Disusun oleh:
- Muhammad Aqza Angga Nugraha (2213027)
- Muhammad Muflih M. (2213057)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhana Wata’ala atas karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Paragraf”.
kami juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Ibu
Sufiana,S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun makalah
ini. Makalah ini kami buat dengan sebaik mungkin untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Bahasa Indonesia semester 2 ini, dan juga untuk memenuhi ekspetasi dosen kami.
Kami juga menyadari bahwasannya makalah kami masih belum sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan saran dan kritik nya dari dosen mata kuliah dan para pembaca makalah ini.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah “Hakikat Paragraf”
mata kuliah bahasa Indonesia ini dapat bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seringkali dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf,
paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai
pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragrafh, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.
Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan
ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya
sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian paragraf
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Menurut Sumiaty dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia (2022), secara etimologis, paragraf
berasal dari bahasa Yunani, para berarti sebelum, dan grafein artinya menulis. Paragraf adalah
suatu kesatuan pikiran, tersusun dari himpunan kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk menyatakan gagasan utama.
Pengertian paragraf adalah karangan yang terbentuk dari satu atau beberapa kalimat yang
saling berbubungan dan memiliki satu pikiran utama. Bisa juga diartikan sebagai susunan kalimat
yang logis dan sistematis untuk membentuk satu alur pikiran yang relevan.
Gorys Keraf mendefinisikan paragraf sebagai alinea, yakni kesatuan pikiran yang lebih tinggi
dan luas dibanding kalimat. Di dalam sebuah tulisan atau karangan biasanya terdapat bagian yang
agak menganjur ke dalam. Bagian yang secara fisik sudah tampak dengan nyata karena adanya
tanda menjorok (menganjur) itu disebut paragraf. Dengan kata lain, batas-batas paragraf
ditandai indensi (dimulai pada huruf ke sekian dari margin kiri). Hakikat paragraf sebenarnya
tidak sesederhana itu.
Paragraf merupakan miniatur dari suatu karangan. Syarat-syarat sebuah karangan ada pada
paragraf. Memahami seluk beluk paragraf berarti juga memahami miniatur dari sebuah bangun
yang disebut karangan.
Terampil membangun paragraf berarti terampil pula membangun miniatur karangan dalam
ukuran yang lazim. Hal ini berarti bahwa paragraf merupakan dasar utama bagi kegiatan karang-
mengarang.
B. Syarat-syarat Paragraf
Menurut Kuntarto (2008:154-158), paragraf yang baik harus memenuhi tiga kriteria,
yaitu kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan paragraf.
5
1. Kesatuan
Paragraf harus memiliki satu kesatuan pikiran yang utuh. Semua kalimat di dalam paragraf
harus memiliki satu ide pokok, yakni terfokus pada gagasan utama sebagai pengendali. Agar hal
ini dapat tercapai, kita harus senantiasa mengevaluasi agar kalimat-kalimat yang kita tulis itu erat
hubungannya dengan gagasan utama.
2. Kepaduan
Secara singkat dapat dikatakan yang dimaksud dengan kepaduan adalah hubungan timbal
balik yang baik dan benar antarkalimat dan paragraf. Kalimat-kalimat tersebut terjalin secara
gramatikal, terpadu, berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mendukung gagasan utama.
-Repetisi
Pengulangan kata kunci atau sinonimnya dapat digunakan untuk membangun kepaduan
paragraf.
Contoh: Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, Indonesia dicirikan dengan
sebagian besar penduduknya hidup dengan bercocok tanam.
Contoh: Mahasiswa FKIP telah memproduksi berbagai jenis produk makanan yang bahan
bakunya ikan. Mereka telah membuat sosis ikan, baso ikan, bahkan kerupuk. Hasil produksinya
kini sangat digemari oleh masyarakat.
-Kata transisi
Yang dimaksud dengan kata transisi adalah ungkapan pengait antarkalimat. Melalui
penggunaan kata transisi hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya dapat terjalin
dengan baik. Terdapat beberapa tanda pengalihan/tanda transisi, yaitu:
-dsb.
