Anda di halaman 1dari 27

PARAGRAF

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia untuk Keperluan Akademik

Bandung,

Oleh

Azrey Faradilla Zachriansyah/A 231 057

Riski Yolanda Putri/A 231 076

Ryvha Kunaepa/A 231 077

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala Rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berujudul “PARAGRAF” ini

dengan lancar pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak dan sejahtera

merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu

berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara-cara yang tidak semestinya dan bisa

berakibat buruk. Dengan mengucap puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala

Rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelapan

kezaman terang benderang, dan atas doa restu dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah

membantu kami dalam memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh

karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih

baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat

memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua

Bandung, 30 September 2023


Daftar Isi
PETA KONSEP

Definisi
Takuk
Format
Lurus

Gagasan
Utama
Gagasan
Penjelas
Paragraf Kalimat
Unsur
Utama
Kalimat
Penjelas

Judul

Kesatuan
Kata
Transisi
Ciri/Syarat Koherensi
Repetisi
Kohesi
Kata Ganti

Sinonimi
BAB

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran

menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan

kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam

kalimat lain yag membentuk paragraf, paragraf merupakan sajian kecil sebuah karangan yang

membangun suatu pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau Alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil

penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi

paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh

kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti

seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal

paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu

kalimat, dan hal itu memanag dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea

semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal

jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,

pembicaraan tentang paragraf sebenernya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan

sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa

kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah

karangan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam makalah ini

adalah

1. Apa pengertian paragraf ?

2. Apa struktur paragraf ?

3. Bagaimana unsur-unsur paragraf ?

4. Apa saja yang menjadi syarat-syarat paragraf ?

5. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?

6. Apa saja macam-macam paragraf ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah

ini adalah

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering di gunakan dalam

kegiatan karya tulis.

2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf itu sendiri, mulai dari

pengertian paragraf, struktur paragraf, unsur syarat sebuah paragraf, teknik

pengembangan paragraf dan macam-macam paragraf.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf

Paragraf ialah tulisan yang berupa penuangan ide atau gagasan penulis atau

pembicara kedalam kalimat atau beberapa kalimat (Arifin dan Tasai, 2009 : 155).

Dalam paragraf harus ditunjukkan bahwa kalimat-kalimat itu memperlihatkan

kesatuan pikiran yang utuh, tidak terpecah-pecah. Suatu paragraf terdiri atas sebuah

kalimat, tetapi umunya diwujudkan oleh beberapa kalimat. Paragraf yang ideal

dibentuk tidak lebih dari lima kalimat jika setiap kalimatnya relatif panjang, tetapi

dapat saja dibentuk dengan lebih dari lima kalimat jika setiap kalimatnya relatif

pendek.

2.2 Format Paragraf

Terbagi menjadi dua yaitu paragraf takuk dan paragraf lurus atau sejajar. Paragraf

takuk ialah paragraf yang awal baris pertamanya masuk kearah kanan satu tabulasi

(5--8 ketukan atau huruf), sedangkan paragraf lurus adalah wujud paragraf yang

semua baris kalimatnya lurus; perpindahan dari satu paragraf ke paragraf lainnya

diberikan jarak (2,5 spasi).

2.3 Unsur Paragraf

Paragraf terdiri atas beberapa unsur, yaitu ide pokok, ide penjelas, kalimat utama,

kalimat penjelas, dan judul. Ide pokok atau gagasan utama ialah gagasan yang

menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Ide pokok umumnya terdapat pada
kalimat utama; ide penjelas atau gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan

gagasan utama. Ide penjelas umumnya terletak pada kalimat penjelas.

Kalimat utama atau kalimat topik ialah kalimat inti suatu paragraf atau kalimat yang

berfungsi menjelaskan kalimat utama atau kalimat yang berisikan ide penjelas yang

bersifat khusus. Unsur terakhir dari paragraf adalah judul. Judul merupakan kepala

karangan yang mencerminkan isi suatu karangan; judul memiliki ciri menarik, sesuai

denga nisi, logis, dan bentuk frasa (kelompok kata), diawali huruf kapital kecuali kata

depan dan kata sambung yang terletak ditengah.

