Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PEMBENTUKAN KALIMAT EFEKTIF”

Disusun oleh :
Baso Rifqullah Fachri 031 2018 0387

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan

salah satu kewajiban dari mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan merupakan

kewajiban bagi setiap mahasiswa Teknik Sipil.

Makalah kami buat sesuai dengan batas kemampuan yang kami miliki. Oleh

karena itu sangat berterima kasih apabila ada di antara pembaca yang

menyampaikan saran serta kritikan demi untuk kesempurnaan makalah ini.

Di samping itu, tak lupa kami berterima kasih kepada dosen dan teman-

teman yang telah membimbing kami serta bantuan dari teman-teman sehingga

laporan ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua.

Amin……!

Makassar, 7 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian ........................................................................................... 3

2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif ............................................................ 4

2.3 Ciri-Ciri Kalimat Efektif .................................................................... 4

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

3.1 Simpulan ........................................................................................... 16

3.2 Saran ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata merupakan unsur pembentuk kalimat. Kata adalah unsur bebas terkecil

yang bermakna. Disebut sebagai unsur bebas terkecil karena kata dapat berdiri

sendiri, yakni diucapkan atau dituliskan terpisah dari kata-kata yang lain. Sebagai

unsur kalimat yang bermakna, kata digunakan untuk mewadahi dan menyampaikan

pesan. Dengan demikian, kata menjadi salah satu unsur pembentuk kalimat yang

sangat menentukan tingkat keefektifan kalimat.

Sebuah kata akan mendukung terbentuknya kalimat efektif apabila kata itu

memiliki kesanggupan untuk mewadahi gagasan yang akan diungkapkan penutur

dengan tepat dan memiliki kesanggupan untuk menimbulkan kembali gagasan itu

dengan tepat pula pada benak (pikiran dan atau Perasaan) mitra tutur.Kemampuan

memilih kata merupakan salah satu bagian kemampuan menyusun kalimat efektif.

Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat.

Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah

memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran

pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa

kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang

diinginkan penulis terhadap pembaca. Oleh karena itu untuk lebih memahami

karakteristik kalimat efektif dalam makalah ini akan dibahas secara lebih jelas

tentang kalimat efektif tersebut

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apasajakah syarat-syarat kalimat efektif?

3. Apasajakah ciri-ciri kalimat efektif?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian kalimat efektif.

2. Mendeskripsikan syarat-syarat kalimat efektif.

3. Menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Arti kata efektif menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah berhasil

guna. Kataefektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan

pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai

pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah

ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Menurut Kanzunnudin (2011:105), kalimat efektif adalah kalimat yang

memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar

atau pembaca dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat itu

sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penutur. Dengan kata lain, kalimat

efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara

tepat dan dapat dipahami secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula oleh

pembaca atau pendengar.Parera (dalam Doyin dan Wagiran, 2009:49) menyatakan

bahwa kalimat efektif tidak saja menyampaikan pesan, berita, atau amanat, tetapi

juga merakit gagasan gagasan ke dalam bentuk yang lebih kompleks dan kesatuan

pikiran yang utuh. Razak (dalam Doyin dan Wagiran, 2009:49) mengungkapkan

bahwa kalimat efektif dikenal dalam hubungannya dengan fungsi kalimat sebagai

alat komunikasi. Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses

3
penyampaian dan penerimaan pesan berlangsung dengan sempurna. Sebagai alat

komunikasi, kalimat dikatakan efektif jika dapat mencapai sasarannya dengan baik.

Ada dua pihak yang terlibat yaitu yang menyampaikan dan yang menerima pesan,

gagasan, atau informasi. Kalimat yang efektif dapat menyampaikan pesan,

informasi, atau gagasan kepada penerima informasi sesuai dengan yang ada di

benak si penyampai.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif

adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan, informasi, atau gagasan dari

penutur atau penulis, sehingga pendengar atau pembaca dapat menangkap pesan

yang ingin disampaikan oleh penutur atau penulis secara tepat.

