Anda di halaman 1dari 9

RESUME MODUL 3

Kegiatan Belajar 1

A. Pengertian dan Fungsi Paragraph


1. Pengertian paragraph
Paragraph merupakan suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian
beberapa kalimat. Semi (2007:86) dan Arifin (2008:115) menyatakan paragraph adalah
seperangkat kalimat yang mengacu pada satu topik.
Setiap paragraph boleh saja terdiri dari satu kalimat, dua kalimat, tiga kalimat, bahkan
lebih dari lima kalimat pun diperbolehkan asalkan kalimat-kalimat dalam satu paragraph
tersebut tidak membicarakan masalah atau topik lain. Dimana semua kalimat dalam satu
paragraph harus membicarakan satu masalah yang berkaitan erat dengan topik atau
masalah yang sedang dibicarakan.
2. Fungsi Paragraph
Menurut Djago Tarigan (2009:5-6) fungsi paragraph yaitu:
- Penampung dari Sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
- Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
- Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
- Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang.
- Penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.

B. Penanda dan Struktur Paragraph


1. Penanda paragraph
Paragraph dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam,
kira-kira lima ketukan mesin ketik atau satu tab (indentation) mesin computer, dan
dapat juga dengan memberi jarak yang agak renggang dari paragraph sebelumnya ke
paragraph sesudahnya. Hal ini dimaksudkan agar lebih memudahkan pembaca
melihat permulaan setiap paragraph dan mengikuti alur pemikiran penulis dari satu
tahap ke tahap berikutnya.
2. Struktur paragraph
 Struktur kalimat topik
Kalimat topik merupakan kalimat yang berisi topik yang dibicarakan
pengarang. Topik yang dibicarakan pengarang ini biasanya diletakkan sebagai
kalimat inti atau kalimat utama dalam satu paragraph. Posisi kalimat topik
dalam satu paragraph dapat diletakkan di awal (deduktif), diakhir (induktif,
dan diawal-diakhir (campuran ).
Ciri-ciri kalimat topik:
a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diperinci dan diuraikan
lebih lanjut.
b. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan
kalimat lain.
d. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau frase ttransisi.
 Struktur kalimat penjelas atau pengembang
Merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang menjelaskan atau
mengembangkan lebih lanjut kalimat topik.
Ciri-ciri kalimat penjels:
a. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu paragraph.
c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frase
transisi.
d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang
bersifat mendukung kalimat topik.
 Struktur kalimat transisi
Transisi merupakan mata rantai penghubung antarkalimat dalam paragraph
atau antar paragraph dalam satu wacana. Transisi dapat berfungsi sebagai
pengait antarkalimat dalam satu paragraph dan dapat pula berfungsi sebagai
penghubung jalan pikiran dua paragaraph yang berdekatan.
Jenis-jenis transisi:
a. Transisi kelanjutan
Seperti antara lain; dan, lagi, lalu, serta, lagi pula, bahkan, tambahan lagi,
kemudian, dan lalu, seterusnya, selanjutnya.
Contoh, kemudian dari balik pintu muncul seorang anak kecil yang
menangis mencari ibunya.
b. Transisi urutan waktu
Seperti antara lain; dahulu, kemarin, kini, sekarang, sebelum, sesudah,
setelah, sementara itu, sedangkan, sehari kemudian, setahun kemudian,
sebulan kemudian, seabad yang lalu.
Contoh, sementara itu ibu si anak sedang belanja di pasar untuk keperluan
pesta ulang tahun kakaknya.
c. Transisi klimaks
Seperti antara lain, paling…, se…, nya…, ter..
Contoh, terakhir dia datang sebulan yang lalu.
d. Transisi perbandingan
Seperti antara lain: sama dengan, seperti, ibarat, bak, bagaikan, laksana,
semisal, seumpama, selayaknya.
Contoh, ibarat pinang dibelah dua dua gadis cantik itu memiliki kemiripan
wajah.
e. Transisi kontras
Seperti antara lain; tetapi, namun, akan tetapi, namun demikian, biarpun,
walaupun, bagaimanapun, sebaliknya.
Contoh, akan tetapi dua gadis yang memiliki kemiripan wajah yang sama
eloknya itu kurang bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
f. Transisi jarak
Seperti antara lain; di sini, di sana, di situ, di samping, di kiri, di kanan, di
atas, di belakang, di depan, di bawah, dekat, jauh , sebelah.
Contoh, dekat sebelah rumah gurbernue berdiri sebuah monumen tantara
pelajar yang berjuang merebut kemerdekaan negeri ini.
g. Transisi ilustrasi
Seperti antara lain; umpamanya, misalnya, contohnya, teladannya,
gambarannya, konkretnya.
Contoh, misalnya kerja bakti setiap hari minggu keempat di lingkungan
perumahan tempat tinggal sebagai wujud menjaga kebersihan lingkungan.
h. Ilustrasi sebab-akibat
Seperti antara lain; karena, sebab, oleh karena itu, sebab demikian,
akibatnya.
Contoh, akibatnya semua murid yang membolos mendapat hukuman.
i. Transisi kondisi (pengandaian)
Seperti antara lain; jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya.
Contoh, andaikata tahun ini tidak naik kelas hancurlah semua cita-cita
budi melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi.
j. Transisi simpulan
Seperti antara lain; simpulannya, ringkasnya, garis besarnya,
rangkumannya.
Contoh, simpulannya semua anggota organisasi politik mendapat hak
suara menyalurkan aspirasinya dalam pemilihan umum 2014.
 Struktur kalimat penegas
Kalimat penjelas merupakan struktur paragraph yang keempat selain kalimat
topik, kalimat penjelas, dan transisi. Terdapat dua fungsi dari kalimat penegas
yaitu sebagai pengulang atau menegaskan Kembali kalimat topik, dan juga
sebagai daya Tarik bagi pembaca untuk dapat segera menemukan maksud
penulis.

