Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR PARAGRAF

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

AINUL RAHMADANI
DENI SARTIKA
FITRI AYU LESTARI PANDIANGAN
NURADILLAH HSB
KHAIRUNNISA
WIWIK TRI NINGSIH

DOSEN PEMBIMBING:
MIMI ROSADI M.Pd

STIKES INDAH MEDAN


TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah
bertema “Paragraf”
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan begitu banyak bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada siapa saja yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk belajar
mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun
makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya mengharap kritik dan sarannya yang
akan menjadikan makalah ini lebih baik.

Bengkalis, 30 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf...........................................................................................................2
B. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf................................................................................2
C. Struktur Pembentukan Paragraf........................................................................................4
D. Fungsi Paragraf.................................................................................................................4
E. Jenis-Jenis Paragraf...........................................................................................................5
F. Pola Pengembangan Paragraf............................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat
lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1. Apa pengertian paragraf ?
2. Apa syarat-syarat pembentukan paragraf ?
3. Bagaimana struktur pembentuk paragraf ?
4. Apa fungsi dari paragraf ?
5. Apa saja jenis-jenis paragraf ?
6. Bagaimana pola pengembangan paragraf ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu bertujuan untuk memberikan informasi
tentang paragraf yang membahas mengenai syarat-syarat paragraf, fungsi, struktur
pembentuk, jenis dan pola pengembangan paragraf.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas
daripada kalimat. Atau definisi paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan
pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, akan tetapi kalimat yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk
suatu kalimat, dan dapat disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui
kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan singkat.
Paragraf  adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat
pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat
yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat
Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di
kalimat pokok. Atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi / kalimat dengan
pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Dan paragraf memiliki dua syarat yaitu kesatuan (mengacu keterpautan makna
koherensi) dan kepaduan (mengacu keterpautan bentuk kohesi.) paragraf kepaduan memiliki
syarat jika kalimat-kalimat yang membangun paragraf tersebut dirakit secara logis dan diikat
dengan pengait paragraf.

B. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf


1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf
ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh
terdapat unsur–unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok
tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Satu paragraf hanya boleh mengandung
satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan
pokok tersebut.

2
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat– kalimat dalam paragraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi.
2009: 35). Semua kalimat berfokus pada topik dan mencegah masuknya halhal yang tidak
relevan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesatuan dalam
sebuah paragraf itu, kalimatnya harus saling berkaitan yang membentuk satu kesatuan dan
hanya terdapat satu gagasan pokok.
2. Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulanatau tumpukan kalimat yang masing–masing
berdiri sendiriatau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik.
Pembaca dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur,
akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, Kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada
hubungan antara kalimat dengan kalimat (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009: 37).
Kalimat-kalimat dalam paragraf itu sebaiknya memiliki kesesuaian yang dibangun dari
kalimat topik. Kepaduan antar kalimat dalam paragraf itu meliputi dua macam, yaitu
kepaduan bentuk dan kepaduan makna. Kepaduan makna adalah kepaduan informasi yang
disebut koherensi dan kepaduan dibidang bentuk disebut kohesi.Paragraf yang memiliki
kepaduan informasi bersifat kohesi dan kesesuaian di bidang bentuk disebut kohesif. Wacana
yang baik dalam sebuah paragraf apabila memiliki dua kepaduan tersebut, yaitu kohesif dan
koheren (Rohmadi dan Nasucha, 2010: 46).
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat– kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik dan kalimat utama (Nasucha, Rohmadi dan
Wahyudi. 2009: 39). Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak
dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan– pengulangan.
Kelengkapan paragraf ini diperlukan sebab informasi yang disampaikan dapat tuntas,
Untuk itu kalimatkalimat pendukung harus dapat memberikan kejelasan kalimat topik.
Paragraf dapat dikatakan memiliki kelengkapan, jika kalimat topiknya dapat dikembangkan
dengan pendukung yang cukup (Rohmadi dan Nasucha, 2009: 47-48). Istilah cukup adalah
relatif, tetapi yang jelas lebih dari satu dan kurang dari sepuluh. Jika didukung oleh satu

