Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu
kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga
dapat terbentuk menjadi karangan. Pada suatu karangan, tentunya akan mengacu pada
maksud dari penulisan karangan tersebut terutama dalam menentukan topik yang ada
dalam bagian karangan, sehingga pembaca dapat mengerti maksud dari karangan tersebut.

Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut
berisi pikiran utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas. Sebuah paragraf belum tentu
dapat berwujud keseluruhan karangan. Namun, sebuah paragraf sudah bisa memberikan
suatu informasi kepada pembaca karena ada kalanya suatu karangan hanya berisi satu
paragraf saja sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok.

Membuat suatu karangan, penulis dapat menguasai struktur paragraf yang digunakan
agar dalam penulisan karangan tersebut dapat tersusun suatu paragraf yang baik. Dalam
menyusun paragraf dimulai dengan menyusun tema dan kerangka karangan yang
kemudian dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat secara runtut, logis, dan dalam
satu kesatuan ide yang kemudian dikembangkan dan akan terbentuk beberapa kalimat
yang dapat mengungkapkan suatu informasi dengan pikiran utama sebagai titik pusatnya
dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Adanya suatu paragraf, penulis akan lebih mudah mengekspresikan seluruh


gagasannya secara utuh, runtut, lengkap dan menyatu sehingga dapat bermakna dan
mudah untuk dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan si penulis. Paragraf yang
tersusun pada suatu karangan akan lebih mendinamiskan karangan tersebut agar lebih
indah sehingga pembaca akan lebih tertarik untuk membacanya.

Oleh karena itu, paragraf mempunyai fungsi tersendiri pada suatu karangan dalam
menyalurkan gagasan si penulis kepada pembacanya. Menurut Semi (2007:86) dan Arifin
(2008:115) paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik. Kalimat-
kalimat dalam paragraf saling terkait menjadi satu topik.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa pengertian dan fungsi paragraf?
2. Bagaimana penanda dan struktur paragraf?
3. Bagaimana syarat paragraf yang baik?
4. Apa jenis-jenis paragraph?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat ditulis tujuan makalah ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dan fungsi paragraf.
2. Memahami penanda dan struktur paragraf.
3. Memahami syarat paragraf yang baik.
4. Mengetahui jenis-jenis paragraf.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Fungsi Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk


serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah
wacana mini. Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda
dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda.
Penggunaan paragraf memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh.
Panjang dari satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf
ditentukan oleh cara pengembangan dan ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan.
Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan kualitas dari bacaan.

Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat topik. Selain itu,
terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf juga berfungsi untuk
mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami oleh
pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat menjadi paragraf yaitu adanya
kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang yang tidak berubah-ubah
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering mendengar orang menyebutkan, bahkan
membaca di surat kabar, di majalah, di internet, dan di buku-buku perkataan paragraf atau
alenia. Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian
beberpapa kalimat. Semi (2007:86) dan (2008:115) menyatakan pargraf adalah
seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik.

Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran yang mempunyai


keterkaitan dengan satu topik. Setiap paragraf boleh saja terdiri atas satu kalimat,dua
kalimat, tiga kalimat, bahkan lebih dari lima kalimat pun di perbolehkan, asalkan kalimat-
kalimat dalam satu paragraf harus memperbincangkan satu masalah yang bertalian erat
dengan topik.

Setelah memahami pengertian paragraf kita akan masuk ke fungsi paragraf. Menurut
Djago Tarigan (2009:5-6) fungsi paragraf adalah sebagai berikut.

1. Penampung dari Sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistem matis.

3
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
5. Penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
6. Penanda bahwa pikiran baru di mulai.
7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai, transisi, dan
penutup karangan.

2.2 Penanda dan Struktur Paragraf

Secara visual atau lihatan mungkin kita akan melihat setiap permulaan kalimat
menjorok ke dalam kira-kira lima ketuk (hitungan mesin ketik) atau satu tab (hitungan
komputer).

Ayo perhatikan bagan contoh berikut dengan dua paragraf.

…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
…………………….

…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
Perhatikan pula contoh konkretnya sebagai berikut.

Malang benar nasib Andini. Bayi berusia enam bulan itu,


2 Juni lalu saat bagi rapor tidak naik kelas. Andini menyadari
bahwa itu akibat dari kurangnya belajar.

Andini berjanji kepada orang tuanya untuk merubah


pola belajarnya, sehingga kejadian tersebut tidak akan terulang
Kembali.