-Paralelisme
Untuk membangun struktur kepaduan bisa digunakan bentuk kata kerja yang sama atau
menggunakan majas repetisi.
Contoh: Setelah mendapat petunjuk dari dosen, mahasiswa mulai membersihkan lahan untuk
menanam singkong. Untuk itu, mahasiswa membutuhkan alat-alat pertanian yang sederhana.
3. Pengembangan
Gagasan utama sebuah alinea biasanya diletakkan pada kalimat topik/kalimat pokok.
b. bagian yang berdiri sendiri sehingga tidak terikat pada bagian lain
c. bersifat menerangkan
7
2. Kalimat Topik
Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci dan
diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat topik bersifat lengkap dan dapat dipahami
tanpa adanya kalimat penjelas. Letak kalimat topik umumnya di awal atau akhir paragraf.
Fungsinya adalah mengendalikan untuk gagasan utama.
3. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa adanya kalimat
lain. Kalimat penjelas berfungsi mendukung kalimat topik sehingga berisi keterangan rinci,
contoh, dan informasi tambahan lainnya.
D. Jenis-jenis Paragraf
1. Berdasarkan Ide Pokoknya
- Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas. Pada paragraf deduktif, kalimat tubuh paragraf merupakan
pernyataan yang mendukung gagasan utama. Penalaran deduktif mengacu pada memulai dengan
kesimpulan umum atau pernyataan dan kemudian menemukan pengamatan atau argumen khusus
atau khusus untuk mendukung tulisan.
- Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah kebalikan dari paragraf deduktif. Jenis paragraf ini memiliki
kalimat utama di akhir paragraf. Paragraf induktif dimulai dengan mengemukakan penjelasan-
penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga
jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
Paragraf induktif dimulai secara umum dan diakhiri secara lebih spesifik dengan poin,
kalimat topik, gagasan utama, atau tesis. Ada beberapa alasan seseorang mungkin menulis
kalimat induktif. Ini bisa digunakan dalam pengantar ketika pembaca perlu ditarik ke dalam topik
sebelum mempelajari apa maksud tentang topik itu. Alasan kedua seseorang mungkin menulis
paragraf induktif adalah jika mereka yakin pembaca mungkin tidak setuju dengan maksud
mereka.
8
- Paragraf Campuran
Paragraf campuran merupakan jenis paragraf yang memiliki kalimat utama di awal dan
akhir paragraf. Jenis paragraf ini dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama lagi sebagai penjelas.
Paragraf ini didahului dengan menuangkan kalimat ide pokok di awal paragraf.
Kemudian kalimat ide pokok tersebut dikembangkan menjadi beberapa kalimat penjelas.
Setelahnya, di akhir paragraf ditarik simpulan berupa kalimat pendukung untuk menegaskan
gagasan pokok di awal paragraf.
- Paragraf Transisi
Paragraf transisi adalah paragraf pendek, biasanya terdiri dari beberapa kalimat. Paragraf
ini berfungsi sebagai kesimpulan untuk topik A dan pengantar ke bagian berikutnya, topik B.
paragraf transisi paling sering digunakan untuk meringkas ide dari satu bagian teks sebagai
persiapan untuk awal bagian lainnya.
2. Berdasarkan Tujuannya
- Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah jenis paragraf yang bertujuan menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa. Ciri-ciri dari paragraf narasi adalah ada kejadian, ada pelaku, dan ada waktu kejadian.
Cerita dalam paragraf narasi dituliskan secara runtut dan urut. Jenis paragraf narasi dapat
dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
- Paragraf deskiripsi
adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu
merangsang indra pembaca. Jenis paragraf ini bertujuan menggambarkan suatu objek sehingga
pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan. Objek yang
dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.
