KALIMAT
Dosen pengampu : Doni Subrata, S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas
Bahasa Indonesia ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu
bahwa “Kalimat’ merupakan kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan
dibangun oleh konstruksi fungsional dan tidak bergantung pada konstruksi
gramatikal yang lebih besar.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan masalah yang telah kami susun di atas, adapun
tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut:
4
4. Untuk memahami cara menyusun dan mengenal sebuah kalimat yang baik
dan efektif
5
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis fungsi kalimat (S, P, O, Pel, dan K) ketiga kalimat diatas sebagai
berikut:
Kalimat (3) belum dapat disebut sebagai kalimat karena belum berintonasi
final, belum memiliki informasi yang lengkap, dan masih dapat dilanjutkan. Akan
menjadi kalimat jika kalimat (3) dilengkapi dengan predikat, misalnya Gadis
menakjubkan itu sudah menikah.
6
2.2 Unsur-unsur Kalimat
2.2.1 Subjek
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama
orang, hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.
Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
1. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada
kalimat berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama
manusia hidup di bumi”.
2. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata
sambung) karena kata tugas mengubah fungsi nomina menjadi
keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda yang
diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu kehutanan
membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
3. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini
dikenal sebagai suara burung yang paling terancam punah di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango.”
4. Subjek bukan kata ganti tanya. Adakalanya subjek bukan sebagai kata
benda (nomina), namun pada umumnya diikuti artikel ini atau itu.
Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
5. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
6. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya
ialah tersangka tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai
keterangan.”
7. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada
awal kalimat.
2.2.2 Predikat
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.
7
Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.
2.2.3 Objek
Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif,
memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau
kelengkapan pikiran dalam kalimat.
8
berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke
Mahkamah Konstitusi.”
5. Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.
2.2.4 Pelengkap
2.2.5 Keterangan
9
2.3.1 Berdasarkan bentuk
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa atau satu
susunan struktur subjek —predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut
merupakan kalimat tunggal, yaitu dengan adanya satu informasi saja yang didapat
dari kalimat tersebut.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih
kalimat tunggal. Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang
kedudukannya setara. Jenis kalimat ini dapat ditandai dengan bentuk konjungsi dan,
tetapi, serta, atau, dan sedangkan.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas induk kalimat
dan anak kalimat atau istilah lain dalam linguistik adalah klausa utama dan klausa
subordinatif. Pada jenis kalimat ini induk kalimat (klausa utama) dapat berdiri
sendiri, sedangkan anak kalimat (klausa subordinatif) tidak bisa. Oleh karena itu,
anak kalimat sangat bergantung dengan induk kalimat agar dapat memberikan
informasi yang jelas.
10
• Ketika hujan turun — (anak kalimat) Hermawan masih berada di atas
bus — (induk kalimat) Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di
atas bus.
• Berisi informasi
• Intonasinya netral
• Tulisan diakhiri tanda baca titik (.)
Kalimat tanya adalah kalimat yang berfungsi untuk mencari tahu tentang
suatu informasi atau jawaban dari respon lawan bicara. Ciri-ciri dari kalimat ini
diantaranya:
• Berisi pertanyaan
• Tanggapannya berupa jawaban
• Dalam ragam tulis, kalimat ini diakhiri tanda baca tanya (?)
• Berisi perintah
• Intonasinya perintah (agak naik)
• Tanggapannya bentuk perbuatan (tindakan)
• Kalimat ini diakhiri tanda baca seru (!)
11
• Segera rapikan kamarmu!
• Ayo kita berangkat sekarang!
d. Kalimat Seruan
a. Kalimat Langsung
a. Kalimat Aktif
12
Berikut adalah contoh kalimat aktif:
Hal lain yang perlu diketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi
2, di antaranya:
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang dapat diikuti atau
disisipi oleh unsur objek. Dalam kalimat aktif transitif biasanya
menggunakan imbuhan me-. Selain itu, kalimat ini dapat diubah menjadi
kalimat pasif. Predikatnya:
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dapat disisipi
dengan unsur objek. Kalimat ini menggunakan predikat yang berimbuhan
ber-. Kalimat ini pun tidak bisa diubah menjadi bentuk kalimat pasif:
b. Kalimat Pasif
Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjeknya diberikan
suatu tindakan atau pekerjaan. Imbuhan yang biasanya terdapat dalam kalimat ini,
yaitu di-, ter-, ke-an, atau ter-kan. Jenis kalimat ini diikuti oleh kata depan oleh.
Contoh:
13
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis
atau pembicaranya (Sarmadan & Alu, 2015).
a. Kelogisan
Contoh:
b. Kesepadanan
Contoh:
c. Kesejajaran
Contoh:
14
d. Kehematan
Contoh:
e. Ketegasan
Penegasan kalimat seperti ini sering dijumpai pada jenis kalimat perintah,
larangan, ataupun anjuran yang biasanya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
- Kamu makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (tidak
efektif)
✓ Makanlah nasi itu sampai habis agar tidak mubazir! (efektif)
15
2.4.3 Penyuntingan Efektifitas Kalimat
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Sarmadan, & Alu, L. (2015). Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish.
18