Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MIRA ERLINAWATI, M.Pd.

Disusun Oleh
1. Satriyo Ardy K. (201810294)
2. Agung Wahyono (201810260)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2018/2019

0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait
dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah
karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf.Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf ?
2. Apa saja yang menjadi unsur- unsur paragraf ?
3. Apa saja jenis-jenis paragraf?
4. Apa saja yang menjadi syarat - syarat paragraf ?
5. Bagaimana tehnik pengembangan paragraf?

1
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian paragraf .
2. Mendeskripsikan unsur- unsur paragraf.
3. Mendeskripsikan jenis-jenis paragraf.
4. Mendeskripsikan syarat - syarat paragraf.
5. Mendeskripsikan tehnik pengembangan paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga
membentuk suatu gagasan tertentu. Paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf yang
terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan
berdasarkan isinya. Sebuah paragraf harus memperhatikan beberapa persyaratan agar
terbentuk suatu gagasan yang mudah dimengerti. Penyusunan sebuah paragraf harus
seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah di
pahami.

B. Unsur-unsur Paragraf
Unsur-unsur paragraf adalah beberapa unsur yang membangun paragraf, sehingga
paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat
macam, yaitu.

a. Topik / gagasan utama


Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena unsur inilah
yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsur – unsur ini biasanya
berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan kepada para
pembacanya.

b. Kalimat Utama
Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat ini adalah
kalimat yang mengandung suatu gagasan utama yang diletakan secara tersirat. kalimat
utama adalah sebuah kalimat yang sifatnya umum. Hal ini dikarenakan supaya dapat
dikembangkan kembali dengan kalimat – kalimat penjelas.

c. Kalimat pendukung
Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan – gagasan
penjelas. Kalimat ini mempunyai fungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan
utama yang ada pada kalimat utama dengan cara memberikan data berupa fakta,
contoh, opini, dan lain – lain.

3
d. Transisi
Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu, kalimat – kalimat di dalam paragraf
disusun dengan menggunakan transisi atau konjungsi. Ada dua macam konjungsi yang
biasa dipakai, yakni konjungsi antar kalimat dan konjungsi intra kalimat.
(a) Konjungsi intra kalimat
Konjungsi intra kalimat yaitu kata sambung yang menghubungkan antara
induk kalimat dan anak kalimat. Kunnjungsi intra kalimat yaitu dan, tetapi, karena,
agar, dan lain sebagainya.
(b) Konjungsi antar kalimat
Konjungsi antar kalimat yaitu sebuah konjungsi yang menghubungkan antara
kalimat – kalimat yang ada di dalam paragraf. Konjungsi antar kalimat yaitu lagi
pula, oleh karena itu, terlebih lagi, namun, isamping itu, dan lain – lain.

C. Jenis-jenis Paragraf
a. Berdasarkan Tempat dan Fungsinya dalam Karangan.
Berdasarkan tempat dan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu.

(a) Paragraf Pembuka


Paragraf ini merupakan pembuka untuk sampai pada permasalahan yang
dibicarakan. Dengan kata lain paragraf pembuka itu mengantarkan pembaca pada
pembicaraan. Berkaitan dengan itu, paragraf ini berfungsi untuk memberi tahu latar
belakang, masalah tujuan, dan anggapan dasar. Pengantar yang baik dapat mengetuk
hati dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk
mengetahui lebih banyak.

(b) Paragraf Penghubung


Paragraf penghubung terletak di antara pembuka dan penutup pada sebuah
karangan. Paragraf ini memuat isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung
menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari paragraf penghubung sesuai
dengan tipe tulisannya seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dll.

4
(c) Paragraf Penutup
Paragaraf penutup adalah paragraf yang berfungsi utuk mengakhiri karangan
atau bagian karangan. Paragraf penutup merupakan suatu kesimpulan yang bulat
atau betul-betul mengakhiri uraian.

b. Berdasarkan Letak Kalimat Utama


Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf sehingga penulis
menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu kriteria penjenisan
paragraf.

(a) Paragraf Deduktif


Paragraf ini dimulai dengan mengemumakan persoalan pokok atau kalimat
utama, kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menje-
laskan kalimat utama. Paragraf seperti ini biasa disebut paragraf deduktif, yaitu
kalimat utama yang terletak di awal paragraf.

Contoh:
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum dapat dikatakan
seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat
mudah. Pemakaian bahasa Indonesia seebagai bahasa pegaulan sering di kalahkan
oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga
dengan baik. Para pemuda kita pun pada umumnya belum memperlihatkan
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta menunjukkan
bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu di tingkatkan. (Muhammad Rohmadi.,
dkk, 2014:83-84)

(b) Paragraf Induktif


Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau
perincian-perencian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf seperti ini
dikembangkan dengan metode induktif, yaitu kalimat utama yang terletak di
akhir paragraf.

