Anda di halaman 1dari 13

KALIMAT EFEKTIF

Oleh :

1. Dewi Kurniawati 201901151


2. Erlita Deltasari 201901186
3. Fredion Wisudana 201901146
4. Muhammad Hisyam 201901175

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
Jl. Raya Jabon Km 6 Mojokerto
Tahun 2019/2020
ABSTRAK

Pembelajaran ini bertujuan untuk menjelaskan dalam penggunaan kalimat efektif. Kalimat tidak
efektif, ambigu sangat mempengaruhi pembentukan komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus di miliki setiap kalimat(subjek dan predikat)
dan memperhatikan ejaan yang di sempurnakan serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat.Tujuan penggunaan kalimat efektif adalah menyampaikan gagasan, informasi perasaan
dari si penulis kepada si pembaca agar tidak terjadi kesalahan dan menyampaikan informasi
secara tepat dari penulis kepada pembaca.

Kata kunci : kalimat efektif, pengaplikasian penggunaan kalimat efektif

Pendahuluan

Bahasa dengan susunan kalimat yang efektif akan mudah di pahami sehingga terjadi proses
pemindahan informasi yang lancer antara pembicara dan pendengar. Kalimat efektif untuk
komunikasi lisan tentu berbeda dengan komunikasi tulis. Susunan kalimat dalam komunikasi
tulis kadang kala tidak efketif apabila digunakan untuk komunikasi lisan. Justru kalimat yang di
gunakan cenderung kaku dan bertele-tele. Untuk itu penghayatan yang mendalam mengenai
penggunaan kalimat yang efketif baik untuk komunikasi lisan maupun tulisan.

Menurut akhadiah (2003:116), kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas yang akan
dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Dengan kata jika suatu kalimat telah dapat
menyampaikan maksud penulis dan pembaca maka kalimat tersebut dapat dikatakan efektif.

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam
kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat
Dalam penulisan kalimat efektif terdapat sebelas pola kesalahan yang harus dihindari agar
kalimat yang ditulis efektif dan dapat dipahami pembaca yaitu penggunaan dua kata yang sama
artinya dalam sebuah kalimat, penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat,
penggunaan imbuhan yang kacau, kalimat yang tidak selesai, penggunaan kata dengan struktur
dan ejaan yang tidak baku, penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana, penggunaan
kata daripada yang tidak tepat, pilihan kata yang tidak tepat, kalimat ambigu yang dapat
menimbulkan salah arti, pengulangan kata yang tidak perlu, dan kata kalau yang dipakai secara
salah.

Pembahasan

Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara
baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang menjadi
patokan kalimat dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang
disempurnakan (EYD)

A. Kesatuan gagasan

Setiap kalimat yang baik harus jelas memperhatikan kesatuan gagasan, mengandung satu
ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan perubahan dari satu gagasan ke satu gagasan
lain yang tidak ada hubungan, atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan disatukan, akan rusak
kesatuan pikiran itu.

Kesatuan gagasan jangan pula diartikan bahwa hanya terdapat satu ide tunggal. Bisa terjadi
bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. Secara praktis sebuah
kesatuan gagasan diwakili oleh subyek,predikat,objek itu dapat berbentuk kesatuan
tunggal,kesatuan gabungan.

Contoh :Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun. (Kesatuan Tunggal) . Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah
berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (Kesatuan Gabungan)
B. Koherensi yang baik dan kompak

Adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.bagaimana hubungan antara subjek dan predikat,
hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap
unsure pokok tadi.Dalam koherensi lebih ditekankan segi struktur, atau interrelasi antara kata-
kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat.

