G.7 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch........................102
Gambar 5.84 Panel 24..........................................................................................102
Gambar 5.85 (a) Motif G.1 Panel 24(b) Hasil setelah D’Stretch.........................102

xix
Gambar 5.86 Panel 25 .........................................................................................103
Gambar 5.87 (a) Motif Abstrak Panel 25 (b) Hasil setelah D’Stretch.................103
Gambar 5.88 Panel 26 .........................................................................................104
Gambar 5.89 (a) Motif Manusia Panel 26 (b) Hasil setelah D’Stretch................105
Gambar 5.90 Panel 27..........................................................................................105
Gambar 5.91 (a) Motif G.1 Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch........................106
Gambar 5.92 (a) Motif Manusia Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch...............107
Gambar 5.93 Panel 28..........................................................................................107
Gambar 5.94 (a) Motif G.1 Panel 28 (b) Hasil setelah D’Stretch........................108
Gambar 5.95 (a) Motif Abstrak Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch ................109
Gambar 5.96 (a) Motif G.2 Panel 28 (b) Hasil setelah D’Stretch........................109
Gambar 5.97 (a) Sampel Motif Manusia M1mg1 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................113
Gambar 5.98 (a) Sampel Motif Manusia M1mg2 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................114
Gambar 5.199 (a) Sampel Motif Manusia M1tg2 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................115
Gambar 5.100 (a) Sampel Motif Manusia M2mg1 Sebelum Dianalisis, (b)
Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar......116
Gambar 5.101 (a) Sampel Motif Hewan H1tt Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................119
Gambar 5.102 (a) Sampel Motif Hewan H2tt Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................120
Gambar 5.103 (a) Sampel Motif Geometris G1 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................122
Gambar 5.104 (a) Sampel Motif Geometris G2 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................123
Gambar 5.105 (a) Sampel Motif Geometris G3 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................124
Gambar 5.106 (a) Sampel Motif Geometris G4 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................125

xx
Gambar 5.107 (a) Sampel Motif Geometris G5 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar ...................126
Gambar 5.108 (a) Sampel Motif Geometris G6 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................127
Gambar 5.109 (a) Sampel Motif Geometris G7 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................128
Gambar 5.110 (a) Sampel Motif Geometris G8 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................129
Gambar 5.111 (a) Sampel Motif Geometris G9 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah

Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar....................130

Gambar 5.112 Motif abstrak di panel 9...............................................................132

Gambar 5.113 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Manusia Pada Situs............134

Gambar 5.114 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Hewan Pada Situs..............135

Gambar 5.115 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Geometris Pada Situs.........136

Gambar 5.116 Diagram Rekapitulasi Jumlah Gambar Tiap Motif Pada Situs....137

Gambar 5.117 Gambar yang dibuat dengan teknik oles dengan bahan struktur

Kering...........................................................................................140

Gambar 5.118 Gambar yang dibuat dengan teknik oles dengan bahan struktur

basah.............................................................................................140

xxi
ABSTRAK

Yudar Aningsi Saputri (N1B1 19 065) “Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs
Ceruk Lantolalaki di Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten
Muna”. (Di bimbing oleh Dr. Syahrun, S.Pd., M.Si selaku pembimbing 1 dan
Ainussalbi Al Ikhsan, S.T., M.Sc selaku pembimbing II).
Kabupaten Muna merupakan salah satu tempat yang ada di Sulawesi
Tenggara dimana terdapat situs-situs arkeologis khususnya tinggalan prasejarah
berupa gua/ceruk yang dimana di dalamnya terdapat gambar cadas. Keberadaan
gambar cadas adalah salah satu indikasi atau aktivitas manusia masa lampau di
daerah tersebut. Misalnya Ceruk Lantolalaki yang terletak dalam kawasan kars
Liang Kobori, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Ceruk
Lantolalaki memiliki variasi gambar cadas yang beragam. Pada situs ini
penelitian gambar cadas secara menyeluruh belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu, penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apa saja motif gambar
cadas yang terdapat di Ceruk Lantolalaki, (2) Bagaimana tipologi gambar cadas
yang terdapat pada situs ceruk Lantolalaki, (3) Bagaimana teknik pembuatan
gambar cadas yang terdapat pada Ceruk Lantolalaki. Adapun metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pengumpulan data primer dan
data sekunder. Data primer merupaka data lapangan yang dilakukan dengan
metode survei, perekaman data dengan cara perekaman gambar, dan
mendeskripsi. Data diolah menggunakan Software ImageJ dengan Plugin
D’Stretch untuk memperjelas gambar dan Software CorelDraw untuk
mereproduksi gambar.
Dari penelitian yang di lakukan penulis, diketahui bahwa gambar cadas
di situs Ceruk Lantolalaki terdapat 103 gambar yang terdiri dari berbagai motif
diantaranya : motif manusia, hewan, geometris, dan motif abstrak. Motif manusia
berjumlah 17 gambar, motif hewan berjumlah 3 gambar, motif geometris
berjumlah 48 gambar, dan motif abstrak berjumlah 35 gambar. Motif gambar
cadas pada Ceruk Lantolalaki keseluruhsn berwarna cokelat dengan teknik
pembuatan oles atau diaplikasikan penggambarannya menggunakan alat kuas.

Kata Kunci: Gambar Cadas, Tipologi Motif, Teknologi Pembuatan.

xxii
ABSTRACH

Yudar Aningsi Saputri (N1B1 19 065) "Identification of Rock Images at


Lantolalaki Niche Site in Liang Kobori Village, Lohia District, Muna
Regency". (Supervised by Dr. Syahrun, S.Pd., M.Si as supervisor 1 and
Ainussalbi Al Ikhsan, S.T., M.Sc as supervisor II).

Muna Regency is one of the places in Southeast Sulawesi where there are
archaeological sites, especially prehistoric remains in the form of caves / niches
in which there are rock drawings. The existence of rock drawings is one
indication or past human activity in the area. For example, Lantolalaki Niche is
located in the Liang Kobori kars area, Liang Kobori Village, Lohia District,
Muna Regency. The Lantolalaki niche has a variety of rock drawings. On this site
thorough rock drawing research has never been conducted. Therefore, the author
became interested in conducting research at that location.
This study aims to (1) What are the rock image motifs found in the
Lantolalaki Niche, (2) How is the typology of rock drawings found in the
Lantolalaki niche site, (3) How are the techniques for making rock images found
in the Lantolalaki Niche. The methods used to achieve this goal are primary data
collection and secondary data. Primary data is field data conducted by survey
methods, data recording by recording images, and describing. Data is processed
using ImageJ Software with D'Stretch Plugin to clarify images and CorelDraw
Software to reproduce images.
From the research conducted by the author, it is known that rock images
on the Lantolalaki Niche site there are 103 images consisting of various motifs
including: human, animal, geometric, and abstract motifs. Human motifs totaled
17 images, animal motifs totaled 3 images, geometric motifs totaled 48 images,
and abstract motifs totaled 35 images. The rock image motifs in the Lantolalaki
Niche are all brown with manufacturing techniques using brushes or applied to
the drawing using brush tools.

Keywords: rock drawing, motif typology, manufacturing technology.

xxiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar cadas merupakan suatu karya manusia yang memiliki pola tertentu

yang dibuat baik pada dinding gua, dinding ceruk, tebing, maupun batu besar

(Tanudirjo: 2005). Objek-objek yang digambarkan pada seni cadas berbentuk

figurative dan nonfiguratif. Bentuk figurative adalah bentuk yang digambarkan

menyerupai objek bernyawa yang ada dikehidupan manusia. Adapun bentuk

figuratif yang digambarkan antara lain motif manusia, hewan, dan tumbuhan.

Sedangkan motif nonfiguratif ialah motif yang menggambarkan benda-benda

material yang dibuat oleh manusia seperti perahu, rumah dan bentuk geometris

lainnya seperti lingkaran, garis-garis, segitiga, melengkung dan lain-lain

(McDonald, 2006).

Lukisan dinding gua atau ceruk (rock art) disebut juga sebagai cadas yang

merupakan suatu karya seni manusia yang ditorehkan pada dinding gua atau

ceruk, tebing karang dan pada permukaan batu besar. Penampakan gambar cadas

dapat dijumpai dibeberapa belahan dunia sehingga bersifat universal, terutama di

wilayah yang dahulu pernah dihuni oleh manusia purba. Penghunian gua sebagai

bentuk pemukiman pertama semenjak manusia meninggalkan cara hidup

mengembara, sehingga keberadaan gambar cadas menjadi salah satu bukti

kebudayaan manusia purba dan bukti bahwa adanya kegiatan hidup manusia

didalam gua (Usman, 2020).


2

Pembuatan seni cadas terbagi atas dua yaitu teknik ukir dan teknik oles.

Teknik ukir dilakukan dengan acara mengubah bentuk permukaan cadas dengan

cara mengupas permukaan cadas, menorehkan benda tajam kepermukaan dinding

batuan secara langsung atau menggunakan alat pemukul dengan cara dipahatkan.

Sementara itu teknik oles di kerjakan dengan menambahkan bahan berupa pigmen

ke permukaan cadas, baik pigmen basah maupun pigmen kering. Apabila

menggunakan bahan berupa pigmen basah maka akan menghasilkan objek yang

berupa lukisan. Sedangkan apabila menggunakan pigmen kering maka akan

menghasilkan objek yang berupa gambar. Adapun bentuk objek yang digambar

biasanya menggunakan teknik semprot, teknik kuas, dan teknik cap/stensil

(McDonald, 2006).

Tujuan dibuatnya gambar cadas, tidak hanya sekedar untuk ungkapan rasa

seni semata. Dalam kajian seni gambar cadas prasejarah terdapat beberapa asumsi

mengenai hal tersebut. Beberapa pemikir menguatarakan tentang faktor-faktor

yang melatarbelakangi penciptaan gambar cadas. Pemikiran-pemikiran tersebut

antara lain berkaitan dengan konsep manusia terhadap kehidupan dan alam,

sebagai identitas kelompok, gambar tokoh mitos atau legenda, maupun hal-hal

yang berkaitan dengan kepercayaan dan ritual tertentu (Tanudirjo, 2005).

Keberadaan seni gambar cadas di wilayah Asia Tengara sudah lama diketahui

seperti di daerah Thailand bagian timur laut dan Thailand bagian selatan. Di

Malaysia, dapat ditemukan di Sarawak. Kemudian terdapat juga penemuan

gambar cadas di Filipina bagian tengah. Gambar cadas di Asia Tenggara mulai
3

ditemukan pada abad 19. Penelitian yang paling banyak menulis tentang gabar

cadas di Asia Tenggara adalah Kusch.

Di Indonesia pun cukup banyak terdapat situs-situs yang mengandung temuan

gambar cadas. Situs-situs tersebut banyak ditemukan tersebar terutama di wilayah

Indonesia bagian timur dan tenggara, Pulau Seram, Kepulauan Kei dan Irian Jaya,

Kosasih (1986). Pada perkembangannya baru-baru ini ditemukan pula tinggalan-

tinggalan gambar cadas di belahan Indonesia lainnya, antara lain Kalimantan

Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Temuan paling Baru adalah

penemuan gambar cadas di Sumatera Selatan yaitu di Gua Harimau (Tan, 2014).

Di Sulawesi Selatan pada tahun 1950 seni cadas yang ada di gua Pette’E

(Maros) di temukan pertama kali oleh C. HM. M. Heeren-Palm dan Van Heekeren

berupa sejumlah seni cadas bergambar seekor babi dan gambar tangan berwarnah

merah, kemudian penelitian serupa dilanjutkan antara mlain oleh D. J Mulvaney

dan R.P Soejono (1969), I. Glover (1970, 1973, 1975), Pusat Penelitian Arkeologi

Nasional (1980an-kini) dan Balai Arkeologi Makassar. Sedangkan penelitian

terbaru mengenai seni cadas terdapat dalam disertasi R. Cecep Eka Permana

(2008) mengenai pola motif-motif cap tangan yang ada di Kawasan Maros

Pangkep (Somba, 2010).

Selain di Provinsi Sulawesi Selatan yang saat ini diketahui memilik kawasan

situs gambar cadas yang cukup banyak, wilayah Sulawesi Tenggara juga memiliki

potensi adanya gambar cadas yang cukup besar. Wilayah-wilayah kepulaun

seperti di Kepulaun Muna dan Buton juga ditemukan potensi gambar cadas,

sedangkan wilayah daratan Sulawesi Tenggara seperti di Kabupaten Konawe dan


4

Konawe Utara juga ditemukan potensi gambar cadas yang cukup besar (BPCB

Sulsel, 2017; Kosasih, 1995; Mulyadi, 2016; Oktaviana dkk).

Di wilayah Sulawesi Tenggara, khususnya di Pulau Muna penelitian seni

cadas baru di mulai pada tahun 1977 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasioanl.

Penelitian tersebut dilaksanakan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh

tim penelitian dari Direktorat Sejarah dan Purbakala (DSP) tahun 1976 yang

dipimpin oleh Budianto Hakim. Selain itu, penelitian gambar cadas telah

dilakukan oleh Kosasih. Dalam penelitian beberapa gambar cadas telah

diidentifikasi gambar manusia dengan berbagai bentuk aktivitas (berburu, perang,

berlayar dengan perahu), berbagai jenis fauna, matahari dan lain-lain.

Kabupaten Muna memiliki sejumlah gua/ceruk yang terdapat berbagai gambar

cadas, gua/ceruk tersebar dalam kawasan prasejarah Liang Kobori, Desa Liang

Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Gambar-gambar yang terdapat pada

kawasan tersebut memiliki keberagaman motif. Kemudian pada tahun 1984 tim

penelitian dari Puslit Arkenas kembali menemukan beberapa gua/ceruk

diantaranya adalah Gua La Kolombu, Gua Toko, Gua Wa Bose, Gua La Nsaropa

dan Gua Ida Malanga. Pada tahun 2005 menelususri lagi beberapa situs gua yang

belum teridentifikasi sebelumnya terutama pada situs Gua Pominsa 1 dan 2, Gua

Wofune dan Gua Sugi Patani dan pada tahun 2009 ditemukan lagi satu situs yaitu

Tampung Laiwaro dimana gambar/lukisan terdapat pada dinding tebing karst.

Berdasarkan ketentuan pasal 10 ayat (1) Peraturan Kabupaten Muna Nomor 4

Tahun 2022 Tentang Cagar Budaya di Kabupaten Muna. Penetapan Status Cagar

Budaya direkomendasikan oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Muna yang
5

di tetapkan oleh Bupati Muna dengan nomor 002/TACB-Kab.Muna/11/2023

tanggal 24 Februari 2023 bahwa Kawasan Liang Kobori di tetapkan sebagai

Kawasan Cagar Budaya. Seperti Ceruk Lantolalaki yang menjadi lokasi penelitian

penulis yang juga merupakan salah satu ceruk yang berada dalam kawasan Liang

Kobori mempunyai potensi gambar cadas. Ceruk Lantolalaki sendiri memiliki

beberapa kemiripan gambar cadas salah satunya yaitu Gua Metanduno dan Gua

Kobori. Kemiripan tersebut dari segi warna , teknik dan cara pembuatan gambar

cadas, serta letak gambar seni cadas diatas dinding gua atau ceruk. Penamaan

Lantolalaki itu di ambil dari nama orang yang sering berkebun di lokasi yang

terdapat ceruk tersebut. Oleh karena itu, setelah orang tersebut meninggal

masyarakat setempat memberi nama ceruk tersebut yaitu Lantolalaki

Secara administrasi situs Ceruk Lantolalaki terletak di Desa Liang Kobori,

Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ceruk

Lantolalaki menghadap ke arah timur dengan ketinggian 90 MDPL. Ceruk

Lantolalaki berdekatan dengan Ceruk Pinda sekitar 50 meter ke arah selatan,

sebelah utara berbatasan dengan ceruk Kumbou dengan jarak ± 700 meter, di

sebelah timur berbatasan dengan Ceruk Foo 1 dengan jarak sekitar ± 1 km, dan di

sebelah Barat Dayah berbatasan dengan Ceruk Marewu sekitar ± 500 m. Ceruk

Lantolalaki memiliki sebanyak 103 gambar cadas yang memiliki berbagai macam

motif. Gambar cadas pada Ceruk Lantolalaki juga tak kalah menarik dengan

lukisan gua/ceruk yang ada di kawasan Liang Kobori. Pada umumnya gambar

cadas di Ceruk Lantolalaki berwarna cokelat dan hitam. Gambar-gambar cadas

yang ditemukan pada situs Ceruk Lantolalaki berupa motif figur manusia
6

kangkang, manusia memegang senjata, perahu, hewan dan geometris. Motif

gambar cadas yang dominan pada ceruk ini yaitu geometris yang berbentuk kotak

atau persegi panjang. Akses menuju ke situs Ceruk Lantolalaki bisa di tempuh

dengan kendaraan motor hingga ke depan ceruk La Kolombu dengan berhati-hati

sebab jalanan pengerasan dan ditumbuhi banyak lumut, kemudian berjalan kaki

untuk menuju ke Ceruk Lantolalaki sekitar 1 km. Lingkungan sekitar Ceruk

Lantolalaki banyak terdapat hamparan batu karst dan disekitar Ceruk Lantolalaki

juga banyak ditumbuhhi pepohonan. Ceruk Lantolalaki cukup tinggi oleh sebab

itu akses untuk menikmati keindahan gambar cadas perlu berhati-hati sebab mulut

Ceruk Lantolalaki berbatasan langsung dengan jurang yang cukup dalam.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis menjadi tertarik untuk mengidentifikasi

tipologi motif dari gambar cadas tersebut secara menyeluruh serta untuk

mengetahui teknik pembuatan gambar cadas yang terdapat di Ceruk Lantolalaki,

Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apa saja motif gambar cadas yang terdapat di Ceruk Lantolalaki, Desa

Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna?

2. Bagaimana Tipologi motif gambar cadas yang terdapat di Ceruk

Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna?

3. Bagaimana teknik pembuatan gambar cadas yang terdapat pada Ceruk

Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna?


7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan motif gambar cadas yang terdapat

pada Ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten

Muna?

2. Untuk mengetahui tipologi motif gambar cadas yang terdapat di Ceruk

Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan teknik pembuatan gambar cadas

yang terdapat pada Ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan

Lohia, Kabupaten Muna?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah

pengetahuan baru terkait gambar cadas yang ada di Ceruk Lantolalaki, Desa Liang

Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna serta penelitian ini diharapkan

menjadi data baru yang ada di Sulawesi Tenggara sebagai penambah variasi

gambar cadas yang ada di Indonesia dan menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya pada bidang arkeologi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

tertentu, khusunya:

1.4.2.1 Masyarakat
8

Memberikan pemahaman dan menambah ketertarikan masyarakat terhadap

situs-situs prasejarah pada umumnya dan gambar cadas pada khususnya yang

terdapat di lingkungan dan daerah sekitarnya sehingga dapat mendorong

masyarakat untuk ikut serta berperan aktif untuk melindungi, melestarikan dan

memanfaatkan situs gambar cadas yang terdapat pada Ceruk Lantolalaki, Desa

Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

1.4.2.2 Pemerintah

Gambar cadas yang terdapat di ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori,

Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna bisa di rawat dan di lestarikan oleh

pemerintah setempat melalui kebijakan-kebijakannya untuk kepentingan berbagai

pihak.

1.4.2.3 Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan bagi mahasiswa akan tinggalan

prasejarah seperti gambar cadas, serta bisa dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang dilaksanakan ini berada di wilayah

administrasi wilayah Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna,

Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini lebih terfokus kepada variasi motif

gambar cadas dan teknik pembuatan gambar cadas yang ada di Ceruk Lantolalaki,

Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi

Tenggara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN KONSEPTUAL,
DAN KERANGKA PIKIR

3.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuwono,

seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian

skripsinya yang judul “Seni Cadas Di Situs Tron Bon Lei Dan Ba Lei di

Pulau Alor Nusa Tenggara Timur” pada tahun 2016. Penelitian tersebut

berusaha menjawab pertanyaan mengenai variasi gambar cadas yang

terdapat di Situs Tron Bon Lei dan Ba Lei. Dari hasil penelitiannya,

diketahui bahwa ternyata lebih banyak gambar yang dibuat dengan

menggunakan warna merah, namun ditemukan pula gambar cadas yang

berwarna putih. Adapun motif gambar yang terdapat di situs tersebut

adalah berupa gambar manusia, hewan, geometris dan abstrak. Lebih jauh,

diketahui bahwa gambar cadas yang terdapat di kedua situs tersebut

memiliki kemiripan dengan gambar cadas yang terdapat di Situs

Dudumahan dan Situs McCleur di Teluk Berau. Perbedaan antara

penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2016) dengan penulis adalah

terletak pada perbandingan yang dilakukan oleh Pratiwi Budi Amani

Yuwono yang dimana dalam skripsinya menulis tentang“Seni Cadas Situs

Tron Lei dan Ba Lei di pulau Alor, NTT”. Sedangkan penulis melakukan

kajian gambar cadas dengan judul “Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs

9
10

Ceruk Lantolalaki Desa Liang Kobori Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna”.

Penelitian gambar cadas berikutnya yang pernah dilakukan di wilayah

ini dilakukan oleh Rasia La Ode Nipa pada tahun 2018. Penelitian tersebut

berjudul “Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Gua Pondoa Di Desa

Pondoa Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara”. Adapun tujuan

yang diusung dalam penelitian tersebut adalah mengenai bagaimana

bentuk dan teknik pembuatan gambar cadas yang terdapat di Situs Pondoa

serta bagaimana variasi gambar-gambar cadas yang ditemukan di situs

tersebut. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa gambar-gambar cadas

yang terdapat di situs tersebut terdiri dari gambar dengan motif manusia,

hewan, geometris, benda budaya, serta motif abstrak. Dari aspek warna,

gambar cadas yang terdapat di situs Gua Pondoa secara keseluruhan

berwarna hitam yang digambarkan dengan teknik gambar. Adapun

perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah pada aspek warna gambar dan wilayah penelitian. Wilayah yang

dijadikan sebagai lokasi penelitian penulis terletak di Desa Liang Kobori,

Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Adapun pigmen warna yang

digunakan yaitu cokelat. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah

rumusan masalah yang sama-sama membahas mengenai teknik pembuatan

gambar cadas.

Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Sarsina Meyni Usman pada

tahun 2019, dengan judul “Gambar Cadas Situs Kompleks Ceruk Waburi di Desa
11

Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan. Provinsi Sulawesi

Tenggara”. Dalam tulisannya Sarsina Meyni Usman merumuskan dua

permasalahan yaitu bentuk motif gambar cadas dan teknik penggambaran gambar

yang ditemukan di Ceruk Waburi di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa,

Kabupaten Buton Selatan, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif serta

penalaran induktif. Dalam hasil penelitiannya Sarsina menyimpulkan bahwa

gambar cadas di kompleks Ceruk Waburi terdapat tiga tipe motif gambar cadas

yaitu piktografi 18 gambar (21%), ideografi 32 gambar (37%) dan psikografi (37)

42%. Pada motif piktografi menghasilkan gambar berupa 1 gambar perahu

tradisional Indonesia berwarna merah di Ceruk Waburi I panil 5, motif ini

ditandai dengan empat atribut pendukung berupa linggi perahu, lambung perahu,

layar perahu dan dasar perahu. Sedangkan gambar tangan di situs ini tersebar pada

Ceruk Waburi I, Ceruk Waburi II dan Ceruk Waburi IV dengan jumlah

keseluruhan 17 gambar tangan. Bentuk gambar telapak tangan 14 gambar (82%),

bentuk gambar telapak tangan sampai lengan 2 (12%) dan bentuk telapak tangan

sampai pergelangan 1 (6%), yang mana keseluruhan gambar tangan ini di

gambarkan menggunakan pigmen warna merah. Pada motif ideografi

penggambarannya didominasi menggunakan pigmen warna merah dan hanya 13

terdapat 1 gambar yang menggunakan pigmen warna hitam. Dengan

menggunakan analisis teknologi maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan

teknik penggambaran gambar cadas di situs ini yaitu menggunakan teknik

piktograf yang mana merupakan teknik seni yang dibuat pada dinding gua dengan

menggunakan bahan dan warna khusus dengan adanya proses penambahan cat
12

atau zat cair dan kering yang memiliki pigmen berwarna sehingga menimbulkan

perbedaan warna tanpa menimbulkan bekas goresan pada gambar cadasnya, cara

pembuatannya yaitu dengan menggunakan cat basah serta dengan cat kering.

Penggunaan cat basah biasanya di aplikasikan menggunakan kuas, jari- jari tangan

atau dengan cara di cap. Adapaun perbedaan dengan penelitian penulis terdapat

pada lokasi penelitian serta konsep yang digunakan. Sedangkan persamaan dalam

penelitian ini adalah terletak dalam permasalahan penelitian, penulis menelaah

motif gambar cadas dan teknik pembuatan gambar cadas serta metode analisis

yang digunakan di situs ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia,

Kabupaten Muna.

Penelitian selanjutnya juga dilaksanakan oleh Sabri pada tahun 2020 yang

berjudul “Gambar Cadas Pada Gua-Gua Kawasan Perbukitan Karst Matarombeo

Di Desa Bendewuta Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara”. Permasalahan penelitian yang diajukan adalah tipologi

gambar cadas yang terdapat di situs-situs gambar cadas dan bagaimana teknik

pembuatan gambar cadas yang terdapat di situs tersebut. Penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa di Kawasan Perbukitan Karst Matarombeo Desa

Bendewuta memiliki 4 gua yang memiliki gambar cadas. Penelitian yang

diketahui terdapat 6 motif gambar cadas yang terdapat di empat situs pada Gua-

Gua di Desa Bendewuta. Keenam tersebut diantaranya motif 14 manusia, motif

hewan, motif perahu, motif telapak tangan, motif geometris dan motif abstrak.

Selanjutnya, pigmen yang digunakan dalam pembuatan gambar cadas yang

terdapat di Desa Bendewuta secara umum terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan


13

warnanya yaitu warna hitam, merah dan kuning. Perbedaan penelitian dengan

penelitian penulis adalah dari aspek warna penggambaran cadas dan aspek lokasi

penelitian serta dalam penelitian tesebut mengkaji sebaran Gua di Kawasan

Perbukitan Karst Matarombeo Di Desa Bendewuta Kecamatan Oheo Kabupaten

Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara sedangkan penelitian penulis hanya

fokus pada satu ceruk yaitu Ceruk Lantolalaki yang berada di Desa Liang Kobori,

Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Namun penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian penulis yaitu pada aspek permasalahan yang akan diusung.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan penulis

adalah teknik pembuatan gambar cadas.

Penelitian relevan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh Wa Ode Rawianti pada tahun 2021 dengan judul

“Identifikasi Gambar Cadas Pada Gua Wonuampue 1 Desa Padalere Utama

Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara”. Dalam penelitiannya Wa Ode

Rawianti melakukan identifikasi pada gambar cadas dengan menggunakan metode

pengumpulan data primer dan data sekunder. Kemudian data di olah

menggunakan Software Imagej dengan Plugin D’stretch untuk memperjelas

gambar dan Software Coreldraw untuk mereproduksi gambar. Penelitian yang

diketahui terdapat 5 motif gambar cadas yang tersebar di Gua Wonuampue 1.

Kelima motif tersebut diantaranya motif manusia, motif hewan, motif perahu,

motif geometris dan motif abstrak. Selanjutnya, pigmen yang digunakan dalam

pembuatan gambar cadas yang terdapat di Gua Wonuampue 1 secara umum

warnanya yaitu warna hitam. Adapun persamaanya penelitian yang dilakukan oleh
14

Wa Ode Rawianti dengan penulis adalah pada bagian pengolahan data dimana

dalam skripsinya menggunakan Software Imagej dengan Plugin D’stretch untuk

memperjelas gambar dan Software Coreldraw untuk mereproduksi gambar,

sedangkan untuk perberbedaan dalam penelitian ini yaitu, lokasi penelitian dan

warna gambar cadas.


15

3.2 Landasan Konseptual

3.2.1 Konsep Ceruk

Ceruk merupakan sebuah lubang karst yang kedalamannya tidak berkelok

kelok atau tidak panjang, ceruk juga biasa disebut lubang perlindungan pada

permukaan batu karang yang hamper tidak tegak lurus, tetapi tidak terlalu dalam

segingga disebut gua (rock shelter). Ceruk merupakan sebuah lubang yan berupa

rongga yang dangkal yang terdapat pada pegunungan karst. Ceruk tercipta atau

terbentuk dalam bebatuan karbonat yang terbentuk dibawah lapisan batuan non

karbonat. Ceruk memiliki fungsi yang sama dengan gua, pemanfaatan ceruk

sebagai hunian sering ditemui di daerah Sulawesi Tenggara misalnya di kawasan

situs Liang Kobori. Ceruk atau Abris sous roche sering dimanfaatkan manusia

prasejarah untuk melindungi diri dari hujan, panas, dan serangan hewan. Namun,

dalam pemanfaatannya ceruk memiliki ruang yang relatif kecil sehingga ceruk

hanya dimanfaatkan tempat persinggahan atau peristirahatan manusia prasejarah

(Rahmadi, 2020).

Manusia dalam memanfaatkan gua maupun ceruk sebagai tempat tinggal

mereka dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik secara teknis maupun

secara ideologis. Berbagai pertimbangan itu turut mempengaruhi alam pikiran

mereka, sehingga tidak semua gua atau ceruk yang ditemukan memiliki indikasi

sebagai tempat hunian. Dari aspek keletakan (teknologis), mereka kala itu lebih
16

memili gua atau ceruk pada daerah-daerah yang menyediakan bahan makanan

yang memadai (Nurani, 2008).

Secara konseptual, pemanfaatan ruang oleh manusia pada masa lalu merupaka

unsur yang perlu dalam mengkaji aspek pemukiman. Pemanfaatan gua maupun

ceruk sebagai tempat tinggal merupakan suatu keputusan yang diambil setelah

melalui berbagai pertimbangan. Dalam kaitan ini maka gua atau ceruk yang

ditempati secara intensif, namun tidak sedikit pula gua atau ceruk yang hanya

dimanfaatkan secara insidentil. Ada beberapa faktor (selain teknologi) yang

dipertimbangkan manusia prasejarah dalam memilih lokasi bermukim.

Pertimbangan mendasar yang mempengaruhi pola pikir mereka bersumber dari

pengetahuan yang diperoleh secara alami dari hasil adaptasi mereka terhadap

lingkungannya. Dalam memilih lokasi permukimannya, manusia prasejarah

mempertimbangkan sumber daya lingkungan yang tersedia disekitarnya, faktor

keamanan dan kenyamanan disekitar lokasi permukimannya, dan juga intensitas

cahaya yang dapat diserap oleh gua maupun ceruk (Akw, 2011). Oleh karena itu,

kajian gua maupun ceruk dalam perspektif arkeologi dapat memberikan petunjuk

mengenai manusia masa lampau dengan berbagai pertimbangan yang

mendasarinya.

3.2.2 Konsep Seni

Manusia, betapapun sibuknya telah menyepatkan diri untuk berolah seni.

Rupanya seni menjadi suatu kebudayaan yang penting bagi manusia. Hal in terjadi

karena manusia terdorong untuk mengembangkan jiwanya dala rangka mencari

makna yang lebih dalam mengenai kehidupannya. Ini berarti bahwa, manusia
17

berusaha untuk memperoleh kepuasan spiritual yang dalam seni bersifat visual

atau aural. Seni timbul secara tak terduga, meskipun idenya sebenarnya sudah ada

sejak manusia belum menyadarinya. Seni timbul bukan dari alam, sedang alam

hanya memberi kemungkinan bagi manifestasi seni.

Seni menurut Confrad Fiedler yaitu berjuang untuk mengekspresikan

hubungan manusia dengan alam semesta. Alam, dengan segala materialnya

(termasuk jasad manusia), telah menyelenggarakan berbagai sarana bagi pencetus

ide-ide kesenian sebagai bentuk ekspresi spiritual. Dengan demikian suatu hasil

karya seni adalah merupakan ide yang dinyatakan oleh suatu creative power dari

dalam diri seniman yang ditunjang oleh penguasaan oleh teknik dalam mengolah

material (Aesijah, 2000).

Seni merupakan sumber tingkah laku manusia untuk menyatakan keinginan

atau kehendaknya, baik langsung maupun tidak langsung. Seni juga bukan hanya

gerak (tarian) dan suara (nyanyian) saja, melainkan termasuk didalamnya seni

lukis, seni pahat, dan seni ukir. Dari ketiga seni yang terakhir ini ada yang

tergolong benda bergerak (mobiliary-art), ada juga yang tidak bergerak antara lain

berupa lukisan pahatan, dan ukiran, yang langsung diterakan pada dinding-

dinding permanen berukuran besar sebagai bidang-bidang hiasan. Salah satu

bidang hiasan yang untuk pertama kalinya digunakan sebagai tempat menerakan

lukisan tersebut, kemudia masuk goresan (engraving), adalah dinding gua (cave)

serta dinding ceruk (rockshelter). Seni lukis lahir petama kali ketika manusia

diliputi rasa iseng dan juga rasa takut terhadap lingkungannya, terlebih lagi

setelah mereka tinggal didalam gua taua ceruk. Budaya menetap ini dimulai pada
18

zaman epi-paleolitik atau masa berburu mengumpulkan makanan tingkat lanjut.

Dengan dimulainya hidup secara menetap, meskipun belum semenetap sekarang,

bererai mereka mempunyai banyak waktu untuk melakukan sesuatu yang

bermanfaat bagi hidupnya (Kosasih, 1987). Yang artinya kesenian muncul

semenjak zama prasejarah yang mulanya timbul ketika manusia ingin

mengaktualisasi diri mereka terhadap alam sekitar. Seni juga dianggap sebagai

informasi yang tersimpan berisikan kehidupan manusia masa lalu (Mithen, 1996).

Lahirnya gambar cadas didasari oleh rasa seni yang ada pada diri manusia

yang dituangkan pada media-media tertentu. Berbagai bentuk gambar yang

dihasilkan merupakan aktualisasi dari perilaku manusia untuk menyatakan

keinginan atau kehendaknya guna mencapai tujuannya. Ungkapan mengenai rasa

seni yang dituangkan pada dinding gua ditentukan oleh beberapa hal yaitu tradisi-

tradisi pada masa lampau yang menyangkut masalah teknologi serta aktivitas

keseharian mereka (Akw, 2011).

Seni cadas merupakan salah satu unsur kebudayaan yang penting bagi

masyarakat prasejarah yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan

makanan dan merupakan hasil ekspresi kesenian pertama yang diperlihatkan oleh

masyarakat ini. Adanya lukisan-lukisan ini menunjukan bahwa masyarakat

pendukungnya bukanlah semata-mata hanyalah masyarakat primitif yang tidak

berbudaya.

Alasan pemilihan konsep seni sebagai salah satu landasan teoritis yang dapat

membantu memahami gambar cadas sebagai salah satu wujud seni pada

masyarakat lampau. Dengan memahami latar belakang seni, tujuan penciptaan


19

seni, dan menjadi bagian dalam masyarakat, penulis berharap dapat terbantu

dalam memahami gambar cadas sebagai hasil dari seni itu sendiri.

3.2.3 Gambar Cadas Prasejarah

Sebelum terdapat banyak istilah yang digunakan oleh para peneliti terdahulu

untuk mendeskripsikan kata “gambar cadas” misalnya dalam istilah asing di kenal

dengan art, paint, charcoal, pictographs, dan petrogliypsh dan istilah di Indonesia

misalnya lukisan gua dan seni cadas memerlukan penggunaan istilah yang lebih

tepat. Menurut Setiawan istilah-itilah tersebut perlu di perbaiki dan di ganti

dengan istilah “gambar cadas” atau disingkat “garca”. Penggunaan istilah lukisan

atau seni seperti halnya kata art lebih mengandung makna khusus didalam seni

rupa modern, sedangkan penggunaan istilah gambar bersifat netral. Kata lukisan

untuk menerangkan kata petrogliypsh (torehan) juga belum tepat. Kemudian

istilah gua untuk melengkapi kata lukisan, juga kurang tepat. Hal ini di sebabkan

tidak semua gambar baik di Indonesia maupun dunia hanya terdapat dalam gua,

namun juga ditemukan pada tebing-tebing dan ceruk-ceruk yang sempit

(Setiawan, 2006).

Gambar cadas adalah gambar yang dibuat oleh manusia prasejarah pada

permukaan batu yang keras, yang diwujudkan dalam bentuk lukisan, goresan,

maupun cungkilan. Objek yang digambarkan sesuai dengan imajinasi dari

seniman dan konsep yang melatar belakanginya, berupa flora, fauna, manusia,

benda budaya, dan benda-benda alam lainnya. Adanya lukisan-lukisan di dinding

gua maupun ceruk menunjukan bahwa masyarakat pendukungnya bukanlah

semata-mata masyarakat primitif yang tidak berbudaya, melainkan mereka sudah


20

memiliki nilai-nilai keindahan dan keteraturan dalam mengekspresikan

keseniannya (Arifin, 1992).

Lahirnya gambar cadas didasari oleh rasa seni yang ada pada diri manusia

yang dituangkan pada media-media tertentu. Berbagai bentuk gambar yang

dihasilkan merupakan aktualisasi dari perilaku manusia untuk menyatakan

keinginan atau kehendaknya guna mencapai tujuannya. Ungkapan mengenai rasa

seni yang dituangkan pada dinding gua ditentukan oleh beberapa hal yaitu tradisi-

tradisi pada masa lampau yang menyangkut masalah teknologi serta aktivitas

keseharian mereka (Akw, 2011).

Gambar cadas umumnya dibuat dengan dua teknik penggambaran diantaranya

teknik lukis dan teknik ukir. Teknik lukis adalah teknik yang diterapkan dengan

cara menorehkan material (mineral) tertentu dipermukaan cadas. Bahan yang

biasa digunakan dalam penggambaran berasal dari mineral oker, mangan,

tumbuhan alami, dan sebagainya yang diperoleh dari lingkungan sekitar.

Sedangkan teknik ukir adalah teknik penggambaran yang diterapkan dengan cara

merubah permukaan cadas dengan cara membuang sebagian besar gambar cadas

dengan menggunakan alat tertentu. Kemudian teknik penggambarannya biasanya

dilakukan dengan cara penggunaan alat secara langsung maupun dengan bantuan

pemukul sehingga alat yang dimaksudkan dapat berfungsi sebagai pahat (Whitley,

2005).

Penyebutan motif gambar cadas mengacu pada pendapat Maynard (1977),

bahwa menurutnya motif figuratif adalah motif yang memiliki bentuk menyerupai

sesuatu yang dikenal oleh sipengamat, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.
21

Sementara itu, motif non-figuratif motif yang bentuknya sulit untuk diasosiasikan

dengan nama tertentu karena bentuknya terlalu umum seperti motif geometris

berupa garis, lingkaran, dan persegi.

Penyebutan motif manusia mengacu pada motif dengan penggambaran torso

dengan tangan atau lengan dan kaki yang menonjol dari kedua sisinya, kepala, dan

tidak memiliki ekor yang panjang melebihi kaki. Bagian tubuh lain mungkin di

gambarkan untuk lebih menegaskan motif manusia seperti penggambaran yang

detail pada bagian tangan, kaki, wajah, dan alat kelamin. Penggambaran tungkai

dan torso panjangnya merupakan hal yang normal dalam penggambaran motif

manusia dan merupakan variasi yang banyak ditemukan (Bintang, 2015).

Motif hewan ada yang digambarkan secara naturalis dan ada juga yang

skematis. Motif tersebut dapat ditemukan dengan motif lain maupun terpisah.

Bentuk figurative adalah bentuk yang digambarkan menyerupai objek bernyawa

yang ada dikehidupan manusia. Adapun bentuk figuratif yang digambarkan antara

lain motif manusia, hewan, dan tumbuhan. Sedangkan motif nonfiguratif ialah

motif yang menggambarkan benda-benda material yang dibuat oleh manusia

seperti perahu, rumah dan bentuk geometris lainnya seperti lingkaran, garis-garis,

segitiga, melengkung dan lain-lain. Menurut Abraham (2011) motif geometris

terdapat 22 bentuk universal. Motif tersebut antara lain, 1) Circle merupakan

lingkaran seperti yang diketahui pada umumnya, 2) Crosshatch adalah bentuk

yang menyerupai pagar atau garis vertical dan horizontal yang saling

berpotongan, 3) Cruciform adalah bentuk yang menyerupai salib atau tanda

tambah, 4) Triangle merupakan bentuk segitiga yang diketahui pada umumnya, 5)


22

Tectiform merupaka bentuk yang menyerupai atap pada sebuah rumah, 6)

Pectiform merupakan bentuk yang menyerupai bentuk sisir, 7) Peniform

merupakan bentuk yang menyerupai akar daun, 8) Open Angle merupakan bentuk

garis dibuat menyerupai sudut terbuka, 9) Line merupakan bentuk garis seperti

pada umumnya, 10) Oval merupaka bentuk oval yang seperti pada umumnya, 11)

Half Circle merupaka bentuk setengan lingkaran, 12) Zig Zag merupakan garis

yang dibuat secara patah-patah, 13) Dots merupakan bentuk titik-titik, 14)

Scalariform merupakan bentuk tangga. Sementara motif abstrak terdiri dari bentuk

yang tidak beraturan dan tidak teridentifikasi bentuknya, (15) Claviform adalah

bentuk menyerupai angka satu yang di tulis menghadap kanan (Landra, 2015,

Rahmat, 2015 dalam Rasia, 2018).

Gambar 2.1 Skema Motif Geometris


(Sumber: Marzuki, 2015)
23

Konsep mengenai gambar cadas, merupakan landasan teoritis dianggap dapat

membantu untuk mengetahui pengertian gambar cadas dengan memahami definisi

gambar cadas dan latar belakang lahirnya gambar cadas yang dikemukakan oleh

beberapa para ahli.

3.2.4 Teknik Pembuatan Gambar Cadas

Pembuatan pola-pola gambar pada setiap objek cadas dapat dilakukan dengan

beberapa cara diantaranya menggores, mencungkil, menyemprot, oles dan cap.

Hal tersebut merupakan bukti kreativitas nenek moyang manusia untuk

mengekspresikan rasa seni. Sebagai data arkeologi, seni cadas sering digolongkan

sebagai fitur karena dibuat oleh manusia pada benda alam yang tidak mungkin

dipindahkan tanpa mengubah keadaannya.

Adapun cara pembuatan gambar cadas berdasarkan teknik pembuatannya ialah

sebagai berikut :

1. Menggores, yaitu dengan menggoreskan permukaan batu, logam atau kayu

yang memiliki permukaan yang runcing.

2. Mencungkil, cara ini tidak jauh berbeda dengan teknik menggores yang

menggunakan permukaan benda yang tajam, hanya saja permukaan

dinding gua atau ceruk yang dicungkil jauh lebih kasar ketimbang digores.

3. Menyemprot, yaitu cara untuk menggambar telapak tangan, ikan, atau

daun dengan menyemburkan cairan berwarna dari mulut atau

menggunakan tulang belulang ke objek.


24

4. Cap, yaitu cara mencetak bentuk secara positif, contohnya telapak tangan

dicelup dalam pewarna, kemudian dicap pada permukaan batu.

5. Oles, yaitu cara membuat gambar dengan mengoleskan pewarna

menggunakan jari atau alat seperti kuas yang terbuat dari bamboo, rotan,

ranting kayu, kulit kayu, atau rambut binatang.


