Nama : NIM :
Adellia Puteri 162023077
Anugrah Binatang 162023076
Artika Yogiarti 162023078
Sagita Dwi Pradita 162023079
Kata Pengantar.............................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................…. 4
B. Rumusan masalah.................................................................................… 4
C. Tujuan penulis.............................................................................………. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat .....................................................................……… 5
B. Unsur unsur Kalimat .............................................................................. 2
C. Pola dasar Kalimat.................................................................................. 2
D. Pengertian kalimat efektif ...................................................................... 5
E. Ciri-ciri kalimat efektif………………………………………………… 14
F. Syarat kalimat efektif…………………………………………………... 14
G. Struktur kalimat efektif……………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan, kita sebenarnya tidak
boleh berbicara secara lepas. Akan tetapi, kata-kata tersebut terangkai
mengikuti kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang
lazim disebut dengan kalimat. Kalimat tersebut berfungsi sebagai wadah yang
mengungkapkan gagasan, pikiran dan pendapat.
Ketika berbahasa seringkali kita tidak memperhatikan unsur dan pola dasar
kalimat dengan benar. Hal ini mengakibatkan kalimat yang terbentuk tidak
mengikuti kaidah penulisan kalimat yang benar, sehingga kalimat menjadi
tidak efektif. Dalam merangkai sebuah kalimat banyak hal yang perlu
diperhatikan dimulai dari unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat dan tanda
bacanya.
Berdasarkan hal tersebut, makalah ini membahas tentang pengertian kalimat,
unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat, sehingga sebuah kalimat yang
terbentuk dapat menjadi kalimat efektif.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari makalah ini adalah
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian kalimat dan mengetahui unsur-unsur yang
membentuk kalimat.
A. Pengertian Kalimat
Kalimat dapat dipahami sebagai suatu bahasa terkecil yang dapat digunakan
untuk menyampaikan ide atau gagasan. Pakar menyampaikan bahwa kalimat adalah
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir dan secara
aktual dan potensial terdiri atas klausa. Klausa merupakan satuan kebahasaan yang
merupakan kelompok kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat.1
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan kalimat dimulai
dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru
(!).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah serangkaian kata yang
tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan
gagasan,pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap.
B. Unsur-unsur Kalimat
I. Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab pertanyaan
siapa atau apa unsur yang dijelaskan itu.2
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan subjek
kalimat.3
c. ditemukan sebuah kalimat pasif, maka bagian yang diawali dengan kata
‘bahwa’ merupakan subjek kalimat.
Contohnya:
Setelah diselidiki,polisi dapatmengetahui bahwa penyebab kecelakaan itu adalah
kelalaian pengendara motor.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘bahwa penyebab kecelakaan itu adalah kelalaian
pengendara motor’.
Penanda lain yang dapat digunakan adalah adanya penghubung pewatas ‘yang’.
Contohnya:
Siswa yang terlambat itu dihukum oleh guru penegak disiplin.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘Siswa yang terlambat itu’.
Tidak didahulai preposisi, seperti dari,dalam,di,ke,kepada,pada.
II.Predikat
Predikat adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek dengan
cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana. 4 Predikat dapat terdiri dari verba
( kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ). Penggunaan predikat biasanya terdapat
setelah subjek, karena prediket menjelaskan keadaan dari subjek tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan predikat.5
2. Mencari kata ‘adalah’ dan ‘ialah’ di dalamnya. Biasanya kata tersebut digunakan
sebagai prediket pada kalimat nominal. Kalimat nominal adalah kalimat yang
prediketnya bukan verba atau kata kerja. Contohnya:
Jumlah pengunjung Pasar Malam adalah sekitar 200 orang. Jadi kata ‘adalah’
berfungsi sebagai prediket pada kata tersebut.
a. Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal menyontek saat ujian
nasional.
4. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata petunjuk
aspek dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan, ingin, hendak,
mau’.
4
Ibid., hlm. 49.
5
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), hlm.80
Contohnya:
Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini hari.
Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.
III. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal (kalimat
aktif) yang predikatnya terdiri dari kata kerja transitif. 6 Kata kerja transitif adalah kata
kerja yang membutuhkan kehadiran objek, biasanya berawalan ‘me-‘. Bentuk kata
kerja yang berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke- an’ biasanya tidak memerlukan objek.
Objek kalimat tidak akan hadir di dalam kalimat apabila:
2. Objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.Predikatnya berawalan di-
Contoh:
3. Bentuk kebahasaan itu tidak dapat diawali dengan preposisi atau kata depan.
Contoh:
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat verbal
intransitif, yang menghendaki unsur yang melengkapinya.7
Ciri-ciri pelengkap :
a. Terletak di belakang prediket, biasanya masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek.
Contoh:
V. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan prediket. Dalam
kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah- pindahkan, biasanya terdapat di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat. 8 Unsur keterangan tidak wajib hadir, maka
keterangan dapat disebut sebagai unsur luaran atau periferal. Adapun fungsinya untuk
menambahkan informasi pada kalimat itu.9
1. Tidak terikat posisi, maksudnya keterangan bersifat mana suka, biasa terdapat
dimana saja. Posisi keterangan cenderung lebih bebas dan tidak terikat.
