Anda di halaman 1dari 15

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Esai


Esai adalah tulisan yang terdiri atas beberapa paragraf yang
membicarakan suatu topik dari sudut pandang penulis. Bedanya dengan
paragraf, esai membahas suatu topik secara lebih dalam sehingga
memerlukan beberapa paragraf untuk mengupasnya.

2.2 Struktur Esai


Seperti halnya paragraf, yang memiliki unsur kalimat topik,
kalimat pendukung, dan kalimat simpulan (yang bersifat mana suka). Esai
juga terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Paragraf pendahuluan
2. Paragraf tubuh atau pengembang
3. Paragraf penutup/simpulan
Paragraf pendahuluan terdiri atas satu atau beberapa paragraf. Paragraf
tubuh atau pengembang terdiri atas satu atau beberapa paragraf dan hanya
satu gagasan pokok dalam setiap paragraf. Jumlah paragraf tubuh dalam
sebuah esai bergantung kepada ketuntasan pembahasan
topik, nilai estetis dan proporsi.Paragraf penutup ditulis dalam satu atau dua
paragraf.
Perhatikan keterkaitan hubungan unsur-unsur yang ada di dalam paragraf dan
esai berikut ini

Kalimat topik Paragraf pengantar


Kalimat pendukung mayor 1 Paragraf isi (diawali kalimat topik 1)
Kalimat pendukung mayor 2 Paragraf isi (diawali kalimat topik 2)
(kalimat penutup) Paragrap penutup
4

2.3 Paragraf pengantar


Paragraf pengantar atau pendahuluan menjadi daya tarik pertama
bagi pembaca. Karena itu, paragraf ini perlu dibuka dengan semenarik
mungkin. Selain menarik, paragraf ini juga memberi latar belakang informasi
singkat mengenai topik esai.
Paragraf ini terdiri atas dua bagian, yaitu beberapa kalimat atau pernyataan
umum dan sebuah kalimat tesis, tempat ide pokok esai berada.
1. Struktur Paragraf Pengantar
Paragraf pengantar digambarkan berbentuk segitiga terbalik. paragraf
pengantar dibuka dengan pernyataan-pernyataan atau diskusi umum
tentang kedudukan topik, kemudian secara perlahan-lahan memfokus,
menyempit pada topik yang akan dibicarakan, atau diskusi umum tentang
kedudukan topik, yaitu pernyataan (kalimat) tesis. Dengan demikian
paragraf pengantar mempunyai dua bagian penting, yaitu paragraf umum
dan kalimat tesis.
5

2. Pernyataan Umum
Kalimat atau pernyataan pertama dalam paragraf pengantar
merupakan anak kunci atau pemancing daya tarik pembaca. Bagaimana
cara menciptakan daya tarik esai?
Ada beberapa teknik untuk menarik minat pembaca pada bagian
pengantar:
a. Anekdot atau cerita singkat
b. Pendapat atau opini
c. Kutipan (langsung, tidak langsung, peribahasa, kata mutiara)
d. Pertanyaan
e. Percakapan
f. Fakta (berita hangat)
g. Definisi
h. Cuplikan sejarah atau riwayat hidup
3. Kalimat Tesis
Kalimat tesis identik dengan kalimat topik diawal paragraf. Kalimat
tesis berisi pendapat, sikap, gagasan penulis tentang suatu topik. Ibarat
“sebuah payung” kalimat tesis mengontrol semua gagasan di dalam esai
agar tetap berada di jalur pembicaraan.
Ciri-ciri kalimat tesis :
a. Berbentuk pernyataan (kalimat) lengkap,
b. Menyatakan pendapat, sikap, atau gagasan atau menyebutkan
subtopik-subtopik,
c. Terdiri atas satu gagasan
4. Paragraf Isi
Paragraf isi dapat terdiri atas suatu paragraf seperti halnya
paragraf pendahuluan. Dapat pula lebih panjang dari pada paragraf
pendahuluan karena didalam paragraf inilah penulis secara detail
membahas topik atau subtopik-subtopik yang sudah dinyatakan di dalam
kalimat tesis. Teknik pengembangan paragraf isi didalam esai sama
dengan teknik pengembangan di dalam paragraf.
6

