D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja syarat untuk mencapai keefektifan sebuah kalimat ?
4. Apa saja ciri-ciri kalimat ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
1. Pengertian kalimat menurut Keraf (1984:156)
mendefinisikan kalimat sebagai satu bagian dari ujaran
yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
2. Pengertian kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254)
menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran
yang utuh secara ketatabahasaan.
3. Pengertian kalimat menurut Slametmuljana (1969)
menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata
yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang
bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata,
mungkin lebih.
4. Pengertian kalimat menurut Kridalaksana (2001:92)
kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual
maupun potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang
menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang
merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa,
yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan,
salam, dan sebagainya.
5. Menurut ahli tata bahasa tradisional dalam buku
Chaer (1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap”.
6. Menurut Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan,
kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-
lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik
asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.
7. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan
bahwa kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks
4
(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
kebahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh
alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi
selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan
adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Sekurang-
kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah
predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah
frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.1
Dari rumusan itu bias disimpulkan, bahwa yang penting atau
yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final,
sebab konjungsi hanya ada kalo diperlukan. Konstituen dasar itu
biasanya berupa klausa. Jadi, pada sebuah klausa diberi intonasi final,
maka akan terbentuk kalimat itu. Dari rumusan itu, bisa disimpulkan
pula,bahwa konstituen dasar itu bisa juga tidak berupa klausa (karena
dikatakan biasanya berupa klausa), melainkan bisa juga berupa kata
atau frasa. Hanya mungkin status kekalimatannya tidak sama. Kalimat
yang konstituen dasarnya berupa klausa tentu saja menjadi kalimat
mayor atau kalimat bebas. Sedangkan yang konstituen dasarnya
berupa kata atau frasa tidak dapat menjadi kalimat bebas melainkan
hanya menjadi kalimat terikat.
Jika diperhatikan benar konstituen yang terbentuk kalimat inti
dalam Bahasa Indonesia, akan tampak bahwa salah satu konstituen itu
memegang peran yang sangat besar dari yang lain. Konstituen itu
seolah-olah menentukan konstituen lain yang mana yang boleh atau
harus muncul dalam kalimat tersebut. Konstituen yang mempunyai
peranan lebih itu dinamakan pusat, sedangkan konstituen lain yang
1
PendidikanBahasa.2012.http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2012/09/kesepadanan_
dan_keparalelan_dalam.html?m=1. (diakses pada 23 Oktober 2019)
5
wajib hadir dinamakan pendamping. Pada kalimat yang memakai
verba, pusat adalah verba sedangkan pendamping adalah nomina.2
2
Bitar “Kalimat : Pengertian, Contoh, Ciri, Unsur, Struktur dan Jenis” https://www.guru
pendidikan.co.id/pengertian-kalimat/ (Diakses 23 Oktober 2019)
6
Seorang rektor harus mempunyai wawasan yang luas dan harus
menjunjung tinggi etika profesi.
Contoh diatas adalah kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk
setara mempunyai ciri dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
dan kedudukan setiap kalimat sederajat.
Penghubungnya menghubungkan klausa-klausa dalam kalimat
majemuk setara, jumlahnya ada beberapa, Penjumlahan (dan, serta,
baik, maupun), Pertentangan (bukannya, melainkan, tetapi,
sedankan), Pemilihan (atau), dan Perurutan (lalu, kemudian).
Karyawan tetap bekerja di kampus ketika para dosen dan
mahasiswa menikmati hari libur.
Contoh diatas adalah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk
bertingkat berbeda konstruksinya dari kalimat majemuk setara,
perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak
setara karena kedua merupakan perluasan dari klausa pertama.
Karena itu, konjungsi yang menghubungkan klausa.
Klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungsi
pada kalimat majemuk setara. Waktu (sejak, sedari, sewaktu), Syarat
(jika, seandainya, andaikata), Tujuan (agar, supaya, untuk), K
onsesif (sekalipun, meskipun, biarpun), Perbandingan (seperti,
bagaikan, laksana), Penyebaban (sebab, karena, olehkarena),
Pengakibatan (sehingga, maka), Cara (dengan, tanpa), dan K
emiripan (seolah-olah, seakan-akan).3
7
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah
kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat
yang predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat juga memiliki
bentuk perintah, bergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya,
kalimat yang bukan verbal atau adjektival tidak memiliki bentuk
perintah. Berikut contoh kalimat perintah.
Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!
Pergilah ke sekolah!
Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan
tanda seru (!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam bentuk
lisan, nadanya agak naik sedikit.
a) Kalimat Perintah Taktransitif
Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah
berikut :
Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina
persona kedua.
Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit
memperhalus isisnya.
Contoh :
Anda naik bus kota sekali-kali.
Naik bus kota sekali-kali!
Naiklah bus kota sekali-kali!
Kamu berlibur ke tempat nenekmu.
Berliburlah ke tempat nenekmu!
Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun
yang turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa.
8
menjadi bentuk perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan
prefiks meng- dari verbanya. Kalimat (a) adalah kalimat berita,
sedangkan kalimat (b) kalimat perintah.
