Anda di halaman 1dari 21

PARAGRAF DALAM

BAHASA INDONESIA

Heru Haerumanto (201745500091)


M.Fadilah Riswanto (201745500114)

Bahasa Indonesia
Universitas Indraprasta
PGRI
2019
1.Pengertian Paragraf
 Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indoensia dari
bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan
ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latina
lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris paragraphberasal
dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti ‘menulis;
menggores’.Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan
mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam
sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).
 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik.Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan
pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas
dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita
temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf
terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang
membicarakan soal lain.
 Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya
bertalian erat dengan masalah itu (Arifin 1988:125).Jadi, paragraf adalah bagian-
bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan2
padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
2.Syarat Paragraf Yang Baik
 Paragraf yang baik hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan
dan (2) kepaduan (Arifin 1988:126; Soedjito 1991:30).Selanjutnya Sakri
(1992:2) menambahkan ciri ketiga paragraf yang baik, yakni memiliki isi
yang memadai.Berikut ini diuraikan secara rinci.
 A. Kesatuan
 Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok
tersebut.Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam
sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut.
Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu
gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang
terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
 B. Kepaduan
 Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan
dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis
akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam
paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan
4
yang dibicarakan.
2.Syarat Paragraf Yang Baik
 Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung
transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah
sebagai berikut.
 Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu,
lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
 Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun
demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
 Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu.
 Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,
 maka. Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
 Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya,
dengan kata lain, sebagai simpulan.
 Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat
kemudian. 5
2.Syarat Paragraf Yang Baik

 Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.


 C. Isi yang memadai
 Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki
sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok
pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi
yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai.
Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah
paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak
memadai dalam hal isi.Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh
beberapa kalimat penjelas.

6
3.Jenis Paragraf

Jenis paragraf dari sudut pandang satuan karangan :

Jenis paragraf dari sudut pandang satuan karangan, yaitu :

1. Paragraf pembuka
2. Paragraf isi
3. Paragraf penutup
1. Paragraf
Pembuka
• Paragraf adalah paragraf yang
sebuah
pembuka karangan dengan
mengawali
pokok masalah dalammengantarkan
penulisan bagian pendahuluan karangan.
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun paragraf pembuka karangan.
(1) Berfungsi mengantar pokok masalah karangan.
(2) Sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada
pokok masalah yang akan dijelaskan.
(3) Menggunakan kata-kata yang menarik
perhatian pembaca, sehingga mudah
memahami pokok masalah yang akan
diuraikan.
(4) Kalimat dalam bagian ini tidak boleh
terlalu panjang karena belum menguraikan
pokok pikiran.
2. Paragraf
•Isi Paragraf isi atau paragraf pengembang adalah jenis
paragraf yang berfungsi menguraikan atau memperjelas
pokok masalah yang akan diuraikan dalam karangan.
• Uraian pokok masalah dalam paragraf ini dapat
disampaikan dengan berbagai metode pengembangan
dan menampilkan hal-hal teknis uraian dalam karangan
ilmiah.
• Hal-hal yang diperhatikan dalam jenis paragraf ini
diantaranya:

(1) Mengemukakan pokok masalah dengan jelas


dan eksplisit.
(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antar
paragraf.
(3) paragra dapat
Pengambangan
jenis paragraf f menggunakan
argumentative,
ekspositoris,
Deskriptif, dan naratif.
(4) Memperhatikan hal penulisan
teknis seperti
kutipan, sumber kutipan, penggunaan
bagan diagram Grafik kurva.
(5) Menyiapkan uraian masala yan
disentesiskan pokok
sebagai h paragra
g
kesimpulan. bahan f
3. Paragraf
Penutup
• Paragraf penutup merupakan pernyataan kembali
gagasan yang diuraikan atau merupakan jawaban
pertanyaan yang terdapat pada paragraph pembuka.
• Paragraf ini merupakan akhir sebuah karangan yang
dapat disampaikan secara singkat dalam rincian.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
paragraph penutup ini, antara lain :
1) Tidak boleh terlalu panjang.
2) Ditampilkan sebagai cerminan sebuah
kesimpulan.
3) Harus mendapat kesan positif dan
informasi
4) Pengetahuan yang logis.
5) Paragraf ini dapat berupa jawaban singkat dari
uraian atau pertanyaan yang terdapat pada
paragraf Pembuka.
6) Paragraf ini jangan lagi menguraikan, mengutip,dan
mengemukakan masalah baru.
7) Berdasarkan apa yang disimpulkan dalam paragraf,
penulis dapat mengajukan rekomendasi atau
8) Usulan yang berupa saran karena keterbatasan
waktu dan dana yang penulis dapatkan.
Jenis paragraf diperhatikan dari sudut
pandang
sifat tujuan karangan :

1. Deskripsi
2. Eksposisi
3. Narasi
1. Paragraf Deskripsi
kalimat-kalimat yan
• Paragraf deskripsi berisi
mendeskripsikan, menggambarkan sesuatu. g
• Contoh : Deskripsi kota Bandung pada pagi hari.

Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang baru satu


dua yang lalu lalang. Kendaraan hanya kadang- kadang
terdengar menderu. Yang tampak dominan adalah para
petugas kebersihan kota. Mereka sibuk membersihkan
sampah. Mereka bekerja dengan riang. Kadang-kadang
mereka bersenandung disela-sela pekerjaannya.
Perlahan tapi pasti keramaian kendaraan di jalan
bertambah sedikit demi sedikit.
2. Paragraf Eksposisi
• Paragraf eksposisi adalah paragraf yang
berusaha menjelaskan sesuatu atau memberikan
sesuatu.
• Penjelasan atau pemberian seringkali bertolak dari satu
definisi.
• Contoh :
Kota Bandung adalah salah satu ibu kota propinsi dari
sekian banyak propinsi di Indonesia, yaitu propinsi Jawa
Barat. Kota Bandung dikenal juga sebagai kota Asia
Afrika sebab merupakatan kota tempat
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika Pertama.
Selain itu, kota Bandung pun memiliki banyak julukan, di
antaranya sebagai Paris van Java.
3. Paragraf Narasi
• Paragraf narasi adalah paragraf yang berusaha
menceritakan peristiwa demi peristiwa yang dialami
seorang tokoh.
• Contoh :
Hari itu ia telusuri sudut demi sudut kota Bandung
yang amat dicintainya seolah-olah tidak mau ada
satu pun sudut yang terlewat. Setiap sudut yang
disinggahinya menyisahkan kenangan ama
mendalam baginya. Mula-mula ia t
sudu
telusuri Di wilayah ini ia menyimpan amat banyak
Setiabudi.
kenangan. Penelusuran dilanjutkan ke wilayah tbalai
kota dan sekitarnya.
Di sini pun ia amat hanyut dengan kenangan
bersama-sama sahabatnya, juga kekasihnya. Lalu, ia
lanjutkan menyusuri wilayah alun-alun yang
sekarang telah berubah total dari masa dua puluh
tahun yang lalu. Lagi-lagi ia terhanyut dalam
kenangan masa lalunya. Setiap tempat, setiap sudut
kota itu, yang ada hanyalah kenangan indah
baginya, seluruhnya.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

1. Paragraf deduktif yaitu


paragraf yang kalimat
utamanya terletak pada awal paragraf.

Contoh :
Kota Bandung adalah kota yang paling kami
cintai. Kota ini lebih sejuk dari kota lain yang
sama besarnya di Indonesia. Kota ini juga lebih
aman dibandingkan kota lainnya. Kota ini lebih
kaya ragam budayanya dibanding kota lainnya
yang sejenis.
2. Paragraf induktif yaitu paragraf yang
kalimat
utamanya terletak pada akhir paragraf.

Contoh :
Secara ekonomi, kota ini sangat kondusif untuk
berbisnis. Secara budaya, kota ini amat kaya akan
ragam budaya etnis. Penduduknya relatif terbuka
terhadap unsur etnis yang berbeda-beda dan yang
memperkayanya. Secara geografis, kota ini terletak
di daerah yang relatif tinggi, namun tidak terlalu
tinggi yang membuat badan kami membeku seperti
es. Artinya, kota ini relatif sejuk. Itulah antara lain
tiga hal yang membuat kami merasa amat kerasan
tinggal di kota Bandung ini.
3. Paragraf deduktif-induktif yaitu paragraf yang kalimat
utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf.

Faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor


geografislah yang membuat kami amat kerasan tinggal
di kota Paris Van Java ini. Secara ekonomis kami merasa
amat mudah mencari sesuap nasi di kota ini. Asal kreatif
hampir semua hal bisa dijadikan mata pencaharian.
Secara budaya kami juga mudah diterima lingkungan
masyarakat Sunda, sekalipun kami berasal dari tanah
Karo yang terbuka benar kebudayaannya dengan
mereka. Mereka amat terbuka menerima pendatang dari
mana pun. Secara geografis, kami tidak terlalu kaget
dengan hawa kota Bandung yang sejuk, malah kami
merasa amat nyaman dibuatnya. Itulah tiga faktor yang
membuat kami lagi-lagi amat kerasan tinggal di kota
Bandung: faktor ekonomi, faktor budaya, dan faktor
geografis.
4. Paragraf yaitu paragraf yang
utamanya
tersebar atau kalimat
gagasan
utamanya tersebar pada keseluruhan
paragraf.

Contoh :

Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi


gelap gulita. Petirmenyambar-nyambar. Angin menderu
amat kencang. Listrik mati mendadak. Hujan datang
mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari
perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi
serempak. Mobil-motor saling bertubrukan. Para sopir
saling memaki di antara mereka. Pak polisi
kebingungan menertibkan keadaan.
SEKIAN

20

Anda mungkin juga menyukai