pengembangan Paragraf
01 Kalimat
02 Kata Baku
Pengembangan
03 Paragraf
04 Paragraf
Membacalah agar kamu mengenal dunia
dan menulislah agar kamu dikenal dunia
—Cahyo Hasanudin
01
Kalimat
Hakikat
Kalimat
Kalimat merupakan untai kata yang mengandung
pengertian lengkap. Untai kata ini bisa dibentuk
dengan minimal dua kata atau lebih. Dua kata ini harus
mengandung pengertian lengkap. Pengertian lengkap
biasanya ditandai dengan adanya subjek dan predikat,
dan bila dibalik susunannya (diinversikan) tidak
mengubah pengertian kalimat semula (Putrayasa,
2013)
Hakikat
Kalimat
Kridalaksana (2008) menjelaskan bahwa kalimat
adalah: 1) Satuan bahasa yang secara relatif berdiri
sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual maupun potensial terdiri dari klausa, 2) Klausa
bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan,
satuan preposisi yang merupakan gabungan klausa
atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan
yang bebas; jawaban minimal, seruan, salam dsb; 3)
Konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih
klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat
berdiri sendiri sebagai satuan”.
satuan gramatikal itu dapat
berupa
Wacana
Kalimat
Klausa
Frasa
Kata
Morfem*
Tunggal
Majemuk
Jenis Setara
Kalimat Majemuk
Majemuk
Bertingkat
Majemuk
campuran
Jenis Kalimat
Hakikat Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau
penulis (Kusumaningsih 201).
kevariasian struktur kalimat, yang meliputi: (1) cara memulai kalimat, yaitu
subjek pada awal kalimat dan predikat pada awal kalimat, serta (2) frasa pada
awal kalimat
02
Kata Baku dan
Tidak Baku
Kata Baku dan Nonbaku
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara
pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-
kaidah standar. Kaidah standar dapat berupa pedoman
ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum.
Sebaliknya, bahasa tidak baku adalah ragam bahasa yang
cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi
kaidah-kaidah standar tersebut.
Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku
berkaitan dengan situasi dan kondisi pemakaiannya.
Ragam bahasa baku biasanya digunakan dalam situasi
resmi, seperti acara seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan
lain-lain. Adapun ragam bahasa tidak baku umumnya
digunakan dalam komunikasi sehari-hari yang tidak bersifat
resmi.
Fungsi bahasa baku
Dardiri (2008)
Ciri-ciri paragraf yang baik
Adapun paragraf yang baik harus memenuhi 4 syarat menurut
Rastuti (2011) yaitu,
1) Kelengkapan
Kusumaningsih, D., dkk. (2013). Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta, Indonesia: Andi Offset.
Finoza, L. (2005). Aneka Surat Sekretaris & Bisnis Indonesia. Jakarta, Indonesia: Diksi Insan Mulia.
Tarigan, H. Gr. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung, Indonesia : Angkasa.
Lestari, R. F. (2019). Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Narasi Mahasiswa Teknik Angkatan 2017
Universitas PGRI Banyuwangi. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3(1), 73-82. doi
https://doi.org/10.24176/kredo.v3i1.3924.
Akhadiah, S. dkk. (1990). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta, Indonesia: Penerbit Erlangga.
Suladi. (2014). Paragraf. Jakarta, Indonesia: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud
Terima
Kasih