3
kalimat maka pengembangannya kering dan jika sangat banyak maka pembaca cepat bosan
dan sulit menemukan keutuhan informasi
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa syaratsyarat pembentukan
paragraf tersebut ada tiga yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Kesatuan dalam sebuah
paragraf itu, kalimatnya harus saling berkaitan yang membentuk satu kesatuan dan hanya
terdapat satu gagasan pokok. Kepaduan yaitu hubungan antar kalimat yang saling
berhubungan, baik makna maupun bentuknya. Paragraf dikatakan lengkap apabila paragraf
tersebut dijelaskan sampai tuntas dalam mengupas sebuah informasi dalam paragraph

C. Struktur Pembentukan Paragraf


Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat
diklasifikasikan atas dua macam yaitu kalimat topik atau kalimat pokok, dan kalimat penjelas
atau kalimat pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama
paragraf. Ada pun kalimat penjelas atau kalimat pendukung sesuai dengan namanya adalah
kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Berikut adalah ciri-
ciri kalimat topik dan kalimat penjelas:
■ Ciri-ciri kalimat topik
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
■ Ciri-ciri kalimat penjelas
1. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dalam satu paragraf dari segi arti).
2. Arti kalimat baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain.
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.

D. Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih
hidup dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu diperhatikan
mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjembatani penulis dan pembacanya
adapun fungsi dari paragraf itu sendiri seperti yang dikemukakan (Alex, 2011:209) yaitu

4
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan
ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf,
mengganti paragraf berarti mengganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman
bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang
lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel

E. Jenis-Jenis Paragraf
1. Berdasarkan letak dari pikiran utamanya :
a. Paragraf Deduktif merupakan deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya
terletak di awal paragraf. Dan untuk kalimat penjelasnya diletakkan setelah kalimat
utama.
b. Paragraf Induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.
Dan kalimat penjelasnya terletak sebelum kalimat utanya.
c. Paragraf campuran merupakan parakraf yang kalimat utamanya terletak diawal dan di
akhir paragraf. Sedangkan kalimat penjelasnya berada di tengah-tengah paragraf.
2. Berdasarkan jenis ceritanya yakni :
a. Paragraf  Narasi merupakan paragraf yang menceritakan suatu kejadian berdasarkan
urutan waktunya. Paragraf narasi terdiri dari dua jenis yaitu narasi kejadian dan narasi
runtut cerita.
b. Paragraf Eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk  memafarkan,
menyampaikan, juga menerangkan suatu topik kepada orang lain.
c. Paragraf Argumentasi merupakan parafraf yang digunakan untuk menuangkan ide,
gagasan, ataupun, pendapat penulis yang di sertai bukti dan juga fakta.
d. Paragraf persuasi merupakan paragraf yang mempunyai tujuan untuk membujuk orang
lain supaya melakukan suatu yang diinginkan oleh penulisnya.
3. Berdasarkan tujuannya :
a. Paragraf pembuka
Memiliki sifat yang ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan di uraikan.

5
b. Paragraf penghubung
Berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf
ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Paragraf-paragraf penghubung bergatung
pola dari jenis karangannya.
c. Paragraf penutup
Berisi simpulan atau penegasan kembali mengenai hal-hal yang di anggap penting.
4. Berdasarkan isi :
a. Paragraf deskripsi
Ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf
tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya di pakai untuk melakukan sesuatu, Hal,
keadaan, situasi dan cerita.
a. Paragraf proses
Ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, Melipiti
waktu, ruang, klimaks, dan antiklimaks.
b. Paragraf Efektif
Adalah paragraf yan memenuhi ciri paragraf yang baik, Paragrafnya  terdiri atas satu
pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat tumbang,
Harus ada koherensi antar kalimat.

