Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PARAGRAF ATAU ALINEA

PARAGRAF ATAU ALINEA


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat.
Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan
pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi
dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara
paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.Disini kita di tuntut agar mampu
membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian paragraf atau alinea.
2. Bagaimana struktur paragraf?
3. Bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik?
4. Jenis-jenis paragraf.
C. Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah:
1. Menjelaskan pengertian paragraf
2. Menjelaskan bagaimana struktur paragraf
3. Menjelaskan bagaimana syarat-syarat paragraf yang baik
4. Menjelaskan jenis-jenis paragraf
D. Manfaat penulisan
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pengertian paragraf
2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang struktur paragraf
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang syarat-syarat paragraf yang baik
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang jenis-jenis paragraf
II. PEMBAHASAN
A. Paragraf atau Alinea
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru dengan 5
spasi, sehingga tulisannya terlihat menjorok ke dalam. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.[1]
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.
Pada umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan bahwa
alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat
dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat pengembangan, kalimat
penutup, dan kalimat penghubung.
B. Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama.
1. Ciri kalimat topik :
a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
b. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
d. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
2. Ciri kalimat pendukung :
a. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri

b. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea

c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi

d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topic

C. Syarat-syarat paragraf
1. Kohesif (Kepaduan Bentuk)
Tiap alenia hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah
mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya
tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan
tersebut. Alenia dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak
telepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
Contoh:
Pada masa orde baru, masyarakat dan media massa tidak bebas manyampaikan dan
menerima informasi secara terbuka. Dalam kurun waktu yang cukup panjang dan membosankan
itu, banyak sekali pemberedelan pers, pencabutan SIT, dan pembatalan SIUPP sebagai wujud
budaya komunikasi politik yang memakai mode top-down itu.
2. Koheren (kepaduan makna)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan,
yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu
kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang memiliki koherensi akan
sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang disuguhkan. Ketiadaan
Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat lainnya. Dalam koheren, termasuk pula keteraturan (sistematika) urutan gagasan.
Gagasan dituturkan pula secara teratur dari satu detail ke detail berikutnya, dari satu fakta ke
fakta selanjutnya, dari satu soal ke soal yang lain, sehingga pembaca dapat dengan mudah
mengikuti uraian yang disajikan dengan seksama. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi
dari sebuah alenia, ada bentuk lain yang sering digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa
(kelompok kata) dalam bermacam-macam hubungan.
Contoh:
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya
pun dapat digunakan sebagai bahan pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur
secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan
tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin, baru
kita gunakan untuk memebersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih
dan ber seri-seri.
D. Jenis-jenis Paragraf atau Alinea
1. Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi Kalimat Topik
a. Paragraf Deduksi
Paragraf deduksi selalu mempunyai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama
yang terletak di awal paragraf. Kalimat utama yang terletak di awal paragraf itu merupakan
kalimat pernyataan penting. Kalimat-kalimat berikutnya di dalam paragraf merupakan kalimat-
kalimat penjelas yang berfungsi dalam menjelaskan pikiran utama yang tampak pada kalimat
utama.[2]
b. Paragraf Induksi
Paragraf Induksi selalu mempunyai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimatutama
yang terletak di akhir paragraf. Kalimat ini merupakan kalimat pernyataan penting atau
merupakan kalimat-kalimat penjelas yang berisi pelajaran yang mendukung pikiran utama yang
dinyatakan dalam kalimat utama.[3]
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran merupakan gabungan paragraf deduksi dan paragraf induksi, sehingga
paragraf ini mempunyai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat utama yang terletak di
awal dan di akhir paragraf. Kalimat utama pada akhir paragraf merupakan pengulangan kembali
kalimat utama pada awal paragraf. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya di dalam paragraf
merupakan kalimat penjelas.[4]
2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
a. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sedemikian rupa sehingga pembaca seolalah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan
itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsure utama yakni tokoh-tokoh,kejadian, dan latar atau
ruang dan waktu.
Contoh:
Sebagai seorang wartawan budaya, Herlita memang ditugaskan untuk meliput pameran
patung-patung dari Ganje, sebuah kota di Irian Barat Laut yang letaknya tidak jauh dari kota
Bakau, bekas wilayah Azerbaijan,Soviet. Herlita telah lama mendengar bahwa patung-patung
dari Ganje banyak memendam hal-hal ajaib dan mengandung unsur-unsur magis. Misalnya saja,
Herlita tahu bahwa menurut legenda, patung-patung dari Ganje tidak dibuat oleh tangan manusia
tapi oleh angin yang mengabulkan permintaan batu-batu untuk membuatnya lebih berbentuk.
b. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya
lampu yang memantul daru seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah,
mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman
yang bersinar menmbah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan suatu hal atau objek.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisiona lmengeluhkan dampak
pemberitaanmengenai impor daging illegal. Sebab, hamper seminggu terakhir mereka
kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur
kini kian melejit sehingga harganya meningkat.
d. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat dengan data/fakta sebagai alasan.
Contoh:
Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal
: Anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti
manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, impian mereka, maka anda akan memiliki
kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Bicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah
keinginan hati mereka. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan pita kaset--
raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain namun jangan abaikan bergaul dengan
orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adlah satu gaya hidup yang harus dikembangkan,
bukan satu studi ilmiah.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat
ditarik kesimpulan:
1. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Paragraf atau alinea biasanya dibuat di baris baru dengan 5 spasi, sehingga
tulisannya terlihat menjorok ke dalam.
2. Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung
3. Syarat-syarat penyusunan paragraf yang baik itu ada 2, yaitu: kepaduan bentuk[kohesif] dan
kepaduan makna[koheren].
4. Pembagian jenis-jenis paragraf dapat di bagi menjadi 2 :
a. Berdasarkan posisi kalimat topic yang dibagi menjadi 3, yaitu: paragraf deduksi, induksi, dan
campuran.
b. Berdasarkan sifat dan isinya yang dibagi menjadi 4, yaitu: paragraf narasi, deskripsi, eksposisi,
dan argumentasi.

IV. DAFTAR PUSTAKA


udiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf, Jakarta: Arya Duta,2010.
p://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html
p://wawanhardisnyah47.wordpress.com/2012/03/02/makalah-bahasa-indonesia-tentang- paragraf/
rdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0543a/U/1997,Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Surabaya:
Apollo, 1997
atama,Aditya Bagus,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya : Pustaka Media,2012.
[1] http://pradana-arya.blogspot.com/2012/10/alinea-atau-paragraf.html.8-12-2013
[2] Budiharjo,Syukur dan Gunawan,Berlatih Menyusun Paragraf [Jakarta : Arya Duta,2010]71.

[3] Ibid.72.
[4] Ibid.72.

Anda mungkin juga menyukai