Beberapa teknik pengembangan paragraf isi:


a. Memberikan contoh atau ilustrasi tentang apa yang di bicarakan;
b. Mengutip data berupa fakta, statistik, bukti, detail, preseden, yang
memperkuat apa yang dibicarakan.
c. Mengutip, meringkas, atau memarafrasa kesaksian orang lain
yang berkaitan dengan apa yang dibicarakan.
d. Menceritakan anekdot yang berkaitan dengan apa yang dibicarakan:
e. Mendefinisikan istilah yang berhubungan dengan apa yang dibicarakan.
f. Membandingkan atau mengkontraskan apa yang sedang dibicarakan.
g. Menganalisis atau mencari sebab-musabab dari suatu yang dibicarakan.
h. Menguraikan akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi dari
sesuatuyang dibicarakan.
i. Menerangkan bagaimana cara kerja atau fungsi sesuatu yang
dibicarakan.
j. Melukiskan fisik atau watak orang, tempat, barang, atau tindakan yang
dibicarakan.
k. Kombinasi beberapa teknik diatas.
Seperti paragraf pengembang di dalam paragraf, setiap paragraf isi
hanya membahas satu pokok pembicaraan. Karena itu, kalimat topik
sangat tepat diletakkan menonjol diawal paragraf isi. Dengan meletakkan
kalimat topik diawal paragraf, pembaca akan lebih mudah memahami isi
setiap paragraf dan hubungan antar paragraf.
Masing-masing paragraf, isi terdiri atas kalimat topik, kalimat
pendukung,kalimat peralihan (transisi) untuk menuju paragraf berikutnya,
dan kalimat simpulan (jika perlu). Transisi dapat berbentuk paragraf
pendek, kalimat, prasa,atau kata yang menyatakan kesinambungan
gagasan. Transisi menciptakan gagasan mengalir dengan lancar sehingga
mudah diikuti dan mudah dipahami.Yang perlu diingat jangan sampai ada
gagasan yang “keluar dari payung” gagasan pokok esai.
7

5. Paragraf Penutup
Paragraf penutup atau simpulan mengakhiri esai secara
keseluruhan.Paragraf ini diciptakan sedemikian rupa supaya pembaca
memperoleh pandangan atau kesan tersendiri tentang topik. Untuk
menandai bahwa pembaca sudah sampai pada akhir esai, diperlukan
“pengait” atau kata transisi.
a. Transisi yang diikuti tanda baca koma :
1) Simpulanya,
2) Singkatanya,
3) Akhirnya,
4) Oleh karena itu,
5) Jadi,
6) Maka,
b. Transisi atau ungkapan yang tidak diikuti tanda koma :
1) Begitulah….
2) Jelaslah bahwa…..
3) Dari paparan diatas…..
4) Bukti-bukti sebelumnya menunjukan bahwa……
5) Uraian diatas memperlihatkan bahwa…..
6) Teknik penulisan paragraf penutup :
7) Menyinggung kembali pokok-pokok di dalam paragraf isi
secarasingkat
8) Memarafrasakan kalimat tesis,
9) Memprediksi suatu hal terkait topik,
10) Menyarankan atau merekomendasikan atau memecahkan masalah
atautopik,
11) Mengajukan pertanyaan agar pembaca berpikir tentang topik,
12) Mengutip kata-kata bijak, ungkapan, tuturan ahli atau orang
ternama.
8

2.4 Format
Esai memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu
paragraf pengantar, paragraf isi, dan paragraf penutup, seperti
diperlihatkan dalam bagan berikut.
9

2.5 Kohesi dan Koherensi


Sejumlah kalimat dapat menjadi sebuah wacana yang utuh apabila
mempunyai hubungan makna di antara kalimat-kalimat tersebut. Belum dapat
dikatakan wacana apabila kalimat-kalimat itu bermakna lepas-lepas, tidak
saling berkaiatan dan berhubungan maknanya. Keutuhan wacana terdiri atas
aspek kohesi dan koherensi.
1. Pertalian Bentuk (Kohesi)
Kohesi adalah memegang peran penting dalam pemahaman makna suatu
tulisan.Kohesi adalah kepaduan (perpautan) bentuk unsur-unsur internal
di dalam tulisan.Unsur-unsur itu saling bergantung baik secara gramatikal
maupun leksikal.
a. Kohesi Gramatikal Kohesi gramatikal terdiri atas referensi, substitusi,
elipsis, dan konjungsi.
1) Refrensi (pengacuan)
Pengacuan didalam teks (pengacuan ke kiri) dan diluar teks
(pengacuan ke kanan)
Contoh :
a) Mario dan mariam sudah lulus kuliah.Mereka sekarang
sudah bekerja disebuah bank. (pengacuan ke kiri)
b) Dengan senyumnya,mariam membalas cinta mario. (pengacuan
ke kanan)
10

