Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGEMBANGAN PARAGRAF

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Rifa Attiyah, S.S., M.Pd

Disusun Oleh:

1. Dede Warsita (20198300026)


2. Dwi Syifa Maulinda (20198300030)
3. Hesti Fazriana (20198300010)
4. Izzatul Fitriyah (20198300002)
5. Syifa Salsabila (20198400014)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


KUSUMA NEGARA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pengembangan Paragraf.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
Pengembangan Paragraf ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bekasi, 29 Oktober 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................


B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan Masalah .............................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli .........................................


B. Ciri-Ciri Paragraf ...........................................................................
C. Unsur-Unsur Paragraf ....................................................................
D. Fungsi Paragraf ..............................................................................
E. Kohesi dan Koherensi Dalam Paragraf ..........................................
F. Jenis-Jenis Paragraf ........................................................................
G. Pengembangan Paragraf .................................................................

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paragraf adalah sekumpulan kalimat di dalam suatu karangan yang di


dalamnya terdapat satu ide pokok dimana cara penulisannya menggunakan
garis baru atau agak menjorok ke bagian dalam. Paragraf disebut juga
dengan alinea di mana terdapat beberapa kalimat yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya. Di dalam satu paragraf terdapat minimal 2
kalimat yang biasanya berhubungan sehingga menghasilkan suatu
informasi.

Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan


mulai dan berakhir. Kita akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau
buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari
paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan
pengembangan paragraf.

Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun


paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah ini, kami akan membahas
tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling
sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, ciri-ciri, macam-macam
hingga syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud paragraf?
2. Apa saja fungsi atau kegunaan paragraf?
3. Apa saja jenis-jenis paragraf?
4. Apa saja unsur-unsur paragraf?
5. Apa ciri-ciri paragraf?
6. Apa yang dimaksud kohesi dan koherensi dalam paragraf?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memenuhi tugas kelompok bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui fungsi serta ciri-ciri paragraf
3. Untuk mengetahui apa itu kohesi dan koherensi dalam paragraf
4. Untuk mengetahui jenis dalam paragraf
5. Untuk mengetahui materi pengembangan paragraf
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf dan Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli

Paragraf adalah merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih


tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau definisi paragraf yaitu bagian
yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang
isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama
sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, Akan tetapi


kalimat yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu
rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat disebut juga dengan
penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema.
Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli:

1. Akhaidah dkk
Menurut Akhaidah dkk (1999:144), pengertian paragraf adalah inti
penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk
suatu gagasan.
2. Arifin dan S. Amran Tasai
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125), pengertian paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
3. Ramlan
Menurut Ramlan (2010: 23), pengertian paragraf adalah bagian dari
suatu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan
satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
4. Gorys Keraf
Menurut Gorys Keraf (1979:62), alinea atau paragraf adalah suatu
kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau luas dari kalimat
dan merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
5. Lamuddin Finoza
Menurut Lamuddin Finoza (2004:149), pengertian paragraf atau
alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.

B. Ciri-ciri Paragraf
Ciri-ciri paragraf dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Di dalam suatu paragraf terdapat gagasan utama yang disampaikan
melalui setiap kalimat yang ditulis oleh pengarang.
2. Pada paragraf terdapat kalimat topik dan kalimat pengembang untuk
menyampaikan gagasan utama penulis dalam karangannya.
3. Di dalam paragraf juga terdapat kalimat penjelas yang berisi tentang
rincian dari kalimat topik. Dengan kata lain, suatu karangan hanya
terdapat satu kalimat topik namun terdiri dari beberapa kalimat penjelas.
4. Pada jenis karangan biasa, penulisan setiap awal paragraf dibuat agak
menjorok ke dalam beberapa ketukan spasi.
5. Setiap paragraf dalam suatu tulisan terdiri dari minimal 2 baris kalimat.

C. Unsur-Unsur Paragraf
1. Topik /gagasan utama

Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena
unsur inilah yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf.
Unsur-unsur ini biasanya berupa masalah atau gagasan pengarang yang
ingin disampaikan kepada para pembacanya.