25

3.3 Kerangka Pikir

Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki Desa Liang Kobori
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Permasalahan Penelitian

Apa saja motif gambar cadas Bagaimana tipologi gambar Bagaimana teknik pembuatan
yang terdapat di Ceruk cadas yang terdapat pada situs gambar cadas yang terdapat
Lantolalaki Desa Liang Kabori ceruk Lantolalaki Desa Liang pada Ceruk Lantolalaki Desa
Kecamatan Lohia Kabupaten Kobori Kecamatan Lohia Liang Kabori Kecamatan
Muna Kabupaten Muna Lohia Kabupaten Muna

Pengumpulan Data

Landasan Konseptual :
- Konsep Ceruk
- Konsep Seni
- Konsep Gambar Cadas
- Konsep Teknik Pembuatan Gambar Cadas

Pengolahan Data
- Analisis D’Stertch dan reproduksi gambar
- Klasifikasi motif gambar cadas

Interpretasi
26

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir


Di Buat Oleh : Yudar Aningsi Saputri, 2023

Lokasi penelitian ini berada pada Ceruk Lantolalaki Desa Liang Kabori

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Salah satu tinggalan

arkeologi yang terdapat pada wilayah ini adalah gambar cadas. Peneltian ini

bertujuan untuk mengetahui variasi motif gambar cadas dan teknik pembuatan

gambar cadas yang terdapat di wilayah tersebut. Sebelum proses penelitian akan

dilakukan akan dilaksanakan di lapangan langkah pertama dilakukan

pengumpulan data berupa pengumpulan referensi untuk menjadi acuan dalam

penelitian ini. Kemudian dilanjutkan pengumpulan data berikutnya berupa

deskripsi, ploting, potret, serta pemetaan pada situs ceruk Lantolalaki. Setelah itu,

masuk dalam tahap pengolahan data, seluruh gambar cadas di wilayah tersebut

dikumpulkan kemudian dianalisis dan diklasifikasikan. Setelah proses analisis dan

klasifikasi selesai, selanjutnya dikaitkan dengan data-data yang telah dikumpulkan

dengan menggunakan konsep seni, konsep gambar cadas, konsep ceruk, dan

konsep pembuatan gambar cadas peneliti melihat hubungan antar data dalam

penelitian ini. Dengan menggunakan konsep tersebut, diharapkan penulis dapat

menjelaskan motif gambar cadas dan teknik pembuatan gambar cadas yang

terdapat pada Ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia,

Kabupaten Muna.
27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian

kualitatif. Menurut Gibbon (2014) jenis penelitian kualitatif adalah jenis

penelitian yang bertujuan untuk meghasilkan deskripsi sistematis dan klasifikasi

sampel dari catatan arkeologi dengan menggunakan penalaran induktif.

Penalaran induktif yaitu adalah suatu bentuk penalaran yang menarik inferensi

(dugaan atau tanggapan) dari contoh spesifik hingga pada akhirnya melahirkan

bentuk kesimpulan empirik (Gibbon, 2014). Adapun tipe penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksplikatif atau deskriptif.

Tipe penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran data arkeologi yang

ditemukan mengenai bentuk maupun variabel yang berkaitan dengan tema

penelitian guna menjelaskan tujuan penelitian (Simanjuntak dkk, 1999).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di situs Ceruk Lantolalaki, Desa Liang Kobori,

Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Desa Liang Kabori terletak ±10 km dari

Kota Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Situs Prasejarah ceruk

Lantolalaki memiliki banyak tinggalan-tinggalan prasejarah berupa gambar-

gambar cadas di dinding ceruk tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan alasan

situs ceruk Lantolalaki memiliki banyak variasi gambar cadas yang berbeda-beda

dan dapat menjadi penelusuran lebih mengenai kebudayaan di Kabupaten Muna.

27
28

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Studi Pustaka

Penelitian dilakukan dengan cara menelusuri data-data yang berkaitan dengan

topik penelitian yang berguna sebagai referensi bagi penulis. Data kepustakaan

merupakan data tertulis yang berhubungan dengan situs yang akan diteliti, baik

dari publikasi arkeologi maupun sumber-sumber referensi lain. Selain itu, data

kepustakaan dapat berupa peta (Harkatiningsih, dkk. 2000). Dengan melakukan

studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-

pemikiran yang relevan dalam penelitiannya. Informasi itu dapat diperoleh dari

buku-buku ilmiah, laporan penelitian, tesis, disertasi, dan sumber-sumber tertulis

baik tercetak maupun elektronik lain.

3.3.2 Observasi Lapangan

Observasi yang dilakukan yaitu proses pengamatan secara langsung terhadap

situs Ceruk Lantolalaki untuk melihat potensi tinggalan arkeologi yang terdapat

didalamnya. Penelitian lapangan yang dilakukan yaitu menelusuri situs dengan

beberapa tahapan. Adapun, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

3.3.2.1 Survei

Survei adalah pengamatan terhadap tinggalan untuk mendapatkan informasi

mengenai lokasi yang akan diteliti melalui penjajagan secara langsung di lokasi

objek penelitian. Dalam hal ini yaitu survei terhadap situs Ceruk Lantolalaki,

Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Informasi yang

dimaksud dapat berupa lokasi situs, kondisi lingkungan situs, serta potensi objek
29

arkeologi yang ditemukan. Tahap ini berguna untuk menggambarkan bentuk situs

ceruk Lantolalaki sehingga memudahkan penulis mendeskrispsi kondisi ceruk.

3.3.2.2 Wawancara

Dalam tahap ini, informasi yang ditelusuri adalah terkait dengan keberadaan

situs gambar cadas. Dengan demikian penulis dapat mengetahui keberadaan Situs

Ceruk Lantolalaki, Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia. Selain itu wawancara

juga dilakukan untuk mengetahui kedaan dan kondisi lingkungan situs.

3.3.3 Perekaman Data

Perekaman data adalah suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh data akurat

dari objek yang diteliti, baik dalam bentuk tulisam (data verbal) maupun dalam

bentuk gambar (data visual). Proses perekaman data terbagi dalam beberapa

tahapan yang diuraikan di bawah ini, yaitu:

3.3.3.1 Penentuan titik koordinat dan Deskripsi situs

Pada tahapan ini merupakan tahapan data secara langsung yang berhubungan

dengan Ceruk Lantolalaki. Adapun proses perekaman dengan cara memplot posisi

astronomis dan administratif dengan menggunakan Global Position System

(GPS). Selanjutnya yaitu mendeskripsikan kondisi lingkungan situs, melakukan

perekaman terhadap arkeologis selain gambar cadas yang terdapat pada Ceruk

Lantolalaki. Pendeskripsian gambar cadas meliputi ukuran, warna, motif, teknik

pembuatan, lokasi pada panel dan kondisi gambara cadas tersebut.

3.3.3.2 Perekaman Data Gambar

Dalam melakukan pendeskripsian terhadap gambar cadas, Menurut Maynard

(1977) terdapat bererapa aspek yang perlu diperhatikan teknik, bentuk, motif,
30

ukuran dan karakter. Pertama, deskripsi teknik gambar cadas yaitu mengenai

teknik pembuatan gambar cadas. Kedua, deskripsi bentuk yaitu dengan cara

mengamati bentuk penggambarannya. Bentuk penggambaran tersebut terdiri dari

bentuk yang dibuat dengan tanda menyebar (scattered marks), garis titik (dotted

line), garis bersambung (continuous line), garis tebal (band) atau lingkaran penuh

(solid area). Dari bentuk penggambaran tersebut maka akan menghasilkan motif

(Rahmat, 2015). Ketiga, deskripsi motif dibagi atas dua yaitu motif figuratif dan

non-figuratif. Menurut Maynard (1977) motif figuratif adalah motif yang

memiliki bentuk menyerupai sesuatu yang dikenal oleh si pengamat, seperti

manusia, binatang, dan tumbuhan. Sementara itu, motif non-figuratif merupakan

motif yang bentuknya sulit untuk diasosiasikan dengan nama tertentu karena

bentuknya terlalu umum seperti motif geometris berupa lingkaran, segitiga, dan

persegi. Keempat adalah ukuran gambar agar diketahui bentuk dimensi gambar-

gambar tersebut. Kelima, deskripsi karakter yaitu ciri penggambaran motif

tersebut.

3.3.3.3 Pemotretan

Pada tahap ini, pemotretan yang dilakukan terdiri atas dua yaitu pengambilan

gambar yang berupa morfologi situs dan pemotretan terhadap gambar–gambar

cadas yang terdapat di Situs Ceruk Lantolalaki. Pemotretan tersebut dilakukan

dengan menggunakan kamera digital dengan alasan hasil pemotretan langsung

dapat diamati. Selain itu dapat memudahkan penulis dalam pemrosesan dan

pengolahan data, citra gambar dapat diperbesar untuk mengamati lebih detail

warna dan teknik pembuatan gambar.


31

Adapun objek yang akan dipotret dalam penelitian ini di antaranya,

lingkungan situs, morfologi situs, jenis-jenis objek arkeologis yang terdapat dalam

situs selain gambar cadas, serta pemotretan terhadap masing-masing panel gambar

dengan menggunakan skala tertentu sebagai objek perbandingan. Urutan

pemotretan panel dilakukan sesuai dengan penomoran panel yang telah dilakukan

pada tahap sebelumnya. Terkhusus pada objek arkeologi yang berupa gambar

cadas, pemotretan dilakukan secara berurutan dan menyeluruh setelah masing-

masing gambar telah diberikan penomoran. Penomoran gambar dilakukan

berdasarkan urutan nomor panel serta mengikuti mekanisme penomoran panel

yang berorientasi dari kiri ke kanan. Pemotretan gambar dilakukan dengan

memotret gambar yang telah diberikan skala dengan ukuran tertentu sesuai

dengan besaran gambar.

3.3.3.4 Pemetaan

Pemetaan pada tiap ceruk disitus tersebut dilakukan untuk memudahkan

penulis mendeskripsi lingkungan ceruk dan juga jarak antar ceruk-ceruk tersebut,

juga dapat memudahkan pembaca untuk memahami penjelasan yang ada dalam

penelitian ini. Pemetaan akan dilakukan dengan penggambaran manual dan akan

diolah menggunakan Software AutoCad untuk sketsa ceruk dan menggunakan

Software Arcview untuk peta lokasi penelitian.

3.3.3.5 Reproduksi Gambar

Reproduksi gambar merupakan teknik perekaman gambar cadas dengan cara

merekam gambar dengan perbandingan skala 1:1 atau dalam hal ini direkam

sesuai dengan bentuk aslinya. Teknik ini bertujuan untuk melihat bentuk asli
32

gambar dan memudahkan penulis dalam menafsirkan data. Selain itu sebelum

melakukan pengklasifikasian gambar cadas dalam penelitian ini di dukung

aplikasi Corel Draw untuk memperjelas gambar cadas.

3.4 Pengolahan Data

Menurut Sharer dan Ashmore (2016), dalam pengolahan data yang dilakukan

adalah pengolahan data yang melibatkan manipulasi data mentah dan data tulisan.

Setelah melakukan pengumpulan data lapangan, langkah selanjutnya yaitu

pengolahan data yang bertujuan untuk mempermudah interpretasi hasil penelitian.

Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu klasifikasi dan analisis data.

3.4.1 Klasifikasi Data

Setelah keseluruhan data telah lengkap dikumpulkan, maka klasifikasi data

ialah langkah selanjutnya. Klasifikasi ialah kegiatan yang bertujuan untuk

mengelompokkan data agar memudahkan penulis dalam menginterpretasi tujuan

penelitian yang di ajukan. Adapun klasifikasi gambar cadas Ceruk Lantolalaki

yaitu Klasifikasi berdasarkan motif. Klasifikasi berdasarkan motif gambar cadas

yaitu berdasarkan jenis gambar. Misalnya motif figuratif seperti manusia,

binatang dan tumbuhan. Sedangkan non-figuratif yaitu motif geometris seperti

lingkaran, bentuk oval dan lain-lain. Sedangkan klasifikasi berdasarkan keletakan

Klasifikasi berdasarkan keletakan yang dimaksud ialah keletakan gambar pada

bidang ceruk.

3.4.2 Analisis Data

Analisis merupakan tahapan untuk menghasilkan suatu deskripsi kumpulan

data dan informasi yang memadai. Pada tahap ini, baik data primer maupun data
33

sekunder diolah untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang motif

dan pendukung gambar cadas di Ceruk Lantolalaki. Data primer berupa foto dari

gambar cadas situs Ceruk Lantolalaki akan diolah dengan menggunakan Software

D’strech untuk lebih memperjelas gambarnya. Beberapa gambar memang

diketahui telah pudar sehingga sulit untuk diamati dengan pengamatan biasa.

Dengan mengubah komposisi warna, maka gambar yang telah pudar akan nampak

lebih jelas. Tahapan analisis gambar cadas yang dilakukan dalam penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

3.4.2.1 Analisis Morfologi

Umumnya yang menjadi obyek dalam gambar cadas adalah manusia, fauna,

flora, benda-benda budaya, benda-benda alam, benda-benda abstrak, dan hiasan.

Obyek tersebut dapat berdiri sendiri atau perpaduan sebagai wujud hiasan, cerita,

simbol atau lambang. Keletakan gambar itu sendiri pada medianya berada

dibagian bawah, tengah, atas, dan langit-langit. Sikap gambar dapat berupa sikap

tegak, miring, rebah, dan terbalik (Sukendar, 2008). Terdapat beragam bentuk

gambar cadas yang telah ditemukan dan diteliti. Untuk melihat bentuk gambar

cadas, dalam penelitian ini penulis mengacu pada pendapat Anati (2004), bahwa

terdapat tiga tipe motif gambar cadas yaitu piktografi yang merupakan bentuk

objek nyata seperti gambar binatang dan manusia, ideografi yang merupakan

bentuk simbol sintesis seperti bentuk pohon, cakram, salib, bintang, atau

kelompok titik dan garis, serta psikografi yang merupakan coreng-moreng tanpa

arti atau tidak menunjukan keterkaitan dengan objek atau lambang tertentu.
34

3.4.2.2 Analisis Teknologi

Teknik atau cara pembuatan gambar cadas terbagi menjadi dua macam, yaitu

melukis dan menggores. Lukisan atau piktograf adalah seni yang dibuat pada

dinding gua menggunakan bahan dan warna khusus dengan adanya proses

penambahan cat atau zat cair dan kering yang memiliki pigmen berwarna

sehingga menimbulkan perbedaan warna tanpa menimbulkan bekas goresan pada

cadasnya (Yuwono, 2016). Cara pembuatannya yaitu dengan menggunakan cat

basah serta dengan cat kering. Dengan menggunakan cat basah biasanya

diaplikasikan menggunakan kuas, jari-jari tangan atau dengan cara dicap.

Sedangkan dengan teknik menggores atau petroglif dibagi menjadi menggores,

menggaruk, mengupam, menumbuk serta menatah berdasarkan cara mengurangi

lapisan dinding gua. Menggores dilakukan dengan menggunakan alat dengan

ujung runcing seperti batu dan menghasilkan jejak garis tipis. Mengupam

merupakan cara menghaluskan atau mengauskan permukaan cadas dengan

menggosokan benda diatasnya, menumbuk merupakan cara yang dihasilkan dari

membenturkan benda diatasnya, menumbuk merupakan cara yang dihasilkan dari

membenturkan benda keras keatas permukaan cadas dan meninggalkan bentuk

tertentu, sedangkan menatah dapat dikatakan mirip dengan menumbuk namun

menggunakan benda ketiga sebagai perantara permukaan cadas dan benda yang

memukul benda ketiga tersebut (Tanudirjo dan Mahirta, 2009 dalam Yuwono,

2016). Namun nantinya teknik pembuatan gambar cadas yang akan diamati secara

langsung dilapangan akan dikategorikan menjadi gambar cadas piktograf atau

petroglif.
35

3.5 Interpretasi Data

Setelah data yang telah diperoleh melalui pengumpulan dan telah

melalui tahap pengolahan yang disertai analisis mendalam. Tahap

selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan interpretasi data.

Interpretasi menurut Sharer dan Ashmore (2010), adalah sebuah kegiatan

mensintesiskan hasil pengumpulan data, pengolahan dan analisis data

untuk mencapai tujuan dasar penelitian.


36

BAB IV
PROFIL WILAYAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian


4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di

jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan Pulau

Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya yang berjumlah

237 pulau dengan kategori 22 pulau berpenghuni, 10 pulau berpenghuni

sementara dan 205 pulau tidak berpenghuni. Secara geografis Kabupaten

Muna terletak di bagian Selatan Khatulistiwa pada garis lintang 40°06’

sampai 50°15’ Lintang Selatan dan 122°08’ Bujur Timur sampai dengan

123°15’ Bujur Timur.

Luas daratan Kabupaten Muna adalah sebesar 2.963,97 km² atau

296.397 Ha. Luas tersebut dibagi menjadi 33 kecamatan, yang terdiri dari

205 desa, 31 kelurahan, dan 3 (tiga) Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT).

Wilayah Kabupaten Muna memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Bagian Utara Kabupaten Muna berbatasan dengan Selat Spelman,

2. Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara,

3. Bagian Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Buton, dan

4. Bagian Barat berbatasan dengan Selat Tiworo

Kecamatan Lohia merupakan salah satu kecamatan yang terletak dibagian

selatan pulau Muna. Secara astronomis, Kecamatan Lohia terletak di bagian


37

Selatan Pulau Muna. Secara geografis, Katobu terletak dibagian selatan garis

khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 4.49° – 4.50° Lintang

Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 22.42° -122.43° Bujur

Timur.

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Muna


(Dibuat Oleh Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Batas wilayah asministrasi Kecamatan Lohia adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Batalaiworu

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Duruka

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga

4.1.2 Iklim Dan Curah Hujan


38

Kecamatan Lohia mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di

Indonesia, dengan suhu rata-rata 26-30 °C. Demikian juga dengan musim,

Kabupaten Muna mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada umumnya indonesia di Indinesia terjadi pada bulan Desember sampai Juni

dimana angin yang banyak mengandug uap air bertiup dari Benua Asia dan

Samudra Pasifik. Sedangkan musim kemarau terjadi pada Juli sampai November,

pada bulan-bulan tertentu angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering

dan tidak mengandung uap air. Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan

pada tahun 2017 adalah 14 hari dengan rata-rata curah hujan 214,8 mm. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 366,5 mm dengan jumlah hari

hujan sebesar 22 hari.

4.1.3 Pemerintahan

Kecamatan Lohia merupakan kecamatan yang berada di bawah administrasi

pemerintahan Kabupaten Muna. Ibukota Kecamatan Lohia adalah Lohia yang

merupakan pusat pemerintah Kecamatan Lohia. Kecamatan Lohia terdiri dari 9

Desa. Kecamatan Lohia yaitu terdiri dari Desa Liang Kobori, Bolo, Lohia,

Kondongia, Waara, Mantobua, Korihi, Lakarinta, dan Loghiya. Dari 9 Desa yang

ada di Kecamatan Lohia, Desa Waara merupakan wilayah yang yang paling kecil

dengan luas wilayah 3,59 km2 dan Desa Kondongia merupakan desa terbesar di

Kecmatan Lohia dengan luas wilayah 8,23 km2. Berikut tabel luas wilayah desa di

Kecamatan Lohia.
39

Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa Di Kecamatan Lohia

No Desa/Kelurahan Luas Presentase


(km2) (%)
1 Liang Kobori 4,20 8,43
2 Bolo 3,75 7,53
3 Kondongia 8,23 16,25
4 Waara 3,59 7,21
5 Mantobua 5,11 10,26
6 Korihi 5,34 10,72
7 Lakarinta 5,11 10,26
8 Lohia 8,23 16,52
9 Loghiya 6,25 12,55
Jumlah 49,81 100

(Sumber: BPS Kabupaten Muna, 2022)

4.1.4 Kependudukan

Penduduk Kecamatan Lohia berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018

sebanyak 14,943 jiwa yang terdiri atas 6.994 jiwa penduduk laki-laki dan 7.949

jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 3274 rumah

tangga. Sementara itu besarnya angka rasio tahun 2018 jenis penduduk laki-laki

terhadap penduduk perempuan sebesar 88. Kepadatan penduduk di kecamatan

Lohia tahun 2018 mencapai 300 jiwa dengan rata-rata penduduk per rumah tangga

5 orang. Kepadatan penduduk di Kecamatan Lohia cukup beragam, kepadatan

penduduk tertinggi adalah Desa Bolo dengan kepadatan sebesar 493 jiwa dab

terendah adalah Desa Lakarinta sebesar 165 Jiwa. Berikut tabel kepadatan

penduduk di Kecamatan Lohia Tahun 2022.


40

No Desa/Kelurahan Penduduk Kepadatan


1 Liang Kobori 1.692 403
2 Bolo 1.849 493
3 Kondongia 2.255 274 Tabel 4.2
4 Waara 1.261 351
5 Mantobua 2.316 453
6 Korihi 1.655 310
7 Lakarinta 845 165
8 Lohia 1.870 227
9 Loghiya 1.200 192
Jumlah 14.943 2.868
Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Lohia

(Sumber : BPS Kabupaten Muna, 2022)

4.1.5 Soial Budaya

1. Pendidikan
Sarana pembangunan pendidikan di titik beratkan pada peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan kerja di semua jenjang pendidikan. Peningkatan mutu

pendidikan di maksdudkan untuk menghasilkan kecerdasan yang seutuhnya,

sedangkan perluasan kesempatan belajar di maksudkan agar penduduk usia


41

sekolah yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan laju

pertumbuhan penduduk untuk dapat memperoleh kesempatan pendidikan dengan

sebaik-baiknya. Pada tahun 2019 Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Swasta di

Kecmatan Lohia tercatat 11 Unit dengan guru 46 orang dan murid sebanyak 290
Jenjang Pendidikan
orang. No Desa/Kelurahan Untuk
TK SD SM SMA
Sekolah P Dasar

(SD) ada 1 Liang Kobori 1 2 - - 17 Unit


2 Bolo 2 2 1 1
dengan 3 Kondongia 1 2 - - jumlah
4 Waara 1 1 1 1
guru
5 Mantobua 1 2 1 1
6 Korihi 1 1 1 1
7 Lakarinta 1 2 1 -
8 Lohia 1 3 - -
9 Loghiya 1 2 1 -
Jumlah 10 17 6 4
sebaanyak 191 orang dan jumlah siswa sebanyak 1.267 orang. Sedangkan Sekolah

Tinggi Lanjut Atas

(SLTA) tercatat 4 Unit dengan jumlah guru sebanyak 74 orang dan jumlah murid

966 orang. Berikut tabel jumlah Bangunan Sekolah di Kecamatan Lohia.