2) Substitusi (penggantian)
Subsitusi adalah sesuatu yang digunakan untuk
menggantikan pengulangan.
Contoh :
a) Habis gelap terbitlah terang. Itulah yang dialami Mario dalam
kehidupannya saat ini.
b) Bekasi kota yang bersih beribawa. Slogan yang sama
diberlakukan untuk kota kami.
3) Elipsis (pelepasan)
Elipsis adalah unsur yang tidak hadir di dalam kalimat.
Contoh :
a) Setiap anak berhak mendapat pendidikan dan kasih sayang.
Tidak terkecuali anak yatim .
b) Layaknya sepasang kekasih, Mario sangat menyayangi
Mariam.Begitu pula Mariam
4) Konjungsi
Konjungsi adalah kata yang menghubungkan antar unsur di dalam
kalimat atau antara kalimat satu dan kalimat lainnya.
Contoh:
a) Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna.
Karena itu , penulis berharap karya tulis ini bermanfaat
bagi pembaca
b) Harga bahan bakar minyak terus
meningkat, sedangkan Pendapat masyarakat tidak bertambah
b. Kohesi Leksikal Kepaduan makna bukan saja dapat dilihat dari
keterpautan gramatikal, melainkan juga dari segi kosa katanya
(leksikal). Kohensi leksikal terdiri atas repetisi, sinonim, antonim,
hiponim,dan meronim.
1) Pengulangan (repetisi)
Repetisi adalah pengulangan kata yang sama.
Contoh:
11

Sejak lima tahun terakhir batik menjadi pusat perhatian dunia


mode.Batik mulai digunakan bukan semata-mata untuk
busanaresmi, melainkan juga busana santai.
2) Sinonim
Sinonim adalah persamaan (makna) kata.
Contoh:
Saya yakin tidak ada seorang pun yang mau menjadi miskin.
Jadi,kita harus peduli terhadap kaum papa.
3) Antonim
Antonim adalah perlawanan (makna) kata.
Contoh:
Azis tersipu-sipu melihat rambut Nunung dipotong pendek
layaknya gadis remaja. Diakuinya, rambut panjang Nunung
beberapa lalu sangat disukainya
4) Hiponim
Hiponim adalah pencakupan makna.
Contoh:
Apartemen itu sudah lengkap perabotnya Sofa, televisi,
kulkas,bahkan pemanas air mandi sudah tersedia.
5) Meronimi
Meronimi adalah hubungan bagian-keseluruhan.
Contoh :
Siapa yang tidak mau punya rumah besar? Bertingkat,
berhalaman luas, bergaya Eropa
2. Pertalian Makna (Koherensi)
Koherensi adalah kontinuitas makna di dalam teks. Kontinuitas yang
dinyatakan dengan adanya pertalian makna terdiri atas beberapa
hubungan berikut:
a. Hubungan waktu (sementara itu, setelah itu)
b. Hubungan ibarat (bagaikan)
c. Hubungan sebab-akibat (jadi, dengan demikian)
12

d. Hubungan sarana-hasil (akhirnya)


e. Hubungan alasan-sebab(karena)
f. Hubungan pertentangan (akan tetapi, padahal)
g. Hubungan penjumlahan (dan)
h. Hubungan pembandingan (sama dengan itu, begitu juga)
i. Hubungan syarat-hasil (untuk itu)
Contoh: Jika akan berbisnis warnet, anda perlu matang merencanakannya
(oleh karena itu) Anda perlu belajar dari pengalaman orang-oranglain yang
telah sukses.
Sekarang perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini yang masih berdiri
sendiri-sendiri. Agar menjadi sebuah paragraf yang kohesif dan
koherensif,kalimat-kalimat ini perlu digabung sehingga kalimat-
kalimatnya bertalian dan bermakna :
1) Siswa SD berada pada rentang usia enam sampai dua belas tahun.
2) Usia enam sampai dua belas tahun tergolong usia emas.
3) Orang tua jangan mengabaikan masa emas anak.
4) Pada masa emas siswa SD umumnya mudah belajar bahasaasingselain
bahasa ibunya.
5) 5 Siswa SD perlu diajarkan bahasa asing, seperti bahasa Inggris
semenjak dini.
Pengabungan kalimat 1 – 5 agar menjadi paragraf yang kohensif dan
koherensif.Siswa SD umumnya berada pada rentang usia enam sampai dua
belas tahun. Usia ini tergolong usia emas. Pada usia ini sebaiknya orang
tua jangan mengabaikan usia emas anak karena pada masa itu anak
umumnya mudah belajar asing selain bahasa ibunya. Karena itulah mereka
perlu diajarkan bahasa asing, seperti bahasa inggris semenjak dini.

