Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh :
Chrystian Power Sibarani (224110251)
Mata Kuliah :
Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Mella Andriana S.pd ,M.pd
Email :
chrystianpowersibarani@student.uir.ac.id

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunianya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang individu dan keluarga. Yang
insya allah tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak dosen mata pelajaran kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah
ditentukan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah- mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
1. Latar belakang...........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
1. Pengertian Kalimat....................................................................................................................5
2. Unsur-unsur Kalimat..................................................................................................................5
Subjek............................................................................................................................................5
Prediket.........................................................................................................................................6
Objek.............................................................................................................................................7
Pelengkap......................................................................................................................................8
Keterangan....................................................................................................................................8
3. Jenis Jenis Kalimat...................................................................................................................10
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya........................................................................10
Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (StrukturGramatikal).....................................11
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya.....................................................................11
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat...........................................................................12
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat..............................................................12
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian.........................................................................13
Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya.................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................15
4. Kesimpulan..............................................................................................................................15
5. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan, kita sebenarnya tidak boleh
berbicara secara lepas. Akan tetapi, kata-kata tersebut terangkai mengikuti kaidah yang
berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang lazim disebut dengan kalimat.
Kalimat tersebut berfungsi sebagai wadah yang mengungkapkan gagasan, pikiran dan
pendapat.
Ketika berbahasa seringkali kita tidak memperhatikan unsur dan pola dasar kalimat
dengan benar. Hal ini mengakibatkan kalimat yang terbentuk tidak mengikuti kaidah
penulisan kalimat yang benar, sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Dalam merangkai
sebuah kalimat banyak hal yang perlu diperhatikan dimulai dari unsur-unsur kalimat,
pola dasar kalimat dan tanda bacanya.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini membahas tentang pengertian kalimat,


unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat, sehingga sebuah kalimat yang terbentuk dapat
menjadi kalimat efektif.

2. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan kalimat?
 Apa saja yang termasuk kedalam Unsur-unsur kalimat?

3. Tujuan Penulisan
a. Memahami pengertian kalimat dan mengetahui unsur-unsur yang membentuk kalimat.
b. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada sebuah kalimat.
c. Memahami berbagai macam pola dasar pembentuk sebuah kalimat dan mampu
mengidentikasi pola dasar pada suatu kalimat.
d. Mampu memproduksi kalimat berdasarkan unsur dan pola dasar yang tepat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kalimat
Kalimat dapat dipahami sebagai suatu bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Pakar menyampaikan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir dan secara aktual
dan potensial terdiri atas klausa. Klausa merupakan satuan kebahasaan yang
merupakan kelompok kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan prediket.
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik tururn, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan kalimat dimulai
dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah serangkaian kata yang
tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan
gagasan,pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap.

2. Unsur-unsur Kalimat
Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab pertanyaan siapa atau
apa unsur yang dijelaskan itu.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan subjek
kalimat.
a. Mempergunakan pertanyaan ,siapa atau apa
Contohnya :
1. Mahasiswa sedang berdiskusi
Dengan menerapkan formula diatas maka pertanyaan ‘Siapa yang sedang
berdiskusi?’ Jawabannya tentu adalah ‘Mahasiswa’. Subjek dari kalimat
diatas adalah Mahasiswa.
2. Di toko itu telah dijual pakaian-pakaian bekas
Dengan menerapkan formula pertanyaan formula diatas maka pertanyaan ,
’Apa yang dijual di toko itu?’ dan jawabannya adalah ‘Pakaian-pakaian
bekas’. Jadi jelas sekali bahwa itulah subjek kalimatnya.
b. Menemukan ciri ketakrifannya, yatitu kepastian ( definiteness ). Bentuk kebahasaan
yang belum pasti harus dibuat pasti atau takrif dengan cara menambahkan akata
‘itu’ atau ‘ini’ atau ‘tersebut’.
Contohnya:
Buku itu menambah wawasan ,dapat dengan jelas kita pahami bahwa Subjek
kalimat tersebut adalah ‘Buku’.
c. Apabila ditemukan sebuah kalimat pasif, maka bagian yang diawali dengan kata
‘bahwa’ merupakan subjek kalimat.
Contohnya:
Setelah diselidiki, polisi dapat mengetahui bahwa penyebab kecelakaan itu
adalah kelalaian pengendara motor.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘bahwa penyebab kecelakaan itu adalah
kelalaian pengendara motor’.
d. Penanda lain yang dapat digunakan adalah adanya penghubung pewatas ‘yang’.
Contohnya:
Siswa yang terlambat itu dihukum oleh guru penegak disiplin.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘Siswa yang terlambat itu’.
e. Tidak didahulai preposisi, seperti dari,dalam,di,ke,kepada,pada.

Prediket
Prediket adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek dengan
cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana. Prediket dapat terdiri dari verba (
kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ). Penggunaan prediket biasanya terdapat setelah
subjek, karena prediket menjelaskan keadaan dari subjek tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan prediket.

a. Mengidentifikasi prediket dengan formula pertanyaan, contohnya:

Anti terjatuh dari lantai tiga.

