Anda di halaman 1dari 22

Fungsi paragraf/Alinea

Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:


a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun
logis dalam satu kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca
dapat memahami dengan mudah.
d. Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.
e. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya

3. Syarat-syarat paragraph

1. Kesatuan

Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara


bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak
boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.

2. Kepaduan

Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan


kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila
hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan
mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa
hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).

3. Kelengkapan

Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf
yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.

4. Panjang Paragraf

Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.

5. Pola Sususnan Paragraf

Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang benar,
pernyataan yang satu disusun oleh pernyatan yang lain dengan wajar dan bersetalian
secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf
sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang
sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :

4. Jenis-jenis paragraf

1. Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya :

a. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan
bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
diuraikan.
Contoh:
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah
pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang
diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang
gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat
hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
b. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan
kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola
dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,
naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan
untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap
penting.
Contoh :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami
dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.
Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

2. Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya


a. Paragraf Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan
dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, Hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.
Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
b. Paragraf Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan
dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.

Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan
masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang
pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di
bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah
oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak
sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk
menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis
moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

c. Paragraf Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga
pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin
gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang
gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga
melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam,
memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang
bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh
tampak sempurna.
d. Paragraf Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar
berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta
terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai
sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-
menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e. Paragraf Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul,
sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar
berdasarkan imajinasi.
Contoh.
Jam istirahat, Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil
menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-
langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali
menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
f. Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat
peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat
pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat
pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika
kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan
sebab-sebab dari akibat itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak
sawah yang akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya.
Kalau sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit
secukupnya dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika
menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian)
baik jarak dari rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam
pada setiap rumpun. Dalam hal pemupukan, selain menggunakan pupuk
organik buatan sendiri, beliau juga menggunakan pupuk Urea,TSP,dan
KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap pagi beliau pergi ke sawah
untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan dari irigasi.
Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu
diberantas. Selain itu, Pa Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya
melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen padi pak Ahmad tahun
ini sangat melimpah.

3. Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya


a. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di
awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.
b. Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di
akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus
dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah.
Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
c. Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di
awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan
kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan
dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan
bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

4. Jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya


a. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak
tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan
paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi
dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang
lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan
jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk
oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang
dan penuh pesona.
b. Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama
dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang
memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang,
klimaks dan antiklimaks.
c. Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang
baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran
penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar
kalimat.
d. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara
mengulang kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan
juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang
penting.
Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada
manusia. Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Hidup tidak
hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan
hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada
persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan.
Keturunan merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan
tangguh. Tangguh menghadap segala tantangan
dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia
berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Taringan,1981:34).
e. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah
paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai
untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.
Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan
cara “Menembak” atau ”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang
berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus
sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat
sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya
memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk
dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu
membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu
satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara itu,
orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah
menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
f. Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya
dan kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa
merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak
pengusaha terkenal di negeri tersebut. Dia seorang politis Muslim yang
menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab, akibat pertentangannya
dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin
sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh
Amerika Srikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan
menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh karena itu , dia menjadi salah
seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
g. Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai
hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret
dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret
atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di
tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan.
Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang
jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan
yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran
yang meresahkan warg

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

a. Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang
mana cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru.

b. Secara umum paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang


lebih luas dari kalimat

c. Syarat-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki ketentuan yaitu


kesatuan, kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea, Panjang Paragraf Pola
Sususnan Paragraf

d. Jenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya yaitu Paragraf pembuka, Paragraf


penghubung, Paragraf penutup.

e. Jenis-jenis paragraf berdasarkan teknik pemaparannya yaitu Paragraf


Eksposisi, Paragraf Argumentasi, Paragraf Deskripsi, Paragraf Persuasi,
Paragraf Narasi, Paragraf Sebab-Akibat
f. Jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya yaitu Paragraf
deduktif, Paragraf induktif, Paragraf campuran
g. Jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya yaitu Paragraf deskripsi, Paragraf
proses, Paragraf efektif, Paragraf Perulangan, Paragraf Contoh, Paragraf
Pertanyaan, Paragraf Perbandingan.

Macam-macam alinea berdasarkan tujuannya

1. Alinea Pembuka

Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang
paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara
menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka
sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita
atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca
untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman
untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka
akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:

• Garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting.

• Pemaparan isi dan maksud judul karangan.

• Kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan.

• Sitiran dari suatu pendapat

• Pembatasan objek dan subjeknya.

• Pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan.

• Gabungan dari beberapa cara di atas.

Contoh :

Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac,
Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang
dan menyelam gara-gara waktu berusia 10 tahun dikirim ke sekolah musim panas di
Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak
sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang
penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa
celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.

2. Alinea Isi

Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah
wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam
suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara
menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun
dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang
dapat dijadikan pedoman, yaitu :

ü Pola Urutan Waktu

Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara


kronologis. Contoh:

1. Secara Eksplisit

Maharani Puspita Sari tidak hanya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru
atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah
di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu
Pengetahuan Remaja 1982 dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat
sebagai pemenang harapan.

2. Secara Implisit

Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam
buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah
berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari
tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut Kacong,
berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu
kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau
Mandangin turun mencari ikan. Besok siang mungkin mereka kembali ke darat dengan
tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil.
Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk
sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.