Engkau mencari pekerjaan apa saja.
Carilah pekerjaan apa saja.
Kamu membelikan adikmu seatu baru.
Belikanlah adikmu sepatu baru.
Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.
Berangkatkan kereta itu sekarang.
4
Scribd.2016.www.scribd.com/mobile/doc/113470525/jenis_kalimat_menurut_fungsi_isiny
a. (diakses pada 23 Oktober 2019)
9
maka kita memberitakan kejadian itu. Kalimat berita dapat
bermacam-macam, sebagai berikut:
Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor.
Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.
Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.
Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang
memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang pasif,
dan sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai komunikatifnya, maka
kalimat diatas adalah sama, yakni semua merupakan kalimat berita.
Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja.
Asalkan isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya,
kalimat berita diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentik lisan, nada
suara berakhir dengan nada turun.5
c. Kalimat tanya (Interogatif)
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh
suatu informasi atau jawaban yang diharapkan. Biasanya diakhiri
dengan tanda tanya (?). K ata tanya yang digunakan adalah
bagaimana, dimana, kapan, berapa. Contohnya: Mengapa gedung ini
dibangun tidak sesuai dengan aslinya?
d. Kalimat Seru (Ekslamatif)
Kalimat Tanya adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkap-
kan perasaan yang kuat atau yang mendadak. Biasanya diakhiri
dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.). Contohnya : Aduh,
pekerjaan rumah saya tertinggal !.6
5
Ahmad Rifai.2013. http://ahmad-rifai-uin.blogspot.com/2013/04/jenis-kalimatii.html?m=
1. (diakses pada 23 Oktober 2019)
6
Bitar “Kalimat : Pengertian, Contoh, Ciri, Unsur, Struktur dan Jenis” https://www.guru
pendidikan.co.id/pengertian-kalimat/ (Diakses 23 Oktober 2019)
10
2.3. Kalimat Efektif dan Transfortasi Kalimat Efektif
2.3.1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan
informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat
sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami
oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun
hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel.
Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun
menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
1. ira.
2. ira belajar.
3. ira belajar bahasa Indonesia.
4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.
11
6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan
negasi dalam bentuk kalimat.7
7
Irwan Siagian, M.Pd., dkk.2015.Bahasa Indonesia1.Jakarta.Unindra Press
12
Contoh:
a. Almari itu dipakai tempat baju.
b. Almari itu dijual.
Contoh:
a. Almari itu dipakai tempat baju.
b. Almari itu dijual.
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi
depan (bagian depan/kontur depan)
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti
kalimat diatas.
Contoh:
a. Hujan turun dan sudah wisuda.
b. Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis
nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.
13
c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.
8
Bitar “Kalimat : Pengertian, Contoh, Ciri, Unsur, Struktur dan Jenis” https://www.guru
pendidikan.co.id/pengertian-kalimat/ (Diakses 23 Oktober 2019)
14
2. Kepaduan (Kohorensi)
Yang dimaksud dengan kohorensi adalah terjadinya hubungan yang
pada antara unsur-unsur pembentuk kalimat.
3. Keparalelan
Keparalelan adalah terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama
pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
4. Ketetapan
Ketetapan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur
yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang
bulat dan pasti diantara semua yang berperan dalam pembentukan
kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. tetapi
perlu diingat kadang-kadang kita harus memilih dengan akurat satu kata,
satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi
terciptanya makna yang bulat dan pasti.
5. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan adalah adanya upaya menghindari
pemakaian yang tidak perlu.
6. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang
logis atau masuk akal. Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya,
sudah benar pula pemakaian tanda bacanya, kata, atau frasanya, dapat
menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa.9
15
5. Menggunakan urutan logis setiap kata atau kelompok kata yang
mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun
dalam satuan menurut fungsinya.
6. Mengandung, satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
7. Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-
kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling
berhubungan. Hubungan dijalin dalam konjungsi, pronominal atau
kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.
16
3. Kalimat dasar berpola S P O Pel
Contoh :
Supir bus mengemudikan busnya sembarangan.
S P O Pel
10
Bitar “Kalimat : Pengertian, Contoh, Ciri, Unsur, Struktur dan Jenis” https://www.guru
pendidikan.co.id/pengertian-kalimat/ (Diakses 23 Oktober 2019)
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat/
Man Fichtive Makalah Kalimat https://www.academia.edu/31871403/
MAKALAH_KALIMAT (Diakses 23 Oktober 2019)
PendidikanBahasa.2012.http://blogpendidikanbahasa.blogspot.com/2012/09
/kesepadanan_dan_keparalelan_dalam.html?m=1. (diakses pada 23
Oktober 2019)
Ahmad Rifai.2013. http://ahmad-rifai-uin.blogspot.com/2013/04/ jenis-
kalimat-ii.html?m=1. (diakses pada 23 Oktober 2019)
Scribd.2016.www.scribd.com/mobile/doc/113470525/jenis_kalimat_menu
rut_fungsi_isinya. (diakses pada 23 Oktober 2019)
Irwan Siagian, M.Pd., dkk.2015.Bahasa Indonesia1.Jakarta.Unindra Press
18