Anda di halaman 1dari 22

“KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF”

Nama : NIM :
Adellia Puteri 162023077
Anugrah Binatang 162023076
Artika Yogiarti 162023078
Sagita Dwi Pradita 162023079

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : 1. Dr. H. Gunawan Ismail M.Pd., C.Mt.


2. Ayu Wulandari S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI TENOLOGI INFORMASI;


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT. Atas limpahan


Rahmat dan karunia dari-Nya kami dapat menyelesaikan masalah tentang
“Kalimat dan Kalimat Efektif” ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan masalah yg


menjadi tugas Bahasa Indonesia dengan judul “Kaliamat dan kalimat
efektif”.’Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasiih kepada
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan masalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanalah masalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah
ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua


orang khususnya seorang pembaca. Kami meminta maaf yan sebesar-besarnya
jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................…. 4
B. Rumusan masalah.................................................................................… 4
C. Tujuan penulis.............................................................................………. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat .....................................................................……… 5
B. Unsur unsur Kalimat .............................................................................. 2
C. Pola dasar Kalimat.................................................................................. 2
D. Pengertian kalimat efektif ...................................................................... 5
E. Ciri-ciri kalimat efektif………………………………………………… 14
F. Syarat kalimat efektif…………………………………………………... 14
G. Struktur kalimat efektif……………………………………………….. 16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................... 18
B. Saran......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan, kita sebenarnya tidak
boleh berbicara secara lepas. Akan tetapi, kata-kata tersebut terangkai
mengikuti kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang
lazim disebut dengan kalimat. Kalimat tersebut berfungsi sebagai wadah yang
mengungkapkan gagasan, pikiran dan pendapat.
Ketika berbahasa seringkali kita tidak memperhatikan unsur dan pola dasar
kalimat dengan benar. Hal ini mengakibatkan kalimat yang terbentuk tidak
mengikuti kaidah penulisan kalimat yang benar, sehingga kalimat menjadi
tidak efektif. Dalam merangkai sebuah kalimat banyak hal yang perlu
diperhatikan dimulai dari unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat dan tanda
bacanya.
Berdasarkan hal tersebut, makalah ini membahas tentang pengertian kalimat,
unsur-unsur kalimat, pola dasar kalimat, sehingga sebuah kalimat yang
terbentuk dapat menjadi kalimat efektif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat?

2. Apa saja yang termasuk kedalam Unsur-unsur kalimat?

3. Apa saja yang termasuk kedalam pola dasar kalimat?

4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

5. Apa ciri ciri kalimat efektif?

6. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?

7. Bagaimana struktur kalimat efektif?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian kalimat dan mengetahui unsur-unsur yang
membentuk kalimat.

2. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada sebuah kalimat.

3. Memahami berbagai macam pola dasar pembentuk sebuah kalimat dan


mampu mengidentikasi pola dasar pada suatu kalimat.

4. Mampu memproduksi kalimat berdasarkan unsur dan pola dasar yang


tepat.

5. Menjaga kemurnian Bahasa Indonesia

6. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam


berbahasa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat
Kalimat dapat dipahami sebagai suatu bahasa terkecil yang dapat digunakan
untuk menyampaikan ide atau gagasan. Pakar menyampaikan bahwa kalimat adalah
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir dan secara
aktual dan potensial terdiri atas klausa. Klausa merupakan satuan kebahasaan yang
merupakan kelompok kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat.1
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan kalimat dimulai
dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru
(!).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah serangkaian kata yang
tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan
gagasan,pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap.

B. Unsur-unsur Kalimat

I. Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab pertanyaan
siapa atau apa unsur yang dijelaskan itu.2
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan subjek
kalimat.3

a. Mempergunakan pertanyaan ,siapa atau apa Contohnya:

1) Mahasiswa sedang berdiskusi


1
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), hlm. 76. 2M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia Keilmuwan, (Malang: UIN
Maliki Press Malang, 2011), hlm. 49.
3
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untukPerguruanTinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), hlm. 79
Dengan menerapkan formula diatas maka pertanyaan ‘Siapa yang sedang
berdiskusi?’ Jawabannya tentu adalah ‘Mahasiswa’. Subjek dari kalimat diatas adalah
Mahasiswa
.
2) Di toko itu telah dijual pakaian-pakaian bekas
Dengan menerapkan formula pertanyaan formula diatas maka pertanyaan , ’Apa yang
dijual di toko itu?’ dan jawabannya adalah ‘Pakaian-pakaian bekas’. Jadi jelas sekali
bahwa itulah subjek kalimatnya.