Untuk menghasilkan esai yang padu, dibutuhkan kesatuan dan kepaduan


unsur-unsur yang membentuk esai. Esai hanya semata – mata
membicarakan suatuide pokok secara mendalam. Antar kalimat di dalam
13

paragraf dan antar pargraf didalam esai saling berkaitan dalam mendukung
ide pokok esai.

2.6 Kerangka
Karena ditulis secara panjang lebar, sebaiknya esai perlu direncanakan
dan diorganisasikan dengan baik sebelumnya. Mulailah dengan kerangka!
Dengan paduan kerangka, tulisan lebih rapi tertata secara runtut seperti yang
dikehendaki penulisnya. Kerangka esai sebaiknya dibuat sederhana
dalam bentuk kerangka topik.
Pada bagian struktur dinyatakan bahwa esai dapat dikembangkan dari
sebuah paragraf. Cara penyusunan kerangka esai tidak berbeda dengan
kerangka paragraf. Di bawah ini adalah contoh pengembangan paragraf
menjadi esai disertai kerangka masing-masing.

Kerangka Paragraf dan Paragraf


Gagasaan pokok : jenis inventasi yang menjanjikan untuk masa depan
Gagasan pendukung:
1. Menyimpan dollar
a. Membeli saat nilai rendah, menjual saat nilai tinggi.
b. Selisih nilai dolar saat beli dan jual.
2. Menyimpan emas
a. Memilih emas batangan.
3. Membeli properti
a. Menyesuaikan dengan pembangunan fasilitas.
14

Kerangka Esai dan Esai


1. Pendahuluan
Tesis : Ada tiga jenis investasi yang menjanjikan untuk masa depan.
2. Tiga jenis investasi
a. Membeli dolar
1) Keuntungan
a) Investasi pihak luar
2) Cara berinvestasi
a) Selisih nilai jual dan nilai beli
b. Menyimpan emas
1) Keuntungan
a) Emas batangan lebih baik
2) Cara berivestasi
a) Membeli properti
3) Keuntungan
a) Perlu pertimbangan dan perkiraan
b) Pengaruh fasilitas umum dan sosial
4) Penutup
15

2.7 Judul Esai


Judul merupakan daya tarik esai karena melalui judul, pembaca akan
memutuskan atau tidak memutuskan untuk membaca seluruh esai. Kadang
kala judul baru terispirasi setelah seluruh tulisan selesai. Karena itu, jangan
memaksakan judul ketika akan memulai menulis. Judul yang baik harus
memenuhi syarat-syarat berikut.
16

1. Berbentuk frasa
Judul dapat ditulis dalam huruf kapital seluruhnya atau hanya awal
kata (kecuali kata penghubung, kata depan) yang ditulis dalam huruf
kapital.Karena bukan kalimat, judul tidak perlu diakhiri dengan tanda
titik,termasuk judul yang menggunakan kata tanya. Jika judul terlalu p
anjang, dapat digunakan subjudul yang dinyatakan didalam tanda
kurung. Selain tanda kurung, tanda baca titik dua dapat dicantumkan
antara judul dan subjudul.Selain itu, jangan memenggal imbuhan atau
menyingkat kata (seperti banyak ditemukan dalam judul berita disurat
kabar), kecuali singkatan itu sudah dikenal pembaca.
Contoh :
a. PT Mustika Ratu Melebarkan Sayapnya (singkatan PT digunakan
karena sudah umum dipakai)
b. Berwirausaha itu Mudah (Petunjuk bagi Pemula)
c. Bagaimana Menghindari Putus Kuliah?
2. Jangan terlalu panjang
Judul tidak perlu ditulis panjang-panjang, maksimal 15 kata sudah
memadai. Judul harus mencerminkan topik yang akan dibicarakan di
dalam esai.
Contoh :
a. Perpustakaan kami (judul masih umum)
b. Taman Bacaan Rakyat, Perlukah? (judul sudah lebih spesifik)
c. Stres (umum)
d. Kiat-kiat Menangkal Stres Menjelang Ujian (khusus)
e. Singkat, padat, dan menarik
Judul yang singkat dan padat lebih mudah diingat. Sebaliknya, judul
yang panjang membuat pembaca lelah sebelum membaca keseluruhan
esai. Agar menarik, batasi dan padatkan penggunaan kata, tidak ada
salahnya untuk menggunakan metafora, perbandingan, kata-kata
spesifik, atau permainan kata.
Contoh :
17

a. Melirik Batik Keris


b. Potret Infrastruktur Indonesia
c. Strategi Memikat Hati Pelangan

Anda mungkin juga menyukai