Dari bagan dan contoh konkret paragraf di atas jelas bahwa sebuah paragraph dapat
ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan
mesin ketik dan satu tab mesin komputer dan dapat juga dengan memberi jarak yang agak
renggang dari paragraph sesudahnya. Hal ini dimaksud agar lebih mudah pembaca melihat
permulaan setiap paragraf dan mengikuti penulis dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Paragraf dibangun setidak-tidaknya atas dua unsur utama, yaitu: kalimat topik dan
kalimat penjelas. Selain itu , ada juga paragraf yang didukung oleh unsur transisi dan
unsur kalimat penegas. Unsur utama yang tidak dapat ditinggalkan dalam sebuah

4
paragraph adalah kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan kalimat
yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci dan diuraikan lebih lanjut. Informasi
di dalam kalimat topik bersifat lengkap dan dapat dipahami tanpa adanya kalimat
penjelas. Pesan yang disampaikan di dalam kalimat topik cukup jelas dan dapat dibentuk.

Letak kalimat topik umumnya di awal (paragraf deduktif) atau akhir (paragraph
induktif), di bagian awal dan akhir paragraf (paragraph campuran), dan tersebar diseluruh
paragraf. Fungsi dari kalimat topik adalah mengendalikan gagasan utama. Ciri-ciri kalimat
topik adalah (a) mengandung permasalahan yang potensial untuk diperinci dan diuraikan
lebih lanjut, (b) merupakan kalimat lengkap, (c) mempunyai arti yang cukup jelas tanpa
harus diubungkan dengan kalimat lain, dan (d) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
atau frase transisi.

Transisi adalah mata rantai penghubung antarkalimat dalam paragraph atau


antarparagraf dalam satu wacana. Fungsi transisi sebagai pengat antarkalimat dalam satu
paragraf dan dapat pula sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraph yang berdekatan.
Transisi tidak harus ada dalam paragraph. Jenis transisi dan contohnya sebagai berikut.

a. Transisi kelanjutan: dan, lagi, serta, lagi pula, bahkan, tambahan lagi, kemudian,
dan lalu, seterusnya, selanjutnya.
Contoh; kemudian, dari balik pintu mucul seorang anak kecil
b. Transisi urut waktu: dahulu, kemarin, kini, sekarang, sebelum, sesudah, setelah,
sementara itu, sedangkan, sehari kemudian, sebulan yang lalu, setahun kemudian,
seabad yang lalu.
Contoh: sementara itu, ibu si anak sedang belanja ke pasar.
c. Transisi klimaks: paling …, se …nya, ter…
Contoh: terakhir, dia datang ke kampung halamanya sebulan lalu.
d. Transisi perbandingan: sama dengan, seperti, ibarat, bak, bagaikan,laksana,
semisal, seumpama, selayaknya.
Contoh: ibaratpinang dibelah dua, dua gadis cantik itu sama sama elok wajahnya.
e. Transisi kontras: tetapi, namun,akan tetapi, namun demikian, biarpun, walaupun,
bagaimanapun, sebaliknya.
Contoh: akan tetapi, dua gadis memiliki kemiripan wajahnya sama elok itu kurang
bergaul di kampungnya.

5
f. Transisi jarak: di sini, di sana, di situ, di samping, di kiri, di kanan, di atas, di
bawah, di belakang, di depan, dekat, jauh, sebelah …
Contoh: dekat sebelah rumah gubernur, berdiri sebuah monument tentara pelajar.
g. Transisi ilustrasi: umpamanya, mislanya, contohnya, teladannya, gambarannya,
konkretna.
Contoh: misalnya, kerja bakti setiap minggu tempat tinggal sebagai wujud
kebersihan lingkungan.
h. Transisi sebab-akibat: karena, sebab, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebab
demikian, akibatnya.
Contoh: akibatnya, semua murid tidak naik kelas.
i. Transisi kondisi (pengandaian): jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya.
Contoh: andaikata tahun ini naik kelas, pasti orang tua nya membelikan hadia.
j. Transisi simpulan: simpulannya, ringkasnya, garis besarnya, rangkumannya.
Contoh: simpulannya, semua anggota politik mendapat hak suara tahun ini.

Kalimat penjelas merupakan kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa adanya
kalimat lain atau hanya untuk menambah kejelasan dari kaimat pokok. Kejelasan arti dari
kalimat penjelas dapat diketahui setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
paragraf. Pembentukan kalimat penjelas umumnya memerlukan pembentukan kata
sambung dan kata peralihan, Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat topik
sehingga berisi keterangan rinci, contoh, dan informasi tambahan lainnya. Ciri-ciri
kalimat penjelas adalahsering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, arti
kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain,
pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frase transisi, dan isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung
kalimat topik.