Yang merupakan prediket pada kalimat diatas adalah ‘terjatuh’ karena


berdasarkan identifikasi formula pertanyaannya yaitu “Bagaimana” dan
“mengapa”.
b. Mencari kata ‘adalah’ dan ‘ialah’ di dalamnya. Biasanya kata tersebut digunakan
sebagai prediket pada kalimat nominal. Kalimat nominal adalah kalimat yang
prediketnya bukan verba atau kata kerja. Contohnya:

Jumlah pengunjung Pasar Malam adalah sekitar 200 orang.

Jadi kata ‘adalah’ berfungsi sebagai prediket pada kata tersebut.

c. Mengidentifikasi prediket kalimat dengan cara menegasinya. Prediket yang berupa


kata kerja dan kata sifat ditegaskan dengan kata ‘tidak’, sedangkan jika prediket
kalimat nomina, penegasannya menggunakan kata ‘bukan’. Contohnya:
 Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal menyontek saat ujian
nasional.
 Dia bukan karyawan tetap di kantor itu.

d. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata petunjuk aspek
dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan, ingin, hendak, mau’.
Contohnya:
 Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini hari.
 Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.

Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal (kalimat aktif) yang
predikatnya terdiri dari kata kerja transitif. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang
membutuhkan kehadiran objek, biasanya berawalan ‘me-‘. Bentuk kata kerja yang
berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke-an’ biasanya tidak memerlukan objek.
Objek kalimat tidak akan hadir di dalam kalimat apabila:
a.Tidak terdapat kalimat pasif.
b.Kalimat itu merupakan kalimat dengan verba aktif transitif.
Ciri-ciri objek,sebagai berikut:
1.Objek berada langsung di belakang predikat
Contoh:
a)Reti merekapitulasi resep-resep di apotik.
b)Fifi membagikan sumbangan.
2.Objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk verba predikatnya.Predikatnya berawalan di-
Contoh:
a)Resep direkapitulasi oleh Reti
b)Sumbangan itu dibagikan oleh Fifi
3.Bentuk kebahasaan itu tidak dapat diawali dengan preposisi atau kata depan.
Contoh:
a) Jeje menyusun laporan.
b) Fika mengedit foto.

Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat verbal intransitif,
yang menghendaki unsur yang melengkapinya.
Ciri-ciri pelengkap :
a. Terletak di belakang prediket, biasanya masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contoh:
 Niken membelikan saya buku baru.
 Andi berjualan koran.
b. Tidak didahului preposisi
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan, sebagai berikut:
- Bersifat wajib karena melengkapi kata kerja dalam kalimat.
- Tidak didahului dengan preposisi.
- Terdapat di belakang prediket.
Berkenaan dengan hal tersebut,dapat dikembangkan sebagai berikut:
 Andi berjualan koran.
 Andi menjual koran.
Dapat kita lihat perbedaan antara pelengkap dan objek di dalam kalimat. Pada kalimat
satu (1) bentuk koran adalah pelengkap. Bentuk kebahasaan itu melengkapi verba yang
bercirikan aktif intransitif. Sebaliknya di dalam kalimat dua (2) bentuk koran adalah
objek kalimat, karena verba pada kalimat bersifat transitif. Jadi dapat disimpulkan
bentuk kebahasaan itu adalah pelengkap yang ditandai dengan verba yang
mendahuluinya berawalan ‘ber-‘, selain itu bentuk berafiks ‘ke-an’ seperti ‘kehilangan’,
’kedatangan’, ’kemasukan’, ’kerampokan’, juga diikuti oleh pelengkap.
Perbedaan antara pelengkap dan objek terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak
menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
pasif, objek lah yang menjadi kalimat pasif, bukan pelengkap.

Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan prediket. Dalam
kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah-pindahkan, biasanya terdapat di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Unsur keterangan tidak wajib hadir, maka
keterangan dapat disebut sebagai unsur luaran atau periferal. Adapun fungsinya untuk
menambahkan informasi pada kalimat itu.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa ciri-ciri dari keterangan, sebagai
berikut:
1. Tidak terikat posisi, maksudnya keterangan bersifat mana suka, biasa terdapat
dimana saja. Posisi keterangan cenderung lebih bebas dan tidak terikat.
2. Keterangan di awali preposisi atau kata depan, berbeda dengan unsur lainnya seperti
subjek, predikat dan objek yang tidak boleh diawali dengan preposisi.
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya dalam sebuah kalimat, berikut adalah
jenis-jenis keterangan. :
a. Keterangan waktu, adalah keterangan berupa kata, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan waktu. Keterangan berupa kata, seperti, kemarin, besok, sekarang, lusa,
kini, siang, dan malam. Sedangkan keterangan waktu berupa frasa seperti, kemarin
pagi, hari senin,
14 Januari dan minggu depan. Keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor seperti, setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika. Contoh:
1) Gempa mengguncang Kota Padang pada sore hari.
2) Gempa mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009.
3) Gempa tersebut masih menimbulkan luka mendalam bahkan 8 tahun setelah
peristiwa itu terjadi.
b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
1) Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
2) Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam kamarnya.
c. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan kata dengan atau secara.
Keterangan kata yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
1) Pencuri itu berlari dengan cepat.
2) Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.
d. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan sebab. Seperti
karena. Contoh:
1) Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
2) Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
e. Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada kalimat, seperti
untuk,supaya dan agar. Contoh:
1) Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
2) Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
f.Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya subjek atau objek.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan ini diapit
tanda koma, tanda pisah (-) atau tanda kurang. Contohnya:
1) Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
g. Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau objek).
Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini tidak dapat menggantikan
unsur yang diterangkan. Keterangan tambahan bercetak miring. Contoh:
1) Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
h. Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya subjek,
prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
1) Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa.