F. Pola Pengembangan Paragraf


Paragraf dapat dikembangkan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi,
contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi (Kurtanto, 2011:194).
1. Cara Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-
ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan
tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh:
Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan dengan mode, tetapi selau berusaha tampil
di depan umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling senang
menggunakan pakaian yang praktis, ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan
margareth thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatife, ia melembutkan gaya
berpakaian dan rambutnya. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke
upacara resmi misalnya ke parlemen.

6
2. Cara Perbandingan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan
seperti dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi,
sedangkan, dan sementara itu.
Contoh:
Seruan “Kiri!” searang penumpang angkot akan turun dari mobil yang
ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti
Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke
kiri. Seperti halnya di Bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “ Kiri” untuk
menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang diserukan yaitu ” Muka”. Sementara
itu, seruan “ Minggir!”, lazim digunakan di daerah Lampung.
3. Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan analogi dilakukan dengan
bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibarat, seperti, dan bagaikan.
Contoh
Dalam penanganan poso kita memang diingatkan bahwa penangannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan.
4. Cara Contoh-Contoh
Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam
mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh:
Selain tipe introver, sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstrover adalah orang-orang
yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat.
Orang yang tergolong ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu, contohnya berhati terbuka,
lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah mempengaruhi, dan mudah
dipengaruhi oleh orang lain.
5. Cara sebab akibat
Pengembangan paragraf dengan cara ini dilakukan jika menerangkan suatu kejadian,
baik dari segi sebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh:

7
Seharusnya Indonesia sudah menerapkan Negara kesejahteraan sejak awal
kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal
membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya,
saat krisis melanda Asia pada 1997-1998. Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi.
6. Cara Definisi
Kata-kata yang digunakan seperti adalah. Yaitu, ialah, merupakan. Kata adalah
biasanya digunakan bila sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu
digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat, ialah
digunakan untuk menjelaskan sinonim suatu hal, sedangkan merupakan dipakai untuk
mendefinisikan pengertian rupa atau wujud.
Contoh:
Apakah psikologi itu? R.S Woodworth berpendapat . “Psikologi ialah ilmu jiwa”,
sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi
dengan dunia sekitarnya”.sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan
perwujudan tingkah laku.
7. Cara klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokkan berdasarkan
ciri-ciri tertentu. Kata-kata yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh:
Penyelidikan tentang temperamen watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala.
Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat
golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada di dalam tubuhnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf adalah kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas
daripada kalimat. Atau definisi paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat, yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan
pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
Syara-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan,
kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu
paragraf/alinea pengembang, paragraf/alinea pembuka, dan paragraf/alinea penutup.
Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam atau
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik atau
kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir
paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh paragraf/alinea.
Banyak sekali jenis paragraf yang dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti letak poko
pikiran utama, tujuan, isis dan jenis ceritanya. Dan dalam pengembangannya dapat digunakan
pola seperti pertentangan, perbandingan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi dan
klasifikasi.

B. Saran
Dalam penulisan ini tentu terjadi banyak kesalahan. Saran dan kritikan tentu akan di
tampung guna untuk meperbaiki kesalahan tersebut. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini belum semua penulis jelaskan dalam pembahasan diatas, masih
terdapat banyak kekurangan dari itu penulis akan menerima segala saran dan masukan yang
membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasan,dkk 2000.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Edisi ketiga.Jakarta:


Balai  pustaka.

Bunda Kasih. 2014.Struktur Paragraf. Link:


https://bundakasih.wordpress.com/2014/05/03/struktur-paragraf/

E. Zaenal Arifin, Penulisan Karangan ilmiah dengan bahasa indonesia yang benar, PT.
Mediatama Sarana Perkasa, jakarta, 1993, hal:94

Prof. DR. Gorys Keraf, komposisi; sebuah pengantar kemahiran bahasa, Nusa indah, Flores
2016, hlm 67

Rohmadi, Muhammad dan Yakub Nasucha. 2010. Paragraf Pengembangan dan


Implementasi. Yogyakarta: Media Perkasa.

10

Anda mungkin juga menyukai