2.2 Syarat-syarat kalimat efektif

Kalimat efektif dapat diwujudkan dengan memperhatikan persyaratan yang

berlaku. Setidaknya,ada persyaratan yang harus diperhatikan, yakni persyaratan

kebenaran struktur (correctness) dan persyaratan kecocokkan konteks

(appropriacy), sesuai yang dikemukakan oleh Widdowson (1979) tentang

penggunaan bahasa.

a. Persyaratan kebenaran struktur

Kalimat efektif terikat pada kaidah struktur. Dengan keterikatan itu, kalimat

efektif dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur itu dapat dilihat pada

hubungan antarunsur kalimat.

4
Contoh:

1) Saya sarankan sudah agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota

semuanya dapat hadir.

2) Saya sudah sarankan agar rapat ditunda pelaksanaannya agar anggota

semuanya dapat hadir.

3) Sudah saya sarankan agar pelaksanaan rapat ditunda agar semua

anggota dapat hadir.

Dalam contoh (1) bukanlah kalimat karena tidak mengikuti kaidah struktur,

contoh (2) adalah kalimat yang masih mengandung kesalahan struktur, sedangkan

contoh (3) adalah kalimat yang mengikuti kaidah struktur tanpa kesalahan.

Dari uraian tersebut, dapat dilihat bahwa struktur kalimat berada dalam

rentangan kebenaran struktur. Ada yang betul-betul tidak berstruktur,ada yang

berstruktur tetapi mengandung kesalahan struktur, dan ada yang betul-betul

berstruktur benar.

Kalimat yang berstruktur benar adalah kalimat yang unsur-unsurnya

memiliki hubungan yang jelas. Dengan hubungan fungsi yang jelas itu, makna yang

terkandung di dalamnya juga jelas. Pada tataran frasa, dapat membedakan makna

tadi pagi dan pagi tadi, ayah almarhum dan almarhum ayah, usulan dana dan dana

usulan berdasarkan hukum D-M. unsur yang di depan pada frasa itu menjadi unsur

inti, sedangkan unsur yang di belakang menjadi unsur atribut atau penjelas. Pada

tataran kalimat, unsur-unsur yang memiliki fungsi sintaktis seperti subjek,

predikat,objek, pelengkap, dan keterangan juga harus jelas.

5
b. Persyaratan kecocokan

Persyaratan kecocokan adalah persyaratan yang mengatur ketepatan kalimat

dalam konteks. Kalimat (1), (2), (3), dan (4) berikut sudah memenuhi persyaratan

kebenaran, tetapi hanya pada contoh (1) dan (2) yang memenuhi persyaratan

kecocokan.

1) Belum ada hujan di daerah yang mengalami kekurangan air itu.

Gerimis pun tak pernah ada.

2) Sudah lama tidak hujan. Gerimis pun tak pernah ada.

3) Kemungkinan akan ada hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada.

4) Pada musim kemarau hanya ada satu atau dua kali hujan. Gerimis

pun tak pernah ada.

2.3 Ciri-ciri kalimat efektif

Kalimat yang digunakan dalam karangan ilmiah haruslah kalimat yang

efektif. Artinya kalimat tersebut harus jelas, benar, dan hemat sehingga mudah

dipahami oleh orang lain secara tepat. Menurut Doyin dan Wagiran (2009:50)

sebuah kalimat dikatakan efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam

mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak

menyalahi kaidah tata bahasa. Kalimat efektif perlu menghindari penggunaan kata

6
yang mubazir. Apabila kata-kata dalam sebuah kalimat dapat dihilangkan tanpa

mengubah makna kalimat berarti kalimat tersebut menggunakan kata-kata mubazir.

Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud

kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat

melakukan penghematan, yaitu:

a. Menghilangkan pengulangan subjek.

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

a. Nama gadis yang mengenakan kerudung putih itu Fatimah.

Kalimat tersebut menggunakan kata-kata yang mubazir, yaitu yang mengenakan

kerudung, yang semestinya dapat diubah menjadi berkerudung. Awalan ber- pada

kata berkerudung memiliki makna mengenakan. Selain itu, pemakaian kata nama

juga mubazir karena Fatimah pada akhir kalimat sudah menunjukkan nama.