Ciri-ciri paragraf deskiripsi adalah menggambarkan suatu benda, orang, makhluk, tempat,
atau suasana tertentu. Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran,
penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan). Paragraf ini bertujuan agar pembaca
seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
9
- Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi umumnya juga menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan,
mengapa dan bagaimana. Ciri-ciri paragraf eksposisi adalah memaparkan definisi dan
memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta. Argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Tujuan dari paragraf ini adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ada tiga jenis pola paragraf argumentasi; pola analogi, pola generalisasi, dan pola
hubungan sebab akibat. Pola analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal
yang banyak persamaannya. Pola generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Sementara pola hubungan sebab akibat
adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan
sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
- Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bertujuan membujuk pembaca agar mau
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Dalam paragraf persuasi penulis harus
mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Mirip dengan argumentasi, paragraf persuasi juga memerlukan fakta dan data untuk
meyakinkan pembaca. Ciri-ciri paragraf persuasi adalah berasal dari pendirian bahwa pikiran
manusia dapat diubah. Paragraf persuasi harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
10
3. Berdasarkan Fungsinya
Paragraf Pembuka, adalah paragraf yang bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok
pembicaraan dalam karangan.
Paragraf Pengembang, adalah paragraf yang bertujuan mengembangkan topik atau pokok
pembicaraan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam paragraf pembuka.
Paragraf Penutup, merupakan paragraf yang berisi kesimpulan dari sebuah karangan.
E. Fungsi Paragraf
Selain fungsi Paragraf berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, pembagian per paragraf
ini juga memiliki beberapa fungsi lain, sebagai berikut:
4. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan
penutup.
5. Mengekspresika gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam kesatuan.
6. Untuk memisah bagian uraian, penulis dapat secara jelas memperlihatkan langkah atau
gerakan pikiran dari satu tahap ke tahap lain. Ditinjau dari segi pembaca, hal ini memudahlan
mereka berhenti lebih lama dari perhentian akhir kalimat.
11
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian pembahasan tentang hakikat paragraf. Dari uarian-uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hakikat Paragraf
- Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang umumnya merupakan gabungan dari beberapa
kalimat, namun dalam praktiknya kadang-kadang paragraf hanya terdiri dari satu kalimat.
Walupun hal itu memang dimungkinkan, paragraf yang seperti itu (satu kalimat) kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi.
- Syarat-syarat sebuah paragraf yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh di atas, dapat disimpulkan
bahwa syarat sebuah kalimat dikatakan paragraf adalah kesatuan, kepaduan, dan
pengembangannya.
- Unsur-unsur paragraf adalah gagasan pokok, topik kalimat dan kalimat penjelas.
2. Bentuk Paragraf
- Menurut posisi kalimat topiknya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu induktif, deduktif,
campuran, dan transisi.
- Menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi lima, yaitu naratif, deskriptif, persuasif,
argumentatif, dan ekspositoris.
- Menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pembuka, penjelas dan penutup.
3. Salah satu fungsi paragraf adalah Untuk memisah bagian uraian, penulis dapat secara jelas
memperlihatkan langkah atau gerakan pikiran dari satu tahap ke tahap lain. Ditinjau dari segi
pembaca, hal ini memudahlan mereka berhenti lebih lama dari perhentian akhir kalimat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Liputan6.com. (17 Desember 2021). Husnul Abdi. Pengertian Paragraf Menurut Para
Ahli, Unsur Pembentuk, dan Jenis-jenisnya. Diakses pada 30 april 2023.
https://www.liputan6.com/hot/read/4771529/pengertian-paragraf-menurut-para-ahli-unsur-
pembentuk-dan-jenis-jenisnya
Kompas.com. (2 Agustus 2022). Vanya Karunia Mulia Putri. Paragraf: Pengertian dan
Ciri-cirinya. Diakses pada 30 april 2023.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/02/070000869/paragraf--pengertian-dan-ciri-
cirinya
https://www.trigonalmedia.com/2015/08/syarat-syarat-penyusunan-paragraf.html
13