Contoh koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat:
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
(baik)

Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
(tidak baik)

Contoh kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan katakata depan,
kata-kata penghubung, dan sebagainya:

Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan


bagi pola kepribadian yang sedang berkembang. (tanpa bagi)

Contoh pola kesalahan bila menghadapi bentuk-bentuk yang mirip: Membahayakan negara atau
berbahaya bagi negara (benar) Membahayakan bagi negara (salah)

C. Penekanan
Penekanana dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi,pemusatan perhatian pada
salah satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian
pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi penekanan atau penegasan
agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami
adapun cara penekanan kata antara lain:
mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletekkan bagian yang penting di awal
kalimat. Contoh :

1. Harapan kami adalah perencanaan pendidikan gratis segera direncanakan pemerintah


2. Pada kesempatan lain, kita akan membahas masalah ini

Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan member tekanan yang lebih keras
kepada salah satu unsure atau bagian kalimat yang ditegaskan. Contohnya :

a. Fadil membaca komik conan di kamar


b. Fadil membaca komik conan di kamar
c. Fadil membaca komik conan di kamar
d. Fadil membaca komik conan di kamar

Apabila tekanan diberikan pada kata fadil maka kalimat itu berarti yang membaca komik conan
di kamar adalah fadil, bukan orang lain. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka
kalimat itu berarti yang dilakukan fadil di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain. Apabila
tekanan di berikan pada kata komik conan maka kalimat itu berarti buku yang dibaca fadil di
kamar adalah komik conan, bukan buku atau komik lain. Apabila tekanan diberikan pada kata di
kamar maka kalimat itu berarti tempat fadil membaca komik conan adalah di kamar, bukan di
tempat lain.

D. Variasi

Upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari
kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadaptekskarangan ilmiah.  Fungsi  utama
kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi
pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis
kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah.
Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-
hal berikut.
1. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai
dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
2. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
3. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seruan.
4. Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
5. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
6. Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
7. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan
tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
8. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai
mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.

Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.


a) Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru,
suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
b) Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak dibangun pelabuhan samudera.
Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup
banyak mengendorkan semangat kalau  melihat keadaan di Indonesia belahan Timur
meskipun fasulitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun. (Variasi kalimat
dengan kata berawalan me- dan berawalan di-

E. Pararelisme

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat, baik dari segi kategorinya maupun imbuhan yang digunakan.
Maksudnya, kalau bentuk pertama merupakan nomina, maka kategori kata yang sederajat juga
nomina. Kalau bentuk pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga, dan seterusnya juga
verba. Lebih khusus lagi, kalau bentuk pertama merupakan kata berawalan meng-, maka kata
kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata berawalan meng-. Perhatikan contoh berikut!
1. Harga minyak  dibekukan atau kenaikan secara luwes.
2. Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas adalah predikat. Namun kedua kata
yang sejenis tersebut tidak paralel. Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--kan,
sedang kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an. Kedua kata itu seharusnya paralel.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut

1. Harga minyak  dibekukan atau dinaikkan secara luwes.


Perhatikan pula kalimat berikut ini!
2. Tahap terahir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
3. Kata bergaris bawah yang merupakan bagian dari predikat pada kalimat di atas tidak
paralel. Kata bergaris pertama dan ketiga adalah nomina berafiks peng--an sedang kata
berafiks kedua adalah verba berafiks meng-. Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan
mengubah kata bergaris bawah kedua menjadi nomina berimbuhan peng--an seperti
berikut ini.
Tahap terahir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

F. Penalaran atau logika

Penalaran (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar)
dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah
proses berpikir logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalran tidak akan
tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur
berpikirlah yang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami
dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah.
Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi
kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan
antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.

1. Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian- bagian  kalimat 


dalam  kalimat   majemuk  setara. Hubungan  logis koordinatif ini ditandai dengan
konjungsi dan, serta, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
2. Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian
kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.

Hubungan penambahan      :    baik….maupun, tidak hanya..., tetapijuga……..


Hubungan perlawanan          :    tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan 
Hubungan pemilihan            :    apakah….,  atau…..,  entah….entah…… 
Hubungan akibat                  :    demikian…..sehingga,  sedemikian rupa……sehingga 
Hubungan penegasan           :    jangankan…..,…..pun…..

3. Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara


induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat)
cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-
konjungsi berikut.
(a)  Hubungan waktu                    : ketika,setelah, sebelum,
(b)  Hubungan  syarat                   : jika,, kalau, jikalau,
(c)  Hubungan pengandaian          : seandainya andaikan,andai kata,
(d)  Hubungan     tujuan                : untuk, agar,supaya,
(e)  Hubungan perlawanan           : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f)  Hubungan pembandiungan    : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g)  Hubungan sebab                    : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h)  Hubunganhasil/akibat            : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i)   Hubungan alat                        : dengan, tanpa
(j)  Hubungan cara                        : dengan, tanpa,
(k)   Hubungan  pelengkap            : bahwa, untuk, apakah,
(l)  Hubungan keterangan             : yang,
(m) Hubungan perbandingan       : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari

Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)


1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah MPKT dalam
pendidikan  (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan 
(BENAR)
2) Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-
hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.(BENAR)

lampiran

 Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

Berikut ini contoh-contoh dari kalimat efektif dan tidak efektif

• Diana anak tercantik di kesejahteraan (kalimat efektif)

Diana anak paling tercantik di peternakan (kalimat tidak efektif)

• Semut adalah serangga berkaki enam. (kalimat efektif)

Semut merupakan serangga berkaki enam. (kalimat tidak efektif)

• Nezha belajar untuk ujian. (kalimat efektif)

Nezha belajar demi untuk ujian. (kalimat tidak efektif)

• Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa. (kalimat efektif)

Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa-siswa. (kalimat tidak efektif)


• Warga dusun karang saling membantu mengatasi bencana. (kalimat efektif)

Warga dusun karang saling membantu mengatasi bencana. (kalimat tidak efektif)

• Anak-anak harus berhati-hati jika melewati sungai. (kalimat efektif)

Anak-anak perlu hati-hati jika melewati sungai. (kalimat tidak efektif)

• Seluruh siswa SMA 3 Karangrejo diliburkan. (kalimat efektif)

Baik siswa kelas 1, kelas 2 maupun kelas 3 SMA 3 Karangrejo diliburkan. (kalimat tidak
efektif)

• Karena harga bbm naik, pengendara motor memilih naik angkot. (kalimat efektif)

Karena harga bbm naik maka pengendara motor memilih naik angkot. (kalimat tidak
efektif)

• Baik mahasiswa baru atau pelajar lama yang memberlakukan peraturan yang sama. ktif)

Seluruh siswa membutuhkan peraturan yang sama. (kalimat efektif)

• Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat yang dihabiskan. (kalimat tidak
efektif)

Karena harga terus melambung tinggi, rakyatlah yang menderita. (kalimat efektif)

• Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan
dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif)

Kunjana (2009) menyatakan konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif)

• Menurut Kunjana, konteks di dalam bahasa tidak dapat disamakan dengan konteks
dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)

Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak
efektif)
• Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)

Merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat
tidak efektif)

• Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat efektif)

Berbagai penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak efektif)

• Kita harus menyelesaikan berbagai penelitian. (kalimat efektif)

Setiap hari Jum'at selalu berpramuka. (kalimat tidak efektif)

• Setiap hari Jum'at anak-anak selalu berpramuka. (kalimat efektif)

Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat tidak efektif)

• Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek. (kalimat efektif)

Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)
Penutup

Berdasarkan pembahasan yang tertulis di atas,kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.Ada baiknya seorang penulis atau pembicara lebih mengedepankan
penggunaan kalimat efektif ini, agar para pembaca atau pendengar dapat memahami apa yang
ditulis dan disampaikan. Ini ditujukan agar sewaktu menulis atau berbicara tidak akan terjadi
kesalahan yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka

Keraf,Gorys,1998. Komposisi , Ende: Nusa Indah

Kosasih, E, 2014. Dasar-Dasar KeterampilanMenulis. Bandung: YramaWidya

Sriwijono, Alexander, dkk. 2009. Talk In Points. Jakarta: Gramedia

Suparno , dkk.2012, PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

Tarigan, Henry Guntur, 2008. MembacaSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung:


Angkasa

Kelasbindonesia,ciri-ciri,klaimatefektif,dancontoh,2015

Anda mungkin juga menyukai