Kalimat penegas adalah unsur paragraf yang keempat selain kalimat topik, kalimat
penjelas, dan transisi. Fungsinya sebagai pengulang Kembali kalimat topik, dan daya
Tarik bagi pembaca menemukan maksud penulis.

6
2.3 Syarat Paragraf Yang Baik

Menurut Akhadiah dkk. (1999:148) sebuah paragraph yang baik mempunyai 3 (tiga)
syarat, yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan), dan (3) kelengkapan. Ketiga syarat paragraph
yang baik tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Kesatuan (kohesi) di dalam paragraf berarti hanya terdapat satu gagasan utama atau
satu topik utama di dalam satu paragraf. Gagasan utama harus bersesuaian dan tidak
bertentangan dengan kalimat-kalimat lain di dalam paragraf. Apabila dalam paragraf
tersebut terdapat satu saja gagasan atau penjelasan yang menyimpang dengan ide
pokok, maka paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kesatuan atau keutuhan.
2. Kepaduan (koherensi) didalamsebuah paragraf yang padu jika kalimat-kalimatnya
terangkai secara baik. Agar sebuah paragraph padu dan baik harus ada sarana pengait
kalimatmeliputi: (1) penggantian, (2) pengulangan, dan (3) penghubung antar kalimat.
3. Kelengkapan di dalam paragraf dapat dipahami dengan mudah jika informasi yang ada
disampaikan dengan memadai dan lengkap. Kelengkapan gagasan utama dapat
dilakukan dengan mengembangkan kalimat penjelas. Paragraf dengan informasi yang
lengkap juga dapat dibuat dengan melakukan pengulangan pada gagasan utama dari
paragraf sebelumnya. Sebuah paragraf dapat dikatakan sebuah paragraf yang lengkap
apabila memiliki kalimat topik, kalimat-kalimat penunjang, dan kalimat penyimpul.

2.4 Jenis-jenis Paragraf


Sebuah paragraf, baik yang utuh dalam sebuah karangan maupun terlepas dari sebuah
karangan, jenis-jenis paragraph itu dapat dibedakan berdasarkan 4 (empat).

2.4.1 Posisi Paragraf Dalam Karangan

1. Paragraf pengantar atau pembuka paragraf pendahuluan merupakan paragraf yang


terletak di awal karangan. Paragraf ini sebagai pengantar untuk sampai kepada pokok
pembicaraan dalam karangan. Paragraf penghubung memiliki sifat yang sinkron
dengan jenis karangan seperti deskripsi, eksposisi, narasi, dan lain sebagainya,
paragraf pengantar juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan yang hendak dicapai,

7
sebagai gambaran secara keseluruhan isi karangan yang akan disajikan oleh penulis,
untuk menarik minat pembaca mengungkapkan aspek pokok dalam karangan.

Contoh:
Semakin hari timbunan sampah di dunia semakin bertambah. Sedangkan
tempat untuk menimbun sampah-sampah tersebut semakin sempit. Teknologi
yang sudah semakin tinggi pun dinilai tidak mampu memusnahkan semua
sampah yang ada. Kerusakan yang terjadi pada hutan akan sangat berdampak
pada seluruh populasi yang tinggal di kawasan hutan dan sekitarnya. Tidak
hanya itu, kerusakan hutan juga akan berdampak pada kehidupan manusia di
muka bumi. Penyebab utama kerusakan hutan adalah aktivitas penebangan
hutan (deforestasi). Aktivitas deforestasi mengakibatkan tanah menjadi tandus
dan sulit untuk menahan cadangan air.
2. Paragraf pengembang atau paragraf penghubung, Paragraf ini terletak di antara
paragraf pembuka dan paragraf penutup yang fungsinya adalah mengutarakan isi dari
sebuah karangan. Paragraf penghubung memiliki sifat yang sinkron dengan jenis
karangan seperti deskripsi, eksposisi, narasi, dan lain sebagainya. Paragraf
pengembang adalah paragraph yang paling banyak jumlahnya, dan dapat juga paling
Panjang kalimat-kalimat penjelasnya.
Contoh:
Kerusakan hutan yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebakaran
hutan, illegal logging, dan perambaan hutan sangat mengancam kehidupan di muka bumi.
Dampak dari kerusakan hutan tersebut adalah sebagai berikut:
 Suhu rata-rata di bumi akan meningkat atau disebut dengan pemanasan global. Suhu
bumi yang terus memanas menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
 Deforestasi bisa menyebabkan kepunahan masif berbagai spesies hewan dan
tumbuhan yang tinggal di dalam hutan. Spesies-spesies tersebut tidak mampu
bertahan di habitat aslinya dan perlahan mati sehingga menyebabkan kepunahan.
 Pohon memiliki peranan penting dalam siklus air dengan cara menyerap air hujan dan
melepaskan uap air ke atmosfer. Jika jumlah pohon semakin sedikit, maka kandungan
air di udara pun semakin sedikit.
 Kerusakan hutan akan mengakibatkan longsor, banjir, dan erosi tanah.