2. Kalimat Utama

Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama.


Kalimat ini adalah kalimat yang mengandung suatu gagasan utama yang
diletakan secara tersirat. kalimat utama adalah sebuah kalimat yang
sifatnya umum. Hal ini dikarenakan supaya dapat dikembangkan
kembali dengan kalimat-kalimat penjelas.

3. Kalimat pendukung

Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan-


gagasan penjelas. Kalimat ini mempunyai fungsi untuk menguatkan
atau mendukung gagasan utama yang ada pada kalimat utama dengan
cara memberikan data berupa fakta, contoh, opini, dan lain-lain.

4. Transisi

Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu, kalimat-kalimat di


dalam paragraf disusun dengan menggunakan transisi atau konjungsi.
Ada dua macam konjungsi yang biasa dipakai, yakni konjungsi antar
kalimat dan konjungsi intra kalimat.

Konjungsi intra kalimat yaitu kata sambung yang menghubungkan


antara induk kalimat dan anak kalimat. Contohnya yaitu “dan”, “tetapi”,
“karena”, “agar”, dan lain sebagainya.

Konjungsi antar kalimat yaitu sebuah konjungsi yang


menghubungkan antara kalimat – kalimat yang ada di dalam paragraf.
Contohnya yaitu ; “Lagi pula”, “Oleh karena itu”, “Terlebih lagi”,
“Namun”, “Disamping itu”, dan lain – lain.

5. Penegas
Unsur yang terakhir yaitu penegas. Unsur ini tidak terlalu penting di
dalam sebuah pargraf karena tidak semua paragraf mempunyai penegas.
Fungsi dari penegas ini yaitu untuk menambah daya tarik sebuah
paragraf, menghindari kebosanan saat membacanya, dan sebagai
penegas atau pengulang gagasan utama.

D. Fungsi Paragraf
Adapun fungsi paragaf adalah sebagai berikut:
1. Mengekspresikan Gagasan: maksudnya, paragraf dapat memberikan
suatu gagasan atau perasaan melalui rangkaian kalimat yang disusun
sehingga menjadi membentuk suatu kesatuan ide pokok.
2. Menandai Peralihan Gagasan Baru: maksudnya, setiap tulisan atau
karangan terdiri dari beberapa paragraf dan di dalam setiap paragraf
tersebut terdapat gagasan yang berbeda namun masih berhubungan
dengan ide pokok.
3. Memudahkan Menulis dan Membaca: maksudnya, dengan adanya
paragraf maka seorang penulis dapat lebih mudah dalam menuangkan
gagasannya. Di samping itu, paragraf juga lebih mudah memahami ide
pokok di dalam suatu tulisan bila penulisannya dibuat dalam paragraf
yang baik.
4. Membantu Pengembangan Topik: maksudnya, pengembangan topik
tulisan dalam bentuk yang lebih kecil akan lebih mudah disampaikan
melalui pembagian paragraf.
5. Mengendalikan variable: paragraf juga memudahkan penulis untuk
mengendalikan variabel di dalam karangannya sehingga lebih mudah
dimengerti.

E. Kohesi dan Koherensi Dalam Paragraf


Sebuah paragraf dapat dikatakan baik apabila memenuhi unsur-unsur
kohesi (kesatuan), dan koherensi (kepaduan).
a. Kohesi (kesatuan)
Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila informasi-
informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama.
Dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi,
gagasan-gagasan itu tentap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal
itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah
kalimat-kalimat yang ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagasan
utama (Alwi (editor): 2001:8). Perhatikan paragraf berikut ini.
Paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab di
dalamnya terdapat dua gagasan utama berikut.
1. Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya.
2. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan

Oleh karena itu, agar memenuhi tuntutan prinsip kesatuan, paragraf


di atas harus dipecahkan menjadi dua paragraf dengan menjadikan
kalimat (1) sebagai kalimat topik pertama, dan kalimat (5) sebagai
kalimat topik paragraf kedua (Alwi (ed.): 2001:8-9).

