Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN PARAGRAF DITINJAU BERDASARKAN JENISJENISNYA

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 #


Uray Mohammad Fachriansyah
NPM 17110036 - Kelas 5 KA 20
I. PENDAHULUAN
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang
mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana.
Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Kalimat-kalimat
tersebut haruslah dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi paragraf yang
baik, yaitu paragraf yang memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Pendistribusian kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas
haruslah menggunakan cara yang jelas sehingga dapat dirumuskan
strukturnya.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.
Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek
(singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu
gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau
buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk
membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran
pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat
berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan
yang terkandung dalam paragraf itu.
Secara garis besar struktur paragraf (selain paragraf narasi dan deskripsi)
dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:

Kalimat utama pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat-kalimat


penjelas;
Kalimat pada akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-kalimat penjelas;
dan
Kalimat utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan
kalimat-kalimat penjelas.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami
pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau
ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat
topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh Ramlan, (1993)
pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf.
Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang
terpadu yang diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Penggunaan
kalimat topik yang tepat akan memudahkan pembaca membuat ringkasan
dari sebuah karya tulis. Kalimat-kalimat penunjang akan mengembangkan
gagasan yang terdapat dalam kalimat topik. Dalam ringkasan kalimat-kalimat
penunjang ini dapat diabaikan. Oleh karena itu, ada tiga persoalan yang
tercakup di dalamnya, yaitu:
kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat;
kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan bawahan; dan
kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang
teratur.
II. JENIS PENGEMBANGAN PARAGRAF
Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik
dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula
terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar). Kedua,
tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas
dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan
detail-detail/perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata
transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

PERSYARATAN DALAM PENGEMBANGAN PARAGRAF:

Kesatuan
setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi
paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut.
Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah
paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut.
Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu
gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang
terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
Keterpaduan
syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi
atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau
tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri,
tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal
balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya
kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/
mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kelengkapan
syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah
kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimatkalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat
topik/gagasan utama.
JENIS PARAGRAF BERDASARKAN PENGEMBANGAN:
Paragraf deduktif:
Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat
penjelas.
Paragraf induktif:
kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat
penjelas.
JENIS PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN POLA:

Pola Spansial:
Pola spansial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
atas ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri
ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke
belakang, dan sebagainya.
Contoh:
Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi
dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari
luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat
bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang
bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat.
Begitu indah.
Pola Sudut Pandang:
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang
didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu.
Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini
penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis
terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan
sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil
sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan
berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam
tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.
Contoh:
Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing
diatas jalan. Menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia
pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang
lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian
temannya sejajar dengan dia.
Pola Proses:
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau
perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu

atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun


sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh;
penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap
kejadiannya;
penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas
sehingga pembaca dapat melihat seluruh prose dengan jelas.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan
minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu,
tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air
secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut
kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk
membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih
dan berseri-seri.
Pola Sebab Akibat:
Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan
sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan
utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya.
Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama,
sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor
beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah
swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita
mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada
tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras
kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada
tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
Pola Ilustrasi:

Sebuah gagasan yang terlalu umum, memerlukan ilustrasi-ilustrsi


konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrsi tersebut tidak
berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrsi tersebut
dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini
pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang
paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.
Contoh :
Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis
ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih
meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula
perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena
kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95
persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap
produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi
18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector
pertanian merosot dari tahun ke tahun.
JENIS PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN TEKNIK:
Pengembangan Secara Alamiah:
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat
kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh
kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau
waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara
ini tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf
seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.

Pengembangan Secara Logis:


Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu.
Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.
Contoh kalimat paragraf umum-khusus:

Sudah beberapa kali kebijaksanaan itu dipertanyakan bahkan hendak


dipreteli dan diubah. Namun demikian, setiap usaha tersebut selalu
gagal. Betapapun usaha tersebut disiapkan dengan cara yang teliti dan
matang, semua dapat digagalkan. Bukti yang lalu meyakinkan kita
bahwa kebijaksanaan itu benar dan tak dapat dipreteli dan diubah.
JENIS PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN ISI:
Paragraf perbandingan atau pertentangan:
Cara pembandingan merupakan sebuah pengembangna paragraf yang
dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna
memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan atau
mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan
perbedaan antara dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua
hal yang memiliki tingkat yang sama. Dan keduanya memiliki
persamaan dan perbedaan.
Paragraf contoh:
Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung
atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum dapat diletakkan
pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang
dikehendaki oleh penulis.
Paragraf sebab akibat:
Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangna
paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai
gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas,
atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti
dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
Contoh:
Hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah. Sudah beberapa hari ibunya
sakit. Ayahnya yang dinanti-nantikan kedatangannya dari Jakarta
belum tiba juga. Adik-adiknya masih kecil dan tidak ada yang menjaga.
Paragraf klasifikasi:
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan
pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci.
Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya.

Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat


diklasifikasikan menjadi X dan Z.
JENIS PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN METODE
Sudut

Pandang.