Contoh :

a. Kalimat Utama

Sektor industry memegang peranan yang makin penting sebagai penggerak

perekonomian.

b. Kalimat Penjelas

Perkembangannya dikaitkan dengan sektor-sektor yang lain.

2.4 Syarat Paragraf

Paragraf yang baik memiliki tiga syarat, yaitu kesatuan, koherensi, dan kohesi.

Ketiga unsur itu dalam suatu paraggraf haruslah hadir; ketidakhadiran satu unsur saja

dalam suatu paragraf menyebabkan paragraf menyebabkan paragraf menjadi kurang

utuh dan kurang “harmonis” (Akhadiah, dkk,, 1992: 148 dan Ramlan, 1993: 9).

2.5 Kesatuan Paragraf

Kesatuan dalam paragraf ialah bahwa paragraf yang kita susun itu di dalamnya

hanya memiliki satu ide atau sastu gagasan utama. Oleh karena itu, kalimat-kalimat
(yang berupa kalimat penjelas) satu dengan yang lain harus kita tata secara cermat dan

apik agar semuanya mengacu pada kalimat utama, yaitu membicarakan dan

mendukung gagasan utama atau ide pokok.

2.5.1 Koherensi

Koherensi ialah bahwa setiap kalimat yang ada pada suatu paragraf satu dengan

yang lain memiliki kaitan makna yang erat, terjadi hubungan timbal balik antara satu

kalimat dan kalimat yang lain. Dengan kata lain koherensi ini menitikberatkan kaitan

makna pada suatu paragraf. Koherensi pada dasarnya merupakan upaya untuk

mewujudkan kesatuan.

Contoh:

a. Perguruan tinggi yang memiliki sivitas akademik berkerja secara efisien akan dapat

menghasilkan para sarjana yang siap bekerja dan bersaing di pelbagai sektor.

2.5.3 Kohesi

Kohesi berdering Kohesi ialah penataan paragraf agar terwujud keutuhan dan

kehar- monian dengan cara menjalin keterkaitan antarkalimat pada paragraf. Dalam

kohesi keterkaitan antarkalimat pada paragraf itu diwujudkan dengan bentuk. Untuk

mewujudkan bentuk kohesi pada paragraf, kita dapat mengungkapkannya dengan

banyak cara, di antaranya, yaitu dengan cara menerapkan kata transisi, repetisi, kata

ganti, dan sinonimi.

A. Kohesi dengan kata transisi

Kohesi dengan kata transisi ialah keterkaitan antara kalimat yang satu dan kalimat

yang lain pada suatu paragraf yang diwujudkan dengan menerapkan konjungsi (kata
hubung). Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi antarkalimat. Artinya,

konjungsi yang kita terapkan itu diletakkan pada awal setiap kalimat baru (bukan di

tengah kalimat).

Contoh:

Semua mahasiswa baru yang masuk perguruan tinggi di mana pun diwajibkan

mengikuti ospek (orientasi pengenalan kampus). Kegiatan itu sebagai upaya dari

pihak kampus agar mahasiswa mengenal kampusnya lebih komprehensif. Namun, kita

sering menyaksikan dan mendengar masih ada mahasiswa yang tidak atau belum

mengikuti ospek dengan beragam alasan. Oleh karena itu, panitia ospek kampus pada

tahun- tahun berikutnya menyuruh kembali mahasiswa yang absen untuk tetap

mengikuti kegiatan tersebut.

B. Kohesi dengan Repetisi

Kohesi dengan repetisi ialah keterkaitan antarkalimat dalam suatu paragraf yang

diwujudkan dengan pengulangan kata kunci. Perlu kita hati-hati karena bisa saja

pengulangan kata (repetisi) dapat menimbulkan kebosanan.