b. Koherensi (Kepaduan)
Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila kalimat-
kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal,
dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan
demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu,
berkaitan satu sama lain, untuk mendukung gagasan utama.
Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf,
penulis dapat menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata
transisi, dan struktur yang paralel (Alwi (ed.): 2001:10).
a. Kata Kunci dan Sinonim
Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang
kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau
ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan
menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain
yang bersinonim dengan kata ungkapan itu. Misalnya Virus HIV,
dapat disebut virus penyebab AIDS, virus yang memataikan, virus
yang sulit ditaklukan. Cara ini disebut penyulihan.
b. Pronomina
Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan
menggunakan pronomina untuk menyebutkan nomina atau frasa
nomina yang telah disebutkan lebih dahulu. Yang dilakukan
sebenarnya adalah mengacu pada nomina atau frasa nomina itu
dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sukses
selain sesekali dapat disebut pengusaha-pengusaha itu, dapat pula
disebut mereka. Cara ini disebut pengacuan.
c. Kata transisi
Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang
digunakan untuk menghubunghan unsur-unsur dalam sebuah
kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam
sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata ini hubungan antar asatu
gagasan dengan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat
dinyatakan secara tegas
Contoh:
1. Saya makan soto karena saya suka.
2. Saya makan soto kalau saya suka.

d. Struktur yang paralel


Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri-ciri
kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf. Banyak cara
yang bisa dilakukan, misalnya menggunakan kata kerja yang sama
atau menggunakan majas repetisi.

F. Jenis-Jenis Paragraf
A. Berdasarkan letak kalimat utama:
1. Paragraf Deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok
atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat
penjelas. Contoh: Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu.
Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Keterangan:
Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang
lain sebagai penjelas.
2. Paragraf Induktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-


penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Contoh: Semua
orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan
budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah.
Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang
bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.

3. Paragraf Campuran

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok


atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan
diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir
paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.

Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat


dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan
manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan
peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa
adanya sarana komunikasi.

Berdasarkan Tujuannya:

1. Paragraf Narasi (Menceritakan)


Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa
atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik
tetapi tidak memiliki kalimat utama. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku,
dan ada waktu kejadian. Contoh Paragraf Narasi: Jam istirahat. Roy tengah
menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah.
Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengeritakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan
diruang perpustakaan hanya ada dia.
2. Paragraf Deskripsi (Menggambarkan)
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu
objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek
yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang,
benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan atau
menggunakan panca indera. Contoh Paragraf Deskripsi: Perempuan itu
tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat
kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar
disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para
wanita palestina.
3. Paragraf Persuasi (Mengajak)
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan
atau ajakan untuk berbuat sesuatu.
Contoh Paragraf Persuasi: Susu sangat baik untuk kesehatan kita.
Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan
tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein yang bisa
membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah kita
perbanyak meminum susu.
4. Paragraf Argumentasi ( Pendapat )
Paragraf Argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat
dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh Paragraf Argumentasi: Sebagian anak Indonesia belum dapat
menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah
dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992)
bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya.
Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen
atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA,
kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi
keluarga semakin terlihat di mana-mana.
5. Paragraf Eksposisi (Menjelaskan)
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang berisi ide, pendapat, buah
pikiran, informasi, atau pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk
memperluas wawasan pembaca. Ciri-cirinya: biasanya terdapat kata
"adalah" dan merupakan informasi. Contoh Paragraf Eksposisi: Ciplukan
adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah kosong yang
tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan.
Tumbuhan ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 cm, batangnya
berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning.
Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan
menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa
penyakit.
G. Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraph terdiri atas:
1. Pengembangan Alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah adalah paragraf yang


dikembangkan berdasarkan urutan waktu yang bersifat kronologis.
Pengembangan ini dilakukan dengan menjelaskan pikiran utama dengan
urutan ruang atau urutan waktu. Pengembangan dengan urutan ruang
bisa dilakukan dengan menjelaskan ruang dari yang paling dekat hingga
yang paling jauh atau sebaliknya. Pengembangan dengan urutan waktu
bisa dimulai dari yang paling awal hingga akhir atau sebaliknya.
Paragraf dengan pola pengembangan alamiah biasanya digunakan pada
paragraf naratif atau prosedural.