2. Keterangan di awali preposisi atau kata depan, berbeda dengan unsur lainnya
seperti subjek, predikat dan objek yang tidak boleh diawali dengan preposisi.
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya dalam sebuah kalimat, berikut
adalah jenis-jenis keterangan.10:
a. Keterangan waktu, adalah keterangan berupa kata, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan waktu. Keterangan berupa kata, seperti, kemarin, besok, sekarang,
lusa, kini, siang, dan malam. Sedangkan keterangan waktu berupa frasa seperti,
kemarin pagi, hari senin,
14 Januari dan minggu depan. Keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor seperti, setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
Contoh:
b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam kamarnya.
c. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan kata dengan atau secara.
Keterangan kata yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
Pencuri itu berlari dengan cepat.
Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.
d. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan sebab. Seperti
karena. Contoh:
Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada kalimat, seperti
untuk,supaya dan agar. Contoh:
Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya subjek atau objek.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan ini diapit
tanda koma, tanda pisah (-) atau tanda kurang. Contohnya:
Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau objek).
Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan tambahan bercetak miring.
Contoh:
Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya subjek,
prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa
.
SPOK 11
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek dan keterangan. Contohnya:
Dian membaca buku di kamar.
S P O K
Siswa membersihkan sampah di luar kelas.
Ayah membeli bubur untuk Caca.
SPOPel
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek, dan pelengkap. Contohnya:
Sinta membuang buku yang sudah tidak terpakai.
S P O Pel
Saya makan nasi yang dingin.
Diana mengirimi saya surat.
SPO
Kalimat ini memiliki unsur subjek, prediket, dan objek. Contohnya:
Rara memasak rendang.
S P O
Kikan memanggang roti.
11
Ibid., hlm. 50.
SPPel
Kalimat ini memiliki unsur subjek,predikat,dan pelengkap.
Contohnya:
Dia bermain piano.
S P Pel
Anto beternak sapi.
Dini kehilangan dompet.
SPK
Kalimat ini memiliki unsur subjek,predikat,dan keterangan.
Contohnya:
Saya pergi ke kampus.
S P K
Rizki berasal dari Bandung.
Adik makan dengan lahap.
SP (verba)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berbentuk verba.
Contohnya:
Kami berdiskusi.
S P
Lila tertidur.
Anggi menangis.
SP (nomina)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa nomina (kata benda).
Contohnya:
Kami mahasiswa.
S P
Saya pelajar.
Bu Erwin seorang Dosen.
SP (adjektiva)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa adjektiva (kata sifat).
Contohnya:
Kami rajin.
S P
Saya lalai.
1. Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:
b. Tidak terdapat subjek ganda Misalnya: Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh
warga desa. (Salah) Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa.
(Benar)
c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya: 2 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama (Salah) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang Misalnya: Bahasa Indonesa yang
berasal dari bahasa Melayu.(Salah) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
(Benar)
2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat
kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang
digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk
verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba. Materi terkait: Verba Transitif
dan Intransitif Serta Contohnya
Contoh kalimat keparalelan: Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan
sebuah aplikasi pada para praktikan. (Salah) Sang tutor menjelaskan, memaparkan,
dan menerapkan sebuah aplikasi
4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh kalimat efektif
kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
Kepaduan (Koherensi) Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang
padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat dari kalimat efektif
agar diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Misalnya:
5. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian
unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang
bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam
penggunaan tanda koma: Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan
berjahitan. (Salah) Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan
menjahit.(Benar) Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf Akan yuksinau.id
berikan terlebih dahulu contoh kalimat tidak efektif dalam paragraf: Saya ini
adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah di
daerah Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan
transportasi 4 umum yaitu, Trans Jogja. Selain saya, Banyak para mahasiswa
Gajah Mada yang tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas
Trans Jogja sebagai sarana transportasi. Contoh kalimat yang sudah
dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif: Saya adalah mahasiswa
Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah Stasiun Tugu. Untuk
pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans Jogja. Selain
saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi
A. Kesimpulan
a) Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah
yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif
lengkap. Dalam merangkai kata tersebut di perlukan unsur-unsur dan pola dasar
kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yang membentuk
sebuah kalimat,sebagai berikut:
Subjek.
Prediket.
Objek.
Pelengkap.
Keterangan.
Kelima unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat
membentuk sebuah kalimat yang efektif. Berikut pola dasar pembentuk kalimat:
SPOK (Subjek-Prediket-Objek-Keterangan).
SPOPel (Subjek-Prediket-Objek-Pelengkap).
SPO (Subjek-Prediket-Objek).
SPPel (Subjek-Prediket-Pelengkap).
SPK (Subjek-Prediket-Keterangan).
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Verba .
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Nomina.
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Adjektiva.
b) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket). Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan,
c) Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.
Daftar Pustaka
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6434311/kalimat-pengertian-unsur-dan-
jenis-jenisnya
ridhahhusna.wordpress.com/2015/10/31/kalimat-efektif/
odeliajulita.blogspot.co.id/2012/12/contoh-paragraf-kalimat-efektif-dan.html
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dankalimat-tidak-
efektif/
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dancontoh.html