Kalimat tersebut dapat diubah menjadi “Gadis berkerudung putih itu Fatimah”.

b. Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak

efektif)

Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

c. Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)

Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

7
2. Memiliki pemusatan perhatian atau penekanan

Pemusatan perhatian atau penekanan adalah adanya upaya penulis untuk

menonjolkan salah satu bagian dalam kalimat sesuai dengan kebutuhan. Kalimat

aktif digunakan untuk menonjolkan unsur pelaku. Sebaliknya kalimat pasif

digunakan untuk menonjolkan unsur hasil tindakan atau objek.

Contoh: “Kami memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai ketua RT”

kalimat tersebut tidak memiliki unsur penekanan sehingga informasi hanya

disampaikan secara datar. Kalimat tersebut akan memiliki unsur penekanan jika

diubah menjadi (a) “Kamilah yang memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai

ketua RT”, (b) “Yang memilih Pak Damar Asa Pramudya sebagai ketua RT adalah

kami”, (c) “Pak Damar Asa Pramudya kami pilih sebagai ketua RT”. Kalimat (a)

menekankan perilaku, yaitu kami yang memilih, bukan orang lain, kalimat (b)

menekankan tindakan memilih, bukan mengangkat”, kalimat (c) menekankan Pak

Damar Asa Pramudya yang kami pilih, bukan orang lain. dengan adanya penekanan

atau pemusatan perhatian, informasi yang disampaikan oleh kalimat menjadi lebih

terfokus.

Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada

kesempatan lain.

8
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

(ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya.

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.

Contoh:

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan

kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun,

dan –kah.

Contoh:

Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

3. Memiliki keutuhan atau kesatuan gagasan

Sebuah kalimat dikatakan memiliki keutuhan atau kesatuan gagasan jika

kalimat tersebut memiliki struktur gramatikal yang utuh. Subjek, predikat, dan

objeknya harus jelas dan saling mendukung dalam membentuk satu kesatuan

gagasan. Arifin dan pusat bahasa (dalam Doyin dan Wagiran, 2009:50)

9
menyampaikan secara eksplisit bahwa subjek kalimat tidak boleh didahului dengan

preposisi, predikat tidak didahului dengan kata “yang” serta kalimat tidak buntung.

Kalimat buntung adalah kalimat yang memiliki predikat verba transitif yang

seharusnya diikuti oleh objek tetapi dihilangkan. Kalimat “Dalam buku ini

mengandung pelajaran filsafat” merupakan kalimat yang tidak utuh karena tidak

memiliki subjek. Hilangnya fungsi subjek dalam kalimat tersebut karena

penggunaan preposisi “dalam” yang tidak tepat. Kalimat tersebut akan menjadi

kalimat yang utuh bila diubah menjadi “Buku ini mengandung pelajaran filsafat”.

4. Memiliki kepaduan atau perpautan

Kalimat dikatakan memilikikepaduan atau perpautan jika kalimat tersebut

memiliki hubungan yang logis diantara unsur-unsur di dalam kalimatnya. Kalimat

dikatakan tidak padu jika keliru dalam menggunakan preposisi atau konjungsi.

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam

kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat,

yaitu:

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir

yang tidak simetris.

b. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:

10
a. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota

yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)

Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan

rasa kemanusiaan. (efektif)

b. Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)

Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

c. Karena ayah kemarin libur, maka ia memperbaiki talang dan atap.(merupakan

kalimat yang tidak padu karena informasi pada klausa pertama tidak seiring dengan

informasi pada klausa kedua. Hal ini mengakibatkan kerancuan informasi).

Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi “Karena kemarin libur, ayah

memperbaiki talang dan atap”.

5. Kesejajaran atau paralelisme

Kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk

bahasa yang sama atau berkontruksi bahasa yang sama yang digunakan dalam

susunan serial. Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau

imbuhan yang digunakan dalam kalimat tersebut. Jika pertama menggunakan verba,

bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata

kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja

berimbuhan me-.

Contoh:

a. Alzheimer alias pikun merupakan penyakit yang paling mengerikan dan

berbahaya sebab pencegahan dan cara pengobatannya tidak ada yang tahu.

11
b. Ayah muda menimang mesra putra sulungnya, mendendangkan lagu, dan

bercanda.

Kata yang dicetak miring pada kalimat (a) tidak paralel dalam penggunaan awalan.