Paragraf yang dikembangkan dengan urutan ruang contohnya:


Fasilitas produksi pabrik itu berada pada lokasi yang strategis. Sekitar
dua kilometer di sebelah barat adalah gudang milik pemasok bahan
baku. Di sebelah timur, terdapat aliran sungai bersih yang menjadi
sumber air untuk proses pengolahan. Dan yang terpenting, akses menuju
jalan tol yang berada sekitar dua kilometer di sebelah selatan pabrik.

Paragraf yang dikembangkan dengan urutan waktu contohnya:


Seluruh aktivitas penelitian akan diselesaikan dalam tahun 2012. Tahap
penyusunan rencana penelitian akan selesai pada akhir bulan Januari.
Tahap pengumpulan data dari sampel membutuhkan waktu tiga bulan
dan akan selesai pada pertengahan bulan April.

Tahap analisa data membutuhkan waktu lima bulan. Tahap ini akan
selesai pada bulan Oktober. Tahap akhir penelitian adalah penulisan
laporan. Tahap tersebut akan diselesaikan pada bulan Desember.

2. Pengembangan Deduksi- Induksi


a. Pola Pengembangan Deduksi

Paragraf deduktif adalah paragraph yang diawali dengan hal-


hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat
khusus. Kalimat utama berada di awal paragraf. Contoh: Beberapa
tips menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar
“dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah mulai
dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal.
Mencocokkannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasai dicari dibuku.
b. Pola Pengembangan Induksi

Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan mulai


dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Kalimat utama
berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induksi
dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

 Generalisasi, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan pola


hubungan dari khusus ke umum. Contohnya: Gelombang Cinta
merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga
mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari
karena harganya yang fantastis. Selain karena harganya,
Jenmani dicari penggemar tanaman hias karena keindahan
daunnya. Tidak hanya Jenmani dan Gelombang Cinta yang
dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenis anthurium
ikut diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang
tinggi.
 Analogi, yaitu paragraph yang dikembangkan dengan
membandingkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki
kesamaan kemudian menarik kesimpulan. Contohnya:
Gelombang Cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya.
Indahnya Gelombang Cinta sama seperti gelombang air.
Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya, semakin
indah pula Gelombang Cinta. Begitu juga dengan gelombang air,
semakin bergelombang air semakin indah untuk
dinikmati. Dengan demikian, indahnya Gelombang Cinta dan air
terletak pada gelombang yang dihasilkan.
 Sebab-akibat, yaitu paragraph yang dikembangkan berdasarkan
hubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini, akibat bertindak
sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang bersifat umum.
Sedangkan sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau
perincian yang bersifat khusus. Contohnya: Gelombang Cinta
memiliki daun yang bergelombang, harga Gelombang Cinta juga
tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran Gelombang Cinta membuat
orang ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin
membudidayakan Gelombang Cinta.
 Akibat-sebab, yaitu paragraph yang dikembangkan berdasarkan
hubungan akibat sebab. Sebab bertindak sebagai gagasan pokok
atau kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan akibat
bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang bersifat
khusus. Contohnya: Para pembeli Gelombang Cinta terpaksa
berdesak-desakkan di luar toko. Mereka juga berdesak-desakkan
di dalam toko. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada
pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan koran.
Mereka rela mengantre karena harga Gelombang Cinta di toko
itu sangat murah.

c. Pola Pengembangan Deduksi-Induksi (Campuran)

Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya


terletak di awal dan akhir paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua
kalimat utama. Kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasa yang
dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit penekanan dan variasi.
Contohnya: Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional
(UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari
sebelum ujian. Belajarlah mulai dari sekarang. Belajar akan efektif
kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menjawab kumpulan soal-soal di buku kumpula soal.
Mencocokkannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak
dikuasai dicari di buku. Oleh karena itu, sebaiknya para guru
memberitahukan tips belajar menjelang UAN.

