Oleh :
Pembelajaran ini bertujuan untuk menjelaskan dalam penggunaan kalimat efektif. Kalimat tidak
efektif, ambigu sangat mempengaruhi pembentukan komunikasi antara pembicara dan
pendengar. Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah
yang berlaku seperti unsur-unsur penting yang harus di miliki setiap kalimat(subjek dan predikat)
dan memperhatikan ejaan yang di sempurnakan serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat.Tujuan penggunaan kalimat efektif adalah menyampaikan gagasan, informasi perasaan
dari si penulis kepada si pembaca agar tidak terjadi kesalahan dan menyampaikan informasi
secara tepat dari penulis kepada pembaca.
Pendahuluan
Bahasa dengan susunan kalimat yang efektif akan mudah di pahami sehingga terjadi proses
pemindahan informasi yang lancer antara pembicara dan pendengar. Kalimat efektif untuk
komunikasi lisan tentu berbeda dengan komunikasi tulis. Susunan kalimat dalam komunikasi
tulis kadang kala tidak efketif apabila digunakan untuk komunikasi lisan. Justru kalimat yang di
gunakan cenderung kaku dan bertele-tele. Untuk itu penghayatan yang mendalam mengenai
penggunaan kalimat yang efketif baik untuk komunikasi lisan maupun tulisan.
Menurut akhadiah (2003:116), kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas yang akan
dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Dengan kata jika suatu kalimat telah dapat
menyampaikan maksud penulis dan pembaca maka kalimat tersebut dapat dikatakan efektif.
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam
kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat
Dalam penulisan kalimat efektif terdapat sebelas pola kesalahan yang harus dihindari agar
kalimat yang ditulis efektif dan dapat dipahami pembaca yaitu penggunaan dua kata yang sama
artinya dalam sebuah kalimat, penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat,
penggunaan imbuhan yang kacau, kalimat yang tidak selesai, penggunaan kata dengan struktur
dan ejaan yang tidak baku, penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana, penggunaan
kata daripada yang tidak tepat, pilihan kata yang tidak tepat, kalimat ambigu yang dapat
menimbulkan salah arti, pengulangan kata yang tidak perlu, dan kata kalau yang dipakai secara
salah.
Pembahasan
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara
baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang menjadi
patokan kalimat dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang
disempurnakan (EYD)
A. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperhatikan kesatuan gagasan, mengandung satu
ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan perubahan dari satu gagasan ke satu gagasan
lain yang tidak ada hubungan, atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan disatukan, akan rusak
kesatuan pikiran itu.
Kesatuan gagasan jangan pula diartikan bahwa hanya terdapat satu ide tunggal. Bisa terjadi
bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. Secara praktis sebuah
kesatuan gagasan diwakili oleh subyek,predikat,objek itu dapat berbentuk kesatuan
tunggal,kesatuan gabungan.
Contoh :Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun. (Kesatuan Tunggal) . Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah
berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu. (Kesatuan Gabungan)
B. Koherensi yang baik dan kompak
Adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.bagaimana hubungan antara subjek dan predikat,
hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap
unsure pokok tadi.Dalam koherensi lebih ditekankan segi struktur, atau interrelasi antara kata-
kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat.
Contoh koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat:
Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
(baik)
Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.
(tidak baik)
Contoh kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan katakata depan,
kata-kata penghubung, dan sebagainya:
Contoh pola kesalahan bila menghadapi bentuk-bentuk yang mirip: Membahayakan negara atau
berbahaya bagi negara (benar) Membahayakan bagi negara (salah)
C. Penekanan
Penekanana dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi,pemusatan perhatian pada
salah satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian
pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi penekanan atau penegasan
agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami
adapun cara penekanan kata antara lain:
mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletekkan bagian yang penting di awal
kalimat. Contoh :
Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan member tekanan yang lebih keras
kepada salah satu unsure atau bagian kalimat yang ditegaskan. Contohnya :
Apabila tekanan diberikan pada kata fadil maka kalimat itu berarti yang membaca komik conan
di kamar adalah fadil, bukan orang lain. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka
kalimat itu berarti yang dilakukan fadil di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain. Apabila
tekanan di berikan pada kata komik conan maka kalimat itu berarti buku yang dibaca fadil di
kamar adalah komik conan, bukan buku atau komik lain. Apabila tekanan diberikan pada kata di
kamar maka kalimat itu berarti tempat fadil membaca komik conan adalah di kamar, bukan di
tempat lain.