Atas dasar pemahaman unsur-unsur yang membangun paragraph, struktur


paragraph dapat terjadi enam kemungkinan yaitu:
a. Transisi, kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
b. Transisi, kalimat topik, dan kalimat penjelas.
c. Kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
d. Kalimat topik, dan kalimat penjelas.
e. Kalimat penjelas dan kalimat topik.
f. Semua kalimat topik.
C. Syarat paragraph yang baik
Menurut Akhadiah dkk. (1999:148) sebuah paragraph yang baik memiliki tiga syarat
yaitu:
 Kesatuan (kohesi)
Adalah sebuah paragraph hanya mengandung satu gagasan utama yang diikuti
oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Artinya, setiap paragraph
hanya mengandung satu pokok pikiran atau satu gagasan. Oleh karena itu,
setiap kalimat yang membentuk paragraph harus ditata dengan cermat agar
tidak ada satu kalimatpun yang menyimpang dari gagasan utama paragraph
tersebut.
 Kepaduan (koherensi)
Adalah sebuah paragraph yang padu dapat dicapai jika jalinan kalimat-
kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraph bukanlah
sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan pokoknya. Agar
sebuah paragraph padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam
paragraph yang ditulisnya meliputi:
- penggantian: merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraph yang
berupa penyulihan atau penggantian unsur-unsur tertentu dengan
menggunakan kata ganti (dia, mereka, ia, kalian) kata petunjuk (ini, itu,
tersebut, di atas, dibawah), atau kata yang mempunyai ciri yang tersirat pada
kalimat sebelumnya (-nya).
- pengulangan/repetisi: merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraph
yang dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat sebelumnya.
Pengulangan dapat berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu
dari kalimat topik sebagai kata-kata kuncinya.
- penghubung antar kalimat/transisi: terletak di awal paragraph, di tengah, dan
di akhir paragraph.
 Kelengkapan
Sebuah paragraph dapat dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu
paragraph dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut
atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Kegiatan Belajar 2

Jenis-jenis Paragraf

A. Posisi Paragraf dalam Karangan


1. Paragraf Pengantar dan Pembuka
Berfungsi mengantarkan pembaca pada pokok persoalan yang akan dikemukakan.
Sebagai pengantar masalah tertentu yang hendak dibicarakan, sebuah paragraf
pengantar atau pembuka ini haruslah menarik minat dan perhatian pembaca. Tentu
harus memanfaatkan pilihan kata, susunan kalimat, dan tidak berkepanjangan menjadi
pilihan utama. Paragraf pengantar juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan yang
hendak di capai.
2. Paragraf Pengembang atau Penghubung
Menyampaikan pokok pikiran penulis. Masalah yang akan diuraikan lebih lanjut oleh
peulis terdapat dalam paragraf pengembang. Paragraf pengembang berisi poko
persoalan yang akan dikemukakan oleh penulis. Secara kuantitatif, paragraf
pengembang adalah paragraf yang paling yang banyak jumlahnyam dan dapat juga
paling panjang kalimat-kalimat penjelasnya.
3. Paragraf Penutup
Berisi simpulan dari apa yang telah dibicarakan atau diuraikan sebelumnya. Paragraf
ini dimaksudkan untuk dapat mengakhiri sebuah karangan. Selain sebagai simpulan,
paragraf penutup juga dapat berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang telah
dibicarakan di muka. Paragraf penutup harus dapat memberi gambaran secara singkat,
padat, dan jelas tentang apa yang telah dibicarakan oleh penulis dalam karangan
tersebut.