3. Pengembangan Analogi
Analogi menunjukkan ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis
antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Lain halnya dengan
perbandingan dan pertentangan yang memberikan sejumlah
ketidaksamaan antara dua hal. Bila seseorang mengatakan “awan dari
sebuah atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka
perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawa merupakan
sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali
kesamaan bentuknya.

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang


tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum,
untuk menjelaskan hal yang kurang umum. Perhatikan contoh berikut:
“Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih,
serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya,
dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon.

Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan ranting-ranting


yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.
Tetapi harus diingat bahwa antara pencabangan bahasa dan
pencabangan sebatang pohon terdapat suatu perbedaan. Setelah sebuah
bahasa bercabang, maka antara bahasa-bahasa yang baru itu masih
terdapat kontak timbal-balik, masih terjalin pengaruh mempengaruhi
antara kedua bahasa itu. Lain halnya dengan cabang sebuah pohon atau
ranting yang terpisah, ia tidak menghiraukan lagi nasib cabang atau
ranting-ranting lainnya.”

4. Pengembangan Klasifikasi

Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan


pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan
ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan
satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua, memisahkan satuan-
satuan tadi dari kelompok yang lain (Keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraf
melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu.
Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi,
digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan. Contoh
Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi:

Contoh 1: Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat.


Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas,
kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman
tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk
menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi
tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan,
mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar
tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam
mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang
berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem
Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau
keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi,
misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air,
tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau
berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain
sebagainya.

Contoh 2: Dewasa ini ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit tenaga listrik. Sumber-sumber itu selain berupa tenaga air dan,
tenaga matahari, dapat pula berupa tenaga panas bumi dan tenaga nuklir.
Sebagai pembangkit listrik, nuklir telah dimanfaatkan hampir di seluruh dunia.

5. Paragraf sebab akibat

Paragraf sebab akibat adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan


atau embeberkan fakta khusus yang menjadi sebab dan samai pada kesimpulan
yang menjadi akibat. Pengembangan paragraph ini seing menggunakan kata-
kata padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena. Paragraph sebab akibat ini
dikembangkan dengan proses berfikir kausatif. Proses berfikir ini menyatakan
bahwa suatu sebab pasti akan menimbulkan akibat. Sebb menjadi ide pokok
sedangkan akibat menjadi ide penjelas. Contoh paragraph sebab akibat:

Sekarang banyak sekali orang yang tidak sadar akan kebersihan lingkungannya.
Mereka membuang sampah seenaknya sendiri tanpa rasa bersalah. Akibatnya
jika pada musim hujan tiba seperti sekarang ini, terjadi banjir dimana mana.
Banyak orang menyalahkan pemerintah karena berbagai alasan tanpa mereka
sadari kalau banjir itu akibat ulahnya sendiri yang tidak menjaga kebersihan
lingkungannya.

6. Pengembangan Paragraf komparatif dan kontrastif

Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaanya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuanya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang
dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaan untuk
mengembangkan paragraf yang demikian ini dapat disebut dengan model
pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan
cara mencermati dimensi-dimensi perbedaannya dapat disebut dengan
perbandingan kontrastif.

Kesimpulan:

“Pengembangan komparatif melakukan perbadingan dimensi dimensi yang


sama. Sedangkan pengembangan konstrastif melakukan perbandingan”.