Sedangkan pada kalimat (b) ketidakparalelan terjadi pada penggunaan kata

bercanda yang bukan berupa frase. Kedua kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi

kalimat berikut:

a. Alzheimer alias pikun merupakan penyakit yang paling mengerikan dan

membahayakan sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu.

b. Ayah muda menimang mesra putra sulungnya, mendendangkan lagu, dan

mengajakbercanda.

c. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)

Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

d. Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)

Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

6. Memiliki kevariasian

Kevariasian digunakan untuk menghindarkan pembaca dari kebosanan karena

membaca kalimat yang pola dan bentuknya sama. Paragraf memerlukan pola dan

jenis kalimat yang bervariasi. Variasi kalimat dapat terjadi dalam beberapa hal,

antara lain:

12
a. Cara memulai kalimat, misalnya kalimat dimulai dengan subjek, dengan

predikat, dengan modalitas, atau dengan frase.

b. Panjang pendeknya kalimat.

c. Jenis kalimat, misalnya kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah.

d. Penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kalimat

efektif:

1. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu

(menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan

tidak efektif).

Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah

(efektif).

2. Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan

penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam

kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Contoh:

Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)

13
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

3. Keharmonisan

Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yang dibuat harus harmonis antara

pola berpikir dan struktur bahasa. Agar kalimat menjadi harmonis, setiap kalimat

yang dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya, seperti subjek,

predikat, pelengkap, dan keterangan.

a. Subjek

Subyek (S) adalahbagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, benda,

sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.

Ciri-ciri subjek yaitu: (1) jawaban apa atau siapa, (2) dapat didahului oleh kata

bahwa, (3) berupa kata atau frasa benda (nomina), (4) dapat disertai kata ini atau

itu, (5) dapat disertai pewatas yang, (6) tidak didahului preposisi di, dalam, pada,

kepada, bagi, untuk, dan lain-lain.

b. Predikat

Predikat(P) adalah bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan atau

dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status,

ciri, atau jati diri subjek.Predikat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) bagian

kalimat yang menjelaskan pokok kalimat, 2) dalam kalimat susun biasa, predikat

berada langsung di belakang subjek, 3) predikat umumnya diisi oleh verba atau

frasa verba, 4) dalam kalimat susun biasa (S-P) predikat berintonasi lebih rendah,

5) predikat merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah, 6) predikat

dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat)

ataubagaimana (pokok kalimat).

14
c. Obyek

Objek (O) merupakan bagian kalimat yang berfungsi melengkapi predikat yang

berupa kata kerja transitif.

d. Pelengkap

Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang memiliki kesamaan dengan obyek.

e. Keterangan

Keterangan (ket) merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut

tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. Keteranganmempunyaiciri-ciri

sebagai berikut: 1) umumnya merupakan keterangan tambahan atau unsur yang

tidak wajib dalam kalimat, 2) keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak

struktur dan makna kalimat. Fungsi keterangan ini memiliki banyak jenis, misalnya

keterangan tempat, waktu, alat, cara, tujuan, perbandingan, sebab, akibat, syarat,

dll.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesandaripenulis,

sehingga pendengar atau pembaca dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan

oleh penutur atau penulis secara tepat.

Kalimat efektif dapat diwujudkan dengan memperhatikan persyaratan yang

berlaku. Setidaknya,ada persyaratan yang harus diperhatikan, yakni persyaratan

kebenaran struktur (correctness) dan persyaratan kecocokkan konteks

(appropriacy), sesuai yang dikemukakan oleh Widdowson (1979) tentang

penggunaan bahasa.

Menurut Doyin dan Wagiran (2009:50) sebuah kalimat dikatakan efektif

jika memiliki kehematan, pemusatan perhatian atau penekanan, keutuhan atau

kesatuan gagasan, kepaduan atau perpautan, kesejajaran atau paralelisme dan

kevariasian.

3.2 Saran
Penulis harus memeperhatikan penggunaan kalimat terutama dalam hal

apakah kalimat yang ditulisnya sudah efektif atau belum agar hasil tulisannya

mudah dipahami oleh pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://pujirokhayanti999.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-kalimat-efektif.html

17

Anda mungkin juga menyukai