Untuk memperkaya sebuah uraian atau berita, kita dapat menguraikan


hasil penyerapan pancaindera kita. Sudut pandang akan memerikan
seseorang, sebuah ruang, suasana, sebuah benda, atau perasaan.
Dengan demikian, kita dapat membangun suasana hati pembaca.
Contoh.

Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa


contoh atau ilustrasi. Contoh itu dapat pula diuraikan dalam sebuah
narasi atau deskripsi yang kuat.
Klimaks

dan Antiklimaks.

Paragraf diawali dengan gagasan bawahan yang tidak terlalu penting,


diikuti oleh kalimat-kalimat yang berangsur-angsur meningkat
kepentingannya. Paragraf diakhiri oleh kalimat yang paling tinggi
tingkat kepentingannya. Secara logis, perkembangan paragraf seperti
ini disebut sebagai pengembangan paragraf yang induktif. Sebaliknya,
pengembangan paragraf yang antiklimaks dibangun oleh kalimatkalimat yang berkurang kepentingannya. Paragraf ini akan diawali oleh
kalimat yang paling tinggi tingkat kepentingannya, diikuti oleh kalimatkalimat yang berangsur-angsur berkurang kepentingannya. Secara
logis, pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai
pengembangan deduktif.
Definisi

Luas.

Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang


abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan
penjelasan. Jenis tulisan dalam paragraf seperti ini adalah eksposisi.
Klasifikasi.

Berbeda dari analisis atau uraian, pengembangan ini berusaha


mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke
dalam satu kategori. Dengan demikian, hubungan di antara berbagai

hal itu menjadi jelas. Paragraf dengan pengembangan klasifikasi ini


juga merupakan jenis tulisan eksposisi.
Perbandingan

dan Pertentangan.

Perbandingan dan pertentangan dapat digunakan secara bersamaan


atau terpisah. Dalam perkembangan paragraf ini, unsur-unsur yang
sama dari dua hal atau lebih diungkapkan dan diuraikan, diikuti dengan
unsur-unsur yang membedakan dua hal atau lebih. al yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perbandingan dan pertentangan itu
dilakukan berdasarkan tolok ukur yang sama.

Analogi.

Dalam pengembangan paragraf analogis, uraian didasarkan pada


kesamaan dari dua hal atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan
secara sistematis untuk menemukan hal-hal yang sama. Hal
dibandingkan dapat berasal dari kategori yang sama atau, bahkan, dari
satu atau beberapa kelas yang berbeda. Jenis tulisan yang digunakan
di sini adalah tulisan eksposisi.
Sebab-Akibat.

Dalam paragraf ini diuraikan hal-hal yang menyebabkan suatu


peristiwa terjadi atau, sebaliknya, diuraikan dahulu sebuah akibat baru
diikuti oleh penyebabnya. Jenis karangan yang digunakan di sini dapat
berupa jenis narasi atau eksposisi.
Proses.

Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu


terjadi atau terwujud. Jadi, dalam pengembangan ini ada urutan dari
tindakan-tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu; atau
urutan suatu peristiwa. Pengembangan paragraf ini juga dapat diisi
dengan kalimat-kalimat yang menguraikan sesuatu ke dalam unsurunsur yang membangunnya agar pembaca dapat lebih mudah
memahami hal itu. Jenis karangan yang digunakan dalam
pengembangan paragraf ini adalah eksposisi.
Umum-Khusus

dan Khusus-Umum.

Kedua cara pengembangan paragraf ini merupakan cara yang paling


umum digunakan. Dalam pengembangan Umum-Khusus, gagasan
utama atau kalimat topik diletakkan di awal paragraf, diikuti oleh
kalimat-kalimat yang mengalndung gagasan bawahan. Secara logis,
pengembangan paragraf seperti ini disebut sebagai pengembangan
deduktif.
Dalam pengembangan Khusus-Umum, gagasan utama diletakkan di
akhir paragraf dengan sebuah kalimat kesimpulan. Paragraf diawali
oleh kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Secara
logis, perkembangan paragraf seperti ini disebut sebagai
pengembangan paragraf yang induktif.
Dapat pula, dilakukan variasi dengan menggabungkan kedua jenis
pengembangan paragraf ini ke dalam sebuah paragraf. Jadi, paragraf
diawali dengan sebuah kalimat topik yang umum diikuti dengan
kalimat-kalimat yang mengandung gagasan bawahan. Kemudian,
paragraf diakhiri dengan sebuah kalimat topik lagi yang bersifat
menyimpulkan. Dengan demikian, secara logis, paragraf
dikembangkan secara deduktif-induktif.
III. PENUTUP
Paragraf berpotensi terdiri atas beberapa kalimat yang secara visual ditandai
dengan indensasi. Pembentukkan paragraf yang baik harus memenuhi
persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Untuk itu, diperlukan
pengembangan paragraf yang baik. Kerangka struktur paragraf
dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-kalimat
penjelas.
Sumber:
http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/pola-pengembangan-paragraf/
http://mahergabayu.blogspot.com/2011/01/paragraf-dan-pengembanganparagraf.html
http://goesprih.blogspot.com/2008/02/paragraf-dan-pengembangannya.html

Anda mungkin juga menyukai