D. Variasi
Upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari
kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadaptekskarangan ilmiah. Fungsi utama
kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi
pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis
kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah.
Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-
hal berikut.
1. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat dapat dimulai
dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
2. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
3. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seruan.
4. Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
5. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
6. Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
7. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan
tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
8. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai
mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
E. Pararelisme
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat, baik dari segi kategorinya maupun imbuhan yang digunakan.
Maksudnya, kalau bentuk pertama merupakan nomina, maka kategori kata yang sederajat juga
nomina. Kalau bentuk pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga, dan seterusnya juga
verba. Lebih khusus lagi, kalau bentuk pertama merupakan kata berawalan meng-, maka kata
kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata berawalan meng-. Perhatikan contoh berikut!
1. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
2. Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas adalah predikat. Namun kedua kata
yang sejenis tersebut tidak paralel. Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--kan,
sedang kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an. Kedua kata itu seharusnya paralel.
Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut
Penalaran (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar)
dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah
proses berpikir logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalran tidak akan
tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur
berpikirlah yang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami
dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah.
Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi
kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan
antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
lampiran
Warga dusun karang saling membantu mengatasi bencana. (kalimat tidak efektif)
Baik siswa kelas 1, kelas 2 maupun kelas 3 SMA 3 Karangrejo diliburkan. (kalimat tidak
efektif)
• Karena harga bbm naik, pengendara motor memilih naik angkot. (kalimat efektif)
Karena harga bbm naik maka pengendara motor memilih naik angkot. (kalimat tidak
efektif)
• Baik mahasiswa baru atau pelajar lama yang memberlakukan peraturan yang sama. ktif)
• Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat yang dihabiskan. (kalimat tidak
efektif)
Karena harga terus melambung tinggi, rakyatlah yang menderita. (kalimat efektif)
• Menurut Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan
dengan konteks dalam pragmatik (2009). (kalimat tidak efektif)
Kunjana (2009) menyatakan konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
konteks dalam pragmatik. (kalimat efektif)
• Menurut Kunjana, konteks di dalam bahasa tidak dapat disamakan dengan konteks
dalam pragmatik (2009). (kalimat efektif)
Dengan penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi warga. (kalimat tidak
efektif)
• Penelitian ini akan memberi banyak manfaat bagi warga. (kalimat efektif)
Merupakan tugas peneliti untuk menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat
tidak efektif)
• Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data. (kalimat efektif)
Berbagai penelitian harus dapat diselesaikan oleh kita. (kalimat tidak efektif)
Sesampainya di rumah nenek langsung berkebun dengan kakek. (kalimat tidak efektif)
• Sesampainya di rumah nenek, Riko langsung berkebun dengan kakek. (kalimat efektif)
Pada siang ini merupakan siang yang cerah. (kalimat tidak efektif)
Penutup
Berdasarkan pembahasan yang tertulis di atas,kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh
penulis atau pembicaranya.Ada baiknya seorang penulis atau pembicara lebih mengedepankan
penggunaan kalimat efektif ini, agar para pembaca atau pendengar dapat memahami apa yang
ditulis dan disampaikan. Ini ditujukan agar sewaktu menulis atau berbicara tidak akan terjadi
kesalahan yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
Kelasbindonesia,ciri-ciri,klaimatefektif,dancontoh,2015