Contoh:

5
Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga sembako, seperti beras, gula,
minyak, tepung, telur, dan lain-lain, telah naik secara segnifikan. Makanan yang
biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran, seperti roti, sirup dan lain-lain,
melonjak harganya. Kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang
Lebaran setiap tahun. (Muhammad Rohmadi.dkk,2014:86)

(c) Paragraf Gabungan atau Campuran


Pada paragraf ini kalimat utama ditempatkan pada bagian awal dan akhir
paragraf. Dalam hal ini, kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan
kalimat pertama. Pengulangan pada kalimat terakhir dimaksudkan untuk
mempertegas ide pokok yang berada pada kalimat pertama.

Contoh:
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Bagaimana orang bisa
mengetahui ilmu dari berbagai dunia. Dari buku pula kita bisa menambah
pengetahuan maupun pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia. (Muhammad Rohmadi.dkk,2014:86)

(d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama


Paragraf ini tidak mempunyai kalimat topik. Artinya, pikiran utama
tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa
digunakan dalam karangan narasi atau deskripsi.

Contoh:
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda
cerah tidak dikenal melayang menyusuri lengkungan langit sambil meninggalkan
jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di
berbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat.
Penduduk Desa Vanovara melihat benda itu menjaadi bola api membentuk
cedawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang
menggelegar bagaikan Guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya.
(Intisari, Februari 1996 dalam Keraf, 1997: 74)

6
Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topic dalam paragraf di atas
karena seluruh kalimat bersifat deskripsi atau narasi. Tidak ada kalimat yang
lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting dan bersama-sama
membentuk kesatuan dari paragraf tersebut.

c. Berdasarkan Isi
(a) Narasi
Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan atau
mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa, baik peristiwa kenyataan
maupun peristiwa rekaan, atau pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya
dari waktu ke waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri
peristiwa itu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau
pendengar tentang sesuatu yang diketahui atau dialami penulis supaya pembaca
terkesan.

Contoh:
Tepat pukul 16.30 perhitungan suara pilkades di empat tempat pemungutan
suara selesai. Berita acara pun segera dibuat dan ditandatangani, Pak Camat
mengumumkan hasilnya. Teten yang bertanda gambar ketela 324 suara, dan Paidi
bertanda jagung 316 suara. Suara tidak sah 33 lembar. (Muhammad
Rohmadi.dkk,2014:86)

(b) Deskripsi
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera. Paragraf ini bertujuan untuk
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini
pembaca seolah-olah berada di suatu tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba,
mencium, atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut. Ciri-ciri
deskripsi.
1. Bersifat informatif.
2. Pembaca di ajak menikmati sesuatu yang ditulis.
3. Susunan peristiwa tidak dianggap penting.

7
Contoh:
Pagi hari itu aku duduk di bangku yang panjang dalam taman belakang rumah.
Matahari belum tinggi, baru sepenggalan. Sinar matahari pagi menghangatkan
badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Angin pegunungan
membelai wajah, membawa bau harum bunga. Kuhirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku. Nyaman rasa badan dan hilanglah lelah berjalan unuk sehari
kemarin. (Muhammad Rohmadi.dkk,2014:86)

(c) Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok
persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas
masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan gambar, data, dan
statistik.

Contoh:
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan
kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut
disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan
mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat
bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar
30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat
dengan pengawasan dari pihak LSM. (Suladi,2014:67)

(d) Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah suatu paragraf yang bertujuan membuktikan
pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis
menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan dan alasan yang kuat dan
meyakinkan dengan maksud agar pembaca bisa terpengaruh. Dasar tulisan
argumentasi adalah berpikir kritis dan logis berdasarkan fakta-fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara,
antara lain, bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet), wawancara atau
angket, penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi. Selain itu, paragraf
ini harus dijauhkan dari emosi dan unsur subjektif..

8
Contoh:
Lely berniat untuk menurunkan berat badannya. Berat badan ideal bisa
dihitung dengan rumus IMT (Index Massa Tubuh) dengan perbandingan berat badan
dan tinggi badan. Dia merubah menu makannya mengikuti prinsip diet vege yaitu
dengan mengkonsumsi buah dan sayur saja tanpa karbohidrat dan protein. Diet
tersebut memang efisien untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Namun,
menurut kebutuhan nutrisi tubuh hal tersebut kurang tepat. Tubuh juga
membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses pembentukan energi.
Mineral saja tidak cukup untuk memenuhi nutrisi tubuh. Hal inilah yang
mengakibatkan tubuh Lely pada akhirnya merasa lemas, pusing, dan tidak bertenaga.
(Muhammad Rohmadi.dkk,2014:86)

(e) Persuasi
Persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa yang singkat, padat, dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga
pembaca terhanyut oleh siratan isinya.