Tabel 4.3 Jumlah Bangunan Sekolah di Kecamatan Lohia Semua Jenjang


Pendidikan
42

(Sumber: BPS Kabupaten Muna, 2022)


2. Agama

Berdasarkan data BPS Kabupaten Muna tahun 2019, mayoritas penduduk

Kecamatan Lohia memeluk Agama Islam dengan presentase 99%. Fasilitas ibadah

yang ada di Kecamatan Lohia hanya masjid sebanyak 10 unit dan surau sebanyak

2 unit. Berikut tabel sarana beribadah di Kecamatan Lohia.

Tabel 4.4 Sarana Beribadah di Kecamatan Lohia, 2022

No Desa/Kelurahan Masjid Surau


1 Liang Kobori 1 1
2 Bolo 1 -
3 Kondongia 1 -
4 Mantobua 1 1
5 Waara 2 -
6 Korihi 1 1
7 Lakarinta 1 -
8 Lohia 1 1
9 Loghiya 2 -
Jumlah 11 4
(Sumber: BPS Kabupaten Muna, 2022)

4.2 Gambaran Umum Situs Ceruk Lantolalaki Desa Liang Kobori


43

Situs Ceruk Lantolalaki merupakan salah satu tinggalan prasejarah yang ada

pada gugusan perbukitan karst Liang Kobori. Secara administratif ceruk

Lantolalaki terletak di dusun II, Desa Liang Kobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten

Muna. Pada titik koordinat 4°54'37,78" LS dan 122°39'40,36 BT. Ceruk ini

menghadap ke arah Timur dengan ketinggian 90 MDPL. Ceruk Lantolalaki

berdekatan dengan ceruk Pinda sekitar 50 meter ke arah Selatan, di sebelah Utara

berbatasan dengan ceruk Kumbou dengan jarak ±700 meter, di sebelah Timur

berbatasan dengan ceruk Foo 1 dengan jarak ±1 km, di sebelah Barat Daya

berbatasan dengan ceruk Marewu dengan jarak ±500 meter.

Gambar 4.2 Peta Lokasi Situs Ceruk Lantolalaki


44

(Dibuat Oleh Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Perjalanan menuju ceruk Lantolalaki di Desa Liang Kobori melewati jalan

ibukota Kabupaten Muna, Kota Raha, Kecamatan Katobu. Kemudian melewati

Kelurahan Palangga, Kecamatan Katobu. Setelah itu melewati Desa Ghonsume,

Desa Banggai, Desa Waara, Kecamatan Duruka. Lanjut Desa Lohia, Desa

Kondongia, dan Desa Liang Kobori Kecamatan Lohia. Akses yang paling mudah

untuk menuju ceruk Lantolalaki harus melewati jalan kebun warga yang ada di

Desa Liang Kobori. Akses untuk menuju ceruk Lantolalaki cukup mudah bisa

menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan jarak ±1 km dari

kompleks Gua Liang Kobori, setelah tiba di ceruk Kumbou dilanjutkan dengan

berjalan kaki sekitar ±700 meter. Disepanjang jalan menuju ceruk ini melewati

ladang penduduk yang dipagari dengan batu dan kontur perbukitan. Untuk melihat

perjalanan menuju ceruk Lantolalaki ini maka bisa dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Perjalanan menuju Ceruk Lantolalaki


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
45

Kondisi ceruk ini cukup terjal, lantai ceruk berada sekitar 3 meter dari

permukaan tanah. Dengan lebar mulut ceruk 8 meter dan tinggi ceruk 6 meter.

Gambar cadas pada ceruk ini umumnya berwarna cokelat. Gambar cadas yang di

temukan pada ceruk Lantolalaki ini yaitu berupa motif figur manusia, motif

hewan, dan motif geometris. Motif lukisan yang paling dominan pada ceruk yaitu

motif geometris yang berbentuk kotak atau persegi panjang. Di lingkungan situs

ceruk Lantolalaki terdapat tumbuhan sebagai pelindung gambar cadas dari

pantulan sinar matahari langsung diantaranya pohon beringin, pohon tapi, pohon

kamama, dan Pohon wisole.

Gambar 4.4 Situs Ceruk Lantolalaki


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
46

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Motif Gambar Cadas Pada Ceruk Lantolalaki

Gambar cadas merupakan lukisan atau pahatan pada dinding gua ataupun

dinding ceruk yang merupakan salah satu unsur kebudayaan masyarakat pada

masa prasejarah yang hidup dari berburu dan mengumpulkan makanan, dan dapat

dikatakan merupakan salah satu wujud ekspresi kesenian pertmana yang di

perlihatkan oleh masyarakat sederhana ini. Adanya lukisan-lukisan ini

menunjukan bahwa masyarakata sederhana ini telah memiliki nilai-nilai

keindahan dan keturunan dalam mengungkapkan rasa keseniannya (Arifin, 1997).

Perekaman data gambar cadas di situs Ceruk Lantolalaki dilakukan dengan

perekaman data gambar terkait keletakan gambar yang sudah di bagi berdasarkan

nomor dan panel. Pembagian nomor dan panel menurut Kosasih (1984)
47

menggunakan sistem kuadran yaitu membagi ruang gua atau ceruk dengan

orientasi Utara-Selatan tanpa terikat dengan arah hadap Ceruk Lantolalaki.

Pembagian tersebut didasarkan pada sistem penggalian atau ekskavasi dalam

arkeologi. Oleh karena itu, pembagian nomor tiap panel di Ceruk Lantolalaki di

bagi menjadi dua sisi pertama di mulai dari sisi kiri menuju sisi kanan dari mulut

ceruk dengan pembagian kuasran Utara-Selatan. Cara ini di pakai agar

memudahkan peneliti dalam mengambil dokumentasi gambar cadas pada setiap

nomor dan panel. Pada Ceruk Lantolalaki ini hanya memiliki kosentrasi gambar

cadas yang tersebar pada dinding ceruk dari keseluruhan gambar cadas yang ada.

Perekaman data gambar cadas yang dilakukan peneliti di sini adalah berdasarkan

penomoran pada setiap panelnya.


48

Gambar 5.1 Denah Posisi Panel Pada Situs Ceruk Lantolalaki


(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.1 di atas, menunjukan posisi panel pada Ceruk Lantolalaki dengan

kuadran yang berbeda-beda yang menjadi titik penggambaran motif gambar

cadas. Panel-panel tersebut berada pada dinding-dinding ceruk yang agak susah di

jangkau dan pada saat dilakukan perekaman gambar cadas maka harus

menggunakan tangga supaya dengan mudah di lakukan pengambilan data.

Penyebutan motif gambar cadas di situs ini di tetapkan berdasarkan

pengamatan dengan melihat ciri-ciri khusus atau atribut gambar. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan dengan metode pengumpulan data lapangan pada

Ceruk Lantolalaki terdapat 107 gambar cadas. Selanjutnya melakukan

pendeskripsian gambar meliputi motif, ukuran, teknik penggambaran dan

pengambilan dokumentasi gambar cadas.

5.1.1. Panel 1

Panel 1 terletak pada dinding ceruk bagian bawah dimana terdapat intesitas

cahaya atau langsung terpapar oleh sinar matahari. Panel 1 memiliki ukuran

panjang yaitu 2 cm dan lebar 6 cm. Pada panel ini di temukan hanya 1 gambar

dengan tipe geometris berjumlah 1.


49

Gambar 5.2 Panil 1 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2022)

a). Motif Geometris

Motif geometris di panel 1 hanya terdapat satu gambar yaitu motif geometris.

Motif geometris ini termasuk dalam kategori line. Motif ini berwarna cokelat

warna bahan tanah liat kondisi warna yang cukup baik dan keadaan gambar yang

masih utuh dengan komponen warna padat serta sikap gambar terlihat rebah.

Motif ini menggunakan teknik penggambaran dengan cara olesan serta teknik

pengerjaan menggunakan kuasan dengan garis horizontal yang putus-putus di

akibatkan dinding ceruk yang tidak rata sehingga hasil penggambaran gambar

cadas pada permukaan dinding ceruk tampak putus-putus. Keletakan gambar

pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari permukaan tanah 105 cm dan

ukuran panjang motif 2 cm serta lebar 6 cm.

Gambar 5.3 (a) Motif G.1 Panil 1 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
5.1.2. Panel 2

Panel 2 terletak pada dinding ceruk bagian bawah. Pada panel ini terdapat 1

gambar dengan tipe geometris dan panel ini memiliki ketinggian dari permukaan

tanah yaitu 156 cm.


50

Gambar 5.4 Panil 2 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2022)

a). Motif Geometris

Motif geometris di panel 2 hanya terdapat satu gambar. Motif geometris ini

termasuk dalam kategori Triangle. Motif ini berwarna cokelat dengan warna

bahan tanah liat, kondisi warna cukup baik dan keadaan gambar yang setengah

utuh dengan komponen warna padat, kondisi warna sedang serta sikap gambar

terlihat tegak. Motif ini menggunakan teknik oles dengan teknik pengerjaan

menggunakan kuasan serta bentuk penggambaran garis bersambung. Berdasarkan

bentuknya gambar ini berbentuk segitiga. Kondisi dari gambar ini secara umum

mulai memudar dan beberapa bagiannya tampak tidak jelas. Keletakan gambar di

dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari permukaan tanah 156 cm dan

ukuran panjang motif 10 cm dan belar 5 cm.

Gambar 5.5 (a) Motif G.1 Panil 2 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
51

5.1.3. Panel 3

Panel 3 terletak pada dinding creuk bagian tengah. Panel ini memiliki tinggi

dari permukaan tanah 170 cm. Pada panel ini terdapat 2 gambar dengan 1 tipe

gambar abstrak dan 1 tipe geometris.

Gambar 5.6 Panil 3 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2022)

a). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panel 3 terdapat pada gambar nomor 1. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat dan kondisi warna aus, tampilan gambar

individu, keadaan gambar sedang yang sulit teridentifikasi sehingga ditetapkan

sebagai gambar abstrak beberapa bagian gambar mulai memudar dan terjadi

pengelupasan di beberapa bagiannya. Berdasarkan bentuknya motif ini terdapat

dua garis, garis satu horizontal dan garis kedua seperti garis persegi yang

melengkung ke bawah sedikit menyentuh ujung garis satu. Motif ini

menggunakan teknik penggambaran dengan cara olesan serta teknik pengerjaan

menggunakan kuasan dengan garis horizontal yang bersambung tidak terputus.


52

Keletakan gambar pada dinding ceruk bagian tengah dengan tinggi dari

permukaan tanah 170 cm, dan ukuran panjang motif 9 cm serta lebar 7 cm.

Gambar 5.7 (a) Motif Abstrak Panil 3 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 3 terdapat pada gambar nomor 2. Motif geometris

ini termasuk dalam kategori Tectiform. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat dan kondisi warna sedang, tampilan gambar individu,

keadaan gambar setengah utuh. Berdasarkan bentuknya motif ini menyerupai atap

pada sebuah rumah. Motif ini menggunakan teknik penggambaran dengan cara

olesan serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan. Keletakan gambar pada

dinding ceruk berada di bagian bawah motif gambar abstrak panel 3 dengan tinggi

dari permukaan tanah 153 cm dan ukuran panjang motif 14 cm serta lebar 8 cm.

Gambar 5.8 (a) Motif G.1 Panil 3 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
53

(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.4. Panel 4

Panel 4 terletak pada dinding ceruk tengah. Panel ini memiliki tinggi dari

lantai seruk setinggi 128 cm. Pada panel ini terdapat 7 gambar dimana 4 gambar

tipe abstrak dan 3 gambar tipe geometris.

Gambar 5.9 Panil 4 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak 1

Motif abstrak 1 pada panel 4 terdapat pada gambar nomor 1,5 dan 7. Disini

akan dijelaskan gambar nomor 1. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat dan kondisi warna aus, tampilan gambar individu, keadaan gambar

rusak yang sulit teridentifikasi sehingga di tetapkan sebagai gambar abstrak

karena dibeberapa bagian gambar mulai memudar dan terjadi pengelupasan

segingga sudah tidak utuh lagi bentuknya. Motif ini menggunakan teknik

penggambaran dengan cara olesan serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan

dengan penggambaran isian penuh tanpa hiasan dalam. Keletakan gambar pada
54

dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari permukan teras ceruk 128 cm,

ukuran panjang motif 9 cm dan lebar 6 cm.

Gambar 5.10 (a) Motif Abstrak Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 1

Motif geometris 1 pada panel 4 terletak pada gambar nomor 2. Motif

geometris ini termasuk dalam kategori Tectiform. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat dan kondisi warna baik, tampilan gambar

individu, keadaan gambar utuh. Berdasarkan bentuknya motif ini berbentuk

menyerupai atap pada sebuah rumah yang terdapat garis vertikal dan terdapat

kedua garis di sisi kanan dan kiri ujung atas garis yang melengkung ke bawah

serta terdapat garis horizontal di ujung bawah garis vertikal tepat di ujung kiri dan

kanan garis yang melengkung. Motif ini menggunakan teknik penggambaran

dengan cara olesan serta teknik pengerjaan menggunakna kuasan. Keletakan

gambar pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari permukaan teras ceruk

123 cm, panjang motif 6 cm dan lebar 5 cm.

Gambar 5.11 (a) Motif G.1 Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris 2


55

Motif Geometris 2 pada panel 4 terletak pada gambar nomor 3, 4 dan 6. Motif

ini termasuk dalam tipe Line. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, kondisi warna sedang, tampilan gambar individu, dan keadaan gambar

yang setengah utuh. Motif ini menggunakan teknik penggambaran dengan cara

olesan serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan dengan penggambaran

berbentuk garis horizontal dan vertikal yang saling berpotongan di ujungnya

menyerupai huruf L tetapi di sudut garis sedikit terputus. Keletakan gambar pada

dinding ceruk bagian tengah dengan tinggi dari pemukaan lantai ceruk 107 cm,

panjang motif 7 cm dan lebar 4 cm.

Gambar 5.12 (a) Motif G.2 Panil 4 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.5. Panil 5

Panil 5 terletak pada dinding ceruk bagian tenga. Panil ini memiliki tinggi dari

lantai ceruk setinggi 140 cm. Pada panil ini terdapat 3 gambar dimana 1 gambar

tipe manusia, 1 gambar tipe abstrak dan 1 gambar tipe geometris.


56

Gambar 5.13 Panil 5 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 5 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat dan kondisi warna aus, tampilan gambar

individu dengan keadaan gambar tersebut mulai memudar namun beberapa

bagiannya masih bisa teridentifikasi sebagai gambar motif manusia. Sikap gambar

dalam posisi tegak. Motif ini di gambarkan dengan adanya kepala, lengan, badan

dan kaki. Pada bagian lengan kiri tampak sedang memegang benda geometris, dan

lengan kanan gambarnya susah untuk di identifikasi dan mulai mengelupas, dan

kedua kaki tampak terbuka lebar. Motif ini menggunakan teknik penggambaran

dengan cara olesan serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan

bentuknya gambar tersebut mengambarkan sosok manusia yang berdiri, kedua

kaki dari gambar tersebut di gambarkan sedikit terbuka, badan sedikit memanjang,

terdapat dua lengan tampak di rentangkan di atas melebihi tinggi kepala dengan

tangan satunya memegang suatu benda dan kepala di gambarkan dengan bentuk

bulat. Keletakan gambar cadas pada dinding ceruk dengan tinggi dari permukaan

teras ceruk 140 cm, panjang motif 15 cm dan lebar 7 cm.

Gambar 5.14 (a) Motif Manusia Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak


57

Motif abstrak pada panel 5 terletak pada gambar nomor 2. Motif berwarna

cokelat dengan komponen warna padat dan kondisi warna sedang, tampilan

gambar individu dan keadaan gambar setengah utuh yang masih bisa

teridentifikasi meskipun ada beberapa gambar yang mulai aus. Motif ini

menggunakan teknik penggambaran dengan cara oles serta teknik pengerjaan

menggunakan kuasan. Keletakan gambar cadas pada dinding ceruk bagian tengah

dengan tinggi dari permukaan teras ceruk setinggi 130 cm, panjang motif 17 cm

dan lebar motif 13 cm.

Gambar 5.15 (a) Motif Abstrak Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 5 terletak pada gambar nomor 3. Motif geometris

ini termasuk dalam kategori Circle. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat dengan kondisi warna aus, tampilan gambar individu, dan keadaan

gambar setengah utuh sebab kondisi warna gambar yang mulai memudar dan

beberapa bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini menggunakan teknik

penggambaran dengan cara oles serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan.

Berdasarkan bentuknya motif ini berbentuk lingkaran garis tebal dan di dalam

terdapat potongan lingkaran kecil-kecil. Keletakan gambar pada dinding ceruk


58

bagian tengah dengan ketinggian dari permukaan teras ceruk setinggi 123 cm,

panjang motif 18 cm dan lebar motif 17 cm.

Gambar 5.16 (a) Motif G.1 Panil 5 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.6. Panil 6

Panil 6 terletak pada dinding ceruk bagian atas. Panil ini memiliki tinggi dari

teras ceruk setinggi 80 cm. Pada panil ini terdapat 5 gambar dimana 2 gambar tipe

abstrak, 2 gambar tipe geometris dan 1 gambar motif manusia.

Gambar 5.17 Panil 6 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak


59

Motif abstrak pada panel 6 terletak pada gambar nomor 1 dan 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat dengan kondisi warna sudah aus

sehingga menyulitkan untuk di lakukan identifikasi, tampilan gambar individu

dan keadaan gambar rusak. Motif ini menggunakan teknik penggambaran dengan

cara oles serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya

gambar tersebut terdapat 3 garis vertikal yang tidak sama panjang dengan

penggambaran yang kurang jelas. Keletakan gambar cadas pada dinding ceruk

bagian bawah dengan tinggi dari permukaan teras ceruk setinggi 77 cm, panjang

motif 7 cm, dan lebar motif 7 cm.

Gambar 5.18 (a) Motif Abstrak Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch

(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 1

Motif Geometris 1 pada panel 6 terletak pada gambar nomor 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Quadranangel dan Dots. Kondisi warna sedang dan

keadaan gambar setengah rusak dimana pada bagian gambar mulai terkelupas

tetapi masih bisa diidentifikasi dan dilakukan proses analisis. Gambar tersebut

digambarkan menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk persegi dengan sikap gambar rebah dan didalan
60

kotak garis terdapa bentuk titik-titik. Media gambar terletak pada dinding

ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 72 cm. Motif ini memiliki

panjang 6 cm dan lebar 10 cm.

Gambar 5.19 (a) Motif G.1 Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris 2

Motif Geometris 2 pada panil 6 terletak pada gambar nomor 4. Motif ini

termasuk dalam tipe Crosshatch. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat dengan kondisi warna sedang. Motif ini menggunakan teknik

penggambaran dengan cara oles serta teknik pengerjaan menggunakan kuasan

dengan isian kurang jelas. Berdasarkan bentuknya motif ini terdapat dua garis

vertikal dan horizontal yang saling berpotongan. Keletakan gambar cadas pada

dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari permukaan teras ceruk setinggi 62

cm, panjang motif 5 cm dan lebar motif 6 cm.


61

Gambar 5.20 (a) Motif G. 2 Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

e). Motif Manusia

Motif Manusia pada panil 6 terletak pada nomor 5. Motif ini di buat dengan

pigmen berwarna cokelat dengan komponen warna padat dan dengan kondisi

warna sangat aus tampilan gambar individu. Oleh karena itu, kondisi gambar

sudah tidak utuh dan hanya menyisakan pigmen-pigmen gambar pada dinding

ceruk. Motif ini menggunakan teknik penggambaran dengan cara olesan serta

teknik pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya terdapat kepala

yang digambarkan dengan bentuk bulat, lengan kanan tampak memegang benda

geometris dan tangan kiri sudah mulai aus dan badan untuk bagian tubuh lainnya

sudah tidak jelas sehingga sulit untuk di identifikasi. Keletakan gambar cadas

pada dinding ceruk bagian bawah dengan ketinggian dari permukaan teras ceruk

setinggi 58 cm, panjang motif 9 cm dan lebar motif 6 cm.

Gambar 5.21 (a) Motif Manusia Panil 6 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
62

5.1.7. Panil 7

Panil 7 terletak pada dinding ceruk bagian bawah. Panil ini memiliki tinggi

dari permukaan lantai ceruk setinggi 84 cm. Pada panil ini terdapat 14 gambar

dimana 1 gambar motif manusia, 5 gambar tipe geometris dan 8 gambar tipe

abstrak.

Gambar 5.22 Panil 7 (Sumber: Dok.

Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 7 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat,

kondisi warna aus, tampilan gambar individu, kondisi gambar setengah

utuh dengan keadaan gambar yang masih bisa di identifikasi seperti bagian

kepala, badan, benda geometris, hiasan kepala. Motif gambar dibuat

dengan teknik goresan, teknik pengerjaan menggunakan kuasan, media

gamabar terletak pada dinding ceruk, keletakan gambar pada bagian

bawah dengan tinggi dari permukaan teras ceruk 45 cm. Berdasarkan

bentuknya terdapat kepala yang digambarkan dengan bentuk bulat yang

terdapat hiasan yang berbentuk garis sebanyak tiga yang miring ke kiri,
63

kedua tangan tampak memegang benda geometris dan di bagian kaki

sudah tidak jelas karena aus dan beberapa bagian gambar tampak terdapat

bekas rumah rayap. Sikap gambar tegak, orientasi yaitu kiri kanan, dengan

ukuran panjang motif dimana pengukuran dimulai dari hiasan kepala

hingga badan yang masih jelas yaitu 12 cm dan lebar motif 10 cm.

Gambar 5.23 (a) Motif Manusia Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 1

Motif geometris 1 pada panil 7 terletak pada gambar nomor 2. Motif

geometris ini termasuk dalam kategori Scalariform. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat, tampilan gambar

individu, kondisi warna yang mulai aus sehingga menyebabkan tampilan gambar

menjadi setengah utuh. Motif gambar di buat dengan teknik goresan dengan

teknik pengerjaan menggunakan kuasan, media gambar terletak pada dinding

ceruk dan keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan

teras ceruk yaitu 35 cm. Berdasarkan bentuknya gambar ini di buat menyerupai

tangga dengan di buat dua garis vertikal yang berdampingan dan 4 buah garis

horizontal yang tersusun serta menghubungkan antar garis vertikal. Gambar


64

dibuat dengan sikap gambar tegak dengan ukuran panjang motif 9 cm dan lebar

motif 7 cm.

Gambar 5.24 (a) Motif G. 1 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 7 terletak pada gambar nomor 3,4,7,10,12,13,14.

Berikut akan di jelaskan gambar motif nomor 10. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat, kondisi warna sudah

sangat aus, tampilan gambar individu, kondisi gambar rusak sengga sulit untuk di

identifikasi untuk melihat gambar aslinya dan pada bagian gambar juga terdapat

rumah rayap. Motif gambar dibuat dengan teknik oles dengan teknik pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk, keletakan

gambar pada dinding bagian atas dengan dengan tinggi dari permukaan teras

ceruk yaitu 87 cm. Gambar tersebut di gambarkan dengan bentuk objek yang

kurang jelas dengan panjang yaitu 8 cm dan lebar motif 7 cm.


65

Gambar 5.25 (a) Motif Abstrak Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

d). Motif Geometris 2

Motif geometris 2 pada panel 7 terletak pada gambar nomor 5. Motif

geometris ini termasuk dalam kategori Quadrangle. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat, tampilan gambar

individu, Kondisi warna gambar masih utuh. Motif gambar ini di buat dengan

teknik oles teknik pengerjaan menggunakan kuasan, media gambar terletak pada

dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian tengah dengan tinggi dari

permukaan lantai yaitu 60 cm. Berdasarkan bentuknya gambar ini di buat

menyerupai garis persegi panjang. Gambar dibuat dengan sikap gambar tegak

dengan ukuran panjang motif 10 cm dan lebar 7 cm.

Gambar 5.26 (a) Motif G.2 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

e). Motif Geometris 3

Motif geometris 3 pada panel 7 terletak pada gambar nomor 6. Motif ini

berbentuk Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warna tanah liat dan tampilan gambar individu.
66

Motif gambar ini du buat dengan teknik oles, dengan teknik pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan

gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai yaitu 50 cm.

Berdasarkan bentuknya gambar ini dibuat dengan bentuk persegi kemudian di

tengahnya terdapat garis vertikal yang sama panjang. Motif ini di gambarkan

dengan sikap gambar tegak dengan ukuran panjang motif 7 cm dan lebar 7 cm.

Gambar 5.27 (a) Motif G.3 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

f). Motif Geometris 4

Motif geometris 4 pada panel 7 terletak pada gambar nomor 8. Motif ini

termasuk dalam tipe Scalariform. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat dan tampilan gambar individu dengan kondisi

gambar sudah mulai aus akan tetapi keadaan motifnya masih utuh. Motif ini

dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media

gambar terletak pada dinding ceruk dengan keletakan gambar pada dinding ceruk

bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai yaitu 64 cm. Berdasarkan

bentuknya motif ini dibuat dengan bentuk menyerupai tangga dengan 2 garis

horizontal dan 3 garis vertikal sama panjang yang berada di antara kedua garis
67

vertikal itu. Motif ini di gambarkan dengan sikap gambar tegak dengan ukuran

panjang 12 cm dan lebar 6 cm.

Gambar 5.28 (a) Motif G.4 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

g). Motif Geometris 5

Motif geometris 5 pada panel 7 terdapat pada gambar nomor 9. Motif ini

termasuk dalam tipe Crosshatch. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat dan tampilan gambar individu dengan kondisi

gambar rusak dimana pada bagian gambar terdapat bongkahan batu yang

mengakibatkan bagian gambar menjadi tidak jelas, tetapi masih bida

teridentifikasi. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk dengan

keletakan gambar cadas pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari

permukaan lantai yaitu 69 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini dibuat dengan

bentuk yang menyerupai pagar dengan garis vertikal dan garis horizontal yang

saling berpotongan. Motif ini digambarkan dengan sikap gambar tegak dengan

ukuran panjang 9 cm dan lebar 7 cm.


68

Gambar 5.29 (a) Motif G.5 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

h). Motif Geometris 6

Motif geometris 6 pada panel 7 trdapat pada gambar nomor 11. Motis ini

berbentuk Line yang tidak sama panjang. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warna tanah liat dan tampilan gambar individu

dengan kondisi warna sedang dan kondisi gambar yang setengah utuh. Motif ini

dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media

gambar terletak pada dinding ceruk dengan keletakan gambar cadas pada dinding

ceruk bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai 62 cm. Berdasarkan

bentuknya motif ini dibuat dengan bentuk garis-garis yang tidak sama panjang

dimana ujung-ujung garis saling bersentuhan dan terdapat garis horizontal

panjang. Gambar ini memiliki panjang 12 cm dan lebar 16 cm.

Gambar 5.30 (a) Motif G.6 Panil 7 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.8. Panil 8
69

Panil 8 terletak pada dinding ceruk. Panil ini memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk setinggi 110 cm. Pada panil ini terdapat 7 gambar dimana 5 gambar

tipe abstrak dan 2 gambar tipe geometris.

Gambar 5.31 Panil 8 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 8 terdapat pada gambar nomor 1,3,4,5,6. Berikut

akan di jelaskan gambar motif nomor 6. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak

sehingga keadaan gambar tidak utuh lagi dan pada beberapa bagian motif ini

sudah terkelupas. Motif gambar dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk dengan

keletakan gambar pada dinding bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai

ceruk128 cm, sedangkan ukuran panjang 8 cm dan lebar 6 cm.


70

Gambar 5.32 (a) Motif Abstrak Panil 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 1

Motif geometris pada panel 8 terdapat pada gambar nomor 2 dan 7. Disini

akan dijelaskan gambar nomor 2. Motif ini termasuk dalam kategori Tectiform.

Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat

dengan kondisi warna mulai aus dan keadaan dengan keadaan gambar yang

setengah utuh. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 130 cm. Berdasarkan bentuknya

motif ini dibuat dengan bentuk menyerupai atap pada sebuah rumah.Gambar ini

memiliki panjang 12 cm dan lebar 10 cm.

Gambar 5.33 (a) Motif G.1 Panel 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris 2


71

Motif geometris 2 pada panel 8 terletak pada gambar nomor 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Scalariform. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat dan tampilan gambar individu dengan kondisi

gambar sudah mulai aus akan tetapi keadaan motifnya masih utuh. Motif ini

dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media

gambar terletak pada dinding ceruk dengan keletakan gambar pada dinding ceruk

bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai yaitu 95 cm. Berdasarkan

bentuknya motif ini dibuat dengan bentuk menyerupai tangga dengan 2 garis

horizontal dan 8 garis vertikal sama panjang yang berada di antara kedua garis.

Motif ini di gambarkan dengan sikap gambar rebah dengan ukuran panjang 6 cm

dan lebar 12 cm.

Gambar 5.34 (a) Motif G.2 Panel 8 dan (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.9. Panel 9

Panel 9 terletak pada dinding ceruk. Panel ini memiliki tinggi dari pemukaan

lantai ceruk setinggi 160 cm. Pada panel ini terdapat 5 gambar dimana 1 gambar

motif manusia, 1 gambar motif geometris, 2 gambar motif hewan, dan 1 gambar

abstrak.
72

Gambar 5.35 Panel 9 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 9 terdapat pada gambar nomor 1. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat, kondisi warna

sedang dengan keadaan gambar utuh dan masih bisa di identifikasi seperti bagian

kepala, badan, lengan, kaki, dan hiasan kepala. Motif ini di buat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan, media gambar terletak pada

dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari

permukaan lantai ceruk setinggi 168 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini

digambarkan dengan bagian kepala yang berbentuk bulat serta terdapat hiasan

kepala yang berbentuk seperti segitiga terbalik, kedua lengan digambarkan dengan

bentuk direntangkan dengan memegang suatu benda geometris, bagian badan

terdapat garis yang datar dengan bentuk yang sedikit miring ke atas, dan kedua

kaki digambarkan dengan sedikit tertekuk. Sikap gambar tegak, orientasi gambar

kanan dengan ukuran panjang badan 15 cm dan lebar 12 cm.


73

Gambar 5.36 (a) Motif Manusia Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 9 terdapat gambar nomor 2. Motif ini termasuk

tipe Tectiform. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan

warna tanah liat dengan kondisi warna sebagian mulai aus dengan keadaan

gambar yang setengah utuh. Motif dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 170 cm. Berdasarkan bentuknya

motif ini dibuat dengan garis yang tersabung menyerupai atap pada sebuah rumah,

dan terdapat rumah rayap di tengah gambar tersebut. Motif ini memiliki panjang 9

cm dan lebar 9 cm.

Gambar 5.37 (a) Motif G.1 Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Hewan

Motif hewan pada panil 9 terletak pada gambar nomor 3 dan 4 dengan bentuk

motif yang sama. Tapi yang akan di jelaskan di sini yaitu gambar nomor 4. Motif

ini berwarna cokelat dengan komponen warna pada, bahan warna tanah liat,
74

kondisi warna sedang dengan keadaan gambar utuh dan masih jelas untuk di

identifikasi seperti bagian kepala, kaki, dan badan. Motif ini dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan, media gambar terletak pada

dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian atas dengan ketinggian dari

permukaan lantai ceruk setinggi 139 cm. Motif ini di gambarkan dengan bentuk

menyerupai kura-kura dengan sikap gambar rebah, orientasi gambar kiri dengan

ukuran panjang 12 cm dan lebar 15 cm di ukur dari ujung kaki.

Gambar 5.38 (a) Motif Hewan Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

d). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 9 pada gambar nomor 5. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak

sehingga mengakibatkan sulit untuk di identifikasi untuk melihat gambar asli.

Motif ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan.

Media gambar terletak pada dinding ceruk dengan keletakan gambar pada dinding

bagian tengah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 123 cm, sedangkan

ukuran panjang 10 cm dan lebar 7 cm.


75

Gambar 5.39 (a) Motif Abstrak Panel 9 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.10. Panil 10

Panil 10 terletak pada dinding ceruk. Panil ini memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk setinggi 65 cm. Pada panil ini terdapat 5 gambar dimana terdapat 4

gambar motif geometris dan 1 gambar motif abstrak.

Gambar 5.40 Panel 10 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 10 terdapat pada gambar nomor 1, 2, 3, dan 4

dengan bentuk motif yang sama. Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle

haris tengah. Disini akan di jelaskan gambar nomor 2. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan dengan kondisi

warna utuh dan keadaan gambar rusak karena ada rumah rayat yang melintang di

bagian gambar tetapi gambar masih bisa di identifikasi. Motif ini dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya

motif ini digambarkan dengan bentuk persegi dengan ukuran tiap sisinya sama

dengan terdapat garis vertikal di tengah dengan ukuran panjang yang sama. Media
76

gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari lantai ceru

63 cmk yaitu 63 cm. Motif ini memiliki panjang 5 cm dan lebar 5 cm.

Gambar 5.41 (a) Motif G.1 Panel 10 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 10 terdapat pada gambar nomor 5. Motif ini

berwarna cokelat dengan kondisi warna sedang dengan keadaan gambar yang

tidak dapat di identifikasi untuk melihat gambar aslinya. Motif ini dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada

dinding bagian tengah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 65 cm

dengan ukuran panjang 6 cm dan 7 cm.

Gambar 5.42 (a) Motif Abstrak Panel 10 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.11. Panel 11
77

Panel 11 terletak pada dinding ceruk. Panel ini memiliki tinggi dari

permukaan lantai ceruk 160 cm. Pada panel 11 ini hanya terdapat 1 gambar

dengan motif hewan.

Gambar 5.43 Panel 11 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Hewan


78

Motif pada panil 11 hanya terdapat 1 gambar dengan motif hewan. Bentuk

motif hewan abstrak tanpa tunggangan dan tidak menunggangi sesuatu. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat, kondisi

warna sedang dengan keadaan gambar setengah utuh dan masih bisa di

identifikasi. Motfi ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan

kuasan. Berdasarka bentuknya motif ini digambarkan dengan adanya kaki yang

berjumlah 4, ekor, badan, dan kepala. Media gambar terletak pada dinding ceruk

dan keletakan gambar pada bagian atas dengan ketinggian dari lantai ceruk yaitu

160 cm. Sikap gambar tegak dan orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang

10 cm dan lebar 20 cm.

Gambar 5.44 (a) Motif Hewan Panel 11 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.12. Panel 12

Panel 12 terletak pada dinding ceruk. Panel 12 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 115 cm. Pada panel ini terdapat 3 gambar dimana 1 gambar tipe

geometris dan 2 gambar abstrak.


79

Gambar 5.45 Panel 12 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 12 terdapat pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam kategori Oval. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat, kondisi warna baik dengan keadaan gambar

setengah utuh dimana ada retakan batu pada gambar yang menyebabkan sedikit

ada pengikisan pada gambar, tetapi masih bisa di identifikasi. Motif ini dibuat

dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan

bentuknya motif pada gambar ini berbentuk oval dengan isian penuh. Media

gambar terletak pada dinding ceruk bagian tengah dengan tinggi dari permukaan

lantai ceruk 115 cm, panjang 2 cm dan lebar 1,5 cm.

Gambar 5.46 (a) Motif G.1 Panel 12 (b) Hasil


setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 12 terdapat pada gambar nomor 2 dan 3. Berikut

akan di jelaskan gambar motif nomor 2. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, kondisi warna sudah mulai aus dengan keadaan gambar

rusak sehingga gambar tidak utuh lagi dan sulit dilakukan identifikasi untuk
80

melihat gambar aslinya. Motif gambar dibuar dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk

dengan keletakan gambar pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari

permukaan lantai ceruk yaitu 110 cm, panjang motif 7 cm dan lebar 7 cm dengan

pengukuran bagian gambar yang jelas.

Gambar 5.47 (a) Motif Abstrak Panel 12 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.13. Panel 13

Panel 13 terletak pada dinding ceruk. Panel 13 ini memiliki tinggi dari

permukaan lantai ceruk yaitu 105 cm. Pada panel ini terdapat 3 gambar dimana 2

gambar tipe gemetris dan 1 gambar tipe abstrak.

Gambar 5.48 Panel 13 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris 1

Motif geometris pada panil 13 terdapat pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam kategori Chrosshatch. Motif ini berwarna cokelat dengan kondisi
81

warna mulai aus dan keadaan gambar sebagian tidak kentara. Motif ini dibuat

dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan

bentuknya penggambaran menyerupai pagar atau garis vertikal dan horizontal

yang saling berpotongan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas

dengan ketinggian 105 cm, panjang 8 cm, dan

lebar 8 cm.

Gambar 5.49 (a) Motif G. 1 Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 13 terdapat pada gambar nomor 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, kondisi warna sudah mulai aus

dengan keadaan gambar mulai memudar dan terdapat coretan warna hitam yang di

duga sebagai vandalisme. Motif gambar di buat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk

bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 100 cm, panjang

motif 5 cm dan lebar 2 cm dengan pengukuran nagian gambar yang jelas.


82

Gambar 5.50 (a) Motif Abstrak Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif geometris 2

Motif geometris 2 pada panil 13 terdapat pada gambar nomor 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna

sedang dan keadaan gambar setengah rusak, seperti pada gambar sebelumnya

motif ini juga terdapat coretan warna hitam yang diduga sebagai vandalisme.

Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan.

Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk persegi dengan

ukuran panjang yang sama dan di tengah kotak terdapat potongan garis vertikal

tepat ditengah kotak dengan ukuran yang sama dengan sisi kanan dan sisi kiri.

Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari lantai

ceruk 100 cm. Motif ini memiliki panjang 5 cm dan lebar 5 cm.

Gambar 5.51 (a) Motif G. 2 Panel 13 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.14. Panel 14

Panel 14 terletak pada dinding ceruk. Panel 14 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 146 cm. Pada panel ini terdapat 3 gambar yaitu 2 gambar

abstrak dan 1 gambar tipe geometris.


83

Gambar 5.52 Panel 14 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panel 14 terdapat pada gambar nomor 1 dan 2. Disini saya

akan menjelaskan gambar nomor 1. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, kondisi warna aus sehingga sulit untuk mengidentifikasi model

gambarnya. Motif gambar dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 90 cm, memiliki panjang 5 cm

dan lebar 13 cm dengan pengukuran bagian gambar yang jelas.

Gambar 5.53 (a) Motif Abstrak Panel 14 (b)


Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris

Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi

warna aus keadaan gambar setengah rusak. Motif ini dibuat dengan teknik oles
84

dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk persegi dengan ukuran panjang yang sama dan di

tengah kotak terdapat potongan garis vertikal tepat ditengah kotak dengan ukuran

yang sama dengan sisi kanan dan sisi kiri tetapi pada setiap bagian sudut sedikit

melengkung ke dalam. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas

dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 146 cm, panjang 8 cm dan 7 cm.

Gambar 5.54 (a) Motif G. 1 Panel 14 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.15. Panel 15

Panel 15 terletak pada dinding ceruk. Panel 15 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 54 cm. Pada panel ini hanya terdapat 1 gambar dengan

geometris.

Gambar 5.55 Panel 15 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris


85

Motif ini termasuk dalam tipe Oval. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi warna sedang

keadaan gambar setengah utuh. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan

dengan bentuk oval dengan isian lingkaran. Adapun ukuran motif ini diameter

lingkaran luar 10 cm, lingkaran dalam 5 cm. Media gambar terletak pada dinding

ceruk bagian bawah dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 54 cm.

Gambar 5.56 (a) Motif G. 1 Panel 15 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.16. Panel 16

Panel 16 terletak pada dinding ceruk. Panel 16 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 126 cm. Pada panel ini memiliki 7 gambar dimana terdapat 2

gambar motif abstrak dan 5 gambar motif manusia.


86

Gambar 5.57 Panel 16 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 16 terdapat pada gambar nomor 1 dan 6. Disini saya

akan menjelaskan gambar nomor 1. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, kondisi warna aus sehingga sulit untuk mengidentifikasi model

gambarnya. Motif gambar dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 66 cm, memiliki panjang 8 cm

dan lebar 3 cm dengan pengukuran bagian gambar yang jelas.

Gambar 5.58 (a) Motif Abstrak Panel 16 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 16 terdapat pada gambar nomor 2,3,4,5 dan 6.

Disini akan dijelaskan gambar nomor 4. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warna tanah liat, kondisi warna aus dengan

keadaan gambar utuh dan masih bisa di identifikasi seperti bagian kepala, badan,

lengan, kaki. Motif ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan, media gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan

gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk setinggi

110 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini digambarkan dengan bagian kepala
87

yang berbentuk garais cekung yang menghadap keatas, kedua lengan digambarkan

dengan bentuk direntangkan dengan jari jari tangan kanan dan kiri yang sudah

tampak tidak jelas dan bagian kaki kanan dan kiri yang digambarkan dengan

terbuka serta memiliki jarijari yang tampak tidak jelas pula. Sikap gambar tegak,

orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang badan 21 cm.

Gambar 5.59 (a) Motif Manusia Panel 16 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.17. Panel 17

Panel 17 terletak pada dinding ceruk. Panel 17 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 149 cm. Pada panel ini memiliki 3 gambar dengan motif

geometris.

Gambar 5.60 Panel 17 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris 1

Motif geometris 1 terdapat pada gambar nomor 1 dan 3 memiliki tipe yang

sama. Motif ini termasuk dalam tipe Line. Motif ini berwarna cokelat dengan
88

komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi warna aus

keadaan gambar setengah rusak. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan

dengan bentuk garis vertikal. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian

atas dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 149 cm, panjang 9 cm dan lebar 7 cm.

Gambar 5.61 (a) Motif G. 1 Panel 17 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 2

Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi

warna sedang dan keadaan gambar setengah rusak bagian gambar mulai

terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan

kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk persegi

dengan ukuran panjang yang sama dan di tengah persegi terdapat potongan garis

horizontal tepat ditengah dengan ukuran yang sama dengan sisi atas bawah. Media

gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk

134 cm. Motif ini memiliki panjang 7 cm dan

lebar 5 cm.
89

Gambar 5.62 (a) Motif G. 1 Panel 17 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.18. Panel 18

Panel 18 terletak pada dinding ceruk. Panel 18 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 190 cm. Pada panel ini hanya memiliki 1 gambar dengan motif

geometris.

Gambar 5.63 Panel 18 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri,2023)

a). Motif Geometris

Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi

warna aus keadaan gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles

dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk persegi dengan ukuran panjang yang sama dan di
90

tengah kotak terdapat potongan garis vertikal tepat ditengah kotak dengan ukuran

yang lebih panjang dengan ukuran 11 cm sedikit miring ke kiri. Media gambar

terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 190

cm, panjang 11 cm dan lebar 8 cm.

