A. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian
beberapa kalimat. Semi (2007:86) dan Arifin (2008:115) menyatakan paragraf adalah
seperangkat kalimat yang mengacu pada suatu topik. Kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran yang mempunyai keterkaitan dengan satu topik. Setiap
paragraf boleh saja terdiri atas satu kalimat, dua kalimat, tiga kalimat, bahkan lebih dari
lima kalimat pun diperbolehkan, asalkan kalimat-kalimat dalam satu paragraf
tersebut tidak berbicara masalah atau topik yang lain.
B. FUNGSI PARAGRAF
Menurut Djago Tarigan (2009:5-6) fungsi paragraf adalah sebagai berikut.
- Penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan
- karangan.
- Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.
- Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
- Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran
pengarang.
- Penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
- Penanda bahwa pikiran baru dimulai.
- Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai
- pengantar, transisi, dan penutup pengarang.
a. Kesatuan
Kesatuan (kohesi) adalah sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan
pengembang atau gagasan utama yang diikuti beberapa gagasan pengembangan
atau penjelas. Artinya, setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran atau
satu gagasan.
Contoh :
(1) Indonesia jaya. (2) kata-ata itu meluncur gembira dari Menteri Pemuda dan
Olahraga, Dr Andi Malarangeng, setelah selesai pertandingan bulu tangkis Asia
Terbuka, Minggu Malam, di Jepang (3) Jepang adalah negara maju di kawasan
Asia Timur yang beribukota Tokyo. (4) Pernyataan itu dianggap wajar karena
apa yang diimpikan selama ini dapat menjadi kenyataan, yaitu Indonesia
menjadi juara bulutangkis Asia Terbuka, mengalahkan saingan berat China dan
Malaysia. (5) Apalagi para pemain bulutangkis kita masih muda-muda, dan
dalam keadaan prima. (6) Hasil yang diperoleh tersebut adalah, prestasi
gemilang yang pernah diraih Indonesia dalam arena seperit itu.
Contoh paragraf di atas tidak menunjukan kesatuan paragraf yang utuh dan
terpadu.
b. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan
kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf bukanlah
sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan pokoknya.
Agar sebuah paragraf padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam
paragraf yang ditulisnya, meliputi : (1) penggantian, (2) Pengulangan, dan
penghubung antar
kalimat.
- Penggantian
Penggantian merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa
penyuluhan atau penggantian unsur-unsur tertentu dengan menggunakan kata
ganti (dia, mereka, ia kalian) kata petunjuk ( ini, itu, tersebut, di atas, di bawah).
Contoh:
Andi dan Anto bermain bulu tangkis. Sedangkan adiknya bermain lompat
tali, dan orang tua mereka membersihkan rumah, kegiatan seperti itu
dilakukan ketika hari libur atau pada saat mereka sedang tidak ada kegiatan. Selain
itu, keluarga mereka sangat harmonis dan bahagia.
- Pengulangan
Pengulangan merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang dilakukan
dengan cara mengulang bagian kalimat sebelumnya.
Contoh :
Kuliah bahasa Indonesia itu diselenggarakan pada hari Selasa lalu. Dalam kuliah
bahasa Indonesia itu ada berbagai hal yang dibicarakan, di antaranya bentuk dan
pilihan kata, tata kalimat, serta paragraf. Memang kuliah Bahasa Indonesia itu
hukumnya wajib bagi setiap mahasiswa perguruan tingga di Indonesia.
- Penghubung antar kalimat
Contoh :
Perkuliahan bahasa Indonesia pada siang hari terkadang membosankan. Banyak
mahasiswa mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan.
Hal ini disebabkan waktu perkuliahan kurang tepat dan mahasiswa
beranggapan bahwa hal itu saya sudah pelajari di SMA. Oleh karena itu,
pengajar harus pandai memilih metode dan pengorganisasian materi secara
tepat
c. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatkan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku Dayak tidak termasuk golongan suku yang suka bertengkar. Mereka tidak
suka berselisih, bertikai atau bersengketa.
KB. 2 JENIS - JENIS PARAGRAF
Di lihat dari letak atau posisi paragraf dalam suatu karangan, paragraf di bedakan atas
paragraf pengantar atau pembuka, paragraf pengembang atau paragraf,
penghubung, dan paragraf penutup.
Kalimat utama yang ditempatkan dibagian awal dan bagian akhir akan
membentuk paragraf deduktif-induktif (campuran). Kalimat pada bagian
akhir lebih bersifat mengulang atau menegaskan kembali gagasan utama
pada bagian awal. Cara penguraiannya di mulai dengan pernyataan yang umum
kemudian diperjelas dengan yang khusus, lalu kembali ke yang umum.