Contoh:

Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam kehidupan ma- nusia. Dengan

pendidikan manusia dapat meningkatkan tarap kehidupan karena memiliki banyak

ilmu. Tidaklah mengherankan jika setiap keluarga senantiasa memprioritaskan

pendidikan di atas segala-galanya. Bagi keluarga tertentu, setiap anak (keturunan)

harus mencapai pendidikan setinggi mungkin.


C. Kohesi dengan Pronomina Persona

Kohesi dengan Promina Persona ialah kata ganti orang ialah keterkaitan

antarkalimat yang diwujudkan dengan pengunaan kata ganti orang. Kohesi dengan

kata ganti, terutama kata ganti orang kerapkali digunakan pada paragraf yang bersifat

naratif (cerita, misalnya, dalam novel).

Contoh:

FB Beni, Taryono, dan Chairul sudah berteman sejak bersekolah di SMA negeri

ternama di Bandung. Pertemanan mereka berlanjut ke jenjang perguruan tinggi, yaitu

dengan berkuliah di fakultas hukum. Setelah lulus dari perguruan tinggi terkemuka

itu, mereka berencana mendirikan lembaga bantuan hukum. Untuk mewujudkan

rencananya itu, mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama. Saya diminta

menyedikan dana dan tempat yang strategis. Saya menyetujui tawaran mereka.

d. Kohesi dengan Sinonimi

Kohesi dengan Sinonimi (kata bersinonim) ialah keterkaitan antarkalimat yang

diwujudkan dengan pengunaan kata bersinonim. Kohesi dengan kata bersinonim

bertujuan lebih menegaskan kata kunci (gagasan) yang terdapat dalam paragraf.

Contoh;

Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Di kota ini umumnya

dihuni oleh suku Sunda. Udaranya relatif lebih sejuk jika dibanding kan dengan kota-

kota metropolitan lainya, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Selain udaranya yang

sejuk, dulu di kota ini banyak pohon dan bunga- bunga yang tumbuh indah dan teratur

sehingga banyak orang menyebutnya sebagai Kota Kembang. Di kota ini pula

pendidikan sangat maju karena antusias masyarakat terhadap pendidikan sangat


tinggi. Di samping itu, banyak perguruan tinggi terkemuka, seperti Institut Teknologi

Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas

Katolik Parahyangan. Tidaklah berlebihan, kota ini disebut pula sebagai Kota Pelajar.

sebuah membuat penutup dr Pada paragraf tersebut, kohesi dengan kata bersinonim

sangat matahari tampak dan terasa. Hal itu diwujudkan dengan hadirnya julukan

untuk Kota Bandung, yaitu Kota Kembang dan Kota Pelajar

3.3.1 Jenis Paragraf

Jenis Paragraf Pada garis besarnya paragraf dapat diklasifikasi berdasarkan sifat.

tujuan, letak kalimat utama (gagasan utama), pola pengembangan, dan jenis tulisan

yang dipaparkan (Keraf, 2004: 71--83, Akhadiah, dkk., 1992 61-64, serta Arifin dan

Tasai, 2009: 131-132).

a. Berdasarkan Sifat-Tujuan

Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf diklasifikasikan menjadi paragraf

pembuka, pengembang, dan penutup.

- Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka ialah paragraf yang memiliki sifat memberikan prolog atau

pengantar kepada pendengar atau pembaca sebelum masuk pada masalah yang

menjadi inti pembicaraan. Dengan membaca paragraf pembuka, diharapkan ada

gambaran mengenai inti pembicaraan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat

menarik minat dan perhatian pembaca. Selain itu, paragraf ini pun sanggup

mengaitkan pikiran pembaca pada masalah yang akan disajikan selanjutnya.


- Paragraf Pengembang

Paragraf pengembang ialah paragraf yang berada di antara paragraf pembuka dan

paragraf penutup. Dalam paragraf ini, dibahas atau dibicarakan inti persoalan yang

sudah dirancang. Selain itu, paragraf ini pun dapat bersifat informatif atau

argumentatif.