8
 Luasnya hutan yang terus berkurang akan menyebabkan daya serap tanah jadi
menipis, yang mana hal tersebut akan berdampak buruk saat musim kemarau tiba.
Kekeringan akan terjadi karena jumlah pohon yang menampung cadangan air sedikit.
 Rusaknya hutan akan sangat berdampak pada kegiatan perekonomian umat manusia
di mana sumber penghasilan, pangan, dan obat-obatan akan terganggu

3. Paragraf penutup merupakan paragraf yang berisi tentang simpulan, saran, harapan,
penekanan, dan mengakhiri sebuah karangan. Paragraf penutup memberikan
gambaran secara singkat, padat, dan jelas tentang apa yang dibicarakan penulis.
Contoh:
Gunakan barang semaksimal dan seefisien mungkin agar tidak menimbulkan
timbunan sampah. Misalnya kamu bisa menggunakan plastik pembungkus hingga
tidak bisa digunakan lagi. Bisa juga dengan memperbaiki perabot lama dengan
memberinya desain. Selain bisa meminimalisir sampah, kamu juga menghemat biaya
dengan tidak membeli perabot baru. Hutan memberikan banyak kontribusi bagi
kehidupan semua makhluk hidup yang ada di muka bumi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk menjaga hutan agar terhindar dari semua dampak yang mungkin terjadi.

2.4.2 Posisi Kalimat Topik


1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang terletak di awal dengan mengemukakan
persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
membuka usaha baru.
2. Paragraf Induktif adalah paragraf yang terletak di akhir paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan
kausalitas.
Contoh:
Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk
bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan

9
pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya
makin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim sub tropis dan sedang
ini. Inilah musim dingin yang terjadi di Negeri Matahari Terbit.
3. Paragraf Deduktif-Induktif terletak di awal da di akhir paragraf. Kalimat topik yang
berada di awal paragraf diulang atau ditegaskan Kembali, dapat berupa simpulan atau
kalimat penegas, pada kalimat topik yang berada di akhir paragraf. Biasanya disebut
sebagai paragraf campuran.
Contoh:
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol
merupakan faktor risiko yang paling besar yang menyebabkan seseorang
terserang penyakit jantung koroner. Hampir 80 persen penderita jantung
koroner di Eropa disebabkan kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh.
Bahkan, di Amerika, hampir 90 persen penderita jantung koroner disebabkan
penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di
Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan
yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan
penyebab utama penyakit jantung koroner.
4. Paragraph penuh kalimat topik paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama
pentingnya sehingga tidak satupun kalimatnya yang bukan kalimat topik. Kondisi ini
mengakibatkan terbentuknya paragraf yang penuh kalimat topik.
Contoh:
Pagi hari itu aku duduk dibangku Panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinar matahari pagi menghangatkan
badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku

2.4.3 Teknik Pemaparan Pengembangan Paragraf


1. Paragraf naratif merupakan paragraf yang berkaitan dengan penceritaan
atau pendongengan. Penggunaan paragraf naratif yaitu di dalam cerita
pendek, novel, dan hikayat. Paragraf naratif digunakan untuk menghibur para
pembaca. Selain itu, paragraf naratif juga digunakan untuk memberikan
suasana yang sama seperti di dalam cerita kepada para pembaca. Penggunaan
paragraf naratif juga dapat memunculkan imajinasi di pikiran para pembaca.