Gambar 5.64 (a) Motif G. 1 Panel 18 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.19. Panel 19

Panel 19 terletak pada dinding ceruk. Panel 19 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 185 cm. Pada panel ini memiliki 2 gambar dengan tipe 1

gambar geometris dan 1 gambar abstrak.

Gambar 5.65 Panel 19 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris

Motif geometris pada panel 19 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi warna

aus keadaan gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan
91

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan

dengan bentuk seperti persegi terdapat garis tengah. Media gambar terletak pada

dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 186 cm, panjang

10 cm dan lebar 9 cm.

Gambar 5.66 (a) Motif G. 1 Panel 19 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abtrak

Motif abstrak pada panel 19 terdapat pada gambar nomor 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, kondisi warna aus sehingga

sulit untuk mengidentifikasi model gambarnya. Motif gambar dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada

dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 185

cm, memiliki panjang 7 cm dan lebar 6 cm dengan pengukuran bagian gambar

yang jelas.

Gambar 5.67 (a) Motif Abstrak Panel 19 (b) Hasil setelah D’Stretch
92

(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.20. Panel 20

Panel 20 terletak pada dinding ceruk. Panel 20 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 233 cm. Pada panel ini memiliki 4 gambar, 1 gambar motif

geometris, 1 gambar motif abstrak, dan 2 gambar motif manusia.

Gambar 5.68 Panel 20 (Sumber. Dok. Yudar

Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris

Motif geometris pada panil 20 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam tipe Crosshatch. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan

gambar setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya

motif ini di gambarkan dengan bentuk garis-garis vertikal dan horizontal yang

saling berpotongan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan

tinggi dari lantai ceruk 233 cm. Motif ini memiliki panjang 10 cm dan lebar 13

cm.
93

Gambar 5.69 (a) Motif G. 1 Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panel 20 terdapat pada gambar nomor 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, kondisi warna aus sehingga

sulit untuk mengidentifikasi model gambarnya. Motif gambar dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada

dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 225

cm, memiliki panjang 10 cm dan lebar 8 cm dengan pengukuran bagian gambar

yang jelas.

Gambar 5.70 (a) Motif Abstrak Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Manusia


94

Motif manusia pada panil 20 terdapat pada gambar nomor 3, dan 4. Disini

akan dijelaskan gambar nomor 4. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen

warna padat, bahan warna tanah liat, tampilan gambar individu, kondisi warna aus

dengan keadaan gambar rusak tetapi masih bisa di identifikasi seperti bagian

kepala, badan, lengan, kaki. Motif ini di buat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan, media gambar terletak pada dinding ceruk dan

keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk

setinggi 225 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini digambarkan dengan bagian

kepala yang berbentuk bulat, kedua lengan digambarkan dengan bentuk

direntangkan dengan jari jari tangan kanan dan kiri yang sudah tampak tidak jelas

dan bagian kaki kanan dan kiri yang digambarkan dengan terbuka serta memiliki

jarijari yang tampak tidak jelas pula. Sikap gambar tegak, orientasi gambar kanan

dengan ukuran panjang badan 10 cm dan lebar 8 cm.

Gambar 5.71 (a) Motif Manusia Panel 20 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.21. Panel 21

Panel 21 terletak pada dinding ceruk. Panel 21 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 65 cm. Pada panel ini hanya memiliki 1 gambar motif manusia.
95

Gambar 5.72 Panel 21 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 21 terdapat pada gambar nomor 1. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat,

tampilan gambar kelompok, kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak

tetapi masih bisa di identifikasi seperti bagian kepala, badan, lengan, kaki. Motif

ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan, media

gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk setinggi 65 cm. Berdasarkan bentuknya

motif ini digambarkan dengan bagian kepala yang berbentuk bulat dengan hiasan

kepala, kedua lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan tangan kanan dan

kiri yang sudah tampak tidak jelas dan bagian kaki kanan dan kiri yang

digambarkan dengan tampak tidak jelas pula. Sikap gambar tegak, orientasi

gambar kanan dengan ukuran panjang badan 20 cm dan lebar 10 cm.


96

Gambar 5.73 (a) Motif Manusia Panel 21 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.22. Panel 22

Panel 22 terletak pada dinding ceruk. Panel 22 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 145 cm. Pada panel ini memiliki 2 gambar dengan motif

manusia.

Gambar 5.74 Panel 22 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 22 terdapat pada gambar nomor 1 dan 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat,

tampilan gambar individu, kondisi warna baik dengan keadaan gambar utuh.

Motif ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan,
97

media gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian

bawah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk setinggi 65 cm. Berdasarkan

bentuknya motif ini digambarkan dengan bagian kepala yang berbentuk bulat,

kedua lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan tangan kanan dan kiri

yang memiliki jari-jari sebanyak, terdapat dua bulatan pada bagian bawah lengan

kanan dan kiri tepatnya di dada dan bagian kaki kanan dan kiri yang digambarkan

dengan tampak kang-kang. Sikap gambar tegak, orientasi gambar kanan dengan

ukuran panjang badan 40 cm dan lebar 20 cm.

Gambar 5.75 (a)


Motif Manusia Panel 22 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.23. Panel 23

Panel 23 terletak pada dinding ceruk. Panel 23 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 200 cm. Pada panel ini memiliki 11 gambar motif geometris.
98

Gambar 5.76 Panel 23 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris 1

Motif geometris 1 pada panil 23 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam tipe Circle. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar

setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk lingkaran. Media gambar terletak pada dinding ceruk

bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 200 cm. Motif ini memiliki panjang 6

cm, diameter 3 cm dan lebar 6m.

Gambar 5.77 (a) Motif G.1 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Geometris 2

Motif geometris 2 pada panil 23 terletak pada gambar nomor 2,6,7 dan 8.

Motif ini termasuk dalam tipe Crosshatch. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan

keadaan gambar setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat

dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan

bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk gambar yang menyerupai pagar

atau garis horizontal dan vertikal yang saling berpotongan. Media gambar terletak
99

pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 195 cm. Motif ini

memiliki panjang 5 cm, dan lebar 5 m.

Gambar 5.78 (a) Motif G.2 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris 3

Motif geometris 3 pada panil 23 terletak pada gambar nomor 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Line. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar

setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk garis vertikal. Media gambar terletak pada dinding

ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 177 cm. Motif ini memiliki

panjang 5 cm, dan lebar 2 m.

Gambar 5.79 (a) Motif G.3 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)
100

d). Motif Geometris 4

Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna

cokelat dengan komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi

warna aus keadaan gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles

dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk persegi panjang dan di tengah terdapat potongan garis

vertikal tepat ditengah kotak dengan ukuran yang lebih panjang dengan ukuran 10

cm. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari

lantai ceruk yaitu 177 cm, panjang 10 cm dan lebar 12 cm.

Gambar 5.80 (a) Motif G.4 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

e). Motif Geometris 5

Motif geometris pada panil 23 terletak pada gambar nomor 5. Motif ini

termasuk dalam tipe Quadranangle garis tengah. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warnah tanah liat dengan kondisi warna

aus keadaan gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan

dengan bentuk seperti tangga yang memiliki 3 anak. Media gambar terletak pada
101

dinding ceruk bagian tengah dengan tinggi dari lantai ceruk yaitu 145 cm, panjang

13 cm dan lebar 7 cm.

Gambar 5.81 (a) Motif G.5 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

f). Motif Geometris 6

Motif ini termasuk dalam tipe Circle. Motif geometris 6 pada panel 23 terletak

pada gambar nomor 10. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar

setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk lingkaran dimana pada bagian atas tampak garis sisi

kiri dan kanan melengkung kebawah dan pada bagian bawah gambar digambarkan

dengan garis datar. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah

dengan tinggi dari lantai ceruk 110 cm. Motif ini memiliki panjang 15 cm dan

lebar 10 m.
102

Gambar 5.82 (a) Motif G.6 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

g). Motif Geometris 7

Motif ini termasuk dalam tipe line. Motif geometris 7 pada panil 23 terletak

pada gambar nomor 11. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar

setengah utuh. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan

bentuk garis vertikal dan dibagian atas ujung garis terdapat dua bulatan dengan

isian titik-titik kecil sebanyak enam. Media gambar terletak pada dinding ceruk

bagian bawah dengan tinggi dari lantai ceruk 15 cm. Motif ini memiliki panjang

20 cm dan lebar 6 m.

Gambar 5.83 (a) Motif G.7 Panel 23 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.24. Panel 24
103

Panel 24 terletak pada dinding ceruk. Panel 24 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 175 cm. Pada panel hanya ini memiliki 1 gambar motif

geometris.

Gambar 5.84 Panel 24 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris

Motif ini termasuk dalam tipe Quadranangle. Motif ini berwarna cokelat

dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna

sedang dan keadaan gambar utuh. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan

dengan bentuk persegi dimana pada bagian sisi atas, kiri dan kanan terdapat garis

pendek. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi

dari lantai ceruk 175 cm, motif ini memiliki panjang 20 cm dan lebar 15 m.

Gambar 5.85 (a) Motif G.1 Panel 24(b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.25. Panel 25
104

Panel 25 terletak pada dinding ceruk. Panel 25 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 65 cm. Pada panel ini memiliki 2 gambar motif abstrak.

Gambar 5.86 Panel 25 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panel 25 terdapat pada gambar nomor 1 dan 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, kondisi warna aus sehingga

sulit untuk mengidentifikasi model gambarnya. Motif gambar dibuat dengan

teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada

dinding ceruk bagian bagian dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 65

cm, memiliki panjang 10 cm dan lebar 7 cm dengan pengukuran bagian gambar

yang jelas.

Gambar 5.87 (a) Motif Abstrak Panel 25 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.26. Panel 26
105

Panel 26 terletak pada dinding ceruk. Panel 26 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 100 cm. Pada panel ini memiliki 2 gambar motif manusia.

Gambar 5.88 Panel 26 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Sapurti, 2023)

a). Motif Manusia

Motif manusia pada panil 26 terdapat pada gambar nomor 1 dan 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat,

tampilan gambar individu, kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak

dikarena terdapat rembesan air yang mengenai bagian dari gambar yang lama-

kelamaan menghitam sehingga setengah badan dari gambar ini tertutupi. Motif ini

di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan, media

gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk setinggi 85 cm. Berdasarkan bentuknya

motif ini digambarkan dengan bagian kepala yang berbentuk bulat dengan hiasan,

kedua lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan dengan memegang

sebuah benda geometris dan tangan satunya tampak tidak jelas karena tertutupi

oleh rembesan air. Sikap gambar tegak, orientasi gambar kanan dengan ukuran

panjang badan 20 cm dan lebar 10 cm.


106

Gambar 5.89 (a) Motif Manusia Panel 26 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.27. Panel 27

Panel 27 terletak pada dinding ceruk. Panel 27 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 300 cm. Pada panel ini memiliki 3 gambar yaitu 2 gambar motif

geometris dan 1 gambar motif manusia.

Gambar 5.90 Panel 27 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Sapurti, 2023)

a). Motif Geometris

Motif geometris pada panil 23 terletak pada gambar nomor 1 dan 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Circle dengan isian. Disini akan dijelaskan gambar nomor 1.

Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat

dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar setengah rusak bagian gambar

mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik oles dengan pengerjaan

menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan

bentuk lingkaran dengan isian garis vertikal dan horizontal yang saling
107

berpotongan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi

dari lantai ceruk 300 cm. Motif ini memiliki panjang 3 cm, diameter 1,5 cm dan

lebar 3 cm.

Gambar 5.91 (a) Motif G.1 Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Manusia

Motif manusia pada panel 27 terdapat pada gambar nomor 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, bahan warna tanah liat,

tampilan gambar individu, kondisi warna baik dengan keadaan gambar setengah

utuh. Motif ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan

kuasan, media gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada

bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk setinggi 300 cm.

Berdasarkan bentuknya motif ini digambarkan dengan bagian kepala, kedua

lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan tangan kanan dan kiri yang

memiliki jari-jari, dan bagian kaki kanan dan kiri yang digambarkan dengan

tampak kang-kang. Sikap gambar tegak, orientasi gambar kanan dengan ukuran

panjang badan 20 cm dan lebar 7 cm.


108

Gambar 5.92 (a) Motif Manusia Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.28. Panel 28

Panel 28 terletak pada dinding ceruk. Panel 28 memiliki tinggi dari permukaan

lantai ceruk yaitu 300 cm. Pada panel ini memiliki 3 gambar yaitu 2 gambar motif

geometris dan 1 gambar motif abstrak.

Gambar 5.93 Panel 28 (Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

a). Motif Geometris 1

Motif geometris 1 pada panil 28 terletak pada gambar nomor 1. Motif ini

termasuk dalam tipe Circle dengan isian. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan

keadaan gambar setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat

dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan

bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk bulat dimana bada bagian

bawah tampak garis sisi kiri dan kanan melengkung keatas dan pada bagian atas

gambar digambarkan dengan garis datar serta terdapat garis vertikal di tengah
109

gambar. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi

dari lantai ceruk 300 cm. Motif ini memiliki panjang 10 cm dan lebar 10 m.

Gambar 5.94 (a) Motif G.1 Panel 28 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

b). Motif Abstrak

Motif abstrak pada panil 28 terdapat pada gambar nomor 2. Motif ini

berwarna cokelat dengan komponen warna padat, kondisi warna aus sehingga

sulit untuk mengidentifikasi gambar aslinya. Motif gambar dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Media gambar terletak pada

dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 290

cm, memiliki panjang 9 cm dan lebar 3 cm dengan pengukuran bagian gambar

yang jelas.

Gambar 5.95 (a) Motif Abstrak Panel 27 (b) Hasil setelah D’Stretch
110

(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

c). Motif Geometris 2

Motif geometris 2 pada panel 28 terletak pada gambar nomor 3. Motif ini

termasuk dalam tipe Oval. Motif ini berwarna cokelat dengan komponen warna

padat, bahan warna tanah liat dengan kondisi warna sedang dan keadaan gambar

setengah rusak bagian gambar mulai terkelupas. Motif ini dibuat dengan teknik

oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk oval dengan isian garis vertikal dan horizontal yang

saling berpotongan. Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan

tinggi dari lantai ceruk 280 cm. Motif ini memiliki panjang 13 cm dan lebar 10 m.

Gambar 5.96 (a) Motif G.2 Panel 28 (b) Hasil setelah D’Stretch
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.1.1.1 Jumlah Motif Gambar Cadas Pada Tiap Panel Di Situs Ceruk

Lantolalaki

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan diketahui terdapat 4 motif pada

gambar cadas di Ceruk Lantolalaki yaitu motif manusia, motif hewan, motif

geometris dan abstrak. Dari keempat motif tersebut di peroleh jumlah gambar
111

sebanyak 103 gambar yang terdapat di 28 panel. Adapun tabel jumlah gambar

cadas pada tiap panel di Situs Ceruk Lantolalaki akan dijabarkan pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 merupakan tabel jumlah gambar cadas pada tiap panel Ceruk

Lantolalaki. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pada tiap panel memiliki

jumlah motif yang berbeda-beda. Panel dengan jumlah motif manusia terbanyak

terdapat pada panel 16 yang berjumlah 5 gambar sedangkan motif dengan jumlah

yang paling sedikit terdapat pada panel nomor 5,9, 21, 27 yang berjumlah 1

gambar. Selanjutnya panel dengan jumlah motif hewan terbanyak terdapat pada

panel nomor 9 dengan jumlah 2 gambar, sedangkan panel yang memiliki jumlah

motif hewan paling sedikit terdapat pada panel nomor 11 yang berjumlah 1

gambar. Kemudian, panel dengan jumlah motif geometris terbanyak terdapat pada

panel nomor 23 dengan jumlah 11 gambar, sedangkan panel yang memiliki

jumlah motif geometris paling sedikit terdapat pada panel nomor 1, 2, 3, 5, 9, 12,

14, 15, 18, 19, 20, dan 24 yang berjumlah 1 gambar. Terakhir motif abstrak

terbanyak terdapat pada panel nomor 7 dengan jumlah 8 gambar, sedangkan

paling rendah terdapat pada panel nomor 5, 9, 10, 13, 19, 20, dan 28 yang

berjumlah 1 gambar.

Tabel 5.1 Jumlah Gambar Cadas Pada Tiap Panel Ceruk Lantolalaki
Motif
No Panel Geometri Jumlah
Manusia Hewan Abstrak
s
1 1 1 1
2 2 1 1
3 3 1 1 2
4 4 3 4 7
5 5 1 1 1 3
112

6 6 1 2 2 5
7 7 1 5 8 14
8 8 2 5 7
9 9 1 2 1 1 5
10 10 4 1 5
11 11 1 1
12 12 1 2 3
13 13 2 1 3
14 14 1 2 3
15 15 1 1
16 16 5 2 7
17 17 3 3
18 18 1 1
19 19 1 1 2
20 20 2 1 1 4
21 21 1 1
22 22 2 2
23 23 11 11
24 24 1 1
25 25 2 2
26 26 2 2
27 27 1 2 3
28 28 2 1 3
Jumlah 17 3 48 35 103
(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.2 Tipologi Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki

5.2.1 Variasi Motif Gambar Cadas Pada Situs Ceruk Lantolalaki

5.2.1.1 Motif Manusia

Berdasarkan hasil identifikasi, diketahui jumlah keseluruhan motif manusia

yang terdapat pada Ceruk Lantolalaki berjumlah 17 gambar. Diketahui bahwa

terdapat dua tipe penggambaran motif manusia. Pertama, motif manusia tunggal

dan motif manusia kelompok. Motif manusia tunggal merupakan gambar manusia

yang berdiri sendiri tanpa berasosiasi dengan manusia lainnya. Sedangkan motif

manusia berkelompok ialah motif manusia yang saling berdampingan maupun

berdekatan yang terdiri dari dua motif atau lebih. Dari kedua tipe gambar, maka
113

langkah selanjutnya ialah memisahkan kedua bentuk tersebut berdasarkan jumlah.

Hal ini berguna untuk mempermudah proses pengelompokkan gambar. Pemisahan

kedua bentuk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Jumlah Motif Manusia Tunggal Dan Kelompok Pada Tiap Panel
No Panel Jumlah
Tunggal Berkelompok
1 5 1
2 6 1
3 7 1
4 9 1
5 16 5
6 20 2
7 21 1
8 22 2
9 26 2
10 27 1

(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Dari hasil pengelompokkan berdasarkan bentuk, maka di dapatkan dua tipe

dasar motif manusia, dua subtipe dan dua subsubtipe. Kedua tipe dasar motif

manusia tersebut yaitu motif manusia tunggal (M1) dan motif manusia kelompok

(M2). Dari kedua tipe tersebut masing-masing memiliki subtipe berdasarkan ada

tidaknya objek yang di genggam seperti menggenggam sesuatu (mg) dan tanpa

genggaman (tg). Dari subtipe tersebut diperoleh lagi subsubtipe berdasarkan ada

tidaknya hiasan kepala. Adapun uraian dari subtipe dan subsubtipe tersebut

sebagai berikut:
114

1). Tipe M1 adalah motif manusia tunggal. Tipe ini memiliki 2 subtipe yaitu

subtipe menggenggam (mg) dan subtipe tanpa genggaman (tg). Berikut uraian

dari kedua subtipe tersebut:

a) Subtipe (mg) memiliki dua subsubtipe diantaranya subtipe dengan hiasan

kepala (1) dan subsubtipe tanpa hiasan kepala (2). Berdasarkan subsubtipe

tersebut, diperoleh 3 bentuk manusia dari subtipe ini yaitu bentuk M1mg1

dan M1mg2. Berikut adalah sampel dan uraian kedua bentuk motif tersebut.

Gambar 5.97 (a) Sampel Motif Manusia M1mg1 Sebelum Dianalisis,


(b) Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.97 diatas merupakan gambar sampel motif manusia M1mg1.

M1mg1 merupakan motif manusia tunggal yang menggenggam dan dengan

hiasan kepala. Gambar tersebut di temukan sebanyak 2 gambar, diantaranya

gambar 1 di panel 7, gambar 1 di panel 9 dan gambar 2 di panel 26. Kondisi

dari gambar tersebut sudah mulai memudar pada bagian badan dan lengan

yang berorientasi di sebelah kanan, namun ada beberapa bagian yang masih

dapat di identifikasi misalnya pada bagian kaki, lengan, dan genggaman objek

geometris serta kepala hingga pada bagian hiasan kepala. Gambar tersebut di

gambarkan dengan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta

pengerjaan menggunakan kuasan. Gambar terletak pada dinding ceruk dan

keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan lantai
115

ceruk setinggi 168 cm. Berdasarkan bentuknya, gambar tersebut

menggambarkan sosok manusia yang berdiri tegak. Motif ini digambarkan

dengan bagian kepala yang berbentuk bulat serta terdapat hiasan kepala yang

berbentuk seperti segitiga terbalik, badan berbentuk garis vertikal, kedua

lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan dengan memegang suatu,

bagian badan terdapat garis yang datar dengan bentuk yang sedikit miring ke

atas, dan kedua kaki digambarkan dengan sedikit tertekuk. Sikap gambar

tegak, orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang badan 15 cm dan lebar

12 cm.