7. Klimaks dan Anti-Klimaks

Klimaks yaitu suatu gagasan utama mula-mula yang diperinci dengan sebuah
gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedukdukannya, kemudian
berangsur-angsur disusun dengan sebuh gagasan lain hingga ke gagasan yang
paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-
gagasan bawahan disusun sekian macam sehingga gagasan-gagasan berikutnya
lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya. Contoh:

“Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sejalan dengan


kemajuan tekonologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap
sedang jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-
kira seperti mesin giling yang digerakan oleh uap. Pada waktu tank sedang
menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti
tank. “Keturunan” traktor model tank ini sampai sekarang masih digunakan
orang, yaitu traktor yang pakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Catrepillar. Di samping Caterpillar, Fordpun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang tidak mau
kalah saing dengan dalam bidang ini. Produksi jepang yang khas di Indonesia
terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami
perubahan dari model-model sebelumnya.”

Gagasan utama alinea di atas adalah Bentuk traktor mengalami perkembangan


dari jaman ke jaman yang terdapat pada awal alinea. Kemudian diperinci dalam
empat gagasan bawahan, yaitu; traktor yang dijalankan dengan uap, traktor
yang pakai roda rantai, traktor buatan ford, dan traktor buatan
jepang atau padi traktor. gagasan bawahan pertama didukung oleh dua kalimat,
gagasan bawahan kedua didukung oleh tiga kalimat; sebaliknya gagasan
bawahan ketiga hanya didukung oleh satu kalimat. Sebab itu terasa bahwa
gagasan ini juga kurang jelas. Gagasan bawahan keempat ditunjang oleh dua
kalimat.

Adapun, contoh lain :

Dalam pengembangan komoditas kopi terlihat berbagai instansi yang


menangani kegiatan produksi pengolahan, dan pemasaran. Pelbagai kegiatan
pembinaan dalam pengembangan komoditi kopi harus didasarkan pada suatu
kebijaksanaan komoditas yang konsisten dan terpadu. Kebijaksanaan produksi,
pengolahan lahan, dan pemasaran-pemasaran itu harus secara konsisten dan
terpadu membina peranan komoditas kopi dalam pembangunan nasional.
Demikian pula untuk komoditas pertanian yang lain. Inilah yang disebut
kebijaksanaan komoditas terpadu secara vertikal.

Variasi gagasan dari klimaks adalah anti-klimaks, yaitu menulis mulai dari
suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah
Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan mulai dari suatu gagasan atau tema
yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun
melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah.
Contoh paragraf antiklimaks:
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi
pembangunan pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif.
Pertama, kita memusatkan perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama
di sekeliling mana penduduk pedesaan harus mengorganisasi eksistensinya,
khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah yang berskala
nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi
yang menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku
pribadi maupun selaku anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita
memberi perhatian kepada pemerintah ( birokrasi ) baik sebagai
pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor perubahan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf adalah merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih


tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau definisi paragraf yaitu bagian
yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat, yang
isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama
sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Jenis-Jenis Paragraf:

1. Berdasarkan letak kalimat utama


 Paragraf Deduktif
 Paragraf Induktif
 Paragraf Campuran
2. Berdasarkan Tujuannya
 Paragraf Narasi
 Paragraf Deskripsi
 Paragraf Persuasi
 Paragraf Argumentasi
 Paragraf Eksposisi

Pengembangan Paragraf terdiri atas:

1. Pengembangan Alamiah
2. Pengembangan Deduksi-Induksi
3. Pengembangan Analogi
4. Pengembangan Klasifikasi
5. Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
6. Pengembangan Sebab-Akibat
7. Pengembangan Klimaks-Anti Klimaks
B. Saran

Setelelah mengetahui apa makna paragraf itu dan jenis-jenis dalam paragraf.
Maka jangan lah kita asal-asalan dalam menyusun suatu paragraf, karena
dengan adanya paragraph kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai
dan berakhir. Sekian makalah dari kami mohon maaf apabila dalam makalah ini
masih banyak kekurangan ataupun kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan.2001. Paragraf. Jakarta: Depdiknas

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung Angkasa

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-paragraf.html

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-paragraf.html

http://nainilatifaswardrobe.blogspot.com/2014/11/jenis-dan-pengembangan-
paragraf.html

https://www.inirumahpintar.com/2016/10/jenis-jenis-paragraf-contoh-dan-
pengembangannya.html

Anda mungkin juga menyukai