B. Posisi Kalimat Topik


1. Paragraf Deduktif
Terletak pada awal paragraf kemudian diikuti oleh beberapa kalimat penjelas.
Kalimat topik paragraf deduktif bersifat umum yang kemudian dijelaskan secar rinci
dalam kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus.
2. Paragraf Induktif
Terletak di akhir paragraf yang sebelumnya dipenuhi kalimat-kalimat penjelas. Dari
jenis paragraf deduktif, paragraf induktif dimulai dari kalimat-kalimat penjelas yang
bersifat khususu kemudian disimpulkan atau ditegaskan dalam kalimat topik pada
akhir paragraf.
3. Paragraf Deduktif-Induktif
Terletak di awal dan di akhir paragraf, kalimat topik yang berada di awal paragraf
diulang atau ditegaskan kembali, dapat berupa simpulan atau kalimat penegas, pad
kalimat topik yang berada di akhir paragraf.
4. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Paragraf tersebut dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya merupakan kalimat
topik. Satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam paragraf tersebut tidak ada
hubungan logis atau kaitan topiknya.

C. Teknik Pemaparan Pengembangan Paragraf


1. Paragraf Argumentasi
Untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Argumentatif merupakan suatu dasar fundamental untuk meyakinkan orang
membuktikan pendapat ayau pendirian pribadi, atau membujuk pihak lain agar
pendapatnya itu di terima.
2. Paragraf Deskriptif
Usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian secara detail dari objek yang
ditulisnya, bertujuan menggambarkan bentuk, rupa, sifat, atau corak objek
pengamatan.
3. Paragraf Naratif
Mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga pembaca dapat mengikuti
peristiwa yang diceritakan secara kronologis. Unsur yang paling penting pada sebuah
paragraf naratif adalah unsur peristiwa atau tindakan.
4. Paragraf Ekspositoris
Menerangkan atau menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas
pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Paragraf ini
bertujuan memberikan informasi, penjelasan, keterangan, atau pemahaman tentang
sesuatu objek atau hal.
5. Paragraf Persuasif
Meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada
waktu sekarang atau pada waktu yang akan datang. Sifat dari paragraf ini membujuk,
merayu, menghimbau, dan mengajak pembaca agar tergiur, tertarik, dan menuruti apa
yang menjadi kemauan penulis.

D. Pengembangan Paragraf
1. Paragraf Perbandingan
Paragraf yang kalimat topiknya berisi perbandingandua hal atau lebih. Perbandingan
dapat dilakukan berdasarkan pada hal yang abstrak dan konkret, persamaan yang ada,
perbedaan yang ada, atau kemiripan yang ada pada dua hal atau lebih yang
dibandingkan.
2. Paragraf Pertayaan
Berisi paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan lebih lanjut dengan kalimat tanya.
Dalam mengembangkan paragraf pertanyaan tidak hanya satu kalimat tanya, tetapi
dapat lebih dengan beberapa kalimat tanya sebagai penjelas yang diikuti dengan
jawaban atau argumentasi atas pertanyaan tersebut.
3. Paragraf Sebab-Akibat
Berisi keterangan suatu kejadian atau peristiwa yang menimbulkan suatu akibat dari
kejadian tertentu, misalnya bencana, kecelakaan, tidak lulus ujian, atau bahkan dapat
mengukit prestasi dari hasil kerja kerasnya.
4. Paragraf Contoh
Paragraf yang menjelaskan sesuatu secara luas dengan mengutip atau menunjukkan
dengan contoh-contoh nyata. Kalimat topik paragraf dikembangkan dengan contoh-
contoh konkret sehingga kalimat topiknya menjadi jelas pengertiannya. Dalam
paragraf contoh ini kalimat topik atau kalimat-kalimat penjelasnya tidak selalu
menggunakan kata contoh, tetapi dapat juga menggunakan kata misalnya, seperti,
antara lain.
5. Paragraf pengulangan
Paragraf yang kalimat topiknya dapat dikembangkan dengan pengulangan kata,
pengulangan kelompok kata, atau bagian-bagian kalimat yang dianggap penting.
6. Paragraf Definisi atau Batasan
Paragraf yang berusaha menerangkan pengertian, kriteria, dan konsep dari sesuatu
hal, seperti istilah, benda, dan masalah tertentu. Definisi atau batasanyang terkandung
dalam kalimat topik itu adalah kalimat-kalimat penjelas.
7. Paragraf Proses
Paragraf yang menguraikan suatu proses, suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Paragraf ini berisi menghantarkan pembaca
ke tahap-tahap kejadian suatu proses. Setiap kalimat penjelas harus berpangkal pada
kalimat sebelumnya sehingga terbentuklah analisis yang logis dan sistematis. Sifat
paragraf ini adalah deskripsi atau pemberian karena yang diminta nukan pembuktian
atau argumentasi.
8. Paragraf Klasifikasi
Paragraf yang berisi pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan atau
perbedaan. Menempatkan barang-barang ke dalam suatu sistem kelas, sehingga dapat
dilihat hubungannya ke samping, ke atas, dan ke bawah. Paragraf ini menampilkan
pengelompokan sesuai dengan pengalaman manusia berdasarkan kelas dan sub
kelasnya.

Anda mungkin juga menyukai