Gambar 5.98 (a) Sampel Motif Manusia M1mg2 Sebelum Dianalisis,


(b) Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.98 di atas, merupakan sampel motif manusia M1mg2. M1mg2

merupakan motif manusia tunggal yang menggenggam dan tanpa hiasan

kepala. Gambar tersebut ditemukan sebanyak 3 gambar yang terdapat di tiga

panel yang berbeda yaitu panel 5, panel 6 dan panel 7. Gambar yang dijadikan

sebagai sampel motif yaitu gambar nomor 1 panel 5. Gambar tersebut mulai

aus tetapi masih bisa di identifikasi seperti bagian kepala, lengan, badan dan

kaki serta benda geometris. Penggambaran gambar tersebut menggunakan

pigmen berwarna cokelat dengan menggunakan teknik oles serta pengerjaan

menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya gambar tersebut


116

mengambarkan sosok manusia yang berdiri, kedua kaki dari gambar tersebut

di gambarkan sedikit terbuka, badan sedikit memanjang berbentuk vertikal,

terdapat dua lengan tampak di rentangkan di atas melebihi tinggi kepala

dengan tangan satunya memegang suatu dan kepala di gambarkan dengan

bentuk bulat. Keletakan gambar cadas pada dinding ceruk dengan tinggi dari

permukaan teras ceruk 140 cm, panjang motif 15 cm dan lebar 7 cm.

b) Subtipe (tg) memiliki satu subsubtipe yaitu tanpa hiasan kepala (2). Oleh

sebab itu, hanya terdapat satu bentuk motif manusia dari subtipe ini yaitu

bentuk M1tg2. Berikut merupakan sampel dan uraian bentuk motif

tersebut.

Gambar 5.99 (a)


Sampel Motif Manusia M1tg2 Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah Dianalisis
D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.99, merupaka sampel motif manusia M1tg2. M1tg2 merupakan

motif manusia tunggal tanpa genggaman dan tanpa hiasan kepala. Gambar

tersebut ditemukan sebanyak 11 gambar yang terdiri dari 5 panel yaitu panel

16, 20, 22, 26, dan 27. Gambar yang dijadikan sebagai sampel motif yaitu

gambar nomor 1 yang terdapat pada panel 22. kondisi warna baik dengan

keadaan gambar utuh seperti pada bagian kepala, leher, lengan, badan dan

kaki yang masih tampak jelas dan utuh sehingga memudahkan dalam
117

mengidentifikasi dan proses analisis gambar. Gambar tersebut digambarkan

dengan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan

menggunakan kuasan. Keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi

dari permukaan lantai ceruk setinggi 65 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini

digambarkan dengan bagian kepala yang berbentuk bulat, badan berbentuk

garis vertikal, kedua lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan tangan

kanan dan kiri yang memiliki jari-jari sebanyak, terdapat dua bulatan pada

bagian bawah lengan kanan dan kiri tepatnya di dada dan bagian kaki kanan

dan kiri yang digambarkan dengan tampak kang-kang. Sikap gambar tegak,

orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang badan 40 cm dan lebar 20 cm.

2). Tipe M2 adalah motif manusia kelompok. Tipe ini memiliki satu subtipe yaitu

menggenggam (mg) dan satu subsubtipe yaitu dengan hiasan kepala (1), diperoleh

motif manusia yaitu bentuk M2mg1. Berikut merupakan sampel dan uraian dari

bentuk motif manusia tersebut.

Gambar 5.100 (a) Sampel Motif Manusia M2mg1 Sebelum Dianalisis, (b)
Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.100, merupaka sampel motif manusia M2mg1. M2mg1 merupakan

motif manusia kelompok menggenggaman dan terdapat hiasan kepala. Gambar

dengan motif tersebut hanya terdapat satu gambar yaitu gambar nomor 1 yang

terdapat pada panel 21. Kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak tetapi
118

masih bisa di identifikasi seperti bagian kepala, badan, lengan, kaki. Gambar

tersebut di gambarkan menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles

serta pengerjaan menggunakan kuas. Selanjutnya, gambar terletak pada dinding

ceruk dan keletakan gambar pada bagian bawah dengan tinggi dari permukaan

lantai ceruk setinggi 65 cm. Berdasarkan bentuknya motif ini digambarkan

dengan bagian kepala yang berbentuk bulat dengan hiasan kepala, badan

berbentuk bulat, kedua lengan digambarkan dengan bentuk direntangkan tangan

kanan tampak menyentuh motif manusia lainnya dan tangan kiri yang tampak

memegang sesuatu dan bagian kaki yang digambarkan dengan tampak tegak

sedangkan kaki motif manusia satunya tidak jelas pula. Sikap gambar tegak,

orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang badan 20 cm dan lebar 10 cm.

Tabel 5.3 Bentuk Motif Manusia Di Tiap Panel Situs

Tipe Subtipe Subsubtipe Keletakan Jumlah


Gambar
Panel 7 1
Dengan hiasan Panel 9 1
Menggenggam
119

sesuatu (mg) kepala (1) Panel 26 1

Tanpa hiasan Panel 5 1

M1 kepala (2) Panel 6 1


Panel 16 5

Tanpa Panel 20 2

genggaman Tanpa hiasan Panel 22 2

(tg) kepala (2) Panel 26 1

Panel 27 1

Menggenggam Dengan hiasan Panel 21 1


M2 sesuatu (mg) kepala (1)
Total 17

(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Tabel 5.1 merupakan tabel bentuk motif manusia di tiap panel situs. Pada tabel

itu, dalam kolom lokasia gambar terdapat hurus dan angka berwarna hitam dan

biru. Secara umum tulisan tersebut menunjukan letak gambar dengan tipe tertentu.

Tetapi, terdapat tulisan panel dan nomor gambar yang di tandai dengan warna biru

sebagai penanda gambar yang di ambil sebagai sampel masing-masing tipe motif

manusia.

5.2.1.2 Motif Hewan

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan, diketahui jumlah keseluruhan

motif hewan yang berhasil di temukan dalam penelitian ini berjumlah 3 gambar.

Keseluruhan motif tersebut kemudia di kelompokan berdasarkan jenisnya. Di


120

ketahui terdapat 2 tipe motif hewan yang ditemukan yaitu tipe 1 adalah Motif

Kura-kura (H1) dan tipe 2 adalah motif abstrak (H2). Oleh karena itu, motif

hewan pada penelitian ini tunggal, tanpa tunggangan dan tanpa penunggangnya

maka akan langsung di uraikan berdasarkan subtipe. Berikut uraian dari masing-

masing tipe tersebut.

1) Tipe H1 merupakan motif hewan Kura-kura. Tipe ini memiliki 1 subtipe yaitu

subtipe tanpa tunggangan (tt). Dengan demikian maka ditemukan satu bentuk

motif hewan dengan tipe ini yaitu H1tt. Berikut adalah sampel dari bentuk

motif tersebut.

Gambar 5.101 (a) Sampel Motif Hewan H1tt Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.102 tersebut merupakan sampel motif H1tt. Bentuk motif

hewan H1tt merupakan hewan kura-kura tanpa tunggangan dan tidak

ditunggangi sesuatu. Gambar dengan motif tersebut terdapat 2 gambar yaitu

pada gambar nomor 3 dan 4 yang terdapat pada panel 9. Akan dijelaskan

gambar nomor 4. Secara keseluruhan gambar tersebut masih utuh dapat di

lihat dari kaki dan badan yang tampak jelas. Gambar tersebut digambarkan

dengan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan

menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya, gambar tersebut di gambarkan


121

dengan posisi gambar yang tegak dan tunggal dalam hal ini tidak ditunggangi

dan tanpa menunggangi sesuatu. Badan digambarkan dengan bentuk tampak

lonjong, kaki digambarkan sebanyak 4, dan kepala digambarkan dengan

bentuk garis. Gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada

bagian atas dengan ketinggian dari permukaan lantai ceruk setinggi 139, sikap

gambar rebah, orientasi gambar kiri dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar

15 cm.

2) Tipe H2 yaitu motif hewan abstrak. Tipe ini memiliki satu subtipe yaitu

subtipe tanpa tunggangan (tt). Dengan demikian diperoleh satu bentuk motif

hewan pada tipe H2 yaitu H2tt. Berikut sampel dan uraian dari bentuk motif

hewan tersebut:

Gambar 5.102 (a) Sampel Motif Hewan H2tt Sebelum Dianalisis, (b) Sesudah
Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.103 diatas, merupakan motif hewan H2tt. H2tt merupakan

motif hewan abstrak tanpa tunggangan dan tidak ditunggangan sesuatu.

Gambar dengan bentuk motif ini terdapat 1 gambar yang terdapat pada panel

11. Kondisi warna mulai aus dengan keadaan gambar yang masih utuh.

Gambar tersebut di gambarkan dengan menggunakan pigmen berwarna

cokelat dengan menggunakan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan

kuasan. Berdasarka bentuknya motif ini digambarkan dengan adanya kaki


122

yang berjumlah 4, ekor, badan, dan kepala. Media gambar terletak pada

dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian atas dengan ketinggian dari

lantai ceruk yaitu 160 cm dan orientasi gambar kanan dengan ukuran panjang

10 cm dan lebar 20 cm.

Tabel 5.4 Bentuk Motif Hewan Di Tiap Panel Situs

Tipe Subtipe Letak Jumlah


Gambar
Hewan Tanpa tunggangan
Panel 9 2
kura-kura (H1) (tt)

Hewan abstrak Tanpa tunggangan


(H2) (tt) Panel 11 1
Total 3

(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Tabel 5.2 diatas merupakan tabel bentuk motif hewan di tiap panel situs. Pada

gambar tersebut di kolom letak gambar terdapat tulisan berwarna biru. Tulisan

tersebut secara umum menunjukan lokasi atau letak dari bentuk motif tipe tertentu

berada, namun terkhusus tulisan yang berwarna biru merupakan penanda bahwa

tulisan tersebut adalah sampel gambar dari masing-masing bentuk tipe motif

hewan.

5.2.1.3 Motif Geometris

Motif geometris yang berhasil diidentifikasi dari penelitian ini yaitu berjumlah

52 gambar. Dalam penelitian ini 52 gambar motif geometris tersebut kemudian

dikelompokkan berdasarkan kategori bentuk umumnya hingga menghasilkan 9


123

bentuk motif geometris yaitu tipe geometris line (G1), geometris triangle (G2),

geometris tectiform (G3), geometris circle (G4), geometris crosshatch (G5),

geometris scalariform (G6), geometris quadranangel (G7), geometris oval (G8),

dan quadranangel dan dots (G9). Berikut uraian dari masing-masing tipe tersebut.

1) Tipe G1 merupakan tipe geometris line. Berdasarkan hasil identifikasi yang

dilakukan motif geometris G1 berjumlah 9 gambar. Sampel dari motif tersebut

adalah gambar nomor 1 panel1. Berikut sampel dan uraian dari bentuk motif

tersebut:

Gambar 5.103 (a) Sampel Motif Geometris G1 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.103 diatas merupakan sampel dari motif geometris G1. Bentuk

motif dari G1 adalah geometris line. Kondisi warna yang cukup baik dan

keadaan gambar yang masih utuh dan gambar masih tergolong muda untuk di

identifikasi. Gambar tersebut digambarkan menggunakan pigmen berwarna

cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan menggunakan kuas dengan garis

horizontal yang putus-putus di akibatkan dinding ceruk yang tidak rata

sehingga hasil penggambaran gambar cadas pada permukaan dinding ceruk

tampak putus-putus. Keletakan gambar pada dinding ceruk bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan tanah 105 cm dan ukuran panjang motif 2 cm

serta lebar 6 cm.


124

2) Motif G2 adalah motif geometris triangle. Gambar dengan bentuk motif

tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 1 gambar. Adapun gambar

tersebut terletak pada panel 2 gambar nomor 1. Berikut sampel dan uraian dari

bentuk motif tersebut:

Gambar 5.104 (a) Sampel Motif Geometris G2 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.104 diatas merupakan gambar dengan bentuk G2 yaitu bentuk

Triangle. Kondisi gambar masih utuh sehingga memudahkan untuk

diidentifikasi. Berdasarkan bentuknya gambar ini berbentuk segitiga yang

sedikit melengkung pada bagian atas. Gambar tersebut digambarkan

menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan

menggunakan kuasan serta bentuk penggambaran garis bersambung.

Keletakan gambar di dinding ceruk bagian bawah dengan tinggi dari

permukaan tanah 156 cm dan ukuran panjang motif 10 cm dan belar 5 cm.

3) Tipe G3 adalah motif geometris tectiform. Gambar dengan bentuk motif

tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 5 gambar. Adapun sampel dari

bentuk gambar tersebut yaitu gambar 2 panel 3. Berikut sampel dan uraian

dari bentuk motif tersebut:


125

Gambar 5.105 (a) Sampel Motif Geometris G3 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.105 diatas merupakan gambar dengan bentuk G3 yaitu bentuk

tectiform. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel 3 gambar

nomor 2, panel 4 gambar nomor 2, panel 8 gambar nomor 2,7, dan panel 9

gambar nomor 2. Keadaan gambar setengah utuh pada bagian gambar tampak

sudah ada yang terkelupas. Berdasarkan bentuknya motif ini menyerupai atap

pada sebuah rumah dengan garis vertikal tepat di tengah dan terdapat garis

horizontal yang sedikit miring keatas. Gambar tersebut digambarkan

menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan

menggunakan kuasan. Keletakan gambar pada dinding ceruk berada di bagian

bawah motif gambar abstrak panel 3 dengan tinggi dari permukaan tanah 153

cm dan ukuran panjang motif 14 cm serta lebar 8 cm.

4) Tipe G4 adalah motif geometris circle. Gambar dengan bentuk motif tersebut

yang berhasil diidentifikasi berjumlah 6 gambar. Adapun sampel dari bentuk

gambar tersebut yaitu gambar 1 panel 23. Berikut sampel dan uraian dari

bentuk motif tersebut:


126

Gambar 5.106 (a) Sampel Motif Geometris G4 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.106 diatas merupakan gambar dengan bentuk G4 yaitu bentuk

circle. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel 5 gambar

nomor 3, panel 23 gambar nomor 1,10, panel 27 gambar nomor 1,3, dan panel

28 gambar nomor 1. Kondisi gambar setengah rusak bagian gambar mulai

terkelupas dan warna dari gambar secara umum masih nampak baik dan

gambar masih tergolong muda untuk diidentifikasi. Gambar tersebut

digambarkan menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta

pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di

gambarkan dengan bentuk lingkaran tapi pada beberapa bagian tampak

terputus dan tidak membentuk lingkaran. Media gambar terletak pada dinding

ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 200 cm. Motif ini memiliki

panjang 6 cm, diameter 3 cm dan lebar 6m.

5) Tipe G5 adalah motif geometris crosshatch. Gambar dengan bentuk motif

tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 8 gambar. Adapun sampel dari

bentuk gambar tersebut yaitu gambar 9 panel 7. Berikut sampel dan uraian

dari bentuk motif tersebut:


127

Gambar 5.107 (a) Sampel Motif Geometris G5 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.107 diatas merupakan gambar dengan bentuk G5 yaitu bentuk

crosshatch. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel 6

gambar nomor 4, panel 7 gambar nomor 9, panel 13 gambar nomor 1, panel

20 gambar 1 dan panel 23 gambar nomor 2,6,7,8. Kondisi gambar rusak

dimana pada bagian gambar terdapat bongkahan batu yang mengakibatkan

bagian gambar menjadi tidak jelas, tetapi masih bisa teridentifikasi. Gambar

tersebut digambarkan menggunakan pigmen berwarna cokelat dengan teknik

oles serta pengerjaan menggunakan kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini

dibuat dengan bentuk yang menyerupai pagar dengan garis vertikal dan garis

horizontal yang saling berpotongan. Media gambar terletak pada dinding

ceruk dengan keletakan gambar cadas pada dinding ceruk bagian bawah

dengan tinggi dari permukaan lantai yaitu 69 cm, dengan ukuran panjang 9 cm

dan lebar 7 cm.

6) Tipe G6 adalah motif geometris scalariform. Gambar dengan bentuk motif

tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 3 gambar. Adapun sampel dari

bentuk gambar tersebut yaitu gambar 8 panel 7. Berikut sampel dan uraian

dari bentuk motif tersebut:


128

Gambar 5.108 (a) Sampel Motif Geometris G6 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.108 diatas merupakan gambar dengan bentuk G6 yaitu bentuk

scalariform. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel panel 7

gambar nomor 2,8, dan panel 8 gambar nomor 3. Kondisi gambar sudah mulai

aus akan tetapi keadaan motifnya masih utuh sehingga masih dapat

diidentifikasi. Gambar tersebut digambarkan menggunakan pigmen berwarna

cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan menggunakan kuasan.

Berdasarkan bentuknya motif ini dibuat dengan bentuk menyerupai tangga

dengan 2 garis horizontal dan 3 garis vertikal sama panjang yang berada di

antara kedua garis vertikal itu. Media gambar terletak pada dinding ceruk

dengan keletakan gambar pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari

permukaan lantai yaitu 64 cm, dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar 6 cm.

7) Tipe G7 adalah motif geometris quadranangel. Gambar dengan bentuk motif

tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 14 gambar. Adapun sampel

dari bentuk gambar tersebut yaitu gambar 5 panel 7. Berikut sampel dan

uraian dari bentuk motif tersebut:


129

Gambar 5.109 (a) Sampel Motif Geometris G7 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.109 diatas merupakan gambar dengan bentuk G7 yaitu bentuk

quadranangel. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel panel

7 gambar nomor 5,6, panel 10 gambar nomor 1,2,3,4, panel 13 gambar nomor

3, panel 14 gambar nomor 3, panel 17 gambar nomor 2, panel 18 gambar

nomor 1, panel 19 gambar nomor 1, dan panel 23 gambar nomor 4,5. Kondisi

warna gambar masih utuh sehingga memudahkan dalam identifikasi dan

proses analisis. Gambar tersebut digambarkan menggunakan pigmen berwarna

cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan menggunakan kuasan.

Berdasarkan bentuknya gambar ini di buat menyerupai garis persegi panjang.

Media gambar terletak pada dinding ceruk dan keletakan gambar pada bagian

tengah dengan tinggi dari permukaan lantai yaitu 60 cm, dengan ukuran

panjang motif 10 cm dan lebar 7 cm.

8) Tipe G8 adalah motif geometris oval. Gambar dengan bentuk motif tersebut

yang berhasil diidentifikasi berjumlah 3 gambar. Adapun sampel dari bentuk

gambar tersebut yaitu gambar 3 panel 28. Berikut sampel dan uraian dari

bentuk motif tersebut:


130

Gambar 5.110 (a) Sampel Motif Geometris G8 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.110 diatas merupakan gambar dengan bentuk G8 yaitu bentuk

oval. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada panel panel 12

gambar nomor 1, panel 15 gambar nomor 1, dan panel 23 gambar nomor 3.

Kondisi warna sedang dan keadaan gambar setengah rusak dimana pada

bagian gambar mulai terkelupas tetapi masih bisa diidentifikasi dan dilakukan

proses analisis. Gambar tersebut digambarkan menggunakan pigmen berwarna

cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan menggunakan kuasan.

Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk oval dengan

isian garis vertikal dan horizontal yang saling berpotongan. Media gambar

terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari lantai ceruk 280

cm. Motif ini memiliki panjang 13 cm dan lebar 10 m.

9) Tipe G9 adalah geometris Quadranangel dan Dots. Gambar dengan bentuk

geometris tersebut yang berhasil diidentifikasi berjumlah 1 gambar. Adapun

sampel dari motif tersebut yaitu gambar 3 panel 6. Berikut sampel dan uraian

dari benda geometris tersebut:


131

Gambar 5.111 (a) Sampel Motif Geometris G9 Sebelum Dianalisis, (b)


Sesudah Dianalisis D’Stretch, (c) Hasil Reproduksi Gambar
(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.111 diatas merupakan gambar dengan bentuk G9 yaitu bentuk

Quadranangel dan Dots. Gambar dengan bentuk motif tersebut terletak pada

gambar 3 panel 6. Kondisi warna sedang dan keadaan gambar setengah rusak

dimana pada bagian gambar mulai terkelupas tetapi masih bisa diidentifikasi

dan dilakukan proses analisis. Gambar tersebut digambarkan menggunakan

pigmen berwarna cokelat dengan teknik oles serta pengerjaan menggunakan

kuasan. Berdasarkan bentuknya motif ini di gambarkan dengan bentuk persegi

dengan sikap gambar rebah dan didalan kotak garis terdapa bentuk titik-titik.

Media gambar terletak pada dinding ceruk bagian atas dengan tinggi dari

lantai ceruk 72 cm. Motif ini memiliki panjang 6 cm dan lebar 10 cm.

Tabel 5.5 Bentuk Motif Geometris Di Tiap Panel Situs


Quadranangel

Quadranangel
Scalariform
Crosshatch
Tectiform

Dan Dots
Triangle
Nomor

Circle
Panel

Oval
Line

1 1 1
2 2 1
3 3 1
4 4 3 1
5 5 1
6 6 1 1
7 7 1 1 2 2
8 8 2 1
9 9 1
132

10 10 4
11 12 1
12 13 1 1
13 14 1
14 15 1
15 17 2 1

Total
16 18 1
17 19 1
18 20 1
19 23 2 2 4 2
20 24 1
21 27 2
22 28 1 1
Jumlah 9 1 5 6 8 3 14 3 1 48

(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.2.1.4 Motif Abstrak

Motif abstrak berhasil ditemukan dalam penelitian ini secara keseluruhan

berjumlah 35 gambar. Gambar tersebut digolongkan kedalam motif abstrak

dikarenakan bentuknya tidak dapat di identifikasi oleh penulis. Berikut sampel

dari motif abstrak dari situs ceruk Lantolalaki:

Gambar 5.112 Motif abstrak di panel 9


(Sumber: Dok. Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.112 di atas merupakan perwakilan dari motif abstrak yang berasal

dari motif abstrak yang terdapat di ceruk Lantolalaki. Gambar 5.119 merupakan

gambar abstrak yang ditemukan di panel 9. Motif ini berwarna cokelat dengan

komponen warna padat, kondisi warna aus dengan keadaan gambar rusak
133

sehingga mengakibatkan sulit untuk di identifikasi untuk melihat gambar asli.

Motif ini di buat dengan teknik oles dengan pengerjaan menggunakan kuasan.