ü Pola Runtutan Tingkat

Dalam pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat
terendah sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya. Contoh :

Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa
lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang
dapat diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua
penduduk . Kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan
pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa
diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam
berbagai bentuk yang positif. Keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat
menjamin keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa
diharapkan membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa

ü Pola Urutan Apresiatif

Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan,


baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya. Contoh :

Pernyataan bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh
banyak orang. Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun
yang primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of
life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang
bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming is
way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha pertaniannya
dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari
pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal
ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah cara
‘primitif’ dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat
dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat,
serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence,
petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu
bertindak secara itu.

ü Pola Urutan Tempat

Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu
tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke
kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan
berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang
penting sampai tempat yang kurang penting. Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas
membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring
telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong
bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu
malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring), atau
menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama
satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.

ü Pola Urutan Klimaks

Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja,
dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik,
sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan
klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin
meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens. Contoh :

Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta
setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu.
Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi
setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.

ü Pola Urutan Antikimaks

Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi,
pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens
sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan
antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa
penyelesaian.

ü Pola Urutan Khusus Umum

Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan


gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau
rampatan generalisasinya. Contoh :

Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda
juga sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang
serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.

ü Pola Urutan Sebab – Akibat

Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu
akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu. Contoh :

Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau


Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin
meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan
hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak
mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa penduduk
datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang ada disana
mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak dapat diminum,
ataupun digunakan untuk menanak nasi

ü Pola Urutan Tanya – Jawab

Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan


gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan
itu.Contoh :

Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar
diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak
mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan
lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus
menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran.
Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan
kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya.
Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil
diskusi.

3. Alinea Penutup

Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada


bagian wacana atau karanan sebelumnya. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-
masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu
alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian
wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka
alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek.
Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan


kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :

Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan


jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar
radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang
khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan
minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana
kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi
modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.

Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :

Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat
gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya
mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka.
Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata
nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu
pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi
dalam jumlah murid yang naik dengan deras.

Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting

Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara


tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang
memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang
penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih
dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih
mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu
eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila
maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :

Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian
besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada
pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah.
Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri
pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan
untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.

Contoh alinea penutup yang berupa harapan :

Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan


hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian
bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan
saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.

3. Macam-macam paragraf berdasarkan isi

1. Eksposisi

Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi. Contoh:

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak


pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka
kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan
telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

2. Argumentasi

Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta


konsep sebagai alasan/ bukti. Contoh:

Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.


Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais
kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk
menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga
semakin terlihat di mana-mana.

3. Deskripsi

Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, merasa atau mendengar hal tersebut. Contoh:

Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis
yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik.
Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan
begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang
bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

4. Persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat


sesuatu.Contoh:

Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama
manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di
antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai
sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan
saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana
kemanusian dan saling mencintai.

5. Narasi

Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga


membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.Contoh:

Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang
perpustakaan hanya ada dia.

C. SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan

yaitu semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide
atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran
utamanya.

2. Koherensi

yaitu kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat
lain dalam paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin dengan
penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.

3. Pengembangan

yaitu pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat


pendukung.

4. Efektif

yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa


tersampaikan dengan tepat.

D. BAGIAN PENTING PARAGRAF


Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat
lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat
penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

ü Kalimat Pokok

Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian
tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau
gagasan dari sebuah paragraf.

ü Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau


detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
E. FUNGSI PARAGRAF
Berikut ini merupakan fungsi paragraf:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi


pembacanya

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang


lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa


variabel.

F. UNSUR ALINEA
Alinea adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang
dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan
pikirannya kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh
pembaca,alinea harus tersusun secara logis-sistematis.Alat bantu untuk menciptakan
susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi
(transition),kalimat topik (topic sentence),kalimat pengembang (development
sentence),dan kalimat penegas.

Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan


atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau
kalimat pendukung.

Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai
kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan
sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat
utama itu menjadi semakin jelas.

Ciri kalimat topik adalah:

1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut

2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri


3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain

4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

Ciri kalimat penjelas adalah:

1. (Dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.

2. Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam paragraf.

3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.

4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik.

Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat


topikdengan empat cara, yaitu:

1. Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya


menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).

2. Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran
utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.

3. Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan
dalam kalimat topik.

4. Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide


pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan dan menegaskan
perkataan secara wajar dan formal.

Alinea memiliki tiga macam yaitu, alinea pembuka, alinea penghubung dan alinea
penutup.

Syarat pembentukan alinea adalah kesatuan, koherensi dan perkembangan alinea.

Berdasarkan penempatan ide pokok pada alinea,alinea dibagi menjadi 4 jenis


yaitu alinea deduktif,alinea induktif,alinea campuran,alinea deskriptif.dan berdasarkan
cara mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan
pengungkapan ide atu keruntunan ide dapat dibagi dalam sepuluh bagian, diantaranya
alinea definisi,alinea contoh,alinea perbandingan,alinea analogi,alinea klimaks atu
induktif,alinea anti klimaks atu deduktif,alinea campuran alinea sebab-akibat ,alinea
proses,alinea deskriptif.

Untuk menyusun alinea secara logis-sistematis diperlukan alat bantu berupa


unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic
sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas (punch-line)
keempat unsur penyusun alinea tersebut,terkadang muncul secara bersamaan,terkadang
pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.

Anda mungkin juga menyukai