b. Menemukan ciri ketakrifannya, yatitu kepastian ( definiteness ). Bentuk


kebahasaan yang belum pasti harus dibuat pasti atau takrif dengan cara
menambahkan kata ‘itu’ atau ‘ini’ atau ‘tersebut’. Contohnya:
Buku itu menambah wawasan ,dapat dengan jelas kita pahami bahwa Subjek
kalimat tersebut adalah ‘Buku’.

c. ditemukan sebuah kalimat pasif, maka bagian yang diawali dengan kata
‘bahwa’ merupakan subjek kalimat.
Contohnya:
Setelah diselidiki,polisi dapatmengetahui bahwa penyebab kecelakaan itu adalah
kelalaian pengendara motor.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘bahwa penyebab kecelakaan itu adalah kelalaian
pengendara motor’.
Penanda lain yang dapat digunakan adalah adanya penghubung pewatas ‘yang’.
Contohnya:
Siswa yang terlambat itu dihukum oleh guru penegak disiplin.
Jadi subjek kalimat diatas adalah ‘Siswa yang terlambat itu’.
Tidak didahulai preposisi, seperti dari,dalam,di,ke,kepada,pada.
II.Predikat

Predikat adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek dengan
cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana. 4 Predikat dapat terdiri dari verba
( kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ). Penggunaan predikat biasanya terdapat
setelah subjek, karena prediket menjelaskan keadaan dari subjek tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan predikat.5

1. Mengidentifikasi prediket dengan formula pertanyaan, contohnya:


Anti terjatuh dari lantai tiga.
Yang merupakan prediket pada kalimat diatas adalah ‘terjatuh’ karena
berdasarkan identifikasi formula pertanyaannya yaitu “Bagaimana” dan
“mengapa”.

2. Mencari kata ‘adalah’ dan ‘ialah’ di dalamnya. Biasanya kata tersebut digunakan
sebagai prediket pada kalimat nominal. Kalimat nominal adalah kalimat yang
prediketnya bukan verba atau kata kerja. Contohnya:
Jumlah pengunjung Pasar Malam adalah sekitar 200 orang. Jadi kata ‘adalah’
berfungsi sebagai prediket pada kata tersebut.

3. Mengidentifikasi predikat kalimat dengan cara menegasinya. Predikat yang


berupa kata kerja dan kata sifat ditegaskan dengan kata ‘tidak’, sedangkan jika
predikat kalimat nomina, penegasannya menggunakan kata ‘bukan’. Contohnya:

a. Sekolah itu tidak dikenal lagi kecurangannya dalam hal menyontek saat ujian
nasional.

b. Dia bukan karyawan tetap di kantor itu.

4. Verba dan adjektiva yang mejadiprediket dapat diawali dengan kata petunjuk
aspek dan modalitas seperti ‘telah,sudah,belum,sedang, akan, ingin, hendak,
mau’.

4
Ibid., hlm. 49.
5
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), hlm.80
Contohnya:
Gempa bumi telah mengguncang Kepulauan mentawai dini hari.
Para tamu sedang menikmati jamuan makan siang.

III. Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal (kalimat
aktif) yang predikatnya terdiri dari kata kerja transitif. 6 Kata kerja transitif adalah kata
kerja yang membutuhkan kehadiran objek, biasanya berawalan ‘me-‘. Bentuk kata
kerja yang berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke- an’ biasanya tidak memerlukan objek.
Objek kalimat tidak akan hadir di dalam kalimat apabila:

a. Tidak terdapat kalimat pasif.

b. Kalimat itu merupakan kalimat dengan verba aktif transitif.

Ciri-ciri objek,sebagai berikut:

1. Objek berada langsung di belakang predikat Contoh:

a) Reti merekapitulasi resep-resep di apotik.

b) Fifi membagikan sumbangan.

2. Objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.Predikatnya berawalan di-
Contoh:

a) Resep direkapitulasi oleh Reti

b) Sumbangan itu dibagikan oleh Fifi

3. Bentuk kebahasaan itu tidak dapat diawali dengan preposisi atau kata depan.
Contoh:

a) Jeje menyusun laporan

b) Fisika mengedit foto


IV. Pelengkap

Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat verbal
intransitif, yang menghendaki unsur yang melengkapinya.7

Ciri-ciri pelengkap :

a. Terletak di belakang prediket, biasanya masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek.
Contoh:

1) Niken membelikan saya buku baru.

2) Andi berjualan koran.

b. Tidak didahului preposisi

1. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan, sebagai berikut:

2. Bersifat wajib karena melengkapi kata kerja dalam kalimat.

3. Tidak didahului dengan preposisi.


Terdapat di belakang prediket.