10
2. Paragraf deskriptif disebut sebagai paragraf lukisan. Fungsi dari paragraf
deskriptif adalah memberikan gambaran tentang segala hal yang terlihat oleh
penulisnya. Penulisan paragraf deskriptif disesuaikan dengan tata
ruang atau tata letak objek yang dituliskan. Paragraf deskriptif dapat disajikan
secara berurutan tempat maupun berurutan waktu dan sebaliknya. Penulisan
paragraf deskriptif sepenuhnya memanfaatkan panca indra sebagai penggambar
kondisi yang ingin disampaikan.
3. Paragraf ekspositoris disebut juga sebagai paragraf paparan. Penulisan
paragraf ekspositoris ditujukan untuk menampilkan atau memaparkan sosok
objek tertentu yang hendak dituliskan. Paragraf ekspositoris hanya menyajikan
satu unsur dari objek. Teknik pengembangan paragraf ekspositoris
menggunakan analisis urutan kejadian ataupun analisis tata ruang.
4. Paragraf argumentative dapat juga disebut dengan paragraf persuasif.
Penulisan paragraf argumentatif adalah untuk membujuk dan meyakinkan
pembaca mengenai pentingnya objek tertentu yang dijelaskan dalam paragraf.
Paragraf argumentatif ini banyak digunakan untuk memberikan anjuran tentang
sesuatu hal.
2.4.4 Pengembangan Paragraf
1. Paragraf perbanding adalah paragraf yang isinya merupakan perbandingan
tentang dua hal baik yang menyangkut kesamaan maupun perbedaannya.
Sebagai teknik pengembangan, perbandingan ini bisa bertujuan menjelaskan
satu hal lain sebagai pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang
dibandingkan itu sekaligus
2. Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan
kalimat tanya.
3. Paragraf sebab-akibat adalah paragraf kausatif karena diawali dengan fakta
khusus yang menjadi sebab. Lalu, baru diikuti dengan fakta umum yang ditaruh
di akhir dan disebut dengan akibat
4. Paragraf contoh adalah menjelaskan sesuatu secara luas dengan mengutip atau
menunjukkan dengan contoh-contoh nyata.
5. Paragraf perulangan adalah paragraph yang kalimat topiknya dapat
dikembangkan dengan pengulangan kata, pengulangan kelompok kata, atau
bagian-bagian kalimat yang dianggap penting.

11
6. Paragraf definisi atau Batasan adalah paragraph yang berusaha menerangkan
pengertian, kriteria, dan konsep dari sesuatu hal seperti istilah benda,
dan ,asalah tertentu.
7. Paragraf proses adalah paragraf yang menguraikan suatu proses, urutan,
Tindakan untuk menciptakan sesuatu menghantarkan pembaca ke tahap-tahap
kejadian suatu proses.
8. Paragraf klasifikasi adalah paragraf yang berisi pengelompokan hal-hal yang
mempunyai persamaan atau perbedaan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Paragraf atau alenia adalah suatu gagasan yang memiliki serangkaian kalimat yang
saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan dari
paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-
gagasan utama yang berbeda. Menurut Djago Tarigan (2009:5-6) fungsi paragraf adalah
sebagai berikut.

1. Penampung dari Sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.Alat bagi
pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistem matis.
3. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
4. Penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
5. Penanda bahwa pikiran baru di mulai.
6. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai, transisi, dan
penutup karangan.

Menurut Akhadiah dkk. (1999:148) sebuah paragraf yang baik mempunyai 3 (tiga) syarat,
yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan), dan (3) kelengkapan. Letak atau posisi kalimat topiknya,
jenis paragraf dibedakan menjadi paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran,
dan paragraf penuh kalimat utama. Jenis paragraf dapat dibedakan berdasarkan Teknik
pemaparan pengembangan paragraf menjadi;

1. Paragraf Argumentatif,berisi pembuktian untuk mempengarungi pembaca.


2. Paragraf Deskriptif, berisi perincian secara detail dari objek yang ditulis.
3. Paragraf Naratif, berisi kisahan atau cerita tentang kejadian atau peristiwa yang
dialami oleh tokoh.
4. Paragraf Ekspositoris, berisi uraian pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan seseorang .

13
5. Paragraf Persuasif, berisi bujukan atau himbauan agar seseorang yakin mengikuti
kemauan penulis.

3.2 Saran

Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahui dulu kalimat yang akan tersusun menjadi sebuah paragraf, harus
memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah penyusun
uraikan di bab sebelumnya.

Demikian makalah ini penyusun buat, semoga bermanfaat dan dapat


menambah wawasan para pembaca. Penyusun mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas karena keterbatasan materi
atau referensiyang kami peroeh. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran demi
kelengkapan penyempurna makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima dengan
baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Yunus, M dkk.2021.Keterampilan Menulis.Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.


https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
https://www.inews.id/news/nasional/jenis-jenis-paragraf-lengkap-pengertian-dan-
contohnya/2.
https://www.bola.com/ragam/read/5035561/contoh-contoh-paragraf-campuran-dalam-
bahasa-indonesia?page=2
https://mamikos.com/info/contoh-paragraf-pembuka-pljr/

15

Anda mungkin juga menyukai