- Paragraf Penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang mengakhiri suatu pernyataan Paragraf ini

memiliki ciri lebih singkat dan berupa simpulan yang mencerminkan isi

tulisan secara utuh

Contoh ketiga paragraf tersebut dapat dilihat dalam karya ilmiah, misalnya, skripsi.

Paragraf pembukanya adalah pendahuluan, paragraf pengembangnya adalah kajian

teori, metode penelitian (jika terpisah dari bab pendahuluan), dan hasil-pembahasan,

serta paragraf penutupnya adalah simpulan dan saran. Selain contoh karya ilmiah

(skripsi), paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

b. Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Klasifikasi paragraf yang kedua adalah penggolongan yang didasarkan pada letak

kalimat utama atau gagasan utama. Paragraf in terdiri atas paragraf deduktif, induktif,

variatif, dan deskriptif atau naratif..

- Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di awal

paragraf. Dengan kata lain, gagasan utama atau pokok persoalan Menipu dalam

paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat

penjelasan (gagasan penjelasan).

Contoh:

Pola hidup sehat adalah kunci berumur panjang di dunia ini. Memiliki pola hidup

sehat akan menciptakan tubuh yang sehat pula sehingga kita jauh dari ancaman

berbagai penyakit. Pola-pola hidup sehat, seperti makan-makanan sehat, tidur yang

cukup, olahraga yang teratur, dan menghindari makanan dan minuman yang tidak

sehat bisa dapat menyebabkan kita berumur panjang. Hal ini terbukti pada orang-

orang yang tinggal di pedalaman-pedalaman desa atau pegunungan. Kebanyakan dari

mereka berumur mencapai ratusan tahun karena mereka menerapkan pola hidup sehat

tersebut. Berbanding terbalik dengan orang-orang yang hidup di kota-kota besar,

mereka umumnya banyak sekali menyantap makanan-makanan yang tidak sehat dan

pola tidur dan olahraga yang kurang baik sehingga menyebabkan angka harapan

hidup mereka hanya mencapai 60 tahun saja.

(www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)

- Paragraf Induktif

Paragraf induktif ialah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di akhir

paragraf. Dengan kata lain, paragraf ini dimulai dengan me nyebutkan kalimat-

kalimat penjelas yang bersifat khusus, kemudian diakhiri kalimat utama

yang berupa simpulan.

Contoh:
Asap rokok sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini

disebabkan oleh asap rokok mengandung zat-zat beracun, seperti karbon monoksida.

Selain itu, di dalam batang rokok juga ditemukan berbagai macam racun yang sangat

berbahaya, di antaranya adalah nikotin, merkuri, bahkan ada juga bahan racun yang

sejatinya digunakan sebagai bahan baku roket. Apabila zat-zat beracun ini terhirup

dan masuk ke dalam tubuh manusia secara terus-menerus, hal itu dapat menyebabkan

kerusakan pada bagian paru-paru, bahkan menyebabkan kematian. Terlebih lagi,

rokok juga memiliki zat lain yang takkalah mengerikan, yaitu, tar. Bahan ini

merupakan abu sisa pembakaran rokok. Jika masuk ke dalam tubuh manusia, tar dapat

menyebabkan penyakit yang disebut kanker paru-paru. Oleh karena itu, rokok sangat

membahayakan kesehatan manusia, bahkan bisa juga menyebabkan kematian. (www.

prbahasaindonesia.com 21 Maret 2018

- Paragraf Variatif

Paragraf variatif ialah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di awal dan di

akhir paragraf. Dengan kata lain, paragraf ini memiliki dua kalimat utama, kalimat

utama yang berada di akhir merupakan penekanan ulang dari kalimat utama yang

berada di awal dengan pengungkapan yang variatif (maksudnya sama).

Contoh:

Kemarau panjang tahun ini menimbulkan masalah yang sangat besar bagi

masyarakat. Banyak sekali kerugian yang disebabkan oleh bencana ini. Di antaranya

adalah sumur-sumur yang mengering dan debu-debu yang beterbangan di mana-mana.