3. Jenis Jenis Kalimat


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan bahasa
yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual
ataupun potensial terdiri atas klausa.

Kalimat yang paling sederhana dalam bahasa Indonesia hanya mengandung dua
unsur, yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).
Subjek dalam kalimat merupakan topik pembicaraan. Sedangkan predikat
menerangkan tentang subjek. Namun, sebuah kalimat biasanya disertai dengan
pelengkap yang disebut juga dengan objek (O).

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya

 Kalimat Langsung

Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa mengubah sedikit pun apa yang diutarakan. Kalimat ini ditandai dengan
penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.

 Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan
yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.

Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (StrukturGramatikal)

 Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang terbentuk dari
satu pola.

 Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat
majemuk dibedakan menjadi tiga jenis, yakni kalimat majemuk setara, bertingkat, dan
campuran.

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya

 Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif)

Kalimat berita merupakan jenis kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi.
Kalimat ini dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.

 Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)


Kalimat tanya merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau
jawaban atau respons dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya diakhiri dengan
tanda baca tanya (?).

 Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)

Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri
dengan tanda baca seru (!).

Kemudian dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya digunakan intonasi yang
meninggi.

 Kalimat Seruan

Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah,
dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi.

Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).

 Kalimat Pengandaian

Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis
atau pembicara yang belum atau tidak terwujud.

Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat

 Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap merupakan kalimat yang minimal terdiri atas sebuah subjek dan sebuah
predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap.

 Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak
sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan hanya
terdiri atas objek dan keterangan.
Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan,
ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat

 Kalimat Versi

Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada
Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan lain sebagainya.

 Kalimat Inversi

Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului
kata subjek. Kalimat versi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau
menegaskan makna.

Kata pertama yang muncul merupakan kata yang menjadi penentu makna kalimat, sekaligus
menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian

 Kalimat yang Melepas

Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan dengan menggunakan gaya
penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat majemuk diawali
dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.

 Kalimat yang Klimaks

Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara menempatkan
anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya ditandai dengan penggunaan
tanda baca koma (,)

 Kalimat yang Berimbang

Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan
kesejajaran bentuk dan informasinya.
Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan
kesejajaran bentuk dan informasinya.

Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya

 Kalimat Aktif

Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu
tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan 'me- dan
ber-' serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan 'me-', seperti
mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.

Kalimat aktif dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu, kalimat aktif transitif, kalimat
aktif intransitif, dam kalimat semi transitif.

 Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat pasif
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan 'di- dan ter-' serta diikuti kata depan
'oleh'.

Kalimat pasif dibedakan menjadi dua bentuk, yakni, kalimat pasif biasa dan kalimat pasif
zero.
BAB III
PENUTUP

4. Kesimpulan
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan
kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang
relatif lengkap. Dalam merangkai kata tersebut di perlukan unsur-unsur dan pola dasar
kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yang membentuk
sebuah kalimat,sebagai berikut:
1. Subjek.
2. Prediket.
3. Objek.
4. Pelengkap.
5. Keterangan.
Kelima unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat
membentuk sebuah kalimat yang efektif. Berikut adalah pola dasar pembentuk kalimat:
a. SPOK (Subjek-Prediket-Objek-Keterangan).
b. SPOPel (Subjek-Prediket-Objek-Pelengkap).
c. SPO (Subjek-Prediket-Objek).
d. SPPel (Subjek-Prediket-Pelengkap).
e. SPK (Subjek-Prediket-Keterangan).
f. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Verba .
g. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Nomina.
h. SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Adjektiva.
5. Saran
Demikian makalah ini disusun. Semoga untuk kedepannya kita semua bisa
memahami unsur-unsur dan pola dasar kalimat, sehingga dapat mengaplikasikannya
dalam penulisan. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang telah mecoba
memahami isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.

Kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kami demi
sempurnanya makalah ini di kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin zaenal, Tasai Amran S. 2009 Cermat berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademika
pressindo

Keraf, Gorys. 1972. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

Nazar, Noerzisri A. 2006. Bahasa Indonesia Dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Bandung: Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai