Disusun oleh :
Baso Rifqullah Fachri 031 2018 0387
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan
salah satu kewajiban dari mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan merupakan
Makalah kami buat sesuai dengan batas kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu sangat berterima kasih apabila ada di antara pembaca yang
Di samping itu, tak lupa kami berterima kasih kepada dosen dan teman-
teman yang telah membimbing kami serta bantuan dari teman-teman sehingga
Amin……!
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata merupakan unsur pembentuk kalimat. Kata adalah unsur bebas terkecil
yang bermakna. Disebut sebagai unsur bebas terkecil karena kata dapat berdiri
sendiri, yakni diucapkan atau dituliskan terpisah dari kata-kata yang lain. Sebagai
unsur kalimat yang bermakna, kata digunakan untuk mewadahi dan menyampaikan
pesan. Dengan demikian, kata menjadi salah satu unsur pembentuk kalimat yang
Sebuah kata akan mendukung terbentuknya kalimat efektif apabila kata itu
dengan tepat dan memiliki kesanggupan untuk menimbulkan kembali gagasan itu
dengan tepat pula pada benak (pikiran dan atau Perasaan) mitra tutur.Kemampuan
memilih kata merupakan salah satu bagian kemampuan menyusun kalimat efektif.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat.
Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah
pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa
kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang
diinginkan penulis terhadap pembaca. Oleh karena itu untuk lebih memahami
karakteristik kalimat efektif dalam makalah ini akan dibahas secara lebih jelas
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Arti kata efektif menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah berhasil
guna. Kataefektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-
tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai
Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
atau pembaca dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat itu
sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penutur. Dengan kata lain, kalimat
tepat dan dapat dipahami secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula oleh
bahwa kalimat efektif tidak saja menyampaikan pesan, berita, atau amanat, tetapi
juga merakit gagasan gagasan ke dalam bentuk yang lebih kompleks dan kesatuan
pikiran yang utuh. Razak (dalam Doyin dan Wagiran, 2009:49) mengungkapkan
bahwa kalimat efektif dikenal dalam hubungannya dengan fungsi kalimat sebagai
3
penyampaian dan penerimaan pesan berlangsung dengan sempurna. Sebagai alat
komunikasi, kalimat dikatakan efektif jika dapat mencapai sasarannya dengan baik.
Ada dua pihak yang terlibat yaitu yang menyampaikan dan yang menerima pesan,
informasi, atau gagasan kepada penerima informasi sesuai dengan yang ada di
benak si penyampai.
adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan, informasi, atau gagasan dari
penutur atau penulis, sehingga pendengar atau pembaca dapat menangkap pesan
penggunaan bahasa.
Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan keterikatan itu, kalimat
efektif dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur itu dapat dilihat pada
4
Contoh:
Dalam contoh (1) bukanlah kalimat karena tidak mengikuti kaidah struktur,
contoh (2) adalah kalimat yang masih mengandung kesalahan struktur, sedangkan
contoh (3) adalah kalimat yang mengikuti kaidah struktur tanpa kesalahan.
Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa struktur kalimat berada dalam
berstruktur benar.
memiliki hubungan yang jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna yang
terkandung di dalamnya juga jelas. Pada tataran frasa, dapat membedakan makna
tadi pagi dan pagi tadi, ayah almarhum dan almarhum ayah, usulan dana dan dana
usulan berdasarkan hukum D-M. unsur yang di depan pada frasa itu menjadi unsur
inti, sedangkan unsur yang di belakang menjadi unsur atribut atau penjelas. Pada
5
b. Persyaratan kecocokan
dalam konteks. Kalimat (1), (2), (3), dan (4) berikut sudah memenuhi persyaratan
kebenaran, tetapi hanya pada contoh (1) dan (2) yang memenuhi persyaratan
kecocokan.
3) Kemungkinan akan ada hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada.
4) Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan. Gerimis
efektif. Artinya kalimat tersebut harus jelas, benar, dan hemat sehingga mudah
dipahami oleh orang lain secara tepat. Menurut Doyin dan Wagiran (2009:50)
1. Memiliki kehematan
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak
menyalahi kaidah tata bahasa. Kalimat efektif perlu menghindari penggunaan kata
6
yang mubazir. Apabila kata-kata dalam sebuah kalimat dapat dihilangkan tanpa
Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud
kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat
Contoh:
kerudung, yang semestinya dapat diubah menjadi berkerudung. Awalan ber- pada
kata berkerudung memiliki makna mengenakan. Selain itu, pemakaian kata nama
juga mubazir karena Fatimah pada akhir kalimat sudah menunjukkan nama.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi “Gadis berkerudung putih itu Fatimah”.
b. Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak
efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
7
2. Memiliki pemusatan perhatian atau penekanan
menonjolkan salah satu bagian dalam kalimat sesuai dengan kebutuhan. Kalimat
Contoh: “Kami memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai ketua RT”
disampaikan secara datar. Kalimat tersebut akan memiliki unsur penekanan jika
diubah menjadi (a) “Kamilah yang memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai
ketua RT”, (b) “Yang memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai ketua RT adalah
kami”, (c) “Pak Damar Asa Pramudya kami pilih sebagai ketua RT”. Kalimat (a)
menekankan perilaku, yaitu kami yang memilih, bukan orang lain, kalimat (b)
Damar Asa Pramudya yang kami pilih, bukan orang lain. dengan adanya penekanan
atau pemusatan perhatian, informasi yang disampaikan oleh kalimat menjadi lebih
terfokus.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
8
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
Contoh:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
dan –kah.
Contoh:
kalimat tersebut memiliki struktur gramatikal yang utuh. Subjek, predikat, dan
objeknya harus jelas dan saling mendukung dalam membentuk satu kesatuan
gagasan. Arifin dan pusat bahasa (dalam Doyin dan Wagiran, 2009:50)
9
menyampaikan secara eksplisit bahwa subjek kalimat tidak boleh didahului dengan
preposisi, predikat tidak didahului dengan kata “yang” serta kalimat tidak buntung.
Kalimat buntung adalah kalimat yang memiliki predikat verba transitif yang
seharusnya diikuti oleh objek tetapi dihilangkan. Kalimat “Dalam buku ini
mengandung pelajaran filsafat” merupakan kalimat yang tidak utuh karena tidak
penggunaan preposisi “dalam” yang tidak tepat. Kalimat tersebut akan menjadi
kalimat yang utuh bila diubah menjadi “Buku ini mengandung pelajaran filsafat”.
dikatakan tidak padu jika keliru dalam menggunakan preposisi atau konjungsi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat,
yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
b. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
Contoh:
10
a. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
kalimat yang tidak padu karena informasi pada klausa pertama tidak seiring dengan
bahasa yang sama atau berkontruksi bahasa yang sama yang digunakan dalam
susunan serial. Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau
imbuhan yang digunakan dalam kalimat tersebut. Jika pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata
kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me-.
Contoh:
berbahaya sebab pencegahan dan cara pengobatannya tidak ada yang tahu.
11
b. Ayah muda menimang mesra putra sulungnya, mendendangkan lagu, dan
bercanda.
Kata yang dicetak miring pada kalimat (a) tidak paralel dalam penggunaan awalan.
bercanda yang bukan berupa frase. Kedua kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi
kalimat berikut:
mengajakbercanda.
c. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
6. Memiliki kevariasian
membaca kalimat yang pola dan bentuknya sama. Paragraf memerlukan pola dan
jenis kalimat yang bervariasi. Variasi kalimat dapat terjadi dalam beberapa hal,
antara lain:
12
a. Cara memulai kalimat, misalnya kalimat dimulai dengan subjek, dengan
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kalimat
efektif:
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
2. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
Contoh:
13
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
3. Keharmonisan
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang dibuat harus harmonis antara
pola berpikir dan struktur bahasa. Agar kalimat menjadi harmonis, setiap kalimat
a. Subjek
Subyek (S) adalahbagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, benda,
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.
Ciri-ciri subjek yaitu: (1) jawaban apa atau siapa, (2) dapat didahului oleh kata
bahwa, (3) berupa kata atau frasa benda (nomina), (4) dapat disertai kata ini atau
itu, (5) dapat disertai pewatas yang, (6) tidak didahului preposisi di, dalam, pada,
b. Predikat
Predikat(P) adalah bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan atau
dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status,
ciri, atau jati diri subjek.Predikat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) bagian
kalimat yang menjelaskan pokok kalimat, 2) dalam kalimat susun biasa, predikat
berada langsung di belakang subjek, 3) predikat umumnya diisi oleh verba atau
frasa verba, 4) dalam kalimat susun biasa (S-P) predikat berintonasi lebih rendah,
dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat)
14
c. Obyek
Objek (O) merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat yang
d. Pelengkap
Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan obyek.
e. Keterangan
Keterangan (ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tidak wajib dalam kalimat, 2) keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak
struktur dan makna kalimat. Fungsi keterangan ini memiliki banyak jenis, misalnya
keterangan tempat, waktu, alat, cara, tujuan, perbandingan, sebab, akibat, syarat,
dll.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
sehingga pendengar atau pembaca dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan
penggunaan bahasa.
kevariasian.
3.2 Saran
Penulis harus memeperhatikan penggunaan kalimat terutama dalam hal
apakah kalimat yang ditulisnya sudah efektif atau belum agar hasil tulisannya
16
DAFTAR PUSTAKA
http://pujirokhayanti999.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-kalimat-efektif.html
17