Hal ini menyebabkan warga kesulitan memperoleh air dan juga mengalami sesak

napas akibat menghirup debu Namun, di antara itu semua para petanilah yang

mengalami kerugian yang sangat besar karena ribuan hektare sawah yang gagal panen
akibat keringnya sawah-sawah mereka. Bahkan, baru-baru ini kemarau yang terjadi

menyebabkan kebakaran hutan yang terjadi di mana-mana, seperti yang parah terjadi

di Provinsi Riau. Di daerah tersebut ribuan hektare hutan terbakar dan menyebabkan

Riau "diselimuti" oleh asap yang pekat selama beberapa waktu lamanya. Oleh karena

itulah, kemarau panjang yang terjadi tahun ini sangat merugikan bagi masyarakat.

(www. prbahasaindonesia, 21 Maret 2018)

- Paragraf Deskriptif/Naratif

Selain paragraf deduktif, induktif, dan variatif, dalam bahasa Indonesia, kita

kerapkali membaca tulisan-tulisan dalam karya sastra, misalnya, novel, cerpen, dan

roman. Paragraf yang ditampilkan dalam karya sastra itu, keberadaan gagasan utama

atau topiknya tersirat. Dengan kata lain, kitalah pembaca yang harus mencari atau

menyimpulkan kalimat utama (gagasan utamanya). Kalimat utama dalam paragraf ini

tidak terletak di awal atau di akhir, tetapi tersebar di seluruh paragraf; dapat pula

dikatakan bahwa semua kalimat dalam paragraf ini adalah kalimat penjelas. Oleh

sebab itu, paragraf jenis ini dinamakan paragraf deskriptif atau paragraf naratif

Contoh:

Diteras gedung pengadilan megah itu berkerumun (puluhan) orang, bahkan

mungkin ratusan. Kabarnya mereka akan menjadi suporter satu di antara temannya

yang akan diadili dalam kasus korupsi. Sesaat di ruang sidang, hakim membuka

persidangan. Sekelompok orang tadi sebagian sudah memenuhi kursi dalam ruang

yang sama. Gaduh sekali suasananya. Hakim berusaha menenangkan suasana. Sidang

diskor. Jaksa, hakim, dan pengacara meninggalkan tempat menuju ruang khusus di

lantai dua. Di sana (tempat yang berbeda), saksi dan terdakwa duduk gelisah. (www.

prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)


c. Berdasarkan Pola Pengembangan

Jenis paragraf yang ketiga didasarkan pada pola pengembangan, yaitu proses

bernalar yang penulis lakukan dalam membentuk suatu paragraf. Paragraf ini terdiri

atas penalaran deduksi dan induksi.

(1) Deduksi Penalaran

Deduksi ialah penalaran dalam suatu paragraf, yaitu menyususn paragraf yang

diawali dari sebuah konklusi atau simpulan yang berupa pernyataan yang bersifat

umum. Dalam penalaran deduksi, kita dapat mengungkapkan suatu gagasan itu secara

langsung atau taklangsung.

a. Penalaran secara Langsung

Penalaran secara langsung ialah penyimpulan suatu pernyataan yang didasarkan

pada suatu premis.

Semua makhluk hidup itu bernyawa. (premis)

Sebagian yang bernyawa adalalah makhluk hidup (simpulan)

b. Penalaran Tak Langsung

Penalaran secara tak langsung ialah penyimpulan suatu pernyataan yang

didasarkan pada dua premis. Perlu kita catat bahwa dua premis itu terdiri atas premis

umum (cakupannya luas) dan premis khusus (cakupannya sempit). Penarikan secara

taklangsung dapat kita ungkapkan dengan cara silogisme dan entimem.


Silogisme Silogisme ialah proses menentukan simpulan berdasarkan dua premis,

yaitu premis umum dan premis khusus (Sugono, 2008: 1307).

Contoh:

PU: Semua mahasiswa adalah lulusan SMU/ SMK.

PK: Dinda adalah seorang mahasiswa.