Berkenaan dengan hal tersebut,dapat dikembangkan sebagai berikut:

1. Andi berjualan koran.

2. Andi menjual koran.


Dapat kita lihat perbedaan antara pelengkap dan objek di dalam kalimat. Pada
kalimat satu (1) bentuk koran adalah pelengkap. Bentuk kebahasaan itu melengkapi
verba yang bercirikan aktif intransitif. Sebaliknya di dalam kalimat dua (2) bentuk
koran adalah objek kalimat, karena verba pada kalimat bersifat transitif. Jadi dapat
disimpulkan bentuk kebahasaan itu adalah pelengkap yang ditandai dengan verba
yang mendahuluinya berawalan ‘ber-‘, selain itu bentuk berafiks ‘ke-an’ seperti
‘kehilangan’, ’kedatangan’, ’kemasukan’, ’kerampokan’, juga diikuti oleh pelengkap.
Perbedaan antara pelengkap dan objek terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak
menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat
pasif, objek lah yang menjadi kalimat pasif, bukan pelengkap.

V. Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan prediket. Dalam
kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah- pindahkan, biasanya terdapat di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat. 8 Unsur keterangan tidak wajib hadir, maka
keterangan dapat disebut sebagai unsur luaran atau periferal. Adapun fungsinya untuk
menambahkan informasi pada kalimat itu.9

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa ciri-ciri dari keterangan,


sebagai berikut:

1. Tidak terikat posisi, maksudnya keterangan bersifat mana suka, biasa terdapat
dimana saja. Posisi keterangan cenderung lebih bebas dan tidak terikat.

2. Keterangan di awali preposisi atau kata depan, berbeda dengan unsur lainnya
seperti subjek, predikat dan objek yang tidak boleh diawali dengan preposisi.
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya dalam sebuah kalimat, berikut
adalah jenis-jenis keterangan.10:

a. Keterangan waktu, adalah keterangan berupa kata, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan waktu. Keterangan berupa kata, seperti, kemarin, besok, sekarang,
lusa, kini, siang, dan malam. Sedangkan keterangan waktu berupa frasa seperti,
kemarin pagi, hari senin,
14 Januari dan minggu depan. Keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor seperti, setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
Contoh:

1) Gempa mengguncang Kota Padang pada sore hari.

2) Gempa mengguncang Kota Padang pada 30 September 2009.

3) Gempa tersebut masih menimbulkan luka mendalam bahkan 8 tahun setelah


peristiwa itu terjadi.

b. Keterangan tempat, berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam. Contoh :
Minda tinggal di pemukiman yang kumuh itu.
Ayah memanggil Angga yang masih mengurung diri dalam kamarnya.

c. Keterangan cara dapat berupa kata ulang frasa atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai dengan kata dengan atau secara.
Keterangan kata yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Contoh:
Pencuri itu berlari dengan cepat.
Mutiara keluar dari rumah itu secara diam-diam.

d. Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat yang menyatakan sebab. Seperti
karena. Contoh:
Atika menangis karena terjatuh dari sepeda
Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena penebangan liar
Keterangan tujuan, yaitu menambahkan kata informasi tujuan pada kalimat, seperti
untuk,supaya dan agar. Contoh:
Andri belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
Atika menyirami bunga agar tumbuh subur.
Keterangan aposisi, berupa memberi penjelasan nomina, misalnya subjek atau objek.
Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan ini diapit
tanda koma, tanda pisah (-) atau tanda kurang. Contohnya:
Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
Keterangan tambahan, berupa memberi penjelasan nomina (subjek atau objek).
Keterangan tambahan berbeda dengan aposisi, keterangan ini tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan. Keterangan tambahan bercetak miring.
Contoh:
Siska, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan pewatas, berupa memberikan pembatas nomina. Misalnya subjek,
prediket, objek, keterangan atau pelengkap. Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP lebih dari tiga mendapat beasiswa
.

C. Pola Dasar Kalimat

SPOK 11
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek dan keterangan. Contohnya:
Dian membaca buku di kamar.
S P O K
Siswa membersihkan sampah di luar kelas.
Ayah membeli bubur untuk Caca.
SPOPel
Kalimat ini memiliki unsur-unsur subjek, prediket, objek, dan pelengkap. Contohnya:
Sinta membuang buku yang sudah tidak terpakai.
S P O Pel
Saya makan nasi yang dingin.
Diana mengirimi saya surat.
SPO
Kalimat ini memiliki unsur subjek, prediket, dan objek. Contohnya:
Rara memasak rendang.
S P O
Kikan memanggang roti.

11
Ibid., hlm. 50.
SPPel
Kalimat ini memiliki unsur subjek,predikat,dan pelengkap.
Contohnya:
Dia bermain piano.

S P Pel
Anto beternak sapi.
Dini kehilangan dompet.

SPK
Kalimat ini memiliki unsur subjek,predikat,dan keterangan.
Contohnya:
Saya pergi ke kampus.