Contoh:
Manabung uang di bank lebih aman dan menguntungkan. Uang kita akan
mendapat keuntungan dari bank sesuai dengan uang tabungan yang disetor. Uang
kita juga akan terjaga keamanannya dari pencurian. Oleh karena itu, marilah kita
menabung uang di bank sebagai jaminan masa depan kelak. (Muhammad
Rohmadi.dkk,2014:86)

D. Syarat Paragraf yang baik


Dalam pembentukan atau pengembangan paragraf perlu di perhatikan persyaratan-
persyaratan berikut.
a. Kesatuan
Sebagaimana telah dipaparkan di depan bahwa setiap paragraf hanya mengan-
dung satu gagasan pokok, fungsi kalimat adalah untuk mengembangkan gagasan
pokok tersebut. Dalam pengembangannya, uraian-uraian dalah sebuah paragraf tidak
boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Uraian-uraian dalam sebuah paragraf
diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang
terdapat dalam sebuah paragraf harus berfokus pada gagasan pokok.
9
b. Kepaduan
Sebuah paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-
sendiri, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempuyai hubungan timbal
balik. Urutan pemikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan dan
pembaca pun dapat memahami jalan pikiran penulis tanpa hambaran adanya
perloncatan pikiran yang membingungkan.

c. Kelengkapan
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu
paragraf dikatakan legkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menujang
kejelasan kalimat topic atau gagasan utama.

E. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik
sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan
penjelasan yang panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam
posisi yang mencolok dan jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat
topik tersebut dengan perincian-perincian yang tepat. Keempat, gunakan kata-kata
transisi, frasa, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.
Ada beberapa cara mengembangkan paragraf yang dapat di lakukan. Teknik-
teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Secara Alamiah
Dalam teknik ini, penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada
objek atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam,
yaitu.
(a) Urutan ruang yang membawa pembaca satu titik berikutnya yang berdekatan
dalam sebuah ruang. Misalnya, gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke
dalam dan sebagainya.
(b) Urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa,
perbuatan, atau tindakan.

10
b. Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu
rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang
tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika
penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin
lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.

c. Umum-Khusus dan Khusus-Umum ( Deduktif dan Induktif)


Deduktif adalah jenis paragraf yang dikembangkan dengan pola deduksi.
Pola deduksi dimulai dengan pemaparan hal yang bersifat umum kemudian
menyebarkan hal khusus. Sedangkan induktif adalah jenis paragraf yang
dikembangan dengan pola induksi. Pola induksi, yaitu memaparkan hal- hal yang
khusus kemudian disimpulkan dengan hal yang lebih umum.

d. Perbandingan dan pertentangan


Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, subjek atau gagasan
dengan bertolak dari segi-segi tertentu.
Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan
antara dua hal. Syarat perbandingan atau pertentangan adalah dua hal yang
tingkatnya sama dan keduanya mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.

e. Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah
dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi dimaksudkan untuk
menjelaskan hal yang kurang di kenal tersebut.

f. Contoh-contoh
Gagasan pokok yang terlalu umum sifatnya sulit di pahami. Agar dapat
memberikan penjelasan kepada pembaca memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang
konkret. Ilustrasi-ilustrasi inilah yang akan di kembangkan menjadi contoh-
contoh.

11
g. Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat.
Dalam hal ini sebab berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran
penjelas, atau sebaliknya. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama,
sedangkan sebab menjadi pikiran penjelasnya.

h. Definisi Luas
Definisi dalam pembentukan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk
memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau hal. Penulis dapat
mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan
keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari sutau kata.

i. Klasifikasi
Dalam pengembangan paragraf, penulis mengelompokkan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasaya dirinci lebih lanjut dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.

12
BAB III
SIMPULAN

Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat
pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat
yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat Penjelas
merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok.
Dalam satu paragraf terdiri dari empat unsur untuk membangun paragraf. Diantara
empat unsur ada dua unsur pokok yang harus ada dalam suatu paragraf, yaitu gagasan utama
dan kalimat pendukung/gagasan pendukung. Kedua unsur tersebut saling berkaitan satu sama
lain, gagasan utama sebagai inti/jiwa dari paragraf sedangkan kalimat pendukung berfungsi
untuk menjelaskan gagasan utama yang ada dalam paragraf.
Untuk membuat paragraf kita harus terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis paragraf.
Jenis-jenis paragraf sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan tempat dan fungsinya
dalam karangan, berdasarkan letak kalimat utama, dan berdasarkan isi. Dalam tiga jenis
paragraf tersebut akan dikembangkan lagi menjadi beberapa hal yang lebih spesifik.
Dalam membuat paragraf penulis juga harus mematuhi syarat-syarat pembuatan
paragraf. Syarat-syarat pembentukan paragraf terdiri dari kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Jika salah satu syarat-syarat tersebut diabaikan maka karangan yang dibuat oleh
penulis akan berantakan dan susah dimengerti oleh pembaca.
Kalimat topik adalah kunci dari suatu paragraf. Untuk pengembangkan suatu paragraf
penulis harus menentukan kalimat topik yang benar dan layak. Apabila kalimat topik kurang
benar, maka penulis akan sulit untuk mengembangkan paragraf tersebut. Teknik
pengembangan paragraf sendiri dibagi menjadi sembilan, yaitu secara alamiah, klimaks dan
antiklimaks, umum-khusus dan khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi,
contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, M., dkk. (2014). Upaya terampil Berbicara dan Menulis Karya Ilmiah.
Surakarta: Cakrawala Media.
Suladi. (2014). Paragraf. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

14

Anda mungkin juga menyukai