S: Dinda adalah seorang lulusan SMU/SMK.

c. Eentimem

Entimem ialah suatu silogisme yang dipendekkan, yaitu dengan cara

menggabungkan simpulan dengan premis khusus. Dalam entimem biasanya

digunakan konjungsi (karena); entimem dalam ragam kalimat itu identik dengan

kalimat kompleks subordinatif.

Contoh:

PU: Semua guru besar adalah orang yang cerdas.

PK: Reiza adalah seorang guru besar.

S: Reiza adalah orang yang cerdas.

Dari silogisme tersebut dapat dientimemkan menjadi Reiza adalah orang cerdas

karena(ia) seorang guru besar.

(2) Induksi

Penalaran induksi ialah penalaran dalam suatu paragraf, yaitu menyu- sun paragraf

yang diawali oleh pernyataan-pernyataan khusus dan diakhiri sebuah konklusi atau

simpulan yang berupa pernyataan yang bersifat umum. Penalaran induksi terdiri atas

generalisasi, analogi, dan kausalitas.


(a) Generalisasi

Generalisasi ialah proses menarik simpulan dari beberapa pernyataan (kalimat)

khusus untuk mendapat simpulan yang bersifat umum.

Contoh:

Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus

dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun, perlu kita sadari bahwa para

koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan

calon pemimpin pada masa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang

dilakukan oleh para pemuda sekarang, seperti pemerkosaan, pencurian dan perkusi.

Dapatlah dikatakan bahwa pendidikan karakter masih belum efektif mengubah

karakter bangsa (www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)

(b) Analogi

Analoginya adalah proses menarik simpulan dengan cara memban- dingkan atau

mengomparasikan dua hal yang memiliki sifat yang sama.

Contoh:

Untuk mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi, diperlukan persiapan-persiapan

dan juga mental yang kuat agar sampai di atas gunung dengan selamat. Hal ini

disebabkan oleh banyak sekali halangan dan rintangan yang akan menghadang di

depan. Jika salah melangkah, bisa jadi kita malah terperosok jatuh ke jurang. Begitu

pula untuk mencapai kesuksesan, untuk mencapai puncak kesuksesan juga sangat

diperlukan adanya persiapan-persiapan matang serta mental yang sangat kuat. Di

antara persiapan-persiapan itu ialah ilmu, pengalaman, dan juga keahlian khsusus.

Jika tidak memiliki persiapan yang sangat matang, kita juga akan mengalami hal yang

sama seperti memanjat gunung yang tanpa persiapan, yaitu kita akan jatuh dan gagal

dalam meraih kesuksesan. Oleh karena itu, mencapai kesuksesan juga sama halnya
dengan mencapai puncak sebuah gunung, yaitu kita memerlukan persiapan-persiapan

dan juga mental yang sangat kuat (www.satubahasa.com, 21 Maret 2018

(c) Kausalitas (Sebab-Akibat)

Kausalitas ialah proses menarik simpulan dari gejala atau fenomena yang

berkaitan. Dalam penalaran kausalitas terdapat pernyata an yang menyatakan

sebab dan akibat.

Contoh:

Harimau Sumatera banyak sekali diburu oleh pemburu-pemburu liar. Mereka

mengincar kulitnya dan ada juga yang ditangakap untuk dijual ke luar negeri. Selain

itu, harimau Sumetera banyak yang mengalami kehilangan habitatnya. Habitat

harimau itu dibakar dan dialihfungsikan sebagai perkebunan. Tidak jarang di antara

harimau itu ada yang memasuki perkampungan penduduk; ada pula yang ditangkap

dan dibunuh. Oleh karena itu, kini harimau Sumatera sudah jarang lagi kita temukan

dan berada dalam ambang kepunahan (www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)

d) Perincian

Perincian ialah proses mengembangkan paragraf dengan cara mengu- raikan

sesuatu (berisikan uraian); uraian itu disusun secara kronologis dan sistematis, yaitu

dengan memperhatikan kewaktuan dan kebertahapan

Contoh:

Lidah buaya atau Alloevera sangat bermanfaat bagi kesehatan rambut. Tanaman

ini memiliki zat-zat yang bisa memberikan kelembaban pada rambut sehingga rambut

tidak menjadi kering dan patah. Cara menggunakannya sangat mudah, yaitu dengan

memilih lidah buaya yang masih muda. Kemudian, buanglah kulitnya dengan

menggunakan pisau. Setelah terkelupas, bagian dalam lidah buaya mengeluarkan


lendir. Usapkanlah lendir tersebut ke rambut yang sudah dibasahi sebelumnya.