Media gambar terletak pada dinding ceruk dengan keletakan gambar pada dinding

bagian tengah dengan tinggi dari permukaan lantai ceruk yaitu 123 cm, sedangkan

ukuran panjang 10 cm dan lebar 7 cm di lakukan pengukuran pada gambar yang

nampak jelas. Berikut ini merupakan keletakan motif abstrak pada tiap panel

sebagai berikut:

Tabel 5.6 Bentuk Motif Abstrak Di Tiap Panel Situs

Motif
No Panel Abstrak
1 3 1
2 4 4
3 5 1
4 6 2
5 7 8
6 8 5
7 9 1
8 10 1
9 12 2
10 13 1
11 14 2
12 16 2
134

13 19 1
14 20 1
15 25 2
16 28 1
Jumlah 35

(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

5.2.2 Rekapitulasi Tipologi Gambar Cadas Di Situs Ceruk Lantolalaki

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui tipologi dari masing-

masing motif. Selanjutnya, dari masing-masing tipologi tersebut memiliki jumlah

terbanyak hingga terendah. Adapun diagram rekapitulasi jumlah dari tiap-tiap

motif pada Situs Ceruk Lantolalaki yaitu:

Motif Manusia
12 11

10

4 3
2
2 1

0
M1mg1 M1mg2 M1tg2 M2mg1
135

Gambar 5.113 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Manusia Pada Situs


(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.113 diatas merupakan diagram rekapitulasi motif manusia pada

situs Ceruk Lantolalaki. Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa pada

situs, motif manusia yang mendominasi yaitu bentuk manusia M1tg2 yang berarti

motif manusia tunggal tanpa genggaman dan tanpa hiasan kepala yang berjumlah

11 gambar. Berikutnya, setelah bentuk motif manusia, bentuk motif manusia

terbanyak yaitu bentuk M1mg1 yang berarti motif manusia tunggal memegang

sesuatu dan dengan hiasan kepala yang berjumlah 3. Kemudian, bentuk motif

manusia terbanyak selanjutnya yaitu bentuk motif manusia M1mg2 dalam hal ini

motif motif manusia tunggal memegang sesuatu dan tanpa hiasan kepala yang

berjumlah 2 gambar. Serta bentuk motif M2mg1 yaitu bentuk motif manusia

kelompok yang memegang sesuatu dan dengan hiasan kepala yang berjumlah 1

gambar.

Motif Hewan
2.5

2
2

1.5

1
1

0.5

0
H1tt H2tt
136

Gambar 5.114 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Hewan Pada Situs


(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Berdasarkan gambar 5.114 tersebut, dapat diketahui bahwa pada motif hewan

memiliki 2 tipe dengan 1 subtipe. Dimulai dari tipe motif hewan yang tertinggi

hingga pada tipe motif hewan terendah. Adapun tipe bentuk motif hewan yang

paling mendominasi atau yang terbanyak jumlah gambarnya yaitu bentuk H1tt

yang merupakan motif hewan kura-kura tanpa tunggangan yang berjumlah 2

gambar. Selanjutnya, bentuk motif hewan yang terendah jumlah gambarnya yaitu

bentuk H2tt yang merupakan motif hewan abstrak tanpa tunggangan yang

berjumlah 1.

Motif Geometris
16
14
14

12

10 9
8
8 6
6 5
3
4 3
2 1 1
0
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9
137

Gambar 5.115 Diagram Rekapitulasi Jumlah Motif Geometris Pada Situs


(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Gambar 5.115 diatas merupakan diagram rekapitulasi motif geometris dan

berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui motif geometris terbanyak hingga

pada motif geometris terendah. Adapun motif geometris terbanyak yaitu motif G7
Jumlah Gambar Tiap Motif Pada Situs Ceruk Lantolalaki
yang merupakan
60 motif geometris Quadranangel dengan jumlah gambar sebanyak
48
14 50
gambar. Selanjutnya, disusul dengan motif G1 yang merupakan motif
40
geometris line dengan jumlah gambar 9 gambar. Kemudian, 35
motif G5 yang
30
merupakan motif geaomtris crosshatch dengan jumlah gambar 8 gambar.
20 17
Berikutnya, motif G4 yang merupakan motif geometris circle dengan jumlah
10
gambar sebanyak 6 gambar. Motif3 G3 yang merupakan motif geometris Tectiform
0
Motif Manusia Motif Hewan
dengan jumlah gambar sebanyak 5 gambar.MotifMotif
Geometris Motif Abstrak
G6 yang merupakan motif

geometris scalariform dengan jumlah gambar sebanyak 3 gambar. Motif G8 yang

merupakan motif geometris oval dengan jumlah gambar sebanyak 3 gambar.

Terakhir, dengan jumlah gambar yang terendah yakni 1 gambar yaitu motif G2

yang merupakan motif geometris Triangel dan motif G9 yang merupakan

gabungan motif geometris quadranangel dan dots.


138

Gambar 5.116 Diagram Rekapitulasi Jumlah Gambar Tiap Motif Pada Situs
(Sumber: Yudar Aningsi Saputri, 2023)

Berdasarkan gambar 5.116 di atas, dapat diketahui bahwa dari semua jumlah

gambar yang bentuknya paling mendominasi adalah motif geometris dengan

jumlah gambar sebanyak 52 gambar. Selanjutnya, gambar yang mendominasi

setelah motif geometris yaitu motif abstrak dengan jumlah gambar sebanyak 35

gambar. Berikutnya, setelah motif abstrak maka terbanyak ke tiga yaitu motif

manusia dengan jumlah gambar sebanyak 17. Terakhir, motif dengan jumlah

terendah yaitu motif hewan dengan jumlah gambar sebanyak 3 gambar. Oleh

karena itu, dilihat dari jumlah bentuk motif yang telah dijelaskan di atas maka

gambar yang terdapat pada Situs Ceruk Lantolalaki memberikan penjelasan

terkait jumlah dari masing-masing motif tersebut. Sehingga dari penjelasan

tersebut bisa memberikan gambaran mengenai situs yang di teliti.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan motif gambar yang paling banyak

ditemukan pada Situs Ceruk Lantolalaki yaitu motif geometris dan abstrak yang

merupakan motif non-figuratif. Sejauh ini penelitian yang mengenai motif non-

figuratif tersebut masih minim dilakukan meski menjadi gambar yang

mendominasi pada beberapa penelitian gambar cadas dalam situs. Menurut

beberapa para ahli seperti yang dikatakan oleh Bahn dan Vertut bahwa gambar

geometris merupakan tanda-tanda yang bertentangan dengan motif manusia dan

hewan yang bersifat visual (Bahn dan Vertut, 1997:134). Selanjutnya, Petzinger

menambahkan bahwa geometris merupakan suatu tanda atau simbol yang

berhubungan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari dimana pada


139

keberlanjutan penggambarannya merupakan keberlanjutan pula dari kelompok

manusia tertentu (Petzinger, 2005).

Berdasarkan penjelasan diatas, apabila dikaitkan dengan gambar geometris

yang terdapat di Situs Ceruk Lantolalaki yang merupakan motif dengan jumlah

gambar terbanyak dapat diinetrpretasikan bahwa dalam penggambarannya tentu

memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dengan ini, dapat di simpulkan bahwa Situs

Ceruk Lantolalaki dapat dikatakan sebagai hunian yang didalamnya terdapat

aktivitas manusia prasejarah.

5.3 Teknik Pembuatan Gambar Cadas Di Situs Ceruk Lantolalaki

Teknik pembuatan gambar cadas pada umumnya terdiri dari dua jenis teknik

yaitu teknik oles (piktograf) dan teknik ukir (petroglif). Teknik oles adalah teknik

yang diterapkan dengan cara menorehkan material (mineral) tertentu pada

permukaan cadas tanpa menimbulkan pengikisan atau pengurangan terhadap

permukaan cadas. Pada penggambaran, mineral yang digunakan biasanya berasal

dari bahan yang kering maupun basah. Gambar yang di buat dengan

menggunakan bahan yang kering dapat diterapkan menggunakan kapur.

Sementara untuk penggunaan bahan basah mineral terlebih dahulu di giling atau

di tumbuk. Setelah menjadi bubuk kemudian bahan tersebut di campur dengan

cairan sebagai bahan pengental hingga menyerupai adonan pasta. Umumnya

mineral-mineral tersebut pada pengolahannya dicampurkan dengan cairan seperti

air, darah hewan, urin, atau kuning telur. Setelah bahan pembuatan telah jadi

maka mineral tersebut kemudia di terapkan dengan menggunakan kuas, jari

tangan, atau stempel. Untuk dapat membedakan gambar yang dibuat


140

menggunakan bahan yang basah dan kering adalah dengan mengamati lebih

dekat gambar yang di hasilkan, gambar yang dihasilkan menggunakan pigmen

berbahan basah memperlihatkan konsentrasi pigmen. Sementara gambar yang di

buat dengan menggunakan mineral kering biasanya menghasilkan permukaan

gambar yang cenderung menyebar (Whitley, 2005:4-6).

Sementara itu, teknik ukir (Petroglif) adalah teknik pembuatan gambar cadas

yang diterapkan dengan cara merubah permukaan cadas dengan cara membuang

sebagian permukaan cadas dengan menggunakan alat tertentu. Lebih lanjut teknik

ukir kemudian dibagi menjadi tiga bentuk penggambaran berdasarkan cara untuk

mengurangi permukaan cadas yaitu dengan teknik melukis, menggaruk,

mengupam, menumbuk serta menatah. Melukis dilakukan dengan menggunakan

alat dengan ujung runcing seperti batu dan menghasilkan jejak garis tipis.

Mengupam merupakan cara menghaluskan permukaan cadas dengan

menggosokkan benda diatasnya, menumbuk merupakan cara yang dihasilkan dari

membenturkan benda keras ke atas permukaan cadas dan meninggalkan bentuk

tertentu, sedangkan menatah dapat dikatakan mirip dengan menumbuk namun

menggunakan benda ketiga sebagai perantara permukaan cadas dan benda yang

memukul benda ketiga tersebut (Tanudirjo dan Mahirta, 2009 dalam Yuwono,

2016:2-3).

Diketahui teknik pembuatan gambar cadas yang digunakan pada ceruk

Lantolalaki, Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia secara keseluruhan

menggunakan teknik oles dengan bahan yang digunkan untuk menggambar ialah
141

bahan dengan struktur basah dan kering. Berikut contoh gambar yang dihasilkan

dari teknik pembuatan gambar tersebut:

Gambar 5.117 Gambar yang Gambar 5.118 Gambar yang


Dibuat dengan teknik oles bahan Dibuat dengan teknik oles bahan
dengan struktur kering. dengan struktur basah.

Gambar di atas (5.117 gan 5.118) merupakan contoh dari hasil gambar yang

dibuat dengan menggunakan teknik oles. Pada gambar 5.117 terlihat gambar yang

dibuat dengan teknik oles yang menggunakan bahan dengan struktur kering

sehingga menghasilkan permukaan gambar yang cenderung menyebar. Sementara

itu, gambar 5.118 gambar yang dibuat dengan teknik oles yang menggunakan

bahan dengan struktur basah lebih memperlihatkan konsentrasi pigmen.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya pengertian dari teknik oles tersebut

memiliki korelasi dengan teknik pembuatan gambar cadas di Situs Ceruk

Lantolalaki yang pembuatannya diaplikasikan menggunkan kuas. Ciri teknik

pembuatannya berdasarkan hasil pengamatan secara langsung gambar tersebut

diaplikasikan pembuatannya menggunakan kuasan. Ditandai dengan terdapat

pewarnaan gambar yang merata kepada keseluruhan gambar, kemudian ketebalan

gambar terlihat nampak jelas diatas permukaan media dinding ceruk.


142

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat

disimpulkan bahwa gambar cadas yang terdapat di Situs Ceruk Lantolalaki

Desa Liang Koboro, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Provinsi

Sulawesi Tenggara memiliki beberapa motif. Motif-motif gambar tersebut

yaitu motif manusia, motif hewan, motif geometris dan motif abstrak. Dari

keempat motif tersebut diperoleh jumlah gambat sebanyak 103 gambar.

Selanjutnya, dari hasil analisis dan identifikasi yang dilakukan peneliti

diketahui bahwa motif manusia berjumlah 17 gambar, motif hewan


143

berjumlah 3 gambar, motif geometris berjumlah 48 gambar dan motif

abstrak berjumlah 35 gambar.

Kemudian dari hasil klasifikasi yang dilakukan, tipologi motif manusia

mempunyai 4 bentuk tipe diantaranya motif M1mg1, M1mg2, M1tg2 dan

M2mg1. Selanjutnya, motif hewan mempunyai 2 bentuk tipe yaitu H1tt

dan H2tt. Lalu, pada motif geometris memiliki 9 bentuk tipe yaitu motif

G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8, dan G9 yang berjumlah 48 gambar.

Motif terakhir yaitu motif abstrak dengan jumlah 35 gambar. Setelah

melakukan analisis pada gambar cadas diketahui bahwa motif geometris

diketahui merupakan motif dengan jumlah gambar terbanyak yaitu

berjumlah 48 gambar.

Berdasarkan hasil klasifikasi terhadap pembuatan gambar cadas,

diketahui bahwa keseluruhan gambar dibuat menggunakan teknik oles.

Motif gambar pada Ceruk Lantolalaki secara keseluruhan berwarna

cokelat, dengan teknik pembuatan yaitu oles dengan pengerjaan

menggunakan kuas.

6.2 Saran

Penelitian gambar cadas di Ceruk Lantolalaki sudah pernah

sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu. Namun, secara spesifik

penelitian Ceruk Lantolalaki mengenai klasifikasi motif dan jumlahnya,

belum termuat dalam berbagai sumber terkait. Olehnya itu, karya ini bisa

digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai gambar


144

cadas di Situs Ceruk Lantolalaki. Oleh karena itu, berikut saran-saran yang

diajukan penulis:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai gambar cadas di Situs Ceruk

Lantolalaki. Seperti hal pemaknaan gambar-gambar tersebut agar dapat

diketahui bagaimana budaya-budaya gambar di masa lampau.

2. Dengan adanya penelitian ini menambah wawasan baru mengenai tipologi

gambar cadas yang ada di Situs Ceruk Lantolalaki.

3. Dari hasil pengamatan pada situs, terdapat beberapa kerusakan yang tidak

hanya disebabkan oleh alam tetapi juga disebabkan oleh manusia misalnya

adanya coret-coretan (vandalisme) pada dinding ceruk. Hal ini dapat berakibat

pada tinggalan arkeologis berupa gambar cadas yang ada di situs tersebut.

Oleh karena itu, dihimbau kepada masyarakat setempat agar menghentikan

aksi tersebut dan bersama-sama merawat tinggalan arkeologis yang ada di

daerahnya.
145

DAFTAR PUSTAKA

Aesijah, Siti. 2000. Latar Belakang Peniptaan Seni. Jurnal Harmonia: Jurnal
Pengetahuan dan Pemikiran Seni.
Akw, Bernadeta. 2011. Bentuk Aktivitas Manusia Penghuni Gua di Muna,
Sulawesi Tenggara Berdasarkan Data Gambar. Makassar: Jurnal Wallenae.
Vol. 13, No. 1:61-70.
Anati, Emmanuel. 2004. Introducing the World Archives of Rock Art (WARA):
50.000 years of visual arts. XXI Valcamonica Symposium, Capo di Ponte,
Edizionidel Centro, (pp. 51-69).
Arifin, Karina. 1992. Lukisan Batu Karang di Indonesia: Suatu Evaluasi Hasil
Penelitian. Depok: Lembaga Peneltian Universitas Indonesia.
Ashmore, Wendy dan Robert J Sharer. 2010. Discorvering Our Past. Amerika:
The McGraw-Hill Companies.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan. 2017. Laporan Keuangan
Pemutakhiran Data Cagar Budaya Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar
Budaya Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya
Sulawesi Selatan. Tidak Terbit.
Gibbon, Guy. 2014. Critically Reading The Theory And Methods Of Archaeology
An Introductory Guide. New York: Altamira Press.
Harkatiningsih, dkk. 2000. Metode Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional.
Indah Asikin Nurani. 2008. “Pemanfaatan Gua pada Kehidupan Manusia
Prasejarah di JawaTimur” . PIA X Yogyakarta. Jakarta : Ikatan Ahli
Arkeologi Indonesia, p.154-166.
Kosasih, E. A. 1987. Lukisan Gua Prasejarah: Bentangan Tema dan Wilayahnya.
Dalam Diskusi Ilmiah Arkeologi II, hlm. 16-33. Jakarta
Kosasih, E.A. 1986 “Studi Komparatif tentang Lukian-Lukisan Gua Prasejarah di
Kawasan AsiaTenggara (Indonesia, Thailand, dan Pilipina)”,PIA IV (jilid
Iib). Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, hlm. 377-394.
Maynard, L. 1977. Maynard, L. (1977). Classification and Terminology in
Australian rock arts. Dalam P. J. Ucko (Penyunting), Form in indigenous
art: Schematisation in the art of Aboriginal Australia and prehistoric
Europe Canberra: Australian Institute of Aboriginal Studies.
McDonald, Jo. 2014. “Rock Art”. Dalam Jane Balme dan Alistair Peterson
(Penyunting). Archaeology And Practice (edisi kedua). Australia: Wiley
Blackwell.
McDonald, Jo. 2006. “Rock Art”, Dalam Archaelogy In Practice. Australia:
Blackwell Publishing.
Mithen, Steven. 1996. The Prehistory Of The Mind. London: Thames and Hudson
Ltd.
Nipa, Rasia L. A. O. 2018. Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Gua Pondoa Di
Desa Pondoa Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara. Skripsi.
Kendari: Universitas Halu Oleo. Tidak Terbit.
146

Rahmat, Bintang. 2015. Pola dan Keletakan Motif Manusia di Gua Metanduno
Pulau Muna Sulawesi Tenggara. Skripsi: Universitas Indonesia. Tidak
Terbit.
Rasyidu, Muhammad. 2019. Identifikasi Gambar Cadas Pada Situs Gua Liang
Kabori Desa Liang Kabori Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Skripsi.
Kendari. Tidak Terbit.
Rawianti, Waode, 2021. Identifikasi Gambar Cadas Pada Gua Wonuampue 1
Desa Padalere Utama Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara.
Skripsi. Kendari. Tidak Terbit.
Rokus, D.A. 2000. Lukisan Dinding Gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara:
Identifikasi Jenis Hewan. Jurnal. Walanae No.4/III. Jakarta
Sabri, M. 2020. Gambar Cadas Pada Gua-Gua Kawasan Perbukitan Karst
Matarombeo Di Desa Bendewuta Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi. Kendari: Universitas Halu Oleo.
Tidak Terbit.
Setiawan, Pindi.2006, ”Mencari Cela Mengartikan Pesan Gambar Prasejarah
Indonesia : Kajian Bentuk dan Kajian Nir-Bentuk pada Gambar Cadas
Kalimantan Timur” PIA X di Yogyakarta. Jakarta : Puslit Arkenas, p. 629-
637.
Simanjutak, Truman, Yusmaini Eriawati, Machi Suhadi , Bagyo Prasetyo, Nanie
Harkantiningsih, dan Retno Handini. 1999. Metode Penelitian Arkeologi.
Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Somba, Nani. 2010. ”Sebaran Lukisan Gua Di Wilayah Sulawesi Selatan Dan
Tenggara Serta Faktor Kerusakanya”. Walennae Volume 13 No. Makassar:
Balai Arkeologi Makassar.
Sukendar, Haris. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional.
Tan, Noel Hidalgo. 2014. Rock Art Research in Southeast Asia: A Synthesis.
JurnalArts, No.3 Hal.73-104.
Tanudirjo, Daud Aris. 2005. Peranan Masyarakat dalam Pelestarian Bangunan
Dan Kawasan Bersejarah. Makalah disampaikan dalam Penguatan
Pelestarian Warisan Budaya dan Alam. Badan Pelestari Pusaka Indonesia 22
September 2005.
Usman, Sarsina Meyni. 2020. Gambar Cadas Situs Kompleks Ceruk Waburu Di
Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan Provinsi
Sulawesi Tenggara. Skripsi. Kendari: Universitas Halu Oleo. Tidak Terbit.
Whitley, David S. 2005. Introduction To Rock Art Research. California: Left
Coast Press Inc.
Yuwono, Pratiwi Budi Amani. 2016. Seni Cadas Situs Tron Bon Lei dan Ba Lei
Pulau Alor, NTT, Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Departemen Arkeologi,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
147

LAMPIRAN
148

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis kelamin :

4. Agama :

5. Pekerjaan :

6. Alamat :

B. Pertanyaan Pokok

1. Apa yang anda ketahui tentang situs ceruk lantolalaki?

2. Apa arti dari kata Lantolalaki yang merupakan nama dari situs tersebut?
149

Lampiran 2

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : La Ode Darman

2. Usia : 26 Tahun

3. Jenis kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan :-

6. Alamat : Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten

Muna
150

Lampiran 3

Denah Ceruk Lantolalaki


151

Lampiran 4

Foto Ceruk Lantolalaki


152

Lampiran 5

Rekapitulasi Motif Gambar Cadas Pada Ceruk Lantolalaki

Motif Manusia
12
11

10

4
3

2
2
1

0
M1mg1 M1mg2 M1tg2 M2mg1
153

Motif Hewan
2.5

2
2

1.5

1
1

0.5

0
H1tt H2tt

Motif Geometris
16

14
14

12

10
9
8
8
7

6
5
4
4
3

2
1 1

0
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9
154

Jumlah Gambar Tiap Motif Pada Situs Ceruk Lantolalaki


60

52
50

40
35

30

20 17

10
3

0
Motif Manusia Motif Hewan Motif Geometris Motif Abstrak
Lampiran 6

Foto Tim
155

Anda mungkin juga menyukai