S P K
Rizki berasal dari Bandung.
Adik makan dengan lahap.
SP (verba)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berbentuk verba.
Contohnya:
Kami berdiskusi.

S P
Lila tertidur.
Anggi menangis.

SP (nomina)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa nomina (kata benda).
Contohnya:
Kami mahasiswa.

S P
Saya pelajar.
Bu Erwin seorang Dosen.

SP (adjektiva)
Kalimat ini memiliki unsur subjek dan prediket. Prediket berupa adjektiva (kata sifat).
Contohnya:
Kami rajin.
S P
Saya lalai.

D. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan
predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi)
yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan
mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Efektif mengandung pengertian tepat
guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian
efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa
tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu:
2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti
serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat
efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif
adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh
pendengar atau pembaca

E. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:
 Memakai diksi yang tepat.
 Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP)
. Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
 Melakukan penekanan ide pokok.
 Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
 Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
 Memakai variasi struktur kalimat.
 Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
 Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
 Memperhatikan pararelisme.
 Merupakan komunikasi yang berharkat.
 Diwarnai kehematan.
 Didasarkan pada pilihan kata yang baik.

F. Syarat Kalimat Efektif

1. Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:

a. Adanya subjek dan predikat yang jelas.


Contoh kalimat kesatuan: Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah
kejahatan yang terjadi. (Salah) Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang
terjadi di rumah adat. (Benar)

b. Tidak terdapat subjek ganda Misalnya: Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh
warga desa. (Salah) Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa.
(Benar)
c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya: 2 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama (Salah) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang Misalnya: Bahasa Indonesa yang
berasal dari bahasa Melayu.(Salah) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
(Benar)

2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat
kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:

 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)

 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)

 Presiden SBY menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)

 Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)

 Dia hanya membawa badannya saja (Salah)

 Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya. (Benar)

 Para tamu-tamu (Salah)

 Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)

3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang
digunakan dalam kalimat itu. Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk
verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba. Materi terkait: Verba Transitif
dan Intransitif Serta Contohnya
Contoh kalimat keparalelan: Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan
sebuah aplikasi pada para praktikan. (Salah) Sang tutor menjelaskan, memaparkan,
dan menerapkan sebuah aplikasi

4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh kalimat efektif
kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
Kepaduan (Koherensi) Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang
padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat. Merupakan syarat dari kalimat efektif
agar diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Misalnya:

 Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)

 Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)


Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh
kalimat kepaduan:

 Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)

 Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)

5. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian
unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang
bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam
penggunaan tanda koma: Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan
berjahitan. (Salah) Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan
menjahit.(Benar) Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf Akan yuksinau.id
berikan terlebih dahulu contoh kalimat tidak efektif dalam paragraf: Saya ini
adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah di
daerah Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan
transportasi 4 umum yaitu, Trans Jogja. Selain saya, Banyak para mahasiswa
Gajah Mada yang tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas
Trans Jogja sebagai sarana transportasi. Contoh kalimat yang sudah
dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif: Saya adalah mahasiswa
Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah Stasiun Tugu. Untuk
pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans Jogja. Selain
saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi

A. Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki
kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya
kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk
dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau
kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas.
Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata)
harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata
itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak
boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan
menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai
bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek
yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun
terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai
unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang
lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah
ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap
kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya
adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai
bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

a) Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah
yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif
lengkap. Dalam merangkai kata tersebut di perlukan unsur-unsur dan pola dasar
kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi efektif. Ada lima unsur yang membentuk
sebuah kalimat,sebagai berikut:
Subjek.
Prediket.
Objek.
Pelengkap.
Keterangan.
Kelima unsur tersebut disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat
membentuk sebuah kalimat yang efektif. Berikut pola dasar pembentuk kalimat:
SPOK (Subjek-Prediket-Objek-Keterangan).
SPOPel (Subjek-Prediket-Objek-Pelengkap).
SPO (Subjek-Prediket-Objek).
SPPel (Subjek-Prediket-Pelengkap).
SPK (Subjek-Prediket-Keterangan).
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Verba .
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Nomina.
SP (Subjek-Prediket) Prediket berupa Adjektiva.

b) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya. 
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).  Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan,

c) Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan
saran bagi pembahasan materi tersebut.
Daftar Pustaka

 https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6434311/kalimat-pengertian-unsur-dan-
jenis-jenisnya

 ridhahhusna.wordpress.com/2015/10/31/kalimat-efektif/

 odeliajulita.blogspot.co.id/2012/12/contoh-paragraf-kalimat-efektif-dan.html

 http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.

 http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dankalimat-tidak-
efektif/

 http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dancontoh.html

Anda mungkin juga menyukai