Selanjutnya, diamkan selama 3 menit. Sesudah itu, rambut dibilas denga air bersih.

Perawatan rambut dengan lidah buaya semacam ini harus secara rutin dilakukan agar

rambut menjadi kuat, mengilat, dan sehat

(www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018).

d. Berdasarkan Pemaparan Jenis Tulisan

Berdasarkan Pemaparan jenis Tulisan Klasifikasi paragraf yang terakhir (keempat)

adalah penggolongan yang didasarkan pada teknik pemaparan gagasan yang

diungkapkan. Jenis paragraf ini meliputi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi,

persuasi, dan argumentasi.

a. Narasi

Narasi ialah paragraf yang berisikan kumpulan peristiwa yang disusun secara

kronologis, biasanya dijalin dengan kaitan sebab-akibat yang menjadi satu rangkaian

peristiwa. Paragraf narasi lazim diungkapkan dalam karya sastra, yaitu cerpen, novel,

roman, dan kisah perjalanan.

Contoh:

Novel Habibie dan Ainun mengisahkan seputar romantika kehidupan Ainun dan

Habibie. Novel itu menampilkan perihal betapa besarnya cinta antara Ainun dan

Habibie yang dapat memberikan semangat dan motivasi perjuangan hidup untuk

meraih kesuksesan, Kesuksesan itu digambarkan oleh sosok Habibie yang taklain,

yaitu suami tercinta Ainun (www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018

b. Deskripsi
Deskripsi ialah paragraf yang berisikan gambaran atau lukiskan suatu kondisi:

tempat, keadaan, atau benda dengan cara merespons pancaindra pembaca sehingga

pembaca dapat menikmati atau melihat apa-apa yang diungkapkan.

Contoh:

Tiba-tiba saja Siti Nurbaya bangkit dari kuburnya di Gunung Padang. Bagaikan

seorang putri yang malu-malu, ia membuka matanya yang sembab seraya menyapa

orang banyak dengan penuh sendu. la mengurai penderitaannya dengan cara yang

sangat menyentuh hati, semua orang secara hampir serentak mengucapkan, "Kasihan

betul dia!" Kemudian, bangkit Samsulbahri, yang dengan cara hampir serempak pula

orang mengeluarkan ungkapan, "Mengapa ia lemah?" Orang banyak bersimpati

kepada keduanya. Ketika Datuk Maringgih ikut muncul pula, takdapat ditahan lagi

banyak orang menyebutkan ucapan, "Laknat sungguh dia!" Orang gemuruh di sana-

sini memperbincangkan "bernapasnya" kembali tiga tokoh yang telah menjadi

dongeng kenyataan ini. Para guru sibuk membuka kembali Siti Nurbaya, lalu meneliti

deskripsi tokoh-tokoh itu. Murid-murid pontang-panting berlomba mencari Siti

Nurbaya karena para guru mewajibkan mereka membaca karya yang tiba-tiba menjadi

populer (UMPTN 1992 Rayon B dengan perbaikan/penambahan).

c. Eksposisi

Eksposisi ialah paragraf yang berisikan paparan suatu keadaan, proses, atau

masalah yang diungkapkan sejelas-jelasnya. Tujuan paragraf eksposisi ini

memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara

mengembangkan gagasan.

Contoh:
Meningkatnya pembangunan industri dewasa ini dengan dibangun- nya banyak

pabrik, tidak berarti mengabaikan pembangunan pertanian. Justru sebaliknya, dalam

upaya membangun industri yang kuat, pemba- ngunan pertanian harus makin

ditingkatkan agar makin tangguh. Untuk mendukung sektor industri yang makin kuat

ini, sektor pertanian harus mampu menyesuaikan pola dan strukturnya ke dalam pola

dan struktur industri. Ini menekankan bahwa sektor pertanian harus mampu

mengantisipasi ketergantungan mutlaknya pada alam. Hal ini berarti harus dilakukan

dengan dukungan yang kuat dari setiap subsistem dalam sistem pertanian. Suatu

sistem pertanian yang tangguh memiliki kaitan ke belakang berupa industri hulu

dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Kaitan ke depan berupa industri

hilir dalam perlakuan pascapanen, pengelolaan, dan pemasaran hasil pertanian

(UMPTN 1991 Rayon A dengan perbaikan/penambahan).

d. Argumentasi

Argumentasi ialah paragraf yang berisikan suatu pernyataan dengan memberikan

alasan, contoh, dan bukti yang kuat sehingga pembaca terpengaruh untuk

membenarkan pendapat atau gagasan tersebut

Contoh:

Melihat situasi lingkungan dan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang masih

memprihatinkan, pencanangan tahun lingkungan hidup memang perlu sebagai suatu

gebrakan. Akan tetapi, gebrakan ini perlu gigi untuk menegakkan hukum, menindak

tegas setiap kegiatan ekonomi dan industri yang mencemari lingkungan hidup.

Gebrakan ini perlu dan mendesak sebab menurut data Biro Pusat Statistik, sisa hutan

di Jawa tinggal 1,4 juta ha, sedangkan menurut Repprot (Proyek Kehutanan Indonesia

dan Inggris) tinggal 1,19 juta ha. Kata seorang pakar 7,8 juta ha atau 60% dari Pulau
Jawa merupakan daerah kritis, termasuk di antaranya 1,9 juta ha DAS (daerah aliran

sungai) bagian hulu atau 15% dari seluruh Pulau Jawa. Berbagai sungai mengalami

kemunduran serius dengan meningkatnya kerusakan hutan dan pola tata guna lahan

yang makin buruk (UMPTN 1993 Rayon A dengan perbaikan/penambahan).

Persamaan dan Perbedaan Eksposisi dan Argumentasi

(a) Persamaan tulisan eksposisi dan argumentasi adalah berikut:

1. menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan;

2. memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka , peta, statistik,

grafik, gambar, bagan;

3. memerlukan analisis dan sintesis pada saat mengupas sesuatu;

4. menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian

(b) Perbedaan tulisan eksposisi dan argumentasi adalah berikut;

No Eksposisi Argumentasi
1 Bertujuan menjelaskan atau Bertujuan meyakinkan pembaca
menrangkan sehingga pembaca sehingga menyetujui pendapat;
memperoleh informasi yang jelas
2 Pembuka atau pendahuluan Pembuka atau pendahuluan
memperkenalkan apa (topik) menarik perhatian pembaca pada
persoalan yang dihadapi.
3 Fakta angka dan contoh diperlukan Fakta, angka, dan contoh
untuk memperjelas; diperlukan untuk memperkuat
pembuktian.

e.Persuasi

Persuasi ialah paragraf yang berisikan pernyataan dengan tujuan memengaruhi

atau membujuk pembaca untuk melakukan sesuatu atau mengarahkan pembaca pada

suatu sikap tertentu.

Contoh:
BAB III

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kesimpulan Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang

lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan kalimat

tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara yang

satu dengan yang lain dalam ssatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
DAFTAR PUSTAKA

http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-

indonesia-paragraf_28.html (11:00/28-11-15)

http://www.slideshare.net/fiqhrimp/makalah-bindo?related=1(11:15/28-11-15)

http://www.gudangmakalah.com/2014/10/makalah-bahasa-indonesiaparagraf. (10:0

0/